Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Isolat-isolat kapang serasah indigenos Indonesia hasil koleksi Balai
Pengkajian Bioteknologi BPPT Serpong diduga memiliki kemampuan
menghasilkan senyawa antimikroba. Penelitian bertujuan memperoleh isolatisolat
kapang dari serasah yang menghasilkan senyawa aktif antimikroba
terhadap Staphylococcus aureus (Rosenbach) ATCC25923, Bacillus subtilis
(Ehrenberg) Cohn BioMCC00121, Escherichia coli (Migula) Castellani &
Chalmers ATCC25922, Candida albicans (Berkhout) BioMCC00122,
Saccharomyces cerevisiae (E. C. Hansen) FNCC3012, dan Aspergillus niger
(Tiegh) BCSO2/C1. Penelitian dilakukan di laboratorium Mikrobiologi Balai
Biotek BPPT pada bulan Februari-Desember 2006. Penapisan awal
menggunakan agar lapis ganda diperoleh 26 isolat dari total 72 yang dapat
menghambat pertumbuhan mikroba uji. Penapisan penguat menggunakan
difusi kertas cakram memperlihatkan bahwa aktivitas antimikroba terbaik
dihasilkan oleh ekstrak butanol dari isolat BioMCC-258. Aktivitas antimikroba
terbaik terhadap B. subtilis dihasilkan oleh ekstrak BioMCC-258 dalam
konsentrasi 10.000 ppm (setara dengan 0,69 mg tetrasiklin) dan
menghasilkan zona bening berdiameter 18,73 ± 0,38 mm. Bioautografi pada
ekstrak kasar isolat BioMCC-258 (Rf = 0,85) terhadap B. subtilis
menunjukkan bahwa eluen KLT metanol : air (M:A) = 2:8 merupakan pelarut
terbaik. Hasil pengamatan memperlihatkan bahwa isolat BioMCC-258
dideskripsikan sebagai genus Penicillium."
Universitas Indonesia, 2007
S31445
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elfira Amalia Deborah
"Antibiotik ialah senyawa yang diproduksi oleh beberapa spesies mikroorganisme, yang memiliki kapasitas untuk menginhibisi pertumbuhan atau membunuh bakteri. Namun, dewasa ini penggunaan antibiotik sangat tidak terkendali dan menimbulkan resistensi. Resistensi antibiotik merupakan masalah yang menjadi serius. Antibiotik yang dahulunya efektif dalam mengobati berbagai penyakit, sekarang telah berkurang ataupun hilang efektifitasnya. Karena terlalu banyaknya kasus resistensi, maka diperlukan suatu senyawa baru yang bisa menghasilkan daya antibakteri. Penemuan antibakteri baru dari senyawa dalam tanaman merupakan salah satu solusi terhadap permasalahan ini. Salah satu tanaman yang dapat dimanfaatkan adalah tanaman Garcinia. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, tanaman Garcinia memiliki aktivitas antibakteri. Pada penelitian ini diteliti potensi aktivitas antibakteri pada tanaman Garcinia latissima.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah daya antibakteri dari ekstrak-ekstrak Garcinia latissima menggunakan metode Konsentrasi Hambat Minimal KHM kemudian dilanjutkan dengan uji bioautografi pada Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Hasil menunjukkan bahwa ekstrak metanol buah dan ekstrak metanol kulit batang tanaman Garcinia latissima terbukti memiliki potensi daya antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus 2.000 g/mL dan 1.500 g/mL dan ekstrak metanol buah dan etil asetat buah tanaman Garcinia latissima memiliki potensi daya antibakteri terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa 3.000 g/mL . Untuk hasil bioautografi menunjukkan hasil positif dari masing-masing ekstrak dalam menghambat pertumbuhan bakteri.

Antibiotic is a compound that produced by some species of microorganisms, which have a capacity to inhibit or kill the bacteria. However, nowadays the using of antibiotic become very uncontrolled and caused resistances. Antibiotic resistance is a very serious problem. An antibiotic which is effective to cure the disease in the past, now has decreased and lost its effectivity. Therefore, the new compound is needed to help the resistance problem. The discovered of new antibiotic compound from herbal plants is one of the potential source of antibacterial compound to solve this problem. One of those plants is Garcinia plant. Based on previous research, Garcinia plant has an antibacterial activity.
