Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuswardi Azwar
Abstrak :
Angka kematian ibu bersalin di Indonesia masih tetap tinggi. Secara umum, diterima batasan estimasi tingkat kematian ibu bersalin sekitar 400/100.000 kelahiran hidup. Di Indonesia sekitar. 19.000 wanita meninggal setiap tahunnya karena komplikasi kehamilan, aborsi dan persalinan, itu berarti bahwa setiap harinya akan meninggal sebanyak 52 wanita. Banyak faktor sebagai penyebab kematian ibu bersalin baik penyebab langsung yang sering dikaji yaitu trias klasik (perdarahan, preeklamsia/eklamsia dan infeksi) maupun penyebab tidak langsung yang diakibatkan karena keterlambatan penanganan dan pengambil keputusan mulai di tingkat rumah tangga sampai di pelayanan kesehatan modern. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui faktor-faktor tidak langsung yang menyebabkan kematian ibu bersalin. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dikatagorikan sebagai deskriptif - interpretatif. Pada proses penelitian ini data-data yang dikumpulkan berdasarkan informasi yang diperoleh langsung dengan wawancara dan observasi dari para saksi atas kematian ibu bersalin yang terdiri dan suami, ibu kandung/mertua, saudara lainnya, bidan, dukun bayi, dokter atau saksi lainnya yang mengetahui perihal kematian ibu. Setiap kasus rata-rata akan diperoleh sekitar 6-8 saksi, sehingga dengan jumlah 12 kasus yang ditelusur diperoleh sekitar 76 saksi. Studi ini berangkat dan kerangka analisis yang digunakan oleh Thaddeus dan Maine yang mengajukan adanya tiga proses keterlambatan dalam pencarian pengobatan. Dari hasil yang diperoleh di wilayah studi dapat disimpulkan bahwa keterlambatan dalam penanganan dan pengambil keputusan banyak terjadi pada fase satu. Hal ini banyak disebabkan karena masih kentalnya praktek-praktek tradisional dalam perawatan kehamilan, persalinan dan paska persalinan, terbatasnya pengetahuan ibu akan kehamilan, adanya keengganan untuk mencari pelayanan kesehatan modern sehingga ibu lebih menyukai untuk mencari pelayanan alternatif dengan memanfaatkan jasa dukun bayi, masih banyaknya anggapan bahwa kehamilan adalah urusan wanita (status wanita). Sedangkan dengan adanya sebaran fasilitas kesehatan yang cukup banyak ditambah dengan sarana dan prasarana transportasi yang cukup memadai seharusnya fasilitas kesehatan modern dapat dimanfaatkan lebih optimal. Masih belum baiknya sistim rujukan pasien yang dilakukan oleh petugas kesehatan disamping masih terlihat kurang memadainya kesiapan tenaga kesehatan yang ada serta ketiadaan sarana untuk penanganan, kasus kehamilan dan persalinan. Berdasarkan hasil temuan penelitian maka disarankan untuk sasaran intervensi kesehatan ibu hamil diperluas kepada suami dan anggota keluarga lainnya. Perlu pula keterlibatan perangkat desa untuk mengumpulkan data-data ibu hamil serta membantu untuk mengubah kebiasaan-kebiasaan dan praktek-praktek tradisional. Untuk lebih mengefektifkan peran bidan sekaligus meningkatkan pengetahuan medis dukun bayi, perlu adanya insentif (reward) bagi dukun bayi yang setiap kali melakukan pertolongan persalinan meminta didampingi bidan desa. Perlu dilakukan secara berkala pelatihan terhadap tenaga kesehatan. Samna langkah yang dilakukan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil hendaknya diikuti dengan sistim pengawasan yang berkesinambungan.
Maternal Mortality Rate in Indonesia was still high. Generally, it was accepted that the estimation limit of maternal mortality rate is about 400/100.000 living birth. In Indonesia, it is approximately 19.000 women died every year because of pregnancy complication, abortion and delivery, it means that every day there are 52 women die. Many factors as the causes of maternal mortality (death) both direct causes which are frequently studied namely classical tried (hemorrhaging, preeklamsia/eklamsia and infection) and indirect causes which are caused because of lateness in handling and decision maker beginning from house hold level until modern health service level. The aim of this study is to understand indirect causal factors caused maternal mortality (death). This study use a qualitative method categorized as descriptive - interpretative. In this study process, data are collected based on information which are obtained directly by conducting interview and observation witnesses for maternal mortality (death) consisted of husband, mother/mother in law, other relatives, midwife, birth attendant, doctor or other witnesses who knew about maternal mortality (death). Every case has 6 - 8 witnesses on average, so with 12 cases investigated there are about 76 witnesses. This study has a starting point from analysis frame used by Thaddeus and Maine who proposed there were three processes in medical seeking lateness. From the result obtained in study area, it can be concluded that lateness in handling and decision maker mostly happened in phase one. This matter is mostly caused because the traditional practices are still dominant in pregnancy care, delivery and post delivery, the mother knowledge about pregnancy is limited, there is reluctance to seek modern health care so mother likes to seek alternative care by using birth attendant services, there is assumption that pregnancy is women business (women status). Whereas many health facilities which are scattered adding by availability of transportation means and infrastructure, modem health care should be used more optimum. Patient referral system conducted by health providers is still poor, besides their readiness has not been improved and lack of means in handling pregnancy and delivery case. Based on the study findings, it is suggested that health intervention target should be extended from pregnant mother to her husband and other relatives. It is necessary to involve village apparatus in collecting data of pregnant mother and helping to change habits and traditional practices. To make the role of midwife more effective and to improve the medical knowledge of birth attendant, it is necessary an incentive (reward) for birth attendant, every time he/she helps delivery, he/she asks for help midwife. It is necessary to conduct a periodical training to the health providers. Every step conducted to improve health care especially health care to pregnant mother, it should be followed by a sustainable controlling system.
Depok: Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Suharsa
Abstrak :
Walau pelaksanaan program Keluarga Berencana (KB) telah banyak menunjukkan pencapaian positif namun dari sisi kesehatan masih menyisakan masalah tinggginya angka kematian bayi (Infant Mortality Rate atau IMR) jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya seperti Thailand, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam dan Singapura. Laporan BPS juga menyebutkan bahwa angka kematian ibu (Maternal Mortality Rate atau MMR) hasil SDKI 2007 untuk periode 1994 - 2007 masih sulit untuk disimpulkan apakah telah terjadi penurunan kematian maternal di Indonesia selama 10 - 15 tahun terakhir. Sementara itu, WHO telah merekomendasikan bahwa jarak kehamilan setelah kelahiran hidup sebaiknya berjarak sekurang-kurangnya 24 bulan agar dapat mengurangi risiko maternal, perinatal dan infant yang bersifat merugikan. Sehingga perlu dilihat faktor apa saja dan kelompok wanita seperti apa yang berisiko memiliki interval birth-to-pregnancy yang jauh lebih pendek sehingga dapat diambil tindakan dan kebijakan untuk mengurangi dampak yang merugikan tersebut yang selanjutnya dapat menekan angka IMR dan MMR di Indonesia. Untuk menjawab permasalahan dan mencapai tujuan dalam tesis ini digunakan metode survival analysis menggunakan proportional hazard model atau yang dikenal juga sebagai Regresi Cox. Dalam penelitian ini digunakan variabel urutan kelahiran sebagai strata untuk menangani adanya repeated events pada individu yang sama. Sedangkan data yang digunakan adalah data SDKI 2007 yaitu data kalender untuk memperoleh informasi birth-to-interval dan data individu pada kuesioner wanita kawin umur 15 - 49 tahun. Pada hasil analisa deskripsi terlihat bahwa 49,55 persen interval birth-to- interval pada responden yang diamati benda pada interval kurang dari 24 bulan dan hampir 80 persen diantaranya didorong oleh kematian anak sebelumnya. Panjang interval birth-to-pregnancy ternyata sangat dipengaruhi juga oleh lamanya menyusui paska kelahiran hidup terutama pada mereka yang menyusui hingga 24 bulan atau lebih. Berdasarkan berbagai model yang diajukan temyata masih terdapat pengaruh langsung dari variabel sosial-ekonomi walaupun telah memperhitungkan variabel proximate determinants. Adapun urutan tiga variabel yang paling berpengaruh pada hampir seluruhh model adalah interaksi antara penggunaan alokon dan pendidikan yang ditamatkan, lamanya menyusui dan kelangsungan hidup anak sebelumnya. Sedangkan pada paska kelahiran anak pertama, variabel kelangsungan hidup anak lebih dominan dibanding lamanya menyusui. ......Although the implementation of Familv Planning program in Indonesia has shown to many positive results but in health perspective still remaining some problems where the Infant Mortality Rate( IMR) still higher than another ASEAN countries as Thailand Wetnam, Malaysia Brunei Darussalam and Singapore. CBS of Indonesia reported that the Maternal Mortality Rate (MMR) as result of IDHS 2007 for 1994 - 2007 period still hard to say that there is a declining of maternal mortality in Indonesia in last 10 - 15 years. Meanwhile, WHO has recommended that interval to attempting next pregnancy aper a live birth at least 24 months in order to reduce the risk of adverse maternal, perinatal and infant outcomes. We should know what factors and which women have risks' to have shorter birth-to-pregnancy intervals so we could take a right decision to reduce that adverse efject and at the end we could reduce the [MR and MMR The survival anabisis method that used in this thesis is proportional hazard model or Cox Regression. The birth order variable was use as strata variable to handle the problem because the present of repeated events in birth-to-pregnancy intervals for some individual object. This thesis is use IDHS 2007 calendar data to obtain birth-to-pregnancy intervals and other information from married women questionnair. By descriptive, there are 49,55 percent of birth-to-pregnancy intervals less than 24 months and almost 80 percent of them influence by the death of index child The length of birth-to-pregnancy intervals is ajected by breasweding duration especially jbr them who breastfed until 24 months or longer after a IW birth. One ofthe conclusion has found that there are direct effects ji-om socio- economic variables although the proximate determinant variables are included to the models. The most influential variables that ajected the length of birth-to- pregnancy interval are interaction of contraception using and education attainment breastfeeding duration, and survival of index child. Otherwise in the after first live birth model, the survival of index child is more influential than breasyeeding duration.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T34007
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library