Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budi Marsanto
Abstrak :
ABSTRAK
Dana pensiun didirikan untuk menjamin kesinambungan penghasilan karyawan setelah pensiun atau penghasilan keluarga yang ditinggalkan apabila karyawan tersebut meninggal dunia. Hal ini dapat tercapai melalui sistem pendanaan yaitu penghimpunan iuran dari hasil investasi secara sitematis sehingga diperoleh dana yang cukup untuk membayar manfaat pensiun.

Biaya yang dikeluarkan dalam rangka penyelenggaraan dana pensiun perlu mendapat perhatian. Pengeluaran biaya yang tidak dikontrol dengan baik dapat mengakibatkan penurunan kualitas pendanaan dana pensiun.

Dalam karya akhir mi diteliti tingkat keterkaitan biaya operasional dana pensiun dengan faktor-faktor yang biasa digunakan oleh aktuaris dalam menentukan asumsi biaya operasional dana pensiun. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya korelasi positip antara biaya operasional dana pensiun dan variabel aktiva bersih, basil usaha, penghasilan dasar pensiun dan jumlah peserta.

Penelitian ini tidak menghasilkan persamaan regresi linier yang bersifat unik untuk biaya operasional dana pensiun. Namun demikian persamaan-persamaan regresi yang dipero)eh dapat menjadi masukan bagi aktuaris dalam menentukan asumsi biaya operasional dana pensiun di masa yang akan datang.
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T4307
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Tiurna Victoria Constance
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1981
S16627
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Difi Nuary Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Industri Semen merupakan industri yang padat akan penggunaan energi listrik. Selain itu emisi buangan berupa debu sebagai hasil sampingan proses yang tidak sempurna ketika melakukan proses produksi yang akan memberikan dampak ke lingkungan sekitar di areal pabrik. Kondisi ini menjadi pertimbangan ketika ingin menerapkan energi terbarukan khusunya photovoltaic di areal industri khusunya industri semen.Pemanfaatan energi matahari di Industri semen tidak dapat digunakan sebagai suplai daya utama melainkan sebagai suplai daya cadangan untuk sistem kontrol dengan total beban sebesar 4 KW berbasis smart system dengan dua suplai daya yaitu dari daya eksisting serta daya photovoltaic.Namun dari pengaruh emisi yang dihasilkan akan berdampak pula kepada meningkatnya biaya operasional dan pemeliharaan yang semula 0,8% hingga 1,5% (IEA 2008) menjadi 3,65% dari biaya investasi awal. Dalam analisa keekonomian terdapat dua skenario dalam perhitungannya meliputi pengurangan biaya listrik ataupun sebagai sumber pendapatan baru yang masing masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Selain itu dalam pemanfaatan energi matahari pada industri semen dapat menjadikan perusahaan tersebut menjadi green company dengan mendapatkann reward dari hasil carbon credit dari CO yang dikurangkan
ABSTRACT
Cement industry is intensive industries will use electrical energy. In addition exhaust emissions of dust as a unsufficient of the process is not perfect when the production process that will give impact to the surrounding environment in the factory area. This condition into consideration when you want to implement renewable energy especially solar photovoltaic industry especially in the area of the cement industry. It affects the rising cost of operating and maintaining the original 0.8% to 1.5% (IEA 2008) to 3.65% of the initial investment cost. Solar energy utilization in the cement industry can not be used as the main power supply but rather as a backup power supply for the control system with a total load of 4 KW-based smart system with two power supplies that of existing power and photovoltaic power. In the economic analysis, there are two scenarios in its calculations include a reduction in the cost of electricity or as a new source of revenue that each has advantages and disadvantages. In addition to the utilization of solar energy in the cement industry can make the company become a green company with getting reward from the carbon credit that is subtracted from the CO.;
2015
T43778
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Muhaimin
Abstrak :
Studi ini membahas tentang seberapa besar pengaruh biaya operasional keseluruhan rumah sakit yang dikhususkan dengan biaya operasional listrik terhadap pelayanan 24 jam dengan pemakaian daya listrik terbesar yaitu instalasi radiologi. Serta di lihat dari besarnya daya listrik yang terpakai pada instalasi radiologi berdasarakan peralatan yang dimiliki oleh instalasi radiologi tersebut. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif retrospektif dengan membandingkan pemakaian biaya listrik rumah sakit dengan bagian radiologi berdasarkan jumlah kunjungan. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan data sekunderdari laporan keuangan serta dengan teknik wawancara dan observasi pada bagian terkait. Hasil penelitian ini didapatkan perhitungan daya listrik yang dihasilkan pada instalasi radiologi pada tahun 2014 apakah sudah sesuai dengan IKE (Intensitas Konsumsi Energi) pada bangunan rumah sakit.
