Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nadia Rahmawati
"Ampas singkong merupakan limbah padat singkong yang tidak dimanfaatkan lagi, dengan penambahan PVac sebagai perekat dan gliserol sebagai plastisizer diharapkan mampu menghasilkan plastik biodegradable yang mudah terurai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik dan kekuatan tarik dari plastik biodegradable berbahan dasar ampas singkong. Ampas dan PVac divariasikan dengan perbandingan 9:1; 8:2; 7:3 dan 6:4. Hasil pengujian tarik menunjukkan, plastik 6:4 mempunyai kekutan tarik 0.1019 ± 0.339 dan regangan maksimum 26.178%. Sedangkan plastik 9:1 kekuatan tarik dan regangan maksimumnya, 0.1659 ± 0.035 dan 22.386%.

Cassava waste can be used with the addition of PVac (as bonding agent) and glycerol (as plastisizer) to make a biodegradable plastics. This research investigated the physical characteristic and tensile strength of cassava waste based biodegradable plastics. Cassava waste and PVac ratio were varied into 9:1, 8:2, 7:3 and 6:4. Tensile test showed that 6:4 ratio, tensile strength 0.1019 ± 0.339 and maximum strain 26.178%. Furthermore 9:1, tensile strength and maximum strain were 0.1659 ± 0.035 and 22.386%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffy Ari Susanto
"ABSTRAK
Penelitian ini adalah sebuah pengembangan dari permasalahan kemasan makanan. Kemasan makanan yang baik adalah produk yang bersifat biodegradable, karena dapat terdegradasi oleh lingkungan sehingga permasalahan sampah plastik dapat dikurangi. Penelitian ini adalah tentang biodegradable polymer blending yang disintesa dari campuran polibutilensuksinat (PBS) dan LLDPE. Tingkat keberhasilan penelitian ini dilakukan dengan pengamatan sifat fisik, mekanik, dan biodegrabilitasnya agar dapat dipakai untuk kemasan makanan
.Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan kombinasi sifat yang
menguntungkan. Sintesa polymer blend ini dilakukan dengan memvariasikan komposisi PBS/LLDPE 100/0,30/70, 50/50, 70/30, 0/100 yang kemudian dihomogenisasi dalam mesin rheomix single screw extruder. Hasil yang diperoleh, menunjukan bahwa penambahan PBS 30% memberikan peningkatan maksimal terhadap sifat biodegrabilitas dan juga memiliki sifat mekanik yang bagus

ABSTRACT
This research is about the development of food packaging problem. Then good food packaging has to be biodegradable so that the waste of plastic problem in this country can be reduced. This research is about biodegradable Polymer blend from mixing of PBS and PE. So that physical, mechanical and biodegradability properties can be known in case to be used in biodegradable food packaging. The step of this research is to make polymer blend of PBS and LLDPE100/0,30/70,50/50,70/30,0/100 with rheomix single screw extruder. So that can produce a good properties from this type of mixing.The result is taken, by adding 30% of PBS increasing biodegradable and mechanical properties, so based on the properties can be used in food packaging and biodegradable"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S1498
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firdausi Alif Rahman
"Magnesium (Mg) dan paduannya telah dieksplorasi secara ekstensif sebagai bahan implan biodegradable untuk aplikasi ortopedi. Namun, ketahanan korosi paduan magnesium masih tergolong rendah. Laju korosi yang tinggi menyebabkan proses degradasi yang terlalu cepat dalam lingkungan tubuh dan dapat melemahkan sifat mekanik material sebelum proses pemulihan selesai. Solusi paling efektif untuk mengatasi kekurangan tersebut adalah dengan melakukan pelapisan pada permukaannya. Metode pelapisan yang mutakhir pada magnesium adalah Plasma Electrolytic Oxidation (PEO). Karakteristik coating hasil PEO sangat bergantung pada parameter listrik dan waktu yang digunakan. Dalam penelitian ini, PEO dilakukan pada substrat AZ31B di dalam elektrolit 0,5 M Na3PO4 dengan variasi rapat arus 500, 700, dan 900 A.m-2 selama 3 menit, sedangkan variasi waktu dilakukan pada rapat arus konstan 300 A.m-2 selama 5, 10, dan 15 menit. Berdasarkan hasil analisis fasa XRD, terdapat fasa kristalin MgO dan Mg3(PO4)2 pada semua coating. Hasil tersebut dikonfirmasi oleh hasil analisis EDS. Penebalan coating terjadi dengan penambahan rapat arus dan waktu. Efisiensi proses PEO lebih dipengaruhi oleh waktu daripada rapat arus. Rapat arus yang tinggi cenderung menghasilkan coating dengan porositas lebih tinggi (7-25%) dibandingkan coating pada arus rendah (2-13%). Oleh sebab itu, hasil uji mekanik dan korosi menunjukkan coating yang terbentuk pada rapat arus rendah memiliki nilai kekerasan dan ketahanan korosi yang lebih baik dibandingkan coating yang terbentuk pada rapat arus tinggi.

