Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Febdi Harmanto
Abstrak :
Semen merupakan salah satu komoditas strategis kebutuhan pokok yang digunakan untuk pembangunan infrastruktur dan properti seperti konsumsi untuk pembangunan perumahan. Pada proses distribusinya, biasanya perusahaan mengalami kendala dalam pendistribusiannya baik dalam jumlah unit transportasi yang digunakan maupun kapasitas penyimpanan dan market share di wilayah tersebut. Kondisi saat ini di Indonesia terjadi kelebihan suplai semen beberapa tahun kedepan, akan berdampak kepada kelebihan stok semen di fasilitas luar pabrik gudang dan terminal sehingga berakibat utilisasi angkutan semen menjadi menurun waktu tunggu dan biaya transportasi meningkat . Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh model jalur distribusi barang dengan pendekatan scenario analysis menggunakan metode simulasi. Hasil dafri penelitian ini berupa pengembangan model simulasi jalur distribusi semen antar pulau jawa-sumatera-kalimantan yang memberikan total biaya transportasi dan waktu tunggu yang terendah.
Cement is on of the strategic commodities of basic needs that used for infrastructure and property development such as consumption for housing development. In the distribution process, companies usually experience constrains in the number of transports units used, storage capacity, and market share in the region. The current condition in Indonesia is that excessive supply of cement in the next few years will have an impact on excess cement stocks in off plant facilities warehouse and terminals which will lead to a decrease in the utilization of cement transport an increase in waiting time and transportation costs. This research aims to obtain a model of goods distribution channels with scenario analysis approach using simulation method. The result of this research is a developed simulation model of cement distribution channels of java sumatera kalimantan island which gives the lowest total transportation cost and idle times.
Depok: Universitas Indonesia, 2018
T51162
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wawan Kurniawan
Abstrak :
This study investigates the effect of roads growth toward the deforestation rate in 33 provinces in Indonesia from the period 2006-2013. A panel data analysis was utilized in order to analyze whether the existence of roads development affected the level of agricultural expansion activity by farmers which eventually determine the level of deforestation. The results show that growth of roads significantly contributes to loss in forest area or deforestation in Indonesia. Roads development become a driving magnet for forest cover dynamic changes since it is facilitating the reduction of cost for agriculture production and peoples migration. Having this condition, farmers are eager to enhance their land productivity through agricultural expansion toward the forest and thereby this condition exacerbates the threats and pressure on the forest.
Studi ini menganalisis pengaruh pertumbuhan jalan terhadap laju deforestasi di 33 provinsi di Indonesia selama kurun waktu 8 tahun (2006-2013). Analisa data panel diterapkan untuk menganalisis apakah keberadaan pembangunan jalan mempengaruhi tingkat kegiatan ekspansi pertanian oleh petani yang pada akhirnya menentukan tingkat deforestasi. Hasil studi menunjukkan bahwa pertumbuhan jalan berkontribusi signifikan terhadap hilangnya kawasan hutan atau deforestasi di Indonesia. Pembangunan jalan menjadi magnet penggerak untuk perubahan dinamis tutupan hutan karena memfasilitasi pengurangan biaya untuk produksi pertanian dan migrasi masyarakat. Dengan kondisi ini, petani mempunyai kecenderungan untuk meningkatkan produktivitas lahan mereka melalui perluasan pertanian ke arah hutan yang pada akhirnya kondisi ini memperburuk ancaman dan tekanan pada hutan.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T54633
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Thamrin Prima
Abstrak :
