Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mariska Winda Asrini
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian bioakumulasi plutonium dan americium oleh Babylonia spirata dari Teluk Jakarta menggunakan perunut 242Pu dan 243Am. Eksperimen akuaria menggunakan dua jenis tingkat oksidasi 3 dan 4 dengan tiga kali pengulangan. Percobaan dilakukan melalui 2 tahapan, yaitu akumulasi dan depurasi. Bioavailabilitas 242Pu Pu3 dan Pu4 dan 243Am Am3 dan Am4 di air laut pada Babylonia spirata telah dipelajari. Parameter biokinetika yang diteliti meliputi faktor konsentrasi CF , konstanta laju pengambilan ku , konstanta laju pelepasan ke , faktor biokonsentrasi BCF , dan waktu paruh biologis tb1/2 . Spesiasi 242Pu Pu3 dan Pu4 dan 243Am Am3 dan Am4 menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan B. spirata mengakumulasi Pu dan Am. Bentuk Pu4 dan Am3 terakumulasi lebih tinggi dan tertahan lebih lama di kompartemen tubuh B. spirata. Radionuklida 242Pu dan 243Am terdistribusi paling tinggi pada cangkang dan sisa organ, dan terdistribusi paling rendah pada insang dan ginjal B. spirata.
The research of bioaccumulation Plutonium and Americium of Babylonia spirata from Jakarta Bay using 242Pu and 243Am radiotracers has been conducted. The aquaria experiments were applied by two oxidation states of Pu and Am speciation with three replications. The experiment was carried out by 2 steps, such as uptake and depuration. The bioavailability of 242Pu and 243Am in the III and IV oxidation states through sea water pathway has been studied for Babylonia spirata. Biokinetics parameters, such as concentration factors CFss , uptake rate constants ku , elimination rate constants ke , bioconcentration factors BCF , and biological half life tb1 2 , were investigated. Speciation of 242Pu Pu3 dan Pu4 dan 243Am Am3 dan Am4 affected the ability of B. spirata to accumulates plutonium and americium. The research shows that Pu4 and Am3 are potentially accumulated in greater value than Pu3 and Am4 by B. spirata, in which Pu and Am are more rapidly distributed and retained longer in shells and remainders, and shorter in gills and kidneys.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T50334
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Hidayati Febriana Sari
Abstrak :
Plutonium dan Americium merupakan produk fisi dari aktivitas fasilitas nuklir. Operasional fasilitas nuklir kemungkinan melepas radioisotop tersebut ke lingkungan. Dalam lingkungan perairan laut Pu dan Am terspesiasi menjadi beberapa bentuk senyawaan kimia. Perna viridis mampu mengakumulasi kedua radioisotop tersebut yang dipengaruhi oleh bentuk spesiasinya. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bioindikator kontaminan Pu dan Am menggunakan Perna viridis. Percobaan dilakukan mulai dari pengambilan biota, bioakumulasi dan depurasi. Parameter biokinetika yang diteliti meliputi faktor konsentrasi (CF), konstanta laju pengambilan (ku), konstanta laju pelepasan (ke), faktor biokonsentrasi (BCF), dan waktu paruh biologis (tb1/2). Pada studi ini dilakukan pengamatan organ sasaran bioakumulasi Pu dan Am pada Perna viridis. Spesiasi 242Pu (Pu3+ dan Pu4+) dan 243Am (Am3+ dan Am4+) menunjukkan pengaruh yang berbeda terhadap kemampuan Perna viridis mengakumulasi Pu dan Am. Pada percobaan diperoleh salah satunya parameter biokinetika dengan nilai CF Pu3+ pada insang, pencernaan dan sisa organ berturut-turut sebesar 7,0 mL.g-1; 8,8 mL.g-1 dan 8,0 mL.g-1. Nilai CF Pu4+ pada insang, pencernaan dan sisa organ berturut-turut sebesar 8,8 mL.g-1; 10,4 mL.g-1 dan 9,8 mL.g-1. Nilai CF Am3+ pada insang, pencernaan dan sisa organ berturut-turut sebesar 18 mL.g-1; 22,5 mL.g-1 dan 19 mL.g-1. Nilai CF Am4+ pada insang, pencernaan dan sisa organ berturut-turut sebesar 16,5 mL.g-1; 20 mL.g-1 dan 17 mL.g-1. Isotop Pu4+ dan Am3+ terakumulasi lebih tinggi dan tertahan lebih lama di kompartemen tubuh P. viridis daripada Pu3+ dan Am4+. Isotop Pu4+ dan Am3+ terdistribusi paling tinggi di kompartemen tubuh bagian pencernaan daripada di bagian insang. Berdasarkan eksperimen diasumsikan bahwa Perna viridis dapat dijadikan sebagai bioindikator. ......Plutonium and Americium are fission products from the activities of nuclear facilities. The operation of nuclear facilities is likely to release the radioisotope into the environment. In the marine environment Pu and Am form speciation into several forms of chemical compounds. Perna viridis can accumulate the two radioisotopes which are affected by the shape of the speciation. One of the parameters that influence the accumulation ability is Pu and Am speciation.This study aims to obtain Pu and Am contaminant bioindicators using Perna viridis. Experiments were carried out starting from taking biota, bioaccumulation, and depuration. Biokinetics parameters, such as concentration factors (CF), uptake rate constants (ku), elimination rate constants (ke), bioconcentration factors (BCF), and biological half-life (tb1/2), were investigated. In this study, observation of Pu and Am bioaccumulation target organs in Perna viridis. Speciation of 242Pu (Pu3+ dan Pu4+) dan 243Am (Am3+ dan Am4+) affected the ability of Perna viridis to accumulates plutonium and americium. In this study Pu observed the target organ of Pu and Am bioaccumulation at Perna viridis. In the experiment, one of them was biokinetics parameters with CF value of Pu3+ on the gills, digestive glands and organ remains are 7.0 mL.g-1, 8.8 mL.g-1 and 8.0 mL. g-1 respectively. CF value of Pu4+ on the gills, digestive glands and organ remains are 8.8 mL.g-1, 10.4 mL.g-1 and 9.8 mL.g-1 respectively. CF value of Am3+on the gills, digestive glands and organ remains 18 mL.g-1, 22.5 mL.g-1 and 19 mL.g-1 respectively. CF value of Am4+ on the gills, digestive glands and organ remains are 16.5 mL.g-1, 20 mL.g-1 and 17 mL.g-1 respectively. Isotopes of Pu4+ and Am3+ accumulate higher and hold longer in the body compartment of P. viridis than Pu3+ and Am4+. Isotopes of Pu4+ and Am3+ are highest distributed in the body compartment of the digestive glands rather than in the gills. Based on the experiment it is assumed that Perna viridis can be used as a bioindicator.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2018
T49864
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farihah Rahma Harfiatin
Abstrak :
Dalam penelitian ini dilakukan studi bioakumulasi dan depurasi ion logam Nikel yang diamati dari spesies kerang hijau atau Perna viridis yang diperoleh dari Muara Kamal, Jakarta Utara. Kerang hijau yang mengandung ion logam Nikel apabila dikonsumsi masyarakat dalam jumlah banyak akan menimbulkan efek toksisitas. Oleh karena itu, untuk mengurangi kadar ion logam Nikel yang terkandung di dalam kerang hijau dibutuhkan metode depurasi. Terlebih dahulu, dilakukan bioakumulasi ion logam Nikel sebesar 0,13 ppm. Hasilnya, didapatkan logam berat Nikel yang terakumulasi di tubuh kerang hijau sebesar 12,12 mg/kg. Kemudian dilakukan depurasi dengan pengaliran air berulang selama tujuh hari, perendaman asam asetat dan asam sitrat dengan konsentrasi 0.75 , 1.5 dan 2.25 selama dua jam. Sehingga, didapatkan penurunan kadar ion logam Nikel yang terbesar dengan depurasi asam sitrat 2,25 menjadi 6,60 mg/kg. Penentuan kadar ion logam nikel menggunakan alat instrument SSA Spektroskopi Serapan Atom . Ditentukan juga kadar protein sebelum dan sesudah depurasi dengan metode kjeldahl. Kadar protein sebelum depurasi 18,51 dan setelah depurasi mengalami penurunan terbesar pada depurasi pengaliran air sebesar 11,07 . Diharapkan, dengan metode depurasi ini bisa dipergunakan dalam skala rumah tangga.
