Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 85 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nur Asniati Djaali
Abstrak :
Salah satu penyebab utama tingginya angka kematian bayi adalah masalah berat badan lahir di bawah 2500 gram (Berat Badan Lahir Rendah atau BBLR). Berdasarkan data dari Statistik Rumah Sakit Indonesia tahun 2005, sebanyak 40,7% kematian bayi terbanyak disebabkan oleh berat badan lahir yang rendah, pertumbuhan janin yang lambat, malnutrisi janin, dan gangguan yang berhubugan dengan kecukupan masa kehamilan. Berdasarkan data dari sampel penelitian, angka BBLR di RSUD Pasar Rebo pada tahun 2007 mencapai 8,7%. Pada beberapa penelitian menyebutkan bahwa karakteristik ibu hamil sangat mempengaruhi berat badan bayi yang dilahirkan, seperti umur, paritas, tingkat pendidikan, kunjungan kehamilan, usia kehamilan dan yang lainnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi lahir yang dilihat melalui data rekam medis RSUD Pasar Rebo tahun 2007, dan juga untuk melihat faktor apa saja yang paling berperan dalam penentuan berat badan bayi Iahir. Beberapa variabel yang diduga mempengaruhi berat badan bayi lahir yaitu usia ibu, tingkat pendidikan ibu, paritas, usia kehamilan, kenaikan berat badan ibu selama hamil, dan kelengkapan kunjungan antenatal. Desain studi yang digunakan adalah kroseksional dengan menggunakan data retrospektif pada rekam medis rumah sakit. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan di RSUD Pasar Rebo pada tahun 2007, dan memiliki register atau data lengkap mengenai variabel yang diteliti, termasuk berat badan bayi pada waktu lahir, serta minimal melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester pertama. Sedangkan sampel diperoleh dengan teknik simple random sampling, dan besar jumlah sampel dihitung menggunakan rumus sample size uji hipotesis koefisien korelasi dengan variabel kontinyu/numerik. Hasil analisis dan pengolahan data menunjukkan berat badan bayi lahir berdistribusi normal dengan rata-rata berat badan bayi lahir sebesar 3126,6 gram dan standar deviasi sebesar 453,655 gram. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat pendidikan, usia kehamilan, dan kenaikan berat badan ibu selama hamil berhubungan signifikan dengan berat badan bayi lahir. Berdasarkan hasil analisis regresi linier ganda, didapatkan bahwa ketiga variabel tersebut memiliki kontribusi untuk penentuan berat badan bayi lahir, dan tingkat pendidikan yang kontribusinya paling besar. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi berat badan bayi lahir dengan menggunakan metode analisis yang lain mengingat angka kontribusi yang ditunjukkan relatif kecil yaitu sekitar 16%. ......One of the main causes of high baby mortality rate is birth weight under 2500 gram (low birth weight / LBW). Based on data from Indonesian Hospital Statistics in 2005, as much as 40,7% baby’s death is caused by low birth weight, intrauterine growth restriction, fetal malnutrition, and problems related with term of pregnancy. Based on data from sample, LBW in RSUD Pasar Rebo in 2007 reached 8,7%. Some research concluded characteristics of mother that influence baby birth weight, i.e. age, parity, education level, ante natal care visit, term of pregnancy, and many more. The aim of this research is to know the factors that influence baby birth weight which observed from medical record in RSUD Pasar Rebo in 2007, and to see which factor that influence the most in predicting baby birth weight. Some variables which suspected in influencing baby birth weight are maternal age, maternal education level, parity, term of pregnancy, weight-gained during pregnancy, and accomplishment of antenatal care