Magnesium (Mg) and its alloys have been extensively explored as biodegradable implant materials for orthopedic applications. However, the corrosion resistance of magnesium alloys is still relatively low. The high corrosion rate causes the degradation process to be too rapid in the body environment and can weaken the material's mechanical properties before the recovery process is complete. The most effective solution to overcome these shortcomings is to perform a coating on the surface. The latest coating method on magnesium is Plasma Electrolytic Oxidation (PEO). The characteristics of the PEO coating are highly dependent on the electrical parameters and the time used. In this study, PEO was carried out on AZ31B substrate in 0.5 M Na3PO4 electrolyte with variations in current density of 500, 700, and 900 A.m-2 for 3 minutes, while time variations were carried out at a constant current density of 300 A.m-2 for 5, 10, and 15 minutes. Based on the results of XRD phase analysis, there are crystalline phases of MgO and Mg3(PO4)2 in all coatings. The results of the EDS analysis confirmed these results. Coating thickening occurs with the addition of current density and time. The efficiency of the PEO process is more influenced by time than flow density. High current densities tend to produce coatings with higher porosity (7-25%) than coatings at low currents (2-13%). Therefore, the results of mechanical and corrosion tests show that coatings formed at low current densities have better hardness and corrosion resistance than coatings formed at high current densities."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rizki Sakti Pradipta
"Penggunaan pelat tulang telah digunakan dalam bidang medis sejak tahun 1945. Implan tulang maksilofasial telah lama menggunakan titanium dan stainless steel. Namun, untuk penggunaan pediatrik telah ditemukan bahwa polimer yang dapat terurai secara hayati lebih tepat. Penelitian ini adalah awal dari proses untuk menghasilkan plat dan sekrup maxillofacial dari bahan polimer biodegradable. Ini akan melihat ke dalam pengembangan rongga cetakan injeksi untuk menghasilkan plat maxillofacial dan sekrup dari polimer biodegradable, dalam hal ini adalah asam laktat poli. Ruang lingkup penelitian akan melihat ke arah rekayasa balik dari produk yang ada. Simulasi aliran cetakan injeksi sebagai bahan disuntikkan ke dalam rongga cetakan. Simulasi aliran akan dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak analasis finite element, yang hasilnya kemudian akan digunakan untuk memvalidasi pertimbangan yang diterapkan untuk desain rongga cetakan. Model 3D produk tercapai, namun di bawah kondisi beban yang diterapkan, desain gagal memenuhi kekuatan yang diperlukan untuk aplikasi di area mandibula. Metodologi desain yang diusulkan menghasilkan rongga cetakan yang mampu mengirimkan bahan leleh ke dalam rongga produk untuk keperluan cetakan injeksi. Ini ditunjukkan oleh laju pengisian konsisten di bawah konfigurasi rongga cetakan yang diusulkan

The usage of bone plates has been used in the medical field since 1945. Maxillofacial bone implants have long utilized titanium and stainless steel. However, for pediatric use it has been found that biodegradable polymers are more appropriate. This research is the start of the process to produce a maxillofacial plate and screw from biodegradable polymer material. It will look into the development of an injection mold cavity to produce maxillofacial plate and screw from a biodegradable polymer, in which case is poly lactic acid. The scope of the research will look into 5the reverse engineering of an existing product. The flow simulation of an injection mold as material is injected into the mold cavity. The flow simulation will be conducted utilizing a computer aided engineering software for finite element aalysis, the result of which will then be used to validate the considerations applied for the mold cavity design. The 3D model of the product was achieved, however under the load conditions applied, the design failed to meet the strength necessary for application in the mandibular area. The proposed design methodology produced a mold cavity that is capable of delivering melted material into the product cavity for injection molding purposes. This is shown by the consistent fill rate under the proposed mold cavity configurations. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Utari
"[ABSTRAK
Produk perishable adalah produk yang akan mengalami kerusakan atau penurunan kualitas sehingga tidak layak atau aman untuk dikonsumsi karena perubahan kondisi yang terjadi terhadap produk. Salah satu contoh produk perishable yang paling umum adalah makanan. Penelitian ini bertujuan untuk merancang konsep biodegradable active & intelligent packaging untuk digunakan pada produk makanan, terutama produk muscle-based. Jenis plastik yang dibuat adalah plastik oxo-degradable. Melalui survei menggunakan kuesioner dan analisis AHP, diketahui fitur active packaging dan intelligent packaging yang dianggap paling penting secara berurutan adalah antimicrobial packaging dan spoilage/freshness indicator, yang dibuat dengan penambahan bahan antimikroba berbahan dasar perak dan indikator berbahan dasar antosianin terhadap masterbatch plastik pada proses ekstrusi.