In this study, conducted studies bioaccumulation and depuration of ions metal nickel were observed from the species of green mussels or Perna viridis from Muara Kamal, North Jakarta. Green mussels containing ions metal nickel when consumed by the public in large quantities will cause toxic effects. Therefore, to reduce the levels of ions metals nickel contained in the green mussels required depuration method. First, bioacumulation metals of nickel is 0.13ppm. The result, obtained heavy metal Nickel that accumulates in the body of green mussels is 12.12 mg kg. Then, depuration with recurrent water drainage for seven days, soaking of acetic acid and citric acid with concentration 0.75 , 1.5 and 2.25 for two hours. Thus, the largest decrease of ion metal nickel content with citrate acid depuration 2.25 became 6.60 mg kg. Determination of the levels of metal ions using AAS Atomic Absorption Spectroscopy . Also, determined protein levels before and after depuration with kjeldahl method. Protein content before depuration was 18.51 and after depuration experienced the greatest decrease in water drain depuration by 11.07 . Hopefully, with this depurasi method can be used in a household scale.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Inang Fitri Maulina
Abstrak :
Isu pencemaran plastik di lautan semakin tahun semakin bertambah. Ditambah adanya kenaikan suhu dan peningkatan radiasi Ultra Violet (UV) dapat menyebabkan plastik terdegradasi di lautan. Fenomena ini dapat berdampak besar pada seluruh rantai makanan perairan, mulai dari produsen primer hingga predator tingkat tinggi, yang pada akhirnya mengancam kesehatan dan keanekaragaman hayati ekosistem. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kelimpahan mikroplastik di Laut Eretan Indramayu serta mempelajari bioakumulasi mikroplastik pada Perna viridis. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa Laut Eretan telah tercemar oleh mikroplastik dibuktikan dengan ditemukannya mikroplastik berjenis Polyethylene Terephthalate (PET) berbentuk fiber, granule, dan fragment dengan rata-rata kelimpahan pada sampel air laut sebesar 733 partikel/L air laut, sampel sedimen sebesar 1200 partikel/kg sedimen, dan sampel biota sebesar 623,8 partikel/kg biota. Hasil penelitian bioakumulasi menunjukan nilai Bioconcentration Factor (BCF) P. viridis pada beda salinitas sebesar 14,96 - 30.91 mL.g-1, dengan waktu paruh (t1/2) 7,53 - 14,96 hari. Kemudian pada P. viridis variasi beda bobot didapatkan nilai BCF sebesar 12,82 – 16,85 mL.g-1, dengan t1/2 sebesar 7-15 hari. Mikroplastik terdistribusi pada bagian mantel, insang dan bagian pencernaan P. viridi. ......The issue of plastic pollution in the ocean is increasing every year. In addition, rising temperatures and increased Ultra Violet (UV) radiation can cause plastics to degrade in the ocean. This phenomenon can have a major impact on the entire aquatic food chain, from primary producers to higher-level predators, ultimately threatening the health and biodiversity of the ecosystem. This research aims to analyze the abundance of microplastics in the Eretan Sea of Indramayu and study the bioaccumulation of microplastics in Perna viridis. The results showed that the Eretan Sea has been polluted by microplastics as evidenced by the discovery of Polyethylene Terephthalate (PET) type microplastics in the form of fiber, granule, and fragment with an average abundance in seawater samples of 733 particles/L seawater, sediment samples of 1200 particles/kg sediment, and biota samples of 623.8 particles/kg biota. The results of bioaccumulation research show the Bioconcentration Factor (BCF) value of P. viridis at different salinities of 14.96 - 30.91 mL.g-1, with a half-life (t1/2) of 7.53 - 14.96 days. Then in P. viridis the variation of different weights obtained BCF values of 12.82 - 16.85 mL.g-1, with t1/2 of 7-15 days. Microplastics are distributed in the mantle, gills and digestive parts of P. viridis.