Penelitian ini ingin mengetahui dampak jangka pendek program BBM Satu Harga yang diterapkan tahun 2017 terhadap biaya transportasi di daerah tertinggal Indonesia. Penelitian ini mengobservasi 585 desa penerapan program BBM Satu Harga selama 3 tahun yaitu 2006, 2014 dan 2018 dengan total unit observasi sebanyak 1.755 desa. Dengan metode analisis Difference in Difference (DID), penelitian ini menunjukkan bahwa hingga 2018, program BBM Satu Harga berdampak signifikan pada penurunan biaya transportasi di daerah tertinggal khususnya desa-desa yang berjarak 15 km dari Stasiun Pengisian BBM Umum (SPBU) penyalur program. Terdapat dua saluran (channeling) efek program BBM Satu Harga terhadap biaya transportasi yaitu meningkatnya pasokan dan turunnya harga BBM dibandingkan sebelum program diterapkan. Penelitian ini juga menemukan bahwa desa-desa yang berjarak lebih dari 15 km dari SPBU program cukup banyak dan tidak mengalami dampak signifikan dari program. Hal ini menunjukkan bahwa banyak warga yang belum mendapatkan manfaat signifikan dari program ini. ......This research wants to know the short-term impact of the One Price Fuel program implemented in 2017 on transportation costs in underdeveloped areas of Indonesia. This study observed 585 villages implementing the One Price Fuel program for 3 years, namely 2006, 2014 and 2018 with a total observation unit of 1,755 villages. With the Difference in Difference (DID) analysis method, this study shows that until 2018, the One Price Fuel program has a significant impact on reducing transportation costs in underdeveloped areas, especially villages that are 15 km from the public fuel stations (SPBU) program distributors. There are two channels of the effect of the One Price Fuel program on transportation costs, i.e the increasing in supply and decreasing in the price of fuel compared to before the program was implemented. This study also found that there were quite a lot of villages that were more than 15 km from the SPBU program and did not experience a significant impact from the program. It shows that many residents have not significant benefited from this program.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Syahril Ardiyansyah
Abstrak :
Penelitian ini mencoba untuk melihat dampak harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap biaya transportasi di desa-desa di wilayah kepulauan kecil dan wilayah terluar dengan mengambil kasus kebijakan BBM satu harga periode tahun 2017-2019. Kebijakan ini memiliki tujuan untuk memberikan harga jual yang sama terhadap premium dan solar di seluruh Indonesia sehingga masyarakat tidak terbebani dengan biaya transportasi. Menggunakan pendekatan difference-in-differences (DID), penelitian ini menganalisis dampak penerapan kebijakan BBM satu harga terhadap biaya transportasi di 170 desa. Biaya transportasi digambarkan dengan biaya transportasi per kilometer menuju pusat pemerintahan. Hasilnya menunjukkan bahwa kebijakan BBM Satu Harga dapat menurunkan biaya transportasi secara signifikan di wilayah terluar, namun belum dapat menurunkan biaya transportasi di wilayah kepulauan kecil. Setelah kebijakan BBM satu harga, biaya transportasi dari kantor kepala desa/kelurahan menuju ke kantor camat di desa dengan SPBU BBM satu harga di wilayah terluar secara signifikan lebih rendah sebesar Rp10.140 per kilometer jika dibandingkan dengan desa tanpa SPBU BBM satu harga, sementara di wilayah kepulauan kecil tidak secara signifikan lebih rendah sebesar Rp11.980 per kilometer. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebijakan berbasis harga dapat menurunkan biaya transportasi di wilayah terluar, namun perlu mempertimbangkan kondisi geografis wilayah dalam penentuan lokasi penyalur BBM Satu Harga. ......This study tries to see the impact of fuel oil (BBM) prices on transportation costs in villages in small islands and outermost regions by taking the case of the one price fuel policy for the 2017-2019 period. This policy aims to provide the same selling price for premium and diesel throughout Indonesia so that people are not burdened with transportation costs. Using the difference-in-differences (DID) approach, this study analyzes the impact of one price fuel policy implementation on transportation costs in 170 villages. Transportation costs are described by transportation costs per kilometer to the center of government. The results show that the one price fuel policy can significantly reduce transportation costs in the outermost regions, but has not been able to reduce transportation costs in small island regions. After the one price fuel policy, the transportation cost from the village head's office to the sub-district head's office in villages with one price fuel gas stations in the outer regions is significantly lower at IDR 10,140 per kilometer compared to villages without one price fuel gas stations, while in the small islands it is not significantly lower at IDR 11,980 per kilometer. The results of this study indicate that price-based policies can reduce transportation costs in the outermost regions, but it is necessary to consider the geographical conditions of the region in determining the location of one price fuel distributors.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelliza Putri