This study discusses how big the overall operational cost of the hospital is devoted to the operational cost of electricity to the 24 hour service with the largest power consumption is the radiology installation. And seen from the amount of electric power used in the installation of Radiology based on equipment owned by the installation of Radiology. This research is aretrospective quantitative study by comparing the cost of hospital electricity with radiology based on the number of visits. Data collection in this study using secondary data from financial statements as well as with interviewing and observation techniques in related sections. The results of this study obtained the calculation of electric power generated at radiology installations in 2014 with IKE (Intensity of Energy Consumption) in hospital buildings.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2005
S10323
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Galih Raka Sakti
Abstrak :
ABSTRAK
Pengembangan kawasan Aerotropolis di Provinsi Lampung dilakukan untuk meningkatkan perekonomian di Provinsi Lampung yang saat ini termasuk kedalam 10 terbawah peringkat daya saing dibanding provinsi lain di Indoneisa. Konsep aerotropolis sendiri secara sederhana merupakan membangun kota disekitaran bandara untuk terciptanya perpindahan manusia dan barang yang lebih cepat untuk menunjang aksesibilitas. Dalam penelitian ini dilakukan perhitungan biaya operasional pemeliharaan serta pendapatan dari pengembangan bandara, kawasan indutri, mixed use area, serta bus rapid trasnit yang saling menunjang di kawasan Aerotropolis. Biaya operasional pemelihraan memiliki niali yang berbeda untuk tiap fungsi, begantung pada tahun operasional masing-masing fungsi. Sebagai contoh, pada 2046 ketika bandara telah mencapai kapaistas maksimumnya, bandara menghabiskan Rp6.2 triliun untuk beroperasi. Sementara untuk nilai pendapatan yang dihasilkan dari simulasi/permodelan sistem dinamik dari keseluruhan kawasan Aerotropolis sebesar Rp1,807 triliun ditahun 2075.
ABSTRACT
Development of Aerotropolis district in Lampung Province is aimed to improving the economy in Lampung Province, which is currently holds the last 10 lowest competitiveness ratings compared to other provinces in Indonesia. The aerotropolis concept is simply by building the city around the airport to generate faster human and goods movement to buttress accessibility. This research performs calculation of operational maintenance cost and revenue from airport development, industrial estate, mixed use area, and bus rapid transit that support each other in Aerotropolis district. Operational maintenance cost has different amount for each function depends on it operational year. For example, by 2046 when the airport has reach it ultimate capacity, it spends Rp6.2 trillion to operating this function. While, for revenue generated from system dynamics simulation modeling of the entire Aerotropolis district is about Rp1,807 trillion by 2075.