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Ramadhanti
Abstrak :
ABSTRAK
Kenaikan jumlah konsumsi ikan nila Oreochromis niloticus menunjukkan bahwa masyarakat sekarang sudah mengerti pentingnya nutrisi yang terkandung dalam ikan. Sayangnya, banyak masyarakat yang bekerja di bidang budidaya ikan tidak sadar akan bahaya yang mungkin ada apabila lokasi budidayanya berada di tempat yang tidak aman. Salah satu contohnya adalah budidaya ikan air tawar yang berlokasi di sekitar BATAN, Serpong. BATAN Serpong sekarang sedang mengembangkan Reaktor Daya Eksperimental RDE yang memiliki probabilitas untuk melepaskan radionuklida seperti 137Cs sebagai produk dari reaksi fisi. 137Cs yang dilepaskan akan masuk ke atmosfer, mengalami proses global fallout, diabsorbsi oleh tanah dan terakumulasi di air. Tujuan dari studi ini adalah untuk menganalisis proses bioakumulasi 137Cs oleh O.niloticus dan kajian resiko dengan menghitung Bio Concentration Factor BCF . Nilai BCF yang didapat dengan ukuran 7.00 cm, 7.70 cm, 8.70 cm, dan 9.80 cm secara berurutan adalah sebesar 20.02, 9.12, 4.45, dan 2.88. nilai BCF kemudian digunakan pada software Erica tool untuk menghitung dosis total 137Cs yang terkandung dalam makhluk hidup di ekosistem tersebut. Distribusi 137Cs juga dianalisis melalui pembedahan dan didapatkan hasil bahwa akumulasi terbesar berturut-turut berada di otot, insang, dan isi perut. Keseluruhan hasil yang didapat kemudian dikombinasikan untuk menentukan apakah biota ini berada dalam nilai ambang batas.
ABSTRACT
The rise of consumption of Nile Tilapia Oreochromis niloticus shows how people now understand the importance of the nutrients contained by fishes. However, people who work on the site of aquaculture sometimes do not realize how tangible the threats are if the site is unsafe. One of the examples is the aquaculture site located near BATAN, Serpong. BATAN Serpong is currently working on its Experimental Power Reactor ERP which has the probability to release radionuclide such as 137Cs as a fission product from nuclear reactors. 137Cs released into the atmosphere will undergo the process of global fallout, absorbed in the soil and accumulated in the water. Thus, the aim of this study was to analyze the process of bioaccumulation of 137Cs by O.niloticus and its risk assessment by calculating the bioconcentration factor BCF . The values of BCF with the size of 7.00 cm, 7.70 cm, 8.70 cm, and 9.80 cm are 20.02, 9.12, 4.45, and 2.88 respectively. These values of BCF will then be inserted to Erica Tool in order to calculate the total dose of 137Cs contained in living organisms. The distribution of 137Cs inside the body of O.niloticus was also analyzed through dissection. The result shows that highest accumulation of 137Cs was located in the muscle, the second highest was in the gills, and the lowest was in the viscera. All the results were combined to decide whether these organisms are safe to be consumed or not.