Abstrak :
Biaya logistik secara signifikan dapat mempengaruhi harga TKKS sebagai bahan baku bioethanol generasi kedua, dimana bahan baku itu sendiri merupakan bagian terbesar komponen biaya operasional. Untuk itu diperlukan studi yang secara spesifik merancang rantai pasok biomassa serta mengkuantifikasi biaya transportasi. Pada penelitian ini, telah dikembangkan rancangan logistik untuk beberapa cluster yang masing-masing terdiri dari beberapa PKS (Pabrik Kelapa Sawit) untuk mensuplai pabrik bioethanol berkapasitas 50 kta di Provinsi Riau. Selanjutnya juga dilakukan kuantifikasi biaya logistik dengan mempertimbangkan jarak, jenis kendaraan, kondisi jalan, dan kondisi sumber TKKS. Biaya logistik terdiri dari harga TKKS (dari sumber), biaya transportasi dan biaya pra-perlakuan. Hasil penelitian ini, diharapkan mampu memberikan skema supply network yang optimal dan biaya yang layak dalam mendukung pengembangan bisnis bioethanol generasi kedua berbasis TKKS yang layak secara komersial. Skema tersebut adalah lokasi pabrik bioethanol harus berdekatan dengan pasokan bahan baku terbesar. Didapatkan 3 calon lokasi pabrik bioethanol berkapasitas 50kta di provinsi riau yang terletak di Kabupaten Pelalawan dan Indragiri hilir. Lokasi tersebut menghasilkan biaya transportasi terendah calon lokasi pabrik 2 sebesar Rp 156.000 dengan jarak ke terminal BBM sejauh 282 km dan yang termahal terletak di calon lokasi pabrik 1 yaitu dengan biaya transportasi sebesar Rp189.000 dengan jarak ke TBBM sebesar 120 km. ......Logistics costs can significantly affect the price of OPEFB as a second generation bioethanol raw material, where the raw material itself is the largest component of the operational costs. For this reason, studies are needed that specifically design biomass supply network and quantify transportation costs. In this study, we developed a design supply network for several clusters, each consisting of 15 PKS to supply a 50kta bioethanol plant in Riau Province. Furthermore, logistics cost quantification is also carried out by considering the distance, type of vehicle, road conditions, and conditions of the OPEFB source. Logistics costs consist of the OPEFB price (from source), transportation costs and pre-treatment costs. The results of this study are expected to be able to provide an optimal supply network scheme and a reasonable cost to support the development of a commercially viable second-generation bioethanol business based on EFB. The scheme is that the location of the bioethanol plant must be close to the largest supply of raw materials. There were 3 candidate locations for bioethanol factories with a capacity of 50kta in Riau province, which are located in Pelalawan and Indragiri downstream districts. This location generates the lowest transportation costs for prospective factory location 2 of Rp. 156,000 with a distance to the BBM terminal as far as 282 km and the most expensive is located in the prospective factory location 1, with a transportation cost of Rp.189,000 with a distance to TBBM of 120 km.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Waktu tempuh dan biaya transportasi dapat menjadi pertimbangan penduduk dalam memilih lokasi tujuan belanja (menuju ke pasar atau ke pusat perbelanjaan). Dalam menentukan kebijakan pada penyediaan layanan ekonomi keseharian masyarakat untuk meningkatkan efisiensi waktu dan biaya transportasi diperlukan kajian yang mengetahui aksesibilitas penduduk untuk memenuhi kebutuhan harian dan kebutuhan bukan harian penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola belanja penduduk di Kecamatan Ciputat tahun 2005 dengan menggunakan waktu tempuh dan biaya transportasi selama satu kali perjalanan berbelanja sebagai variabel utamanya. Metode yang digunakan bersifat deskriptif yang mencakup tahapan pengumpulan data, pengolahan data dan analisis. Persebaran pusat pelayanan yang tidak merata di Kecamatan Ciputat dapat menyebabkan penduduk bergerak ke pusat pelayanan ekonomi yang berbeda satu sama lainnya. Hasil penelitian didapatkan bahwa penduduk untuk memenuhi kebutuhan harian bergerak ke pusat pelayanan ekonomi yang dekat dengan tempat tinggalnya. Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan bukan harian (pakaian, elektronik, buku dan alat tulis), penduduk bergerak ke lokasi tujuan belanja yang tidak selalu dekat dengan tempat tinggalnya karena faktor waktu tempuh dan biaya transportasi tidak menjadi pertimbangan bagi individu yang melakukan kegiatan belanja.