2017
S67163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizi Abdillah
Abstrak :
Biaya operasional perusahaan adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk mendanai semua kegiatan pada unit bisnis mereka. Meskipun di era digital pembiayaan operasional perusahaan sudah dilakukan secara digitalisasi, namun masih terdapat risiko-risiko yang dapat merugikan perusahaan. Penilitian ini bertujuan untuk memperbaiki proses pengajuan dan pertanggungjawaban biaya operasional pada perusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia melalui implementasi teknologi dengan pendekatan Manajemen Bsinis Proses (BPM) di salah satu perusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia. Metode Analytical Hierarcy Process (AHP) digunakan untuk memprioritaskan risiko dari proses pengajuan dan pertanggungjawaban biaya operasional saat ini untuk memilih teknologi yang sesuai. Penelitian ini mengusulkan tiga model proses bisnis yang memanfaatkan teknologi dalam upaya pencegahan risiko yaitu teknologi Intelligent Monitoring System, teknologi Process Automation, dan kombinasi keduanya. Kombinasi teknologi Intelligent Monitoring System dan Process Automation menghasilkan pengurangan waktu proses terbesar yaitu 71,06% dan teknologi Intelligent Monitoring System menghasilkan pengurangan waktu proses terkecil sebesar 41,98%. ...... The operational costs are the costs that a company incurs to fund all activities on their business unit. Even though in the digital era, the company's operational financing has been carried out by digitization, there are still risks that can harm the company. This research aims to improve the process of accuntablilities of operational costs of oil and gas companies in Indonesia through the implementation of technology with the Business Process Management (BPM) approach at one of the oil and gas companies in Indonesia. The Analytical Hierarcy Process (AHP) method is used to prioritize the risks of the accountability process of current operational costs in order to select the appropriate technology. This study proposes three business process models that utilize technology in an effort to prevent risks, namely Intelligent Monitoring System technology, Process Automation technology, and a combination of the two. The combination of Intelligent Monitoring System and Process Automation technology resulted in the largest reduction in process time of 71.06% and Intelligent Monitoring System technology resulted in the smallest reduction in process time of 41.98%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arimeiriski amrul
Abstrak :
Karya akhir ini merumuskan perencanaan kebutuhan material dengan menggunakan model optimasi dua eselon terintegrasi untuk setiap eselon pada PT. ABF Indonesia. Tujuan akhir dari perencanaan kebutuhan material ini adalah untuk menunjukkan bahwa dengan perhitungan yang terintegrasi dapat mengoptimalkan biaya operasional yang dikeluarkan setiap eselon. Perhitungan perencanaan kebutuhan material ini menggunakan gabungan dari model kebutuhan material yang dikembangkan ole Hadley-Whitney dan Bahagia (1999). Pengintegrasian antar eselon terintegrasi terkait dalam satu rantai pasok PT. ABF lndonesia . Penelitian ini hanya dilakukan pada eselon pelanggan dan eselon produsen saja. Perencanaan distribusi model ini dilakukan secara terpadu dan terkoordinasi oleh eselon produsen, sehingga dapat memenuhi permintaan tepat pada waktunya dan memberikan total biaya operasi yang optimal. Dari hasil perhitungan dapat dilihat bahwa perhitungan biaya operasional untuk setiap eselon terintegrasi dapat menurunkan biaya operasional sebesar 15,86% sampai dengan 82,17% setiap harinya. Penurunan biaya operasional ini tentu saja akan membawa dampak positif bagi kinerja perusahaan. ......This thesis is to formulate the materials requirement planning by using two-echelon optimization model integrated for each echelon in the PT. ABF Indonesia. The final goal of this paper is to show that the calculation that can be integrated to optimize operational cost incurred for each echelon. The calculation of material requirement planning is using collaboration model which introduce by Hadley Whitney and Bahagia ( 1999). This paper only implemented for 2 echelon only customer side and producer side. Since in this model. we can calculate material requirement for each echelon integrated, it will give optimize operational cost for each echelon. At the end of this paper, it show that by using this calculation the operational cost reduce approximately 15,86% until 82.17% per day.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T 27216
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Irfan Ramadhan