ABSTRACT
Perishable products are products which eventually degrade in quality and safety as time passes by. One example of perishable product is food. This research aims to design the concept of biodegradable active & intelligent packaging used for food products, particularly muscle-based products. The type of biodegradable plastic chosen is oxo-degradable. Based on survey conducted through questionnaire and AHP analysis, the most important features for active and intelligent packaging, in sequence, are antimicrobial packaging and spoilage/freshness indicator. These features can be integrated to aforementioned oxo-degradable by the addition of silver-based antimicrobial agent and anthocyanine-based pH indicator into plastic masterbatches during extrusion process., Perishable products are products which eventually degrade in quality and safety as time passes by. One example of perishable product is food. This research aims to design the concept of biodegradable active & intelligent packaging used for food products, particularly muscle-based products. The type of biodegradable plastic chosen is oxo-degradable. Based on survey conducted through questionnaire and AHP analysis, the most important features for active and intelligent packaging, in sequence, are antimicrobial packaging and spoilage/freshness indicator. These features can be integrated to aforementioned oxo-degradable by the addition of silver-based antimicrobial agent and anthocyanine-based pH indicator into plastic masterbatches during extrusion process.]"
2015
T43703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elmi Kamsiati
"ABSTRAK
Plastik merupakan bahan pengemas yang banyak digunakan namun berdampak buruk bagi lingkungan karena sulit terdegradasi di alam. Teknologi produksi plastik biodegradable atau bioplastik yang dibuat dari bahan alami dan ramah lingkungan sudah mulai dikembangka. Plastik biodegradable berbahan dasar pati relatif lebih mudah diproduksi dan bahan buku mudah diperoleh. Pati ubi kayu dan sagu memilki potensi sebagai bahan buku plastik biodegradable ditinjau dari ketersediaan dan karakteristiknya. selain pati sebagai bahan utama, diperlukan pula plastisizer atau bahan pemlastis dan bahan penguat struktur untuk menghasilkan plastik biodegradable dengan karakteristik yang baik. tahapan produksinya meliputi pencapuran, pemanasan, dan pencetakan. Plastik biodegradable berbahan dasar pati dapat digunakan sebagai bahan pengemas yang ramah lingkungan dan berpeluang besar di kembangkan."
Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, 2017
630 JPPP 30:1 (2011)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aldo Fransiskus Marsetio
"ABSTRAK
Pendahuluan: Pencarian implan berbahan biomaterial yang dapat diserap tubuh dengan baik terus berlanjut. Biomaterial untuk implan orthopaedi biodegradabel harus memenuhi kriteria tertentu, seperti waktu degradasi yang harus parallel dengan lini masa fisiologis penyembuhan tulang normal. Magnesium adalah mikronutrien tubuh alami sekaligus metal biodegradabel yang mempunyai sifat biomekanika menyerupai tulang. Akan tetapi, waktu degradasi metal ini sangatlah singkat dan menghasilkan produk korosi gas H2 serta sifat alkali. Karbonat apatit merupakan apatit biologis yang mempunyai osteokonduktivitas yang baik dan penyembuhan tulang tanpa jaringan fibrotik. Pencampuran magnesium dengan karbonat apatit diharapkan dapat menciptakan material biodegradabel yang dapat dipakai sebagai material dasar implant orthopaedi biodegradabel.
Metode: Kami memfabrikasi specimen komposit magnesium dan karbonat apatit dengan kadar yang bervariasi menggunakan metode metalurgi bubuk, milling time bervariasi 3, 5 dan 7 jam pada 200 RPM, kompaksi pada suhu 300°C dan tekanan 265 MPa, sintering pada 550°C, waktu tahan 1 jam, laju panas 5°C/menit, atmosfir ruangan biasa untuk membuat spesimen uji berbentuk silinder dan miniplate. Spesimen tersebut kemudian dilakukan uji biomekanika, biotoksisitas MTT dan kontak langsung, serta korosi.
Hasil: Kami dapat memfabrikasi komposit magnesium dan karbonat apatit dengan densitas yang sama dengan tulang manusia. Spesimen komposit magnesium dengan 10% karbonat apatit memiliki biokompatibilitas yang cukup baik. Walaupun, ketahanan tekanan, ketahanan regangan, modulus elastisitas fleksural dan ketahanan korosi spesimen tersebut masih rendah dibandingkan dengan tulang manusia. Paparan terhadap material komposit ini membuat lingkungan sekitar material menjadi bersifat alkali.
Diskusi: Konsolidasi antar partikel dan ukuran partikel masih kurang baik karena terbentuknya pori mikrostruktural, yang kemungkinan disebabkan oleh lapisan Mg(OH)2 dan proses oksidasi saat sintering. Hal ini menyebabkan sifat biomekanik yang rendah dan laju korosi yang tinggi. Penggunaan uji berbasis reduksi tetrazolium dapat memberikan hasil false positive, disebabkan sifat produk korosi magnesium yang bersifat reduktan. Kondisi alkali yang disebabkan material ini dapat bermanfaat bagi penyembuhan tulang dan luka. Komposit logam magnesium dan biokeramik karbonat apatit mempunyai potensi yang besar untuk menjadi material dasar implan orthopaedi biodegradabel. Modifikasi teknik fabrikasi perlu dilakukan untuk bisa meningkatkan konsolidasi antar partikel, mengecilkan ukuran partikel, meningkatkan kekuatan biomekanika, mengurangi produk korosi, serta menurunkan laju degradasi.

ABSTRACT
Introduction. The search for biodegradable orthopaedic implant is on the rally. Biomaterial for orthopaedic implant must fulfill some criteria, especially the degradation rate must be paralleled with normal bone healing timeline. Magnesium is a natural micronutrient as well as biodegradable metal with biomechanical characteristics close to that of bone. However, the degradation rate of this metal is very high and releasing H2 gas by-product as well as alkali environment. Carbonate apatite is a biological apatite which has good osteoconductivity and allow bone healing without fibrotic tissue. Fabrication of magnesium and carbonate apatite composite is expected able to produce a new biodegradable biomaterial that can be used as the base material of biodegradable orthopaedic implant.
Methods. We fabricated magnesium composite specimens containing various content of carbonate apatite by powder metallurgy, various milling time (3, 5, 7 hours) at 200 RPM, warm compaction at 300°C and pressure of 265 MPa, sintering at 550°C, holding time of 1 hour, heating rate of 5°C/minutes and room atmosphere cooling. Biomechanical tests, biotoxicity tests (MTT assay and direct contact), and corrosion test were conducted.
Results. We were able to fabricate magnesium-carbonate apatite composites with good density that is comparable with human bone. Magnesium composite with 10% content of carbonate apatite had good biocompatibility. Although, its flexural stress, flexural strain, flexural elasticity modulus and corrosion resistance were lower than human bone. Additionally, exposure to this material also turn the surrounding environment into alkali.
Discussion: Interparticle consolidation and grain size were dissatisfactory due to microstructural pores that are possibly formed by Mg(OH)2 layer and oxidation process during sintering. These characteristics affect the low biomechanical properties and high corrosion rate. Additionally, the use of tetrazolium-based assay (MTT) may give a false positive result, as the magnesium corrosion products are reducing agent. Meanwhile, alkali condition caused by the material corrosion by-product might be beneficial for bone healing and wound healing process. Magnesium and carbonate apatite composite has enormous potential to be used as the orthopaedic biodegradable material. Modification on fabrication parameters need to be done in order to improve the interparticle consolidation, refining the grain size, improve biomechanical strength, reduce corrosion products, as well as improve the degradation rate."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eugene Dionysios
"Pendahuluan: Magnesium (Mg) memiliki karakter biomekanik menyerupai tulang dengan mechanical strength melebihi keramik namun mempunyai tingkat korosi yang tinggi. Salah satu cara untuk mengurangi tingkat korosi Mg adalah dengan mencampurnya dengan material lain atau melapisinya. Karbonat apatit (CA) dipilih untuk menjadi campuran komposit Mg karena osteokonduktivitasnya yang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi biodegradabilitas implan komposit MgxCA yang dibuat dengan teknik ekstrusi pada tikus Sprague Dawley.
Metode: Penelitian ini merupakan uji post-test only in vivo experimental pada tikus Sprague Dawley (SD) pada bulan Juli hingga Desember 2021. Sebanyak 33 tikus SD dibagi menjadi 6 kelompok perlakuan yaitu kelompok dengan plat Mg0CA, Mg5CA, Mg10CA, Mg15CA, titanium, serta prosedur sham. Pemeriksaan meliputi diameter paha, pembentukan gas pasca operasi (krepitasi), kondisi luka, kadar laboratorium, dan analisis histopatologis pada hari ke 15 dan 30.
Hasil: Tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada diameter paha, krepitasi, dan kondisi luka antar kelompok perlakuan selama 5 hari pasca-operasi (p>0.05). Didapatkan perbedaan yang signifikan pada pembentukan gas pada hari ke 15 dimana implantitanium menunjukan pembentukan gas yang lebih rendah (p=0.002) namun kembali menjadi tidak signifikan pada hari ke 30 (p>0.05). Pemeriksaan laboratorium dan histopatologis tidak menunjukan perbedaan yang bermakna baik secara lokal ataupun sistemik (p>0.05).
Kesimpulan: Kombinasi magnesium dengan karbonat apatit dari teknis fabrikasi ekstrusi merupakan implan yang biodegradable dengan biokompatibilitas yang tidak toksik baik secara lokal ataupun sistemik.

Introduction : Magnesium (Mg) has a biomechanical character resembling bone with mechanical strength exceeding ceramics but has a high corrosion rate. One way to reduce the corrosion level of Mg is to mix it with other materials or coatingit. Carbonate apatite (CA) was chosen to be a Mg composite mixture because of its good osteoconductivity. This study aimed to evaluate the biodegradability of MgxCA composite implants made by extrusion technique in Sprague Dawley.
Method: This study is a post-test only in vivo experimental on Sprague Dawley (SD) mice from July to December 2021. A total of 33 SD rats were divided into 6 treatment groups, namely groups with plates Mg0CA, Mg5CA, Mg10CA, Mg15CA, titanium, and sham procedures. The examination includes thigh diameter, postoperative gas formation (crepitation), wound condition, l levelof the aboratorium, and histopathological analysis on days 15 and 30.
Result:No significant differences were found in thigh diameter, crepitation, and wound condition between treatment groups during 5 days post-operative (p>0.05). There was a significant difference in gas formation on day 15 where titanium implants showed lower gas formation (p = 0.002) but again became insignificant on day 30 (p > 0.05). Laboratory and histopathological tests showed no significant differences either locally or systemically (p>0.05).
Conclusion: The combination of magnesium with apatite carbonate from extruded fabrication techniques is a biodegradable implant with biocompatibility with non-toxic properties either locally or systemically.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mochamad Ikbal Alexander
"Kemasan pangan plastik adalah jenis bahan yang tidak dapat terurai, sehingga dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Kandungan selulosa yang tinggi pada jerami padi dapat dijadikan sumber biopolimer untuk membuat kemasan pangan biodegradable. Tetapi, kemasan biodegradable dilaporkan memiliki kinerja hidrofilik yang buruk dan kerapuhan yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan kemasan pangan biodegradable menggunakan limbah jerami padi yang sesuai dengan SNI ISO 535:2016. Kemasan pangan biodegradable ini dibuat dari jerami padi dan singkong sebagai sumber biopolymer. Metode pelapisan Meyer-Rod diadopsi untuk menghasilkan sudut kontak yang tinggi dan ketahanan air yang tinggi dengan empat lilin alami yang berbeda; soy wax, candelilla wax, beeswax, dan carnauba wax. Analisis penyerapan air dilakukan menurut metode Cobb60 yang dijelaskan dalam SNI ISO 535:2016. Hasil studi menunjukkan bahwa penggunaan selulosa jerami padi dengan penambahan beeswax meningkatkan sifat ketahanan air secara signifikan dan menunjukkan penurunan indeks Cobb60 sebesar 2,8 g/m2. Kesimpulan yang dapat diambil dari studi ini adalah penggunaan selulosa jerami padi sebagai sumber biopolymer mempunya potensi untuk menggantikan penggunaan kemasan pangan plastik.

Fossil-based foam is a non-biodegradable material which can cause severe environmental deterioration. Starch-based biodegradable material has shown the potential to replace the plastic foams. Starch-based biodegradable foam reportedly has poor hydrophilic performances and high brittleness. The objective of this research is to develop starch-based biodegradable foam using rice husk waste that complies with SNI ISO 535:2016 The biodegradable foams were fabricated with cassava starch and rice straw as natural fiber sources. The Meyer-Rod coating method was adopted to produce high contact angle and high water resistance with four different natural waxes; soy wax, candelilla wax, beeswax, and carnauba wax. Water absorption analysis was performed according to the Cobb60 method described in SNI ISO 535:2016. The result shows that the use of rice straw and beeswax improved water barrier properties and decreased the Cobb60 index of 2,8 g/m2 This study concludes that the utilisation of rice straw  as a source of biopolymer could replace the use of conventional polystyrene foam."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>