visit. The design of this study is cross-sectional by using retrospective data in hospital medical record. The population of this study is all mothers who gave birth in RSUD Pasar Rebo in 2007, and have complete registration and data in variables that observed, including baby birth weight, and at least did antenatal care visit in the first trimester. Samples are obtained by simple random sampling, and the amount of samples are measured using correlation coeficient hypothesis testing sample size f0l'l"l1l.ll3 with continuous / numerical variable. Data processing and analysis showed that baby birth weight are distributed normally with mean 3126.6 gram and 453.655 gram standard deviation. The analysis showed that education level, term of pregnancy, and weight-gained during pregnancy is significantly related with baby birth weight. Based on double linear regretion analysis, those three variables have contribution in predicting baby birth weight, and education level contribute the most. The result of this study about factors that influence baby birth weight is expected to be developed further with other analysis method, with consideration that the contribution level is relatively small, i.e. approximately 16%.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
T33966
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ichwanuddin
Abstrak :
Kurang Energi Protein (KEP) merupakan masalah gizi utama di Indonesia. Menurut Morley, D (1994), KEP terdiri dari kegagalan pertumbuhan, marasmus dan Kwashiorkor. KEP saat ini sering terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Keadaan ini bila dilihat masa Ialunya berasal dari kehidupan awal dalam janin sampai terjadinya bayi dengan BBLR, dan seringkali juga diakibatkan oleh pertumbuhan yang tidak adekuat pada 6 bulan pertama dalam kehidupannya. Rancangan studi ini adalah Kohort Prospektif dengan menggunakan data sekunder. Data berasal dari penelitian dengan judul "The Implementation of Risk Approach On Pregnancy Outcome by Traditional Birth Attendant - yang dilakukan oleh WHO Collaborating Center for Perinatal Care, Maternal and Child Health dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Studi ini mempelajari risiko BBLR terhadap kejadian KEP bayi usia 3 bulan sampai 12 bulan. Analisisnya menggunakan Stratifikasi dan Pemodelan. Data yang dikumpulkan selama 28 bulan (Oktober 1987 sampai Januari 1990) dan diikuti pertumbuhan bayinya sejak kelahiran sampai 12 bulan. Hasil studi menunjukkan bahwa dari 3.615 bayi yang diteliti, 425 (11,8%) dengan kelahiran BBLR. Prevalensi KEP berkisar 2%-24,1% (3-12 bulan). Risiko BBLR terhadap kejadian KEP menunjukkan hasil yang signifikan (p<0,05), masing-masing pada usia 3 bulan`(RR=8,43; 95% CI=5,37-13,25), 6 bulan (RR=5,93; 95% CI=4,41-7,99), 9 bulan (RR=2,72; 95% CI=2,29-3,22), dan 12 bulan (RR=2,16; 95% CI=1,90-2,46). Analisis stratifikasi faktor-faktor ibu (umur, pendidikan, pekerjaan, layanan antenatal dan jumlah kehamilan) dan faktor-faktor bayi (lama kehamilan dan jenis kelamin) dilihat interaksinya dengan BBLR terhadap kejadian KEP, hasilnya menunjukkan bahwa tidak satupun faktor-faktor tersebut berinterakasi dengan BBLR (Uji homogenitas : p>0,05). Pemodelan dengan Regressi Logistik Berganda untuk estimasi probabilitas KEP menunjukkan P(KEP 3 bulan) = 9,02% (riwayat BBLR dan layanan antenatal buruk), P(KEP 6 bulan) = 89,8% (riwayat KEP, BBLR dan tidak diberi ASI), P(KEP 9 bulan) = 70,8% (riwayat KEP, BBLR dan tidak diberi ASI) dan P(KEP 12 bulan) = 87,9% (riwayat KEP). Oleh karena itu studi ini menyarankan perlu dan pentingnya pemberian ASI, asupan makanan yang adekuat dan imunisasi lebih dipentingkan pada anak-anak yang menderita KEP.