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menghitung besarnya biaya operasional pengumpan KCI tidak berbayar. Survei dilakukan dua kali, survei asal tujuan (origin destination) yang menghasilkan sebaran kawasan tujuan akhir penumpang KCI dijadikan sebahai acuan untuk mendesain jalur dan survei preferensi pengguna KCI (stated preference) yang menghasilkan potensi demand dan karakteristik layanan yang diharapkan pengguna. Analisis diawali dengan uji hipotesis dengan membandingkan karakteristik repsonden di setiap stasiun dan jawaban responden antar stasiun yang menghasilkan data yang menunjukkan bahwa karakteristik responden dan jawaban di setiap stasiun terdiri dari populasi yang homogen sehingga dilanjutkan dengan uji statistik dengan model logit dengan menggabungkan seluruh data dan dilakukan satu kali perhitungan. Sehingga didapatkan potensi demand, headway, jumlah armada, dan biaya operasional pengumpan KCI. Dari delapan stasiun yang di tinjau, terdapat tiga Stasiun yang belum terlayani oleh Transjakarta/Jaklingko dan terdapat potensi demand pengumpan KCI yang segnifikan dari ketiga stasiun tersebut. Dari besarnya potensi demand maka dibutuhkan layanan dengan headway dibawah 5 menit yang sesuai harapan pengguna. Total biaya untuk mengoperasikan layanan pengumpan KCI pada Stasiun Jayakarta sebesar Rp.19.188.900, pada Stasiun Mangga Besar sebesar Rp.22.218.604 dan pada Stasiun Sawah Besar sebesar Rp.18.070.065
ABSTRACT This research aims to calculate the operational costs of free service KCI feeders. The origin destination survey which results in the distribution of KCI passenger final destination areas to be used as a reference for design the path and stated preferences surveys that produce potential demand and service characteristics expected by users. The analysis begins with the hypothesis test by comparing the characteristics of respondents at each station and respondent answers between stations that produce data that shows that the characteristics of respondents and answers at each station consist of a homogeneous population so that it is continued with a statistical test with a logit model by combining all data and produce potential demand, headway and KCI feeder operational costs. From eight stations reviewed, there are three stations that have not been served by Transjakarta/Jaklingko and there has a potential demand for KCI feeders. KCI feeder service with a headway under 5 minutes is needed that matches the user's expectations. The total cost to operate the KCI feeder service at Jayakarta Station is Rp.19,188,900, at Mangga Besar Station Rp.22,218,604 and at Sawah Besar Station is Rp.18,070,065.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Chandra Pitaloka
Abstrak :
DKI Jakarta saat ini sedang mengembangkan bus listrik sebagai transportasi umum dengan target 10.000 unit bus listrik pada tahun 2030. Namun pengembangan ini memiliki beberapa tantangan, antara lain harga bus listrik dua kali lebih mahal dari bus non listrik, perbedaan total biaya operasional, dan perlu penyediaan fasilitas pengisian daya listrik. Oleh karena itu kemampuan finansial operator bus dan dukungan kebijakan dari Pemerintah sangat diperlukan. Penelitian ini menganalisis dan membuat model Dinamika Sistem untuk pengembangan bus listrik di Jakarta berdasarkan kebijakan Pemerintah terkait subsidi PSO, pendapatan pengelola bus, dan total biaya operasional. Berdasarkan hasil simulasi terlihat bahwa sampai tahun 2030 total pendapatan yang diperoleh operator ditambah subsidi PSO dapat memenuhi total biaya operasional bus. Akan tetapi untuk pembiayaan jangka panjang sampai tahun 2038 total pendapatan operator bus tidak dapat memenuhi total biaya operasional. Dua skenario kenaikan tarif secara bertahap dijalankan untuk menutupi kelebihan biaya operasional. Pada skenario kenaikan tarif yang kedua menunjukkan bahwa dengan diterapkannya kenaikan tarif secara bertahap, pada tahun 2035 Pemerintah dapat mempertimbangkan penurunan subsidi sebesar 50% dan pada tahun 2037 subsidi PSO dapat dihapuskan. Sedangkan apabila terdapat pendapatan non farebox sebesar 5% dari farebox, maka pada tahun 2036 subsidi PSO sudah dapat dihapuskan. ......Jakarta is currently developing electric buses as public transportation with a target of 10,000 electric buses by 2030. However, this development has several challenges, including the price of electric buses being twice more expensive than non-electric buses, differences in total operational costs, and the need to provide charging facility. Therefore, the financial capacity of bus operators and policy support from the Government is needed. This study analyzes and makes a System Dynamics model for the development of electric buses based on Government policies related to PSO subsidies, bus operator income, and total operating costs. Based on the results, it can be seen that until 2030 the total revenue earned plus the PSO can meet the total operating costs. However, for long-term financing until 2038 the total revenue cannot meet the total operating costs. Two scenarios of gradually increasing tariffs are implemented to cover excess operational costs. In the second tariff increase scenario, it shows that by implementing a gradual increase in tariffs, in 2035 the Government can consider reducing subsidies by 50% and in 2037 PSO can be abolished. Meanwhile, if there is a non-farebox income of 5% of the farebox, then in 2036 the subsidy can be abolished.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>