Universitas Indonesia, 2006
S34036
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Fauzan Alfaris
Abstrak :
Dalam kehidupan sehari-hari, seorang produsen tentu ingin mendapatkan keuntungan sebesar mungkin. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan meminimumkan biaya yang dikeluarkan ketika mendistribusikan produk kepada para pelanggannya. Untuk meminimumkan biaya distribusi tersebut, perlu dilakukan alokasi jenis kendaraan yang tepat ketika mendistribusikan produk. Apabila dalam mendistribusikan produknya produsen tersebut menyewa kendaraan dari rental, maka akan terdapat biaya tambahan yang harus produsen tersebut keluarkan. Sebuah kasus khusus ketika rental memberlakukan mekanisme diskon untuk biaya sewa kendaraan dipertimbangkan. Masalah peminimuman biaya transportasi, yang terdiri atas biaya pengiriman produk dan biaya sewa kendaraan, akan diselesaikan menggunakan metode pemrograman dinamik. Kemudian akan diberikan sebuah contoh kasus masalah peminimuman biaya transportasi yang akan diselesaikan menggunakan metode pemrograman dinamik dan dicari tahu berapakah waktu yang dibutuhkan running time program untuk menyelesaikan masalah tersebut. Hasil yang didapat akan berupa total biaya transportasi minimum yang harus dikeluarkan, banyak jumlah kendaraan untuk setiap jenis yang digunakan untuk mendistribusikan produk kepada setiap pelanggan, dan running time yang dibutuhkan program untuk mendapatkan solusi tersebut. ......In daily life, a manufacturer would want to get as much profit as possible. One of the ways to achieve that purpose is by minimizing the costs incurred when distributing products to its customers. To minimize the distributing costs, it is necessary to allocate the right types of vehicles when distributing the products. If in distributing the product the manufacturer leases the vehicle from the rental, there will be additional costs that the manufacturer must spend. A special case when the rental applies a discounted mechanism for the rent costs is considered. The problem of minimizing the transportation costs, which consist of delivery costs and rent costs, will be solved using dynamic programming method. Then will be given an example of minimizing transportation costs case that will be solved using dynamic programming method and will find out running time that program needed to solve the case given. The results obtained are total minimum transportation costs, how many vehicles for every type that will be used to distributing products to each customer, and running time that program needed to get the solution.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S70132
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Mirza Farhan
Abstrak :

Saat ini Indonesia menjadi menjadi pasar terbesar bagi industri cat di wilayah Asia Tenggara sejak periode tahun 2021, dengan tingkat urbanisasi sebesar 57,3%. Kondisi backlog rumah di Indonesia saat ini tergolong masih sangat tinggi, yaitu mencapai 11,4 juta berdasarkan kepemilikan rumah, adapun rasio angka pernikahan baru yang tinggi serta pertumbuhan middle class menyebabkan jumlah permintaan rumah serta kepemilikan properti pun semakin bertambah. Tren positif peningkatan jumlah permintaan rumah dan kepemilikan properti ini menjadi suatu kabar baik bagi banyak industri yang menyokong keberlangsungan pembangunan infrastruktur, termasuk industri cat. PT X merupakan salah satu perusahaan produsen cat yang memiliki fasilitas cabang (depot distributor) di Kota Cirebon yang masih menggunakan sistem pengiriman langsung dan belum menggunakan model optimasi, sehingga seringkali proses distribusi melebihi dari waktu operasional yang tersedia. Selain itu, PT X Cirebon juga mengalami kendala seperti terbatasnya jumlah kendaraan, waktu pendistribusian yang terbatas, serta lokasi pelanggan yang tersebar dan berjauhan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan Vehicle Routing Problem (VRP) dengan tujuan menghasilkan rute distribusi yang memiliki total jarak dan waktu perjalanan terpendek dalam memenuhi permintaan pelanggan serta menggunakan kendaraan yang seminimal mungkin, sehingga dapat meminimalkan biaya transportasi secara keseluruhan. Hasil dari perhitungan optimasi yang dijalankan yaitu terdapat beberapa perubahan; diantaranya dapat menurunkan jarak tempuh dan waktu tempuh kendaraan masing-masing hingga 23% dan 22%, serta menghasilkan total penghematan hingga Rp3.682.311 pada beberapa skenario yang telah ditentukan.


