Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selly Danastri
Abstrak :
Energi matahari merupakan salah satu sumber energi yang paling banyak potensinya di muka bumi. Sel surya mengubah sinar matahari langsung menjadi listrik yang kemudian dikenal sebagai fotovoltaik (PV). Saat ini, bifacial pv menjadi sesuatu yang menjanjikan untuk digunakan karena memiliki konversi yang lebih tinggi dari monofacial PV. adanya 2 sisi pada bifacial PV (atas-bawah) akan menghasilkan daya energi yang lebih tinggi, namun permasalahan saat ini konversi energi dari bifacial PV belum maksimal, bagaimanapun penelitian ini tetap penting untuk diteliti lebih jauh. Untuk mendapatkan hasil yang maksimal, bifacial PV membutuhkan desain reflektor yang tepat dengan mengukur sudut kemiringan dari panel surya, jarak antara panel dan reflektor serta warna dari reflektor. Alat ukur seaward PV 200 yang merupakan alat ukur parameter kelistrikan sistem panel surya yang memenuhi standar IEC 62446 dan IEC 61829 juga digunakan agar dapat mengukur daya yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan mendesain modul reflektor untuk panel surya jenis bifacial supaya dapat meningkatkan dan mengoptimalkan performa yang diakibatkan dari pantulan reflektor yang ada di bagian bawah solar panel bifacial. Dari hasil dan analisis pengukuran didapatkan desain modul reflektor dengan sudut kemiringan 5° , jarak antar panel surya dan reflektor 10 cm (panel surya-reflektor tidak sejajar), dengan warna menggunakan warna putih menghasilkan daya terbaik dari pantulan iradiasi matahari, sehingga bisa didapatkan desain yang dapat meningkatkan dan mengoptimalkan panel surya jenis bifacial.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cahyaning Nur Karimah
Abstrak :
Sel surya berstruktur Bifacial Heterojunction Intrinsik Thin layer adalah sel surya berbahan silikon dengan interface a-Si:H/c-Si yang merupakan struktur berbentuk heterojunction. Struktur ini memiliki susunan layer yang sama antara bagian atas sel dan bagian bawah sel. Keterbaruan dari struktur ini adalah untuk menjembatani cost dengan penggunaan material crystalline. Struktur bifacial HIT lebih diunggulkan daripada struktur dengan mono crystalline dan atau mono facial. Pengembangan dan pemilihan struktur bifacial HIT yaitu dengan melakukan optimasi pada struktur dengan bantuan AFORS-HET. Optimasi sel surya berstruktur Bifacial Heterojunction Intrinsik Thin layer diperlukan untuk memaksimalkan keluaran sel surya berstruktur Bifacial HIT sebagai sel surya berdasar silikon.Ada 5 model struktur bifacial HIT yang diujikan menggunakan AFORS-HET. Dari hasil analisa didapat 1 struktur yang paling kecil perbedaan pita konduksi dan pita valensi diantara 4 struktur yang lain, yaitu TCO / a-Si:H p / a-Si:H i / c-Si n / a-Si:H i / a-Si:H n / TCO /Ag. Pada struktur model yang terpilih dilakukan optimasi dan simulasi lanjutan berupa kondisi dark current dan kondisi iluminasi. Dari hasil simulasi dan kalkulasi terhadap struktur sel surya berstruktur TCO / a-Si:H p / a-Si:H i / c-Si n / a-Si:H i / a-Si:H n / TCO / Ag menghasilkan JSC sebesar 8,82 mA/cm2, VOC sebesar 31,4803 mV, efisiensi sebesar 11,9 dan FF sebesar 0,729. Arus, tegangan dan daya maksimal yang dapat dicapai oleh struktur model secara berturut-turut adalah 0,08104 A, 0,25 V dan 0,02026 W. Kata kunci: sel surya, band alignment, bifacial HIT, heterojunction.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T47797
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nayla Yaumisita
Abstrak :
Kebutuhan listrik di Indonesia masih menjadi isu terkini karena akses yang masih belum menyeluruh ke beberapa daerah. Sumber energi fosil masih dominan digunakan sebagai bahan bakar utama dalam pembangkitan listrik. Dengan begitu penggunaan panel surya (PV) dapat menjadi solusi. Menurut Kementerian ESDM, Indonesia memiliki potensi pemanfaatan energi surya yang tinggi dengan potensi energi mencapai 207,8 GW. Adanya teknologi baru seperti panel surya bifacial (BPV) dapat meningkatkan efisiensi pembangkitan. Selain itu pemanfaatan atap gedung serta badan air seperti danau, sungai, waduk, dll dapat dijadikan salah satu solusi pemanfaatan lahan mengingat kian banyaknya permintaan lahan. Studi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana perbandingan performa antara sistem PLTS Terapung berbasis modul bifacial dan sistem PLTS Atap berbasis modul monofacial, pengaruh penggunaan modul bifacial dan modul monofacial, serta mengetahui konfigurasi paling optimal dari pemasangan PLTS Terapung atau Atap khususnya di daerah tropis. Berdasarkan hasil pengukuran dan perhitungan, ditunjukkan bahwa performa modul bifacial memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan modul monofacial ditunjukkan dengan nilai PR sebesar 68,59%. Nilai PR PLTS Atap memiliki nilai lebih tinggi dibandingkan nilai PR keseluruhan PLTS Terapung dengan nilai sebesar 76,48%. Hasil simulasi PVsyst menunjukkan bahwa konfigurasi PLTS Atap dengan modul bifacial memiliki performa terbaik dengan produksi energi tahunan sebesar 87100 kWh/tahun dan nilai PR 95,1%. Sistem tersebut juga memiliki nilai LCOE terendah sebesar Rp 1079,462/kWh dan payback rate tercepat selama 10,3 tahun. ......The need for electricity in Indonesia is still an ongoing issue since its access is still limited in several regions. Fossil energy sources are still dominantly used as the main fuel in electricity generation. The use of solar panels (PV) can be the solution. According to the Ministry of Energy and Mineral Resources, Indonesia has a very high potential for utilizing solar energy, reaching 207.8 GW. The existence of new technologies such as bifacial solar panels (BPV) can increase generation efficiency. In addition, the utilization of rooftops on buildings and water bodies such as lakes, rivers, reservoirs, etc. can be used as a solution for land use, considering the increasing demand for land. This study aims to find out how the performance compares between bifacial-based floating PV system and monofacial-based rooftop PV system, the effect of using bifacial modules and monofacial modules, and the most optimal configuration for floating PV or rooftop PV installations, especially in the tropical region. Based on the results of measurements and calculations, it is shown that the performance of the bifacial module has a higher value than the monofacial module ones, with a PR value of 68.59%. The PR factor of rooftop PV has a higher value than the overall PR factor of floating PV, with a value of 76,48%. The PVsyst simulation results show that the rooftop PV configuration with bifacial module has the best performance, with a yearly energy production of 87100 kWh/yr and a PR factor of 95,1%. The system also has the lowest LCOE value of IDR 1079,462/kWh and the fastest payback rate of 10,3 years.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library