Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Adissa Rebecca
Abstrak :
Skripsi ini membahas kekuatan persaingan di dalam industri bioskop sinepleks di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan desain analisis deskriptif, dengan mengaplikasikan teori dan model Five Porter Forces. Hasil penelitian menunjukkan rendahnya ancaman pemain baru, kekuatan pembeli, ancaman barang substitusi, dan persaingan antarperusahaan dalam industri bioskop. Kekuatan pemasok dalam industri ini juga cenderung rendah. Struktur industri bioskop seperti yang digambarkan dalam lima kekuatan model Porter Five Forces ini menunjukkan rendahnya kekuatan persaingan dalam industri bioskop.
This thesis discusses the forces of competition in the cinema industry in Indonesia. This research uses qualitative method and descriptive analysis design, by applying the theory and model of Five Porter Forces. The results show the low threat of new entrants, buyer power, threats of substitutes, and rivalry among existing competitors in the cinema industry. The power of suppliers in this industry is relatively low too. The cinema industry structure as illustrated in the Porter Five Forces shows the low level of competition in the cinema industry.
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69463
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khairun Najmi
Abstrak :
Tesis ini membahas perkembangan film India di Indonesia pada tahun 1932-1976. Itu masalah yang dibahas dalam penelitian ini adalah bagaimana proses memasukkan film India ke dalam Indonesia, perkembangan film India di Indonesia yang juga membahas masalah tersebut film di Indonesia, dan bagaimana peran sinema sebagai media pemutaran film India di Indonesia Indonesia. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode historis dengan menggunakan tulisan yang ditulis dengan baiksumber dokumen, majalah, dan buku. Perbedaan dari penelitian ini dengan yang lain Studi yang membahas film di Indonesia adalah temuan yang diperoleh yang belum pernah ditulis dalam sejarah perfilman Indonesia. Penemuan film India yang penting telah dilakukan sejak 1932 dan telah diputar di bioskop Alhambra Surabaya pada tahun 1935 bersama dengan film-film Mesir. Kemudian di masa kejayaan film India pada 1950-an film perkembangan India di Indonesia harus bersaing dengan film - film penting lainnya seperti Film-film Melayu, Filipina, dan film-film Amerika. Film-film India banyak diminati di kelas bawah bioskop seperti bioskop Rivoli di Jakarta yang sedang berada di masa jayanya pada 1950-an sampai akhir pembukaan bioskop pada 1990-an sebuah film India dirilis. Di Selain itu, film India juga mendapat reaksi dari produser film Indonesia, sehingga mereka mendapat a kuota film untuk memboikot film India.
This thesis discusses the development of Indian films in Indonesia in 1932-1976. The problem discussed in this study is how the process of incorporating Indian films into Indonesia, the development of Indian films in Indonesia which also addresses the issue of film in Indonesia, and how the role of cinema as a media for Indian film screening in Indonesia Indonesia. The method used in this study is the historical method using well-written writings from documents, magazines and books. The difference from this research with the others Studies that discuss films in Indonesia are the findings obtained that have never been written in the history of Indonesian cinema. An important Indian film discovery has been done since 1932 and has been screened in the Alhambra cinema in Surabaya in 1935 along with Egyptian films. Then in the heyday of Indian film in the 1950s film Indian development in Indonesia has to compete with other important films such as Malay, Filipino and American films. Indian films are in great demand in the lower classes of cinema such as the Rivoli cinema in Jakarta which was in its heyday in the 1950s until the end of the cinema opening in the 1990s an Indian film was released. In addition, Indian films also get a reaction from Indonesian film producers, so they get a film quota to boycott Indian films.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library