Currently, Indonesia is the largest market for the paint industry in the Southeast Asia region since 2021, with an urbanization rate of 57.3%. The condition of the home backlog in Indonesia is currently still very high, reaching 11.4 million based on home ownership, while the ratio of the high number of new marriages and the growth of the middle class has caused the number of demand for houses and property ownership to increase. This positive trend of increasing the number of demand for houses and property ownership is good news for many industries that support the sustainability of infrastructure development, including the paint industry. PT X is one of the paint manufacturing companies that has a branch facility (distributor depot) in Cirebon City that still uses a direct delivery system and has not used an optimization model, so often the distribution process exceeds the available operational time. In addition, PT X Cirebon also experienced obstacles such as the limited number of vehicles, limited distribution time, and customer locations that scattered and far apart. In this study, researchers used a Vehicle Routing Problem (VRP) approach with the aim of producing distribution routes that have the shortest total distance and travel time in meeting customer demand and using vehicles to a minimum, so as to minimize overall transportation costs. The result of the optimization calculations carried out is that there are several changes; among other things, it can reduce the mileage and travel time of vehicles by 23% and 22%, respectively, and result in total savings of up to Rp3,682,311 in several predetermined scenarios.
 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunjaya Purwadisastra
Abstrak :
ABSTRAK
pangan merupakan kebutuhan dasar manusia. Oleh sebab itu ketersediaannya adalah hal yang mutlak. Dalam kaitannya dengan ketersediaan ini aspek distribusi menjadi strategis. Dihadapkan dengan kedudukan DKI Jakarta sebagai ibu kota, distribusi pangan, dalam hal ini beras, dapat mengganggu dinamika masyarakat yang dapat mempengaruhi ketahanan wilayah. Oleh sebab itu efisiensi distribusinya nienjadi permasalahan yang menarik. Penelitian ini berjudul ?Efektifitas Distribusi Beras di DKI Jakarta, Tinjauan Aspek Ketahanan Wilayah dengan tujuan untuk melihat kecenderungan permintaan betas sepuluh tahun terakbir di DKI Jakarta seiring dengan kecenderungan pertumbuhan penduduk, mendeskripsikan pola suplai untuk memenuhi permintaan tersebut, menentukan model distribusi beras dan lokasi suplai ke lokasi permintaan di wilayah DKJ Jakarta agar terdapat efisiensi. Metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dan kualitatif. Metode kuantitatif digunakan untuk melihat kecenderungan kebutuhan pangan sehubungan dengan pertumbuhan penduduk. Sedangkan metode kualitatif digunakan untuk menganalisis setiap gejala yang timbul dan kecenderungan kebutuhan beras yang terjadi yang ditemukan dan metode kuantitatif. Dari hasil perhitungan kecenderungan pertumbuhan penduduk DKI Jakarta, selaras dengan pemikiran dasar dari Maithus, maka dapat diketahui bahwa terdapat kecenderungan yang terus meningkat terhadap kebutuban beras. Peningkatan ini pada suatu periode pemenuhannya tidak dapat dilakukan, mengingat dari penghitungan berdasarkan data lapangan, stok beras yang ada menyusut tidak berimbang dengan pertumbuhan penduduk. Menurut pedagang dan praktisi perberasan, kondisi demikian ¡tu bisa terjadi berkaitan dengan musim, hasil panen raya dan paden gaduh. Untuk mengantisipasi hal tersebut dilakukan impor beras. Namun pada dasarnya kebutuhan beras di dki Jakarta bertumpu pada lima daerah sentra beras, selaras dengan kebijaksanaan pangan yang menetapkan bahwa kebutuhan betas impor hanyalah sebagai pelengkap dad kekurangan yang tidak dapat dipenuhi oleh beras lokal. Untuk mendukung bal tersebut kebijaksanaan pangan nasional menetapkan