This research aimed to determine and to investigate the potency of antibacterial activity from Garcinia latissima extracts with Minimal Inhibitory Concentration MIC and Bioautography assay in Pseudomonas aeruginosa and Staphylococcus aureus. Result indicated that the methanol fruit and cortex of Garcinia latissima have a potency of antibacterial in Staphylococcus aureus 2.000 g mL and 1.500 g mL , also methanol and ethyl acetate fruit extracts have a potency of antibacterial in Pseudomonas aeruginosa 3.000 g mL. For the bioautography assay, showed a positive antibacterial effectivity result in each extract.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhilatul Ikromah Karunianingsih
"Resistensi antibiotik terus mengalami peningkatan dan menjadi permasalahan kesehatan. Hal ini memicu perkembangan dan penemuan antibakteri baru, salah satunya berasal dari tanaman. Secara tradisional, kulit kayu masoyi digunakan untuk mengobati penyakit seperti diare, tuberkulosis, pneumonia, dan bronkitis. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi golongan senyawa antibakteri dari ekstrak n-heksana dan minyak atsiri kulit kayu masoyi terhadap bakteri patogen S. aureus, S. epidermidis, K. pneumoniae, S. marcescens, dan P. aeruginosa serta melakukan karakterisasi minyak atsiri berdasarkan indeks bias dan berat jenis. Penelitian ini mengacu pada penelitian sebelumnya bahwa ekstrak n-heksana kulit kayu masoyi menunjukkan potensi lemah hingga kuat (1,05-10,33 mm) berdasarkan uji difusi cakram kertas terhadap bakteri S. aureus, S. epidermidis, dan P. aeruginosa. Sedangkan minyak atsiri kulit kayu masoyi menunjukkan potensi lemah terhadap K. pneumoniae serta kuat terhadap S. marcescens dan S. epidermidis. Perolehan nilai indeks bias dan bobot jenis minyak atsiri kulit kayu masoyi masing-masing sebesar 1,467 dan 0,975 g/mL. Pada penelitian ini, dilakukan konfirmasi aktivitas antibakteri terlebih dahulu dengan metode difusi cakram kertas dan terkonfirmasi ekstrak serta minyak atsiri memiliki aktivitas antibakteri. Identifikasi golongan senyawa antibakteri dilakukan menggunakan uji KLT bioautografi kontak. Pada uji KLT bioautografi diperoleh spot-spot yang menghasilkan zona bening dan diduga dari golongan senyawa terpenoid. Hal ini membuktikan bahwa golongan terpenoid memiliki aktivitas penghambatan terhadap bakteri S. aureus, S. epidermidis, K. pneumoniae, S. marcescens, dan P. aeruginosa.

Antibiotic resistance continues to increase and become a health problem. This triggers the development and discovery of new antibacterial, one of which is derived from plants. Traditionally, masoyi bark is used to treat ailments such as tuberculosis, diarrhea, pneumoniae, and bronchitis. This research aims to identify a class of antibacterial compounds from n-hexane extract and essential oil from masoyi bark against pathogenic bacteria such as S. aureus, S. epidermidis, K. pneumoniae, S. marcescens, and P. aeruginosa while also characterizing essential oil through refractive index and density. Base on the previous research, n-hexane extract showed weak to strong potency (1,05- 10,33 mm) based on paper disc dissfusion method against S. aureus, S. epidermidis, dan P. aeruginosa. Meanwhile, the essential oil of masoyi bark showed weak potency against K. pneumoniae and strong potency against S. marcescens and S. epidermidis. The measured refractive index of essential oil was 1,467 and the density was 0,975 g/mL. In this research, confirmation of antibacterial activity was carried out using paper disc diffusion method, and it was confirmed that extract and essential oil of masoyi bark had antibacterial activity. Identification of a class of antibacterial compounds was carried out using contact TLC bioautography assay. Spots were obtained that produced clear zones and were suspected to be the terpenoid compound group. Spots identified as terpenoid compounds showed the presence of an inhibitory zone against S. aureus, S. epidermidis, K. pneumoniae, S. marcescens, and P. aeruginosa bacteria."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ageng Tri Lestari
"Munculnya penyakit infeksi baru dan peningkatan resistensi bakteri menimbulkan keharusan untuk menemukan antimikroba baru. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi potensi antimikroba fraksi-fraksi ekstrak etil asetat buah Garcinia latissima Miq. tanaman obat tradisional dari Indonesia. Aktivitas antimikroba ditentukan menggunakan metode zona hambat metode difusi cakram kertas, metode mikrodilusi secara kolorimetri, dan bioautografi kontak terhadap Bacillus subtilis ATCC 6633. Hasil dari metode zona hambat menunjukkan bahwa terdapat 14 fraksi yang dapat menghambat pertumbuhan Bacillus subtilis pada konsentrasi 20 mg/mL. Berdasarkan metode mikrodilusi secara kolorimetri, fraksi O, S, H, dan T memiliki nilai KHM.