2017
S70168
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Awalina
Abstrak :
Salah satu aspek penting untuk menyokong Program Ketahanan Pangan Nasional adalah tersedianya habitat perikanan darat (dalam hal ini perairan situ di sekitar Kabupaten Bogor) yang aman dari potensi pencemaran logam berat. Tujuan penelitian lapangan yang dilakukan pada Oktober dan November 2010 ini adalah untuk mengungkapkan tingkat bioakumulasi Pb dan Cd dalam komunitas fitoplankton dan deposisi kedua logam tersebut pada sedimen beserta hubungannya terhadap beberapa faktor kimia dan fisika perairan pada lima perairan situ sekitar Kabupaten Bogor (Situ Lido, Situ Tonjong, Situ Cibuntu, Situ Cikaret serta Situ Rawa Kalong). Disimpulkan bahwa kecuali untuk Cd di Situ Rawa Kalong, kedua logam cenderung untuk lebih banyak terbioakumulasi dalam fitoplankton dibandingkan terdeposisi dalam sedimen. Faktor jarak rerata sumber pencemar, jenis sumber pencemar dan jumlah sumber pencemar berpengaruh secara simultan terhadap pola bioakumulasi Pb dan Cd dalam fitoplankton yang hidup pada lima situ yang diamati. Pb sangat baik terakumulasi dalam fitoplankton pada Situ Cikaret dan Situ Lido yang sangat terkait erat dengan strata pengambilan contoh dan kesadahan. Situ Rawa Kalong memiliki jenis komunitas fitoplankton yang paling adaptif terhadap kondisi perairan dengan kandungan Cd berkadar tinggi baik dalam air maupun sedimennya serta pola bioakumulasinya terkait erat dengan Cd terlarut, Cd partikulat dan kuantitas Cd dalam sedimenya. ......Safe habitat (among of them are shallow lakes at the vicinity of Bogor Regency) from heavy metals pollution is one of the most important aspects to inland water fisheries for supporting to the National Food Security Program. This field research were conducted in October and November 2010 and have aimed to reveal Pb and Cd bioaccumulation and sedimentary deposition level of both metals and its relation to aquatics chemical and physical behaviors of five shallow lakes at the vicinity of Bogor Regency (Situ Lido, Situ Tonjong, Situ Cibuntu, Situ Cikaret and Situ Rawa Kalong). Results show that except of Cd in Situ Rawa Kalong, both of metals were tend to be more bio accumulated in phytoplankton community than deposited in sediment. Average distance to sampling point, variety and quantity of pollutants sources were simultaneously affected to bioaccumulation pattern of phytoplankton which were living in the observed shallow lakes. Pb was significantly more bioaccumulated in phytoplankton of Situ Cikaret and Situ Lido, and seemingly related to sampling strata and total hardness. Situ Rawa Kalong possesed more adaptive phytoplankton community to high level of Cd both in sediment and water column and its pattern was correlated to dissolved Cd, Cd particulate and deposited Cd in sediment.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
T30131
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Retno Prihatiningsih
Abstrak :
Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Semenanjung Muria Jepara membutuhkan studi radioekologi kelautan yang merupakan salah satu tahapan praoperasional suatu reaktor nuklir. Studi radioekologi merupakan salah satu bagian dari studi tapak di calon lokasi PLTN. Studi tapak yang umum dalam lingkup radioekologi kelautan hanya terdiri dari data dasar (base line) radionuklida yang terkandung dalam kompartemen lingkungan laut Semenanjung Muria. Disisi lain studi radioekologi pada praoperasional fasilitas nuklir dilakukan untuk memperoleh base line data tingkatan radiasi dan konsentrasi radionuklida untuk penentuan