Protein Energy Malnutrition (PEM) is a major nutrition problem in Indonesia. According to Morley, D (1994); PEM comprises growth failure, marasmus and Kwashiorkor. PEM present most ?frequently between the ages of 6 months and 5 years, however, its origins go back to early fetal life, to Low Birth Weight (LBW), and sometimes to inadequate growth in the first 6 months of life. This study design was Cohort Prospective by secondary data analysis. Its taken from ?The Implementation of Risk Approach On Pregnancy Outcome by Traditional Birth Attendant? by WHO Collaborating Center for Perinatal Care, Maternal and Child Health, and Faculty of Medicine University of Padjadjaran Bandung. This Study assessed the association between LBW risk and PEM the ages of 3 months to 12 months. The Analysis used Stratified and Modelling. Data were collected over a periode of 28 months (October 1987 to January 1990) and followed up until 1989-1991. The Study showed that from 3.615 infants, 425 (11,8%) of them were LBW. The prevalence of PEM between 2%-24,1O% (3-12 months). LBW risk was significantly associated in univariate analysis with low weight for age (PEM), 3 months (RR=8,43; 95% CI=5,37-13,25), 6 months (RR=5,93; 95% CI=4,41-7,99), 9 months (RR=2,72; 95% CI=2,29-3,22), 12 months (RR=2,16; 95% CI=1,90-2,46). Stratilied Analysis showed that no one of mothers?s factors (age, education, occupation, antenatal care and number of pregnancies) contribute to association between LBW and PEM ages 3 months. The Modelling by Multiple Logistic Regression Model to estimated probability PEM ages 3 months showed that only 9,02% with LBW history and bad antenatal care, meanwhile for ages 6 and 9 months, the estimated probability PEM was 89,8% and 70,8% with PEM history, LBW and lack of breastfeeding. The estimated probability PEM was 87,9% for ages 12 months with PEM history. Therefore this study suggest that breastfeeding, adequate food intake and immunization should give emphasis to children with PEM.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T3125
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifa Fauzia
Abstrak :
Skripsi ini membahas mengenai status gizi ibu sebelum maupun selama kehamilan; karakteristik sosiodemografi ibu, karakteristik bayi, dan berat lahir bayi. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan berat lahir bayi di Puskesmas Tarogong Kabupaten Garut tahun 2011-2012. Penelitian ini merupakan penelitian analitis deskriptif dengan desain cross sectional dan pendekatan kuantitatif. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi square. Hasil penelitian dari 373 data ibu melahirkan memperlihatkan bahwa rata-rata berat lahir adalah sebesar 3069.03 gram dan proporsi bayi yang lahir dengan berat <3000 gram sebesar 35.9%. Hasil uji bivariat memperlihatkan adanya hubungan antara status gizi ibu (berat badan pra hamil, tinggi badan, pertambahan berat badan selama kehamilan), karakteristik ibu (paritas), dan karakteristik bayi (jenis kelamin) dengan berat lahir bayi <3000 gram. Indikator status gizi ibu dan karakteristik lainnya (IMT pra hamil, ukuran LILA, usia, dan pendidikan) tidak terbukti berhubungan secara statistik.
This paper discussed about maternal nutritional status and the others factors that theoretically have association with birth weight. The purpose was to know whether those factors have or do not have association with birth weight in Puskesmas Tarogong Kabupaten Garut ‘s population in 2011-2012. This research was analytic descriptive quantitative using cross sectional design and chi square method. The results of this research showed that mean birth weight were 3069.03 gram and proportion of birth weight <3000 gram was 35.9%. There were a significant association between pre-pregnancy weight, height, pregnancy weight gain, parity, and infant's sex, with birth weight <3000 gram. However, there were no significant statistical association between pre-pregnancy BMI, mid upper arm circumference, maternal age, and maternal education with birth weight.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairina
Abstrak :
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Depok, Bayi Berat Lahir Rendah merupakan penyebab angka kematian bayi tertinggi. Angka BBLR terbanyak terjadi pada wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cipayung dandari tahun 2010-2012 angka BBLR mengalami kenaikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian bayi berat lahir rendah. Dalam penelitian ini menggunakan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini adalah bayi berumur 0-11 bulan dengan jumlah 100 sampel yang diambil secara quota sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan diperoleh nilai p-value 0,010, status gizi diperoleh nilai p-value 0,015, hipertensi diperoleh nilai p-value 0,044, penyakit infeksi diperoleh nilai p-value 0,015 dan perokok diperoleh nilai p-value 0,007 dengan kejadian BBLR. Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh, bahwa status kesehatan ibu mempunyai peran yang besar terhadap kejadian bayi berat lahir rendah. ......Based on data obtained from Depok City Health Department, Low Birth Weight Babies the highest cause of infant mortality. LBW rate occurred in the working area of the health center and the district 2010-2012 Cipayung LBW rate increased. This study aims to determine the factors associated with the incidence of low birth weight babies. In this study using cross-sectional design. The population in this study were infants aged 0-11 months with a numberof 100 samples were taken by quota sampling. The results showed a significant relationship between education obtained p-value 0,010, nutritional status obtained p-value 0,015, hypertension obtained p-value 0,044, infectious diseases obtained p-value 0,015 and smokers obtained p-value of 0,007 with incidence of LBW. Based on the conclusions reached, that maternal health has a major role on the incidence of low birth weight babies.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S46615