The emergence of new infectious diseases and the increase in bacterial resistance have created the necessity for development of new antimicrobials. The objective of this study was to evaluate the antimicrobial potentials of fractions from Garcinia latissima Miq. an ethnomedicinal plant from Indonesia fruits ethyl acetate extract. The antimicrobial activity was determined using agar disc diffusion method, colorimetric broth microdilution method, and contact bioautography against Bacillus subtilis ATCC 6633. The results from the disc diffusion method showed that 14 out of 22 fractions could inhibit the growth of Bacillus subtilis at a concentration of 20 mg mL. Based on a colorimetric broth microdilution method, the MIC values of O, S, H, and T fractions were"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S68267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Abdullah
"Penumpukan sampah yang terjadi terutama sampah organik mengakibatkan dampak negatif bagi lingkungan maupun kesehatan masyarakat. Untuk itu diperlukan pengolahan sampah lebih lanjut menjadi produk yang bermanfaat, salah satunya adalah ekoenzim. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa metabolit sekunder dan mengevaluasi potensi antimikroba ekoenzim yang terdiri dari campuran bahan kulit buah naga, kulit pepaya, kulit jeruk, dan bonggol nanas. Skrining fitokimia senyawa metabolit sekunder dilakukan melalui reaksi warna dengan menggunakan pereaksi tertentu. Sedangkan aktivitas antimikroba ditentukan dengan menggunakan metode zona hambat atau metode difusi cakram kertas dan metode bioautografi kontak terhadap mikroba Staphylococcus aureus ATCC 25923, Salmonella typhi, dan Candida albicans. Hasil skrining fitokimia menunjukkan bahwa ekoenzim mengandung senyawa metabolit sekunder flavonoid dan fenol. Hasil dari metode zona hambat menunjukkan bahwa ekoenzim pada konsentrasi 50%, 75%, dan 100% dapat menghambat pertumbuhan Staphylococcus aureus dengan diameter zona hambat berturut-turut 0,450 mm, 2,133 mm, dan 4,367 mm; menghambat pertumbuhan Salmonella typhi dengan diameter zona hambat berturut-turut 1,483 mm, 4,733 mm, dan 6,083 mm; tetapi tidak menghambat pertumbuhan Candida albicans. Pada uji bioautografi, ekoenzim menunjukkan adanya zona hambat tetapi hanya pada titik awal penotolannya. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya aktivitas antimikroba dari ekoenzim yang terdiri dari campuran bahan kulit buah naga, kulit pepaya, kulit jeruk, dan bonggol nanas terhadap S. aureus dan S. typhi, sehingga dapat dijadikan produk antimikroba alami potensial.

The accumulation of waste, especially organic waste, can have a negative impact on the environment and public health. Therefore, further processing of waste into useful products is needed, one of which is eco-enzymes. This study aimed to identify secondary metabolite compounds and evaluate the antimicrobial potential of eco-enzymes consisting of a mixture of dragon fruit peel, papaya peel, orange peel, and pineapple stem. Phytochemical screening of secondary metabolite compounds is carried out through color reactions using certain reagents. Meanwhile, antimicrobial activity is determined using the inhibition zone method or paper disc diffusion method and contact bioautography method against Staphylococcus aureus ATCC 25923, Salmonella typhi, and Candida albicans. The results of phytochemical screening showed that eco-enzymes contain secondary metabolite compounds of flavonoids and phenols. The results of the inhibition zone method showed that eco-enzyme at concentrations of 50%, 75%, and 100% could inhibit the growth of Staphylococcus aureus with inhibition zone diameter respectively 0,450 mm, 2,133 mm, and 4,367 mm; inhibit the growth of Salmonella typhi with inhibition zone diameter respectively 1,483 mm, 4,733 mm, and 6, 083 mm; but didn’t inhibit the growth of Candida albicans. In bioautography assay, the eco-enzyme showed the presence of an inhibitory zone but only at the starting point. The results of this study showed the antimicrobial activity of eco-enzymes consisting of a mixture of dragon fruit peel, papaya peel, orange peel, and pineapple stem against S. aureus and S. typhi, so that it can be used as a potential natural antimicrobial product."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library