sumber-sumber dampak. Pemantauan radionuklida di lingkungan laut Semenanjung Muria dalam konteks pra operasional PLTN sudah dilakukan selama lebih dari 8 tahun, namun studi radioekologi kelautan yang komprehensif meliputi: data base line radionuklida lengkap dan proses bioakumulasi radionuklida belum dilakukan secara terpadu. Pada penelitian ini dilakukan studi kandungan radionuklida alam seperti Ra-226, Ra-228, K-40 dan radionuklida antropogenik seperti Cs-137 serta mekanisme bioakumulasi radionuklida Cs-137 dan Co-60 pada Perna viridis. ......Development plan of Nuclear Power Plant (NPP) at Muria Peninsula Jepara require marine radioecology studies, which is one of the preoperational stage of a nuclear reactor. Study of radioecology is one part of the study site at potential location of nuclear plants. General study site marine radioecology only consist of base line data radionuclides in marine environmnetal compartement of Muria Peninsula. On the other hand study of radioecology on praoperational nuclear facilities conduct to obtain baseline data of radiation levels and concentrations of radionuclides for the determination of the sources impact. Monitoring of radionuclides in marine environment in the context of praoperational Muria Peninsula nuclear power plant have been done for over 8 years, but a comprehensive study of marine radioecology include: complete data base of radionuclides and bioaccumulation process has not been done in an integrated manner. This study conducted a study of natural radionuclide such as Ra-226, Ra-228, K-40 and anthropogenic radionuclides such as Cs-137 and the mechanism of bioaccumulation of radionuclides Cs-137 and Co-60 in Perna viridis.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30852
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tiar Asita Baramanda
Abstrak :
Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN sebagai institusi di Indonesia yang mengurusi pengaplikasian energi nuklir untuk Indonesia telah mengoperasionalkan RSG 30Mwatt di Kawasan Puspitek Serpong sejak tahun 1987. Reaktor ini berpotensi melepaskan radiasi dari unsur-unsur radioaktif dari hasil reaksi fisi unsur tersebut. Potensi cemaran ini dikhawatirkan dapat mengganggu keseimbangan dan kesehatan lingkungan sekitar, khususnya lingkungan perariran terdekat seperti Sungai Cisadane. Beberapa radionuklida antropogenik seperti 137Cs sulit terdeteksi sehingga diperlukan adanya metode evaluasi kualitas lingkungan berdasarkan analisisnya tehadap jaringan molekul suatu organisme yang terpapar radionuklida tersebut, metode ini disebut Biomonitoring. Pada penelitian ini dilakukan eksperimen biokinetik dengan penentuan nilai Faktor Konsentrasi CF dan Faktor Biokonsentrasi BCF radionuklida 137Cs oleh Ikan Mas Cyprinus carpio melalui jalur air tawar yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan akuatiknya , yaitu konsentrasi Ion Kalium K Percobaan dilakukan melalui tiga tahapan, yaitu akumulasi/pengambilan, depurasi/pelepasan dan pembedahan organ. Hasil penelitian menunjukkan kenaikan konsentrasi K dalam media menurunkan nilai CF pada Cyprinus carpio. Nilai faktor konsentrasi CF 137Cs oleh Cyprinus carpio setelah akhir akumulasi dalam kondisi media dengan variasi konsentrasi Kalium 2,5 ; 5 ;7,5 ; dan 10 ppm berturut ndash; turut adalah 2,762 ; 2,645 ; 2,637 ; 2,586 ml.g-1 dan nilai Faktor Biokonsentrasi BCF variasi konsentrasi ion K 2,5 ; 5 ; 7,5 ; dan 10 ppm berturut-turut adalah 1,32 ; 2,12 ; 1,77 ; 2,07 ml.g-1. Berdasarkan nilai-nilai tersebut , Ikan Mas Cyprinus carpio dapat dikategorikan sebagai bioindikator dari 137Cs.