target pencapaian swasembada besas yang didukung oleb sistem pangan yang mampu meregulasi pemenuhan kebutuhan heras. Mendukung bal tersebut sistem agribisnis perlu diintensifkan, terlebih bila dihadapkan dengan pola perekonomian yang terbuka alias mengglobai. Kondisi di atas merupakan fondasi awal efisiensi distribusi heras DKI Jakarta sehubungan dengan ketersediaannya (stok). Dad internal distribusi perlu dilakukan pemangkasan bagan distribusi dengan mengembangkan Grosin Wilayah menjadi sekaligus berkemampuan food station ata yang disebut food station . Kemampuan food station plus ini berpengarub pada aspek biaya distnibusi karena dapat meznangkas biaya kuli. Penelitian ini mencoba mengkonstruksi suatu model linier yang mampu menghitung biaya total transportasi yang efisien untuk distribusi heras dad lokasi suplai ke lokasi permintaan. Basil penelitian ini menunjukican betapa pertimbangan biaya transportasi penting sebagai bahan pertimbangan untuk memenuhi alokasi permintaan di lima wilayah DKI Jakarta.
2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rembulan Utari
Abstrak :
Penelitian dilakukan pada industri kelapa sawit dimana saat ini permintaan pasar akan minyak sawit meningkat. Hal ini menuntut industri pengolahan kelapa sawit untuk selalu berusaha meningkatkan hasil produksinya. Pengoptimalan seluruh aspek didalam proses operasional kebun kelapa sawit dianggap penting khususnya sektor transportasi yaitu pengangkutan TBS. Pengangkutan Tandan Buah Segar (TBS) berkaitan langsung dengan proses penentuan jadwal panen dan penjaminan mutu kelapa sawit hasil panen. Transportasi yang efisien akan menurunkan biaya produksi total, dimana salah satu komponen utama pada transportasi untuk mengurangi biaya adalah penentuan rute kendaraan. Masalah penentuan rute juga dikenal sebagai Vehicle Routing Problem. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan biaya transportasi yang minimal dengan mengatur rute pengangkutan sehingga menghasilkan jarak tempuh total seminimal mungkin. Untuk penyelesaian masalah pada perusahan kelapa sawit di Indonesia ini, dikembangkan model penyelesaian VRP menggunakan metode pemrograman integer. Hasil dari penelitian ini adalah sistem penentuan rute penjadwalan truk harian dengan hasil rute usulan menggunakan jadwal pada satu hari terpadat menghasilkan jarak tempuh 158 km dan pengurangan biaya transportasi sebesar 20 tanpa ada penalti biaya melebihi jam kerja operasional kebun. ......The research was conducted on the palm oil industry where currently market demand for palm oil is increasing. This requires the palm oil processing industry to always try to improve its production. Optimizing all aspects of the operational process of oil palm plantations is considered particularly important in the transportation sector, namely transportation of FFB. The transport of Fresh Fruit Bunches (FFB) is directly related to the process of determining harvest schedules and quality assurance of harvested palm oil. Efficient transportation will reduce total production costs, where one of the main components in transportation to reduce costs is determining the route of the vehicle. The problem of determining the route is also known as the Vehicle Routing Problem. The purpose of this study is to determine the minimum transportation costs by regulating the transportation route so as to produce the minimum total mileage. To solve this problem for oil palm companies in Indonesia, a VRP settlement model was developed using an integer programming method. The results of this study are a system for determining daily truck scheduling with the results of the proposed route using a schedule on one of the densest days resulting in a distance of 158 km and a reduction in transportation costs by 20 without any penalty fees exceeding the operational hours of the plantation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>