Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hizkia Sandhi Raharjo
Abstrak :
Moda transportasi massal telah menjadi salah satu kebutuhan terpenting di Indonesia. Sesuai PERPRES No.83 Tahun 2011, Kereta Api Bandara Soekarno Hatta atau KA Basoetta adalah layanan kereta rel listrik yang menjadi salah satu prioritas pemerintah dalam ketersediaan moda transportasi massal dari dan ke Bandara Soekarno Hatta. Penelitian ini membahas bagaimana uji kelayakan dari proyek ini memiliki asumsi yang tepat sesuai antara rencana dan kondisi aktual yang ada di lapangan beserta dengan rencana biaya kelistrikannya. Ketersediaan tenaga listrik tidak lepas dari kapasitas gardu-gardu induk yang akan menopang perjalanan KA Basoetta ini. Rencana yang ada bahwa untuk jalur Manggarai-Batu Ceper terintegrasi dengan layanan lain yaitu KRL Commuter Line menjadi salah satu perhatian penelitian ini, dimana kondisi ini menyebabkan pergereseran pola operasi dan diharuskan adanya perhitungan untuk supplai tenaga listriknya. Dua layanan terpisah, dua perusahaan berbeda, dua jenis kereta berbeda, namun dalam satu jalur dan menggunakan gardu-gardu induk yang sama merupakan titik berat dari penelitian ini. Penelitian ini mengkaji kehandalan dari gardu-gardu yang sudah ada serta penambahan-penambahan yang ada jika diperlukan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa di gardu Karet dan Manggarai memutuhkan sedikit tambahan kapasitas namun secara keseluruhan, gardu-gardu yang ada tetap handal walaupun akan ada penambahan kapasitas di tahun 2025 demi terjaganya kehