Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shania Anisafitri
"Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta merupakan daerah dengan penduduk terpadat di Indonesia. Keberadaan burung memiliki keterkaitan terhadap habitat yang ditinggali oleh burung tersebut. Komunitas burung di daerah perkotaan memiliki nilai keanekaragamaan dan kelimpahan jenis yang lebih rendah dibandingkan di lingkungan yang lebih alami. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui struktur komunitas burung di Kelurahan Kayu Putih dan Kelurahan Jati, serta untuk menganalisis perbedaan struktur komunitas burung di kedua kelurahan dan faktor-faktor yang menyebabkannya. Metode digunakan adalah Point Count untuk pengamatan burung dan Point Centered Quarter untuk pengambilan data vegetasi. Analisis data burung menggunakan Indeks Shannon-Wiener, Indeks Kemerataan, Indeks Dominansi, dan Uji Mann-Whitney. Analisis vegetasi menggunakan perhitungan Indeks Nilai Penting (INP). Hasil penelitian menunjukkan bahwa pohon dengan INP tertinggi pada dua kelurahan berjenis sama, yaitu Pterocarpus indicus. Indeks Shannon-Wiener Kelurahan Kayu Putih dan Jati, masing-masing sebesar 1.483 dan 1.503. Indeks Kemerataan Kelurahan Jati lebih tinggi dibandingkan Kelurahan Kayu Putih, yaitu 0.653 dan 0.578. Tidak ada jenis burung yang mendominasi di kedua kelurahan. Indeks Kesamaan Jenis kedua kelurahan sebesar 64.29%. Keanekaragaman jenis burung memiliki perbedaan yang signifikan berdasarkan hasil Uji Mann-Whitney. Hal tersebut dapat disebabkan oleh jumlah jenis pohon Kelurahan Jati lebih beragam.

Jakarta is the most densely populated area in Indonesia. The presence of birds has strong relationship with the habitat inhabited by those birds. Bird communities in urban areas have lower diversity and species abundance than those in natural environments. The purpose of this study was to determine the structure of the bird communities in Kayu Putih and Jati subdistricts, also to analyze the differences of the bird communities between the two subdistricts and the factors that affect them. The method used to collect data were Point Count Method and Point Centered Quarter. The indices used to analyze the bird communities were Shannon-Wiener, Evenness, Dominance, and Mann-Whitney Test. Vegetation Analysis were calculated by Importance Value Index (IVI). The result for the highest IVI in both subdistricts was the same species, namely Pterocarpus indicus. Shannon-Wiener result for the Kayu Putih and Jati are in moderate range, namely 1.483 and 1.503. Evenness for Jati was higher than Kayu Putih, namely 0.627 and 0.562. No dominating species in both subdistricts. The Similarity Index for subdistricts was 64.29%. The diversity of birds between the two subdistricts were significantly different based on Mann-Whitney Test. Jati subdistrict has higher tree diversity compared to Kayu Putih subdistrict."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gytha Nafisah Sukara
"Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PKT KRB ? LIPI) adalah tujuan wisata favorit dengan pengunjung lebih dari 800,000 orang setiap tahunnya. Kebun Raya yang memiliki keragaman tumbuhan koleksi dengan lanskap paripurna, menjadi habitat ideal beranekaragam jenis burung. Untuk mengetahui potensinya bagi pengembangan wisata birdwatching di PKT KRB - LIPI, dilakukan penelitian melalui studi literatur, pengamatan langsung dan wawancara antara bulan Mei dan Juli 2013. Berdasarkan hasil penelitian tercatat 48 jenis dari 23 suku burung yang dapat ditemukan pada lokasi tersebut. Sebanyak 26 jenis dari 18 suku burung dapat selalu dijumpai dari penelitian sebelumnya hingga saat ini, ada 10 jenis yang belum pernah dilaporkan sebelumnya dan ada sembilan jenis yang tersebar merata di 12 lingkungan di PKT KRB - LIPI. Setidaknya ada 25 jenis potensial untuk wisata birdwatching berdasarkan minat pengunjung terhadap jenis burung tertentu, status konservasi, endemisitas, dan keberadaan burung dari waktu ke waktu."
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, {s.a.}
580 BKR 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Megananda Kory Rahmawati
"Situ Tujuh Muara sangat rawan mengalami pencemaran dan berubah alih fungsi lahan, sehingga cepatnya peningkatan jumlah penduduk dapat menyebabkan tidak seimbangnya aktivitas manusia dengan kondisi lingkungan sekitar. Beragam jenis burung dapat menjadi faktor penting untuk mengetahui keanekaragaman hayati yang dapat dijadikan sebagai usaha perencanaan dan pembangunan wilayah Situ Tujuh Muara menuju lebih baik. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis tingkat keanekaragaman, dominansi, dan kemerataan persebaran jenis burung di setiap tipe tutupan vegetasi pada Situ Tujuh Muara. Serta, menganalisis tingkat penggunaan habitat dan hubungan antara nilai keanekaragaman burung dengan tipe tutupan vegetasi di Situ Tujuh Muara. Metode yang digunakan adalah point count untuk pengamatan burung dan sampling purposive untuk menentukan titik pengamatan. Selain itu, analisis data hasil pengamatan menggunakan Indeks Shannon-Wiener, Indeks Dominansi Simpson, Indeks Kemerataan, Nilai Tingkat Penggunaan Habitat, dan Uji Kruskal Wallis. Hasil yang didapatkan pada penelitian ini yaitu nilai Indeks Keanekaragaman burung pada tipe tutupan vegetasi tinggi, sedang, dan rendah berturut-turut yaitu 1,56; 2,06; dan 2,11. Nilai Indeks Dominansi burung pada tipe tutupan vegetasi tinggi, sedang, dan rendah yaitu bernilai 0,26; 0,14; dan 0,11. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tidak ada burung yang mendominansi pada setiap tipe tutupan vegetasi di Situ Tujuh Muara. Nilai Indeks Kemerataan burung pada tipe tutupan vegetasi tinggi, sedang, dan rendah yaitu bernilai 0,59; 0,76; dan 0,78. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat kemerataan persebaran burung pada setiap tipe tutupan vegetasi cukup tersebar merata. Nilai Tingkat penggunaan habitat pada tipe tutupan vegetasi rendah dan sedang bernilai 78,90%, serta pada tipe tutupan vegetasi tinggi bernilai 73,70%. Nilai tersebut menunjukkan bahwa tingkat penggunaan habitat pada setiap tipe tutupan vegetasi digunakan cukup baik oleh beragam jenis burung. Berdasarkan Uji Kruskal Wallis menunjukkan hasil 0,066 yaitu tidak adanya perbedaan antara keanekaragaman burung dengan tipe tutupan vegetasi. Hal tersebut membuktikan bahwa tidak ada hubungan antara keanekaragaman burung dengan tiga tipe tutupan vegetasi di Situ Tujuh Muara, Pamulang, Tangerang Selatan.

Situ Tujuh Muara is very prone to pollution and changes in land use, so that the rapid increase in population can cause an imbalance between human activities and environmental conditions. Various types of birds can be an important factor to determine biodiversity which can be used as an effort to plan and develop the Situ Tujuh Muara area for the better. The purpose of this study was to analyze the level of diversity, dominance, and even distribution of bird species in each type of vegetation cover at Situ Tujuh Muara. Also, analyze the level of habitat use and the relationship between the value of bird diversity and the type of vegetation cover in Situ Tujuh Muara. The method used is point count for bird observation and purposive sampling to determine the point of observation. In addition, the analysis of observational data used the Shannon-Wiener Index, Simpson's Dominance Index, Evenness Index, Habitat Use Rate Value, and Kruskal Wallis Test. The results obtained in this study are the value of the Bird Diversity Index in the high, medium, and low vegetation cover types, respectively 1.56; 2.06; and 2.11. The value of the dominance index of birds in the type of vegetation cover is high, medium, and low, which is 0.26; 0.14; and 0.11. This value indicates that there are no birds that dominate in any type of vegetation cover in Situ Tujuh Muara. The evenness index value of birds in high, medium, and low vegetation cover types is 0.59; 0.76; and 0.78. This value indicates that the level of even distribution of birds in each type of vegetation cover is quite evenly distributed. Value The level of habitat use in the low and medium vegetation cover types is 78.90%, and the high vegetation cover type is 73.70%. This value indicates that the level of habitat use for each type of vegetation cover is used quite well by various types of birds. Based on the Kruskal Wallis test, the result is 0.066, that is, there is no difference between bird diversity and the type of vegetation cover. This proves that there is no relationship between bird diversity and the three types of vegetation cover in Situ Tujuh Muara, Pamulang, Tangerang Selatan."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library