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
B. Hendy Budiman
Abstrak :
Anemia pada ibu hamil sampai sekarang masih merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena mempunyai dampak yang buruk selain terhadap ibunya juga terhadap bayi yang dikandungnya. BBLR adalah salah satu akibat yang bisa terjadi dari ibu hamil yang menderita anemia, dimana BBLR itu sendiri merupakan suatu keadaan yang harus dicegah karena dapat memberikan dampak yang buruk terhadap kelangsungan hidup bayi selanjutnya, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan angka kesakitan dan angka kematian bayi. Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui hubungan antara kadar Hb selama kehamilan dengan kejadian BBLR dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Sebenarnya penelitian yang mempelajari hubungan tersebut telah banyak dilakukan, akan tetapi dari penelitian-penelitian tersebut tidak diperoleh informasi bagaimana perjalanan kadar Hb selama kehamilan dalam hubungannya dengan kejadian BBLR. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Garut Propinsi Jawa Barat. Pemilihan Kabupaten Garut sebagai tempat penelitian atas dasar bahwa prevalensi anemia pada ibu hamil dan angka kejadian BBLR di Kabupaten Garut masih cukup tinggi. Rancangan penelitian ini adalah Kasus-Kontrol dengan jumlah sampel seluruhnya 184 orang yang terdiri dari 92 orang masuk kedalam kelompok kasus dan 92 orang masuk kedalam kelompok kontrol. Analisa data dilakukan dengan metoda Unconditional Logistic Regression. Sedangkan hipotesa yang diajukan adalah terdapat hubungan antara kadar Hb selama kehamilan dengan kejadian BBLR. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa OR ibu-ibu yang mempunyai kadar Hb rendah saat kehamilan dan persalinan adalah 2,61 (95% CI : 168--6,22) dibandingkan dengan ibu-ibu yang mempunyai kadar Hb tinggi saat kehamilan dan persalinan. Faktor lain yang berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah umur, pekerjaan ibu, paritas, pemberian tablet besi dan tekanan darah tinggi., dimana faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian BBLR adalah pemberian tablet besi. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ibu hamil yang menderita anemia sepanjang kehamilannya yang dapat mempengaruhi kejadian BBLR, sehingga disarankan agar pemberian tablet besi hanya diberikan kepada ibu hamil dalam kelompok tersebut. ......The Association Between Hb Content During Pregnancy And Low Birth Weight Occurrence At Garut Regency In 1995-1996Anemia in pregnant is still a public health problem, due to its ill effects on the mother or on the infant being carried. Low Birth Weight is one consequence that could happen to pregnant with anemia, where low birth weight it self is one situation that has to be prevented due to the possible ill effects on the further life of the infant, so that it can increase the infant morbidity and mortality rate. The objective of this study is to know the association between the Hb content during pregnancy and low birth weight occurrence and other factors affecting it. Essentially, much a study this association has been done, but no information bass been acquired on the course of Hb content during pregnancy in its association to the low birth weight occurrence. This study was performed in the Garut Regency in the West Java Province. The choice of the Garut Regency as a location of study is based on the still rather high anemia prevalence in pregnant and the low birth weight occurrence in the Garut Regency. The study design is the Case-Control by a total sample of 184 people consisting of 92 people in the case group and 92 people in the control group. The data analysis is done by the Unconditional Logistic Regression method. While the hypothesis carried forward is that there is a association between the Hb content during pregnancy and low birth weight occurrence. The result of this study indicate that the OR of mothers having a low Hb content at time pregnancy and childbirth is 2.61 (95% CI : 1.68-6.22) compared to mothers with high Hb content at time of pregnancy and childbirth. Other factors affecting the low birth weight occurrence is age, occupation of mother, parity, the administration of iron tablets and hypertension, where the factor mostly affecting the low birth weight occurrence is the administration of iron tablets. The conclusion of this study is that pregnant with anemia during their pregnancy can effect the low birth weight occurrence, so that it is suggested that the administration of iron tablets are only given to pregnant in this group.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T1098
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fita Rosemary
Abstrak :
ABSTRAK
Angka kejadian BBLR di Indonesia saat ini masih tinggi berkisar antara 7,9% - 16%, padahal pemerintah dalam hal ini Departemen Kesehatan ingin menurunkan kejadian BBLR ini sampai 7% pada akhir Pelita VI. Banyak faktor yang menyebabkan kejadian BBLR yang tergantung pada kesehatan ibu selama hamil. Untuk menurunkan kejadian BBLR telah ditempatkan petugas dan fasilitas pelayanan kesehatan sampai ke daerah terpencil untuk ikut menjaga kesehatan ibu dan bayi selama masa kehamilan, persalinan dan masa sesudah persalinan.

Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara layanan antenatal dengan kejadian BBLR di kabupaten Bogor serta faktor-faktor lain yang mempengaruhinya, karena angka kejadian BBLR di kabupaten Bogor masih cukup tinggi.

Rancangan penelitian adalah kasus kontrol tanpa matching dengan jumlah sampel seluruhnya 396 orang yang terdiri 198 kasus dan 198 kontrol, dengan hipotesis, layanan antenatal yang buruk berhubungan dengan kejadian BBLR.

Data diolah dengan analisa statistik univariat, bivariat, dan analisa muftivariat dengan menggunakan regresi logistik unconditional. Perangkat lunak yang dipakai ialah program Epi Info versi 6, Stata versi 3, 4 dan versi 5.

Penelitian menunjukkan bahwa kejadian BBLR pada ibu-ibu yang mendapat layanan antenatal buruk 6,23 (3,55 - 10,94) kali lebih besar dibandingkan bila ibu mendapat layanan antenatal baik (p<0,001). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian layanan antenatal maupun kejadian BBLR iafah pendidikan ibu, pekerjaan ibu, paritas dan kelainan kehamilan. Selain itu juga terjadi interaksi antara kualitas layanan antenatal dengan pekerjaan ibu sehari-hari, yang menyebabkan kejadian BBLR pada ibu yang mendapatkan layanan antenatal dan melakukan aktivitas fisik berkisar antara 2,28 sampai dengan 11,53 kali lebih tinggi setelah dikontrol dengan pendidikan ibu, pekerjaan ibu, kelainan kehamilan, dan paritas.

Faktor-faktor lain yang berhubungan dengan kejadian BBLR ialah tinggi badan ibu, kebiasaan merokok pada ibu dan jenis kelamin bayi, tetapi bukan merupakan confounding terhadap layanan antenatal.

Program pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil perlu lebih digalakkan lagi karena belum semua ibu hamil di desa mau memeriksakan kehamilannya kepada petugas kesehatan. Frekuensi pemeriksaan perlu ditunjang dengan kelengkapan pemeriksaan yang sudah dikenal dengan 5T, penyuluhan dan konseling tentang pentingnya nutrisi ibu, istirahat cukup selama masa kehamilan agar ibu dan bayi mencapai kesehatan yang optimal.
ABSTRACT
Relationship Between Antenatal Care and Low Birth Weight in Bogor District, West Java Province, 1997The incidence of Low Birth Weight (LBW) in Indonesia is still high which is between 7,9 - 16%, nevertheless the Ministry of Health has a target which is to decrease the incidence to 7% by the end of Pelita VI. Several risk factors of LBW depend on the health status of the pregnant women. The government places health facilities and health personnel even to the most remote areas, to ensure that pregnant women and babies, are in healthy condition through out pregnancy, labor and post labor period.

This research is to investigate the relationship between antenatal care and LBW in Bogor district and their corresponding factors, as an explanation of the high LBW incidence in Bogor district.

Design of the study is case-control without matching. Respondents were 396 people which consist of 198 cases and 198 control. The hypothesis of this study is poor antenatal care causes high incidence of LBW.

Statistical analysis used in this study was univariate, bivariate and multivariate using unconditional logistic regression.

Results of this study shows that the incidence of LBW among mothers who received poor antenatal care was 6.23 times higher than those who received good antenatal care (p<0.001). Corresponding factors to antenatal care and LBW were mother's education, mother's job, parity and abnormal pregnancy. There was an interaction between antenatal care quality and mother daily activities, the incidence of LBW among mothers who received good/poor antenatal and had activities more/less than 5 hours/day was 2.28 times until 11.53 times higher after controlled by mother's education, mother's job, parity and abnormal pregnancy.

Other factors that correspond with LBW was mothers height, smoking and sex of the baby.

Health care programs for pregnant women need to be intensified because not all pregnant women goes to the health personnel for antenatal care. The frequency of examination has to be supervised by quality examination which are known as 5T, health education and counseling on nutrition during pregnancy to achieve optimally healthy mothers and babies.