Badan Tenaga Nuklir Nasional BATAN as an institution in Indonesia that developed nuclear energy in Indonesia has operated RSG 30 MWatt in Puspitek Serpong Area since 1987. This reactor has the potential to emit radiation from radioactive elements produced by fission reaction of the elements. The environmental hazard potential is feared to disrupt the balance and health of surrounding environment, especially the nearby waters like Cisadane River. Few anthropogenic radionuclides like 137Cs are difficult to detect that the need for a method to evaluate environment quality based on molecular network of an organism exposed to the radionuclide arises, and the said method is called Biomonitoring. In this study biokinetic experiment is conducted with determination of Concentration Factor CF and Bioaccumulation Factor values of 137Cs by Goldfish Cyprinus carpio by means of freshwater influenced by its aquatic environment condition, which is Potassium ion concentration K . This test is conducted through three steps, which is accumulation sampling, depuration release, and organ dissection. The results of the tests showed the increase of K concentration in the medium decrease CF value of Cyprinus carpio. CF value of 137Cs concentration by Cyprinus carpio after the end accumulation in media conditioned with variation of Potassium concentration 2.5 5 7.5 and 10 ppm respectively are 2.762 2.645 2.637 2.568 ml.g 1 and Bioconcentration Factor BCF for variation of K ion concentration 2.5 5 7.5 and 10 ppm respectively are 1.32 2.12 1.77 2.07 ml.g 1. Based on those values, Goldfish Cyprinus carpio can be categorized as bioindicator for 137Cs.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S70102
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sasqia Putri Soniansi
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan simulasi pencemaran logam berat Seng (Zn) pada kerang hijau (Perna viridis). Proses bioakumulasi kerang hijau melalui jalur pakan dengan perunut radioaktif 65Zn. Pakan yang digunakan dengan diberikan kontaminasi logam seng yakni Botryococcus braunii. Proses Bioakumulasi dilakukan pada variasi suhu air laut 30, 31, dan 32°C. Setiap hari seluruh hewan percobaan dianalisis menggunakan spektrometer gamma untuk memperoleh data pengambilan kontaminan dari aktivitas 65Zn. Untuk mengurangi kandungan logam yang terdapat pada biota uji dilakukan metode depurasi. Metode depurasi yang digunakan pada penelitian ini adalah metode pengaliran air berulang dan perendaman asam. Pada metode perendaman asam digunakan asam asetat dengan variasi waktu selama 30 menit, 60 menit, 120 menit dan 180 menit serta variasi konsentrasi 0.025 %, 0,050%, 0,075%, dan 0,100 %. Setelah selesai, kemudian dilihat pengaruh metode depurasi terhadap kandungan pada protein Perna viridis dengan metode kjehdahl. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh nilai ku yang didapat dari nilai faktor konsentrasi paparan ion logam Zn selama 7 hari yakni 0,17 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 30oC, 0,18 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 31oC dan 0,27 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 32°C. Sementara nilai ke untuk perlakuan depurasi dengan metode pengaliran air berulang didapatkan 0,10 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 30°C, 0,09 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 31°C, dan 0,07 Bq/gram.hari untuk variasi suhu air laut 32°C. Selanjutnya pada penelitian ini didapatkan nilai BAF sebesar 21,13 Bq/gram.hari untuk variasi suhu 30°C, 26,67 Bq/gram.hari untuk suhu 31°C, dan 61,67 Bq/gram.hari untuk suhu 32°C. ......In this study a simulation of heavy metal zinc (Zn) ion contamination in green mussel (Perna viridis) was carried out. Bioaccumulation process of green mussel through food pathway using 65Zn radioactive tracer. Botryococcus braunii was used to be food of heavy metal zinc contamination. The bioaccumulation process is carried out at variations in sea water temperature 30, 31 and 32°C. Every day all green mussels were analyzed using a gamma spectrometer to obtain contaminant retrieval data from 65Zn activities. To reduce the metal content found in the test biota, needs depuration method. The depuration method used in this study is a method of repetitive water flow recirculating depuration and using acid. The acid method uses acetic acid with a variation of time is 30 minutes, 60 minutes, 120 minutes and 180 minutes and variations in concentration of acetic acid 0.025%, 0.050%, 0.075%, and 0.100%. After that, the effect of the depuration method on green mussels was analyzed by kjehdahl method. Based on the results, uptake value (ku) obtained from metal ion Zn exposure during 7 days is 0.17 Bq /gram.day for 30oC sea water temperature variation, 0.18 Bq/gram.day for 31oC sea water temperature variation, 27 Bq/gram.days for 32°C sea water temperature variations. While the depuration value (ke) treatment with water flow method is obtained 0.10 Bq/gram.days for variations in sea water temperature of 30oC, 0.09 Bq/gram.days for variations in sea water temperature of 31°C, and 0.07 Bq/gram.days for 32°C sea water temperature variations. Furthermore, in this study the BAF value was 21.13 Bq/gram.days for temperature variations of 30°C, 26.67 Bq/gram.days for 31°C, and 61.67 Bq/gram.days for 32°C.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ali
Abstrak :
ABSTRAK
Radioactive cesium (radiocesium) merupakan radionuklida buatan yang menjadi perhatian utama dalam studi pencemaran radioaktif di lingkungan perairan. Sifatnya yang mudah larut dalam air sehingga penyebarannya sangat dipengaruhi oleh dinamika massa air laut. Massa air perairan Pasifik Utara yang telah tercemar radiocesium akibat uji senjata nuklir (global fallout) dan kecelakaan reaktor nuklir Fukushima berpotensi masuk ke perairan Indonesia termasuk lokasi studi, dibawa oleh arus lintas Indonesia (arlindo). Pemerintah Indonesia telah melakukan monitoring keberadaan radionuklida di beberapa perairan, namun masih terbatas di permukaan laut saja, belum melihat sampai lapisan massa air di bawahnya termasuk tentang pola perilakunya pada semua rute pajanan (route of exsposure), tropodinamika bioakumulasinya dalam ekosistem sampai pada risiko radiologis yang ditimbulkannya. Riset ini bertujuan untuk mempelajari pola perilaku aktivitas radiocesium, pembuatan model tropodinamika bioakumulasi radiocesium dan menganalisis risiko radiologis di lingkungan dan manusia. Metode riset yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif. Hasil riset menunjukan bahwa pola sebaran radiocesium baik secara mendatar maupun menegak sangat dipengaruhi oleh dinamika massa air, bioakumulasi radiocesium dan tropodinamikanya dapat ditemukan pada kelompok ikan dan ekosistem studi; keberadaan radiocesium di perairan pada kelompok ikan tidak menimbulkan risiko radiologis penting baik bagi lingkungan maupun manusia yang mengkonsumsinya. Sumber radiocesium di perairan studi berasal dari global fallout.
ABSTRACT
Radioactive cesium (radiocesium) is an artificial radionuclide which is a major concern in studies of radioactive pollution in the aquatic environment. Its character is soluble in water so that the spread is strongly influenced by water mass dynamics of the waters. The water mass of the North Pacific waters that have been contaminated with radiocesium due to the nuclear fallout test and the Fukushima nuclear reactor accident has the potential to enter Indonesian waters including the study location, carried by the Indonesian Througflow (ITF). The Indonesian government has monitored the presence of radionuclides in several waters, but is still limited to the surface of the sea, has not seen until the layer of water masses below including behavior patterns on all route of exposure, tropodynamic bioaccumulation in the ecosystem to radiological risks caused. This research aims to study the behavior patterns of radiocesium activity, modeling the bioaccumulation of radiocesium trophodynamicss and analyzing radiological risks in the environment and humans. The research method used is descriptive quantitative. The results of the research show that the distribution pattern of radiocesium both horizontally and vertically is strongly influenced by the water mass dynamics, the bioaccumulation of radiocesium and tropodynamics can be found in fish groups and the ecosystems; the presence of radiocesium in waters in fish groups does not pose an important radiological risk both for the environment and for humans who consume them. The source of radiocesium in the study waters comes from the global fallout.
2019
D2615
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>