Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pepita Gracia Adiyat
Abstrak :
Vaksin merupakan manifestasi produk bioteknologi medis yang digunakan pada era modern. Vaksin memiliki peran dalam menciptakan perlindungan kelompok ditengah masyarakat (herd-immunity) utamanya dalam konteks yang penting dan mendesak seperti krisis kesehatan global. Urgensi vaksin sebagai produk bioteknologi dapat dikaji melalui teori biopolitik Michel Foucault dengan latar belakang teori utilitarianisme yang mendorong urgensi pembahasan vaksin secara filosofis. Biopolitik digunakan sebagai kekuasaan bagi otoritas dalam memberikan suatu regulasi dan mandat yang memandang masyarakat sebagai satu tubuh populasi yang dapat dapat dikelola dan dikuasai melalui intervensi disiplin dan normalisasi. Hal ini berimplikasi pada modifikasi perilaku tubuh individu (personalisasi) sebagai strategi kekuasaan (biopower) yang mendukung vaksin sebagai produk bioteknologi yang memaksimalkan utilitas dan kegunaan (utilitarian). Dengan demikian, upaya dan kebijakan otoritas dalam menciptakan angka kesehatan terwujud secara maksimal melalui penerapan kekuasaan biopolitik sebagai upaya mengontrol dan menginternalisasi populasi melalui vaksinasi ......Vaccines as a manifestation of medical biotechnology products are used in the modern era. Vaccines have a role in creating herd-immunity, especially in important and urgent contexts such as the global health crisis. The urgency of vaccines as a biotechnology product can be studied through Michel Foucault's biopolitical theory with a background of utilitarianism theory which encourages the philosophical urgency of discussing vaccines. Biopolitics is used as a power for authorities to provide regulations and mandates that view society as a population body that can be managed and controlled through disciplinary intervention and normalization. This has implications for individual body behaviour modification (personalization) as a power strategy (biopower) that supports vaccines as biotechnology products that maximize utility and utility (utilitarian). Thus, the efforts and policies of the authorities in creating health figures are maximized optimally through the application of biopolitical power as an effort to control and internalize the populationthrough vaccination.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayuwati
Abstrak :
Program wajib vaksinasi Covid-19 merupakan salah satu bentuk upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Namun, program vaksinasi Covid-19 tersebut mendapatkan berbagai macam respon dari masyarakat, sebagian menyambut dan menerima dengan suka cita, namun sebagian lain menaruh keraguan dan berakhir pada keputusan untuk menolak vaksinasi Covid-19. Perbedaan keputusan tersebut ternyata terjadi tidak hanya pada masyarakat umum, tetapi juga pada tenaga kesehatan. Banyak faktor terlibat di dalam proses pengambilan keputusan tersebut. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa terdapat keterlibatan affect dan biopower sebagai faktor yang secara signifikan mendorong tenaga kesehatan dalam memutuskan keputusannya terhadap vaksinasi Covid-19. Penelitian ini merupakan penelitian etnografi yang dilakukan di Puskesmas Kecamatan Asih. Studi pustaka, observasi partisipan, dan wawancara mendalam dilakukan sebagai teknik pengumpulan data dalam penelitian ini. ......The Covid-19 vaccination program is one of the efforts made by the Government of Indonesia to break the chain of spread of the Covid-19 virus. However, the Covid-19 vaccination program received various responses from the public, some welcomed and accepted it, but others put their doubts and ended up with the decision to refuse the Covid-19 vaccination. These differences in these decisions occur not only in the general public, but also in the health workers. Many factors are involved in the decision-making process. This study found that affect and biopower were involved as factors that significantly encourage the health workers in their decision-making process regarding Covid-19 vaccination. This research is an ethnographic research conducted at Puskesmas Asih Kecamatan Asih. Literature study, participant observation, and in-depth interviews were conducted as data collection techniques in this study.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narisa Nurazizah
Abstrak :
Tiap masyarakat tentunya berbeda-beda dalam mengonstruksi seksualitas mereka dan hal tersebut tercermin pada norma-norma yang berlaku di masyarakat tersebut. Saya berusaha menjelaskan hubungan antara konstruksi masyarakat Mekarwaru tentang seksualitas perempuan dalam titik ini pengawasan dan pengaturan seksualitas kepada perempuan. Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi, metode life-history, observasi partisipan, dan wawancara mendalam dengan melibatkan tidak hanya para perempuan sebagai subjek yang diawasi dan diatur, tapi juga orang tua, aparat desa, remaja Karang Taruna, serta masyarakat sekitar yang saya kategorikan menjadi gossipers sebagai bentuk triangulasi. Berdasarkan hasil penelitian saya, ada dua hal yang menjadi alat untuk mengontrol seksualitas perempuan Mekarwaru, yakni pertalian rasa malu (kinship of shame) dan gosip. Rasa malu nyatanya tak dapat muncul begitu saja, tetapi diaktifkan menggunakan gosip. Tulisan ini juga ingin menunjukan bahwa aliran kekuasaan tidak melulu secara top-down ataupun bottom-up, tapi juga horizontal. Hal ini tercermin dari pelaksanaan apel malam serta bekerjanya pertalian rasa malu [kinship of shame] dan gosip sebagai praktik village biopower untuk mewujudkan performative regulation. ......Each community constructs their ows sexuality, which could be reflected in their social norms that they carries and applies. Through this writing, I explained the connections between the social construction in the village of Mekarwaru regarding their women’s sexuality with the surveillance and sexuality regulation for women. I use ethnographic approach, life-history methods paired with participant observation and in-depth interview to not only the women as the subject that are being watched and regulated, but also their parents, village apparatus, Remaja Karang Taruna, and the community members that I categorizes as ‘the gossiper’ as a form of triangulation. My research shows that there’s two things that plays the role as a ‘tool’ to control Mekarwaru’s women’s sexuality, that are kinship of shame and gossip. The shame aspect could not stand by itself without the active role of gossip. Through this writing, I would also like to show that power flow is not as stagnant as ‘top-down’ or ‘down-top’, but could also be horizontal, which proven through the ’apel malam’ activity, and the work of kinship of shame with gossip as a practice of village biopower to manifest the performative regulation.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library