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indira Rezki Wahyuni
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Indira Rezki WahyuniProgram Studi : EpidemiologiJudul : Hubungan Hipertensi pada Ibu Hamil dengan Kejadian Bayi BeratLahir Rendah BBLR di RSIA Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2017Pembimbing : Dr. dr. Helda, M.KesAngka kematian bayi AKB merupakan salah satu indikator menilai derajatkesehatan masyarakat. Indikator angka permasalahan BBLR menurut The HealthyPeople menyebutkan bahwa angka kejadian BBLR dikatakan rendah apabila kejadianBBLR kurang dari 5 , dikatakan tinggi jika kejadian BBLR berada di antara 10-15 .Pada penelitian tahun 2000 mengenai BBLR yang meliputi kota Jakarta, Makassar danCiawi ditemukan kasus BBLR berkisar 9-16 BPS,2000 dan data dari RisetKesehatan Dasar Tahun 2013 angka BBLR sebesar 10,2 . Ditambah lagi penelitiansebelumnya diketahui bahwa hipertensi pada ibu merupakan salah satu faktor risikoyang mempengaruhi berat lahir bayi. Tujuan penelitian ini untuk melihat hubunganantara hipertensi pada Ibu hamil dengan kejadian Bayi Berat Lahir Rendah BBLR diRSIA Budi Kemuliaan Jakarta Tahun 2017. Desain dalam penelitian ini adalah studicohort retrospective dengan menggunakan data rekam medik rumah sakit. Analisis datayang digunakan adalah Cox Regression. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak adahubungan antara hipertensi pada Ibu hamil dengan kejadian BBLR di RSIA BudiKemuliaan Jakarta Tahun 2017 RR 1,048-- 95 CI 0,611-1,797 setelah dikontrol olehvariabel usia gestasi. Kata kunci: Hipertensi Ibu Hamil, BBLR
ABSTRACT
Name Indira Rezki WahyuniStudy Program EpidemiologiTitle Maternal Hypertension assosiated with Low Birth Weight inBudiKemuliaan Mother and Child Hospital Jakarta , 2017Counsellor Dr. dr. Helda, M.KesInfant mortality rate IMR is one of indicator for public health. The HealthyPeople rsquo s indicator of low birth weight said that incidemce of LBW is called low whenthe incidence is under 5 and called high when its reach 10 15 . LBW research in2000 in Jakarta, Makassar and Ciawi found that incidence of BBLR is about 9 16 BP,2000 and basic health survey in 2013 showed taht incidence of LBW is 10,2 . Inaddition, in previous research known that maternal hypertension is one of the risk faktorwhich can affect birth weight. The purpose of this study is to see the associationbetween hypertension in pregnant women with the incidence of Low Birth Weight BBLR in Budi Kemuliaan Jakarta Hospital, 2017. The design of this study is aretrospective cohort study using hospital medical record data. Analysis of data usingCox Regression. The results showed that there is no association between hypertensionin pregnant women with the incidence of LBW in Budi Kemuliaan Jakarta Hospital,2017 RR 1.048 95 CI 0.611 1.797 . Keywords Hypertension, Low Birth Weight,LBW
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhora Yufita Nurfitriani
Abstrak :
Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) adalah berat badan saat lahir kurang dari 2500 gram, merupakan sindrom kompleks yang mencakup kelahiran premature, bayi kecil untuk usia kehamilan (Small for gestational age = SGA) atau kombinasi antara keduanya. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh anemia pada ibu hamil terhadap BBLR, dengan desain penelitian case control. Desain penelitian ini menggunakan data rekam medis RSUD KiSA Kota Depok, populasi penelitian ini adalah ibu yang melahirkan di RSUD KiSA Kota Depok Tahun 2022. Sampel penelitian terdiri dari 72 ibu yang melahirkan dengan BBLR sebagai kasus dan 72 ibu yang melahirkan dengan BBL normal (2500grm) sebagai kontrol. Hasil penelitian proporsi Anemia pada ibu hamil lebih banyak pada kelompok BBLR (43,1%) daripada yang tidak BBLR (22,2%). Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara anemia ibu hamil dengan kejadian BBLR   dengan nilai P-value 0,001. (95% CI 1.88 – 13.04).  Ibu yang menderita anemia pada kehamilan memiliki resiko 4,96 kali untuk mengalami BBLR dibandingkan dengan ibu hamil yang tidak anemia, setelah dikontrol variable paritas, usia kehamilan dan hipertensi. ......Low Birth Weight (LBW) is a birth weight of less than 2500 grams, is a complex syndrome that includes premature birth, small babies for gestational age (SGA) or a combination of both. The purpose of this study was to see the effect of anemia in pregnant women on LBW, with a case control study design. The design of this study used medical record data at KiSA Hospital, Depok City, the population of this study were mothers who gave birth at KiSA Hospital, Depok City in 2022. The study sample consisted of 72 mothers who gave birth with LBW as cases and 72 mothers who gave birth with normal BBL (> 2500grm). ) as a control. The results of the study showed that the proportion of anemia in pregnant women was higher in the LBW group (43.1%) than those who were not LBW (22.2%). From the results of this study it can be concluded that there is a significant relationship between anemia in pregnant women and the incidence of LBW with a P-value of 0.001. (95% CI 1.88 – 13.04). Mothers who suffer from anemia in pregnancy have a 4.96 times the risk of experiencing LBW compared to pregnant women who are not anemic, after controlling for parity, gestational age and hypertension variables.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malika Mutia
Abstrak :
Proporsi BBLR hasil Riskesdas 2018 adalah 6,3% dengan jumlah kasus terbanyak di Provinsi Jawa Barat. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelahiran prematur atau BBLR. Program pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil diberikan untuk memenuhi kebutuhan zat besi pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepatuhan konsumsi suplemen besi selama kehamilan dengan BBLR setelah mengendalikan seluruh variabel confounding. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kasus kontrol dengan rasio 1:3. Sampel penelitian berasal dari data sekunder Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 khusus Provinsi Jawa Barat. Jumlah kasus untuk penelitian ini adalah 180 sampel dan kontrol 540 sampel. Variabel kovariat dalam penelitian ini adalah usia bersalin, tingkat pendidikan, status bekerja, wilayah tempat tinggal, riwayat hipertensi, adanya komplikasi, status merokok, status merokok pasif dan usia gestasi saat melahirkan. Hubungan variabel dinilai dengan analisis bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna (p>0,05) dengan peluang risiko 1,268 kali lebih besar pada ibu yang tidak patuh mengkonsumsi TTD untuk melahirkan bayi BBLR (OR= 1,268 95%CI 0,87-1,847) setelah dikontrol variabel kovariat. ......Based on Riskesdas 2018, the proportion of LBW in Indonesia is 6.3% with the highest number of cases in West Java Province. Iron deficiency in pregnant women can cause restricted fetal growth, prematur birth or LBW. This study aims to look at the relationship between compliance with iron supplement consumption during pregnancy with LBW after controlling for all confounding variables. The method used in this study is case control with a ratio of 1: 3. The research sample is derived from secondary data used from the 2018 Basic Health Research in West Java Province. The number of cases for this study were 180 samples and 540 controls. The covariate variables in this study were maternal age during pregnancy, education level, work status, area of residence, history of hypertension, complications, smoking status, passive smoking status and gestational age at delivery. The relationship of variables was assessed by bivariate and multivariate analysis. The results showed no significant relationship (p> 0.05) with a 1.268 times greater chance of risk for mothers who consumed less iron supplements than 90 tablets to deliver LBW babies (OR = 1.268 95% CI 0.87-1.847) after covariate controlled variable.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Fajriyah
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah memperoleh gambaran: karakteristik ibu; ANC (konsumsi besi dan imunisasi TT); karakteristik bayi baru lahir; serta kejadian BBLR pada bayi dari ibu vegetarian anggota pusdiklat Buddhis Maitreya Wira Jakarta Barat tahun 2003-2008. Kekurangan mikronutrien pada ibu hamil vegetarian berisiko untuk terjadi BBLR. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan rancangan study cross-sectional. Responden penelitian berjumlah 46 orang dengan kriteria: anggota pusdiklat Maitreya Wira yang mempunyai anak usia 0-5 tahun, telah menjadi vegetarian selama hamil maupun sebelumnya, dan bersedia diwawancara. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 1-24 Juni 2008 di Pusdiklat Buddhis Maitreya Wira dengan menggunakan metode wawancara via telepon. Pada penelitian ini menggambarkan kejadian BBLR sebesar 6,5% pada rentang Mei 2003-Mei 2008. Hasil pada penelitian ini, didapatkan gambaran sebagian besar responden: hamil pada usia yang aman (20-35 tahun), melahirkan pada usia kandungan lebih sama dengan 37 minggu, berpendidikan tinggi, memiliki IMT pra hamil lebih sama dengan 18,5, tidak pernah mengalami keguguran, memiliki paritas lebih dari tiga, menjalani diet lacto-ovo, dan mengonsumsi tablet Fe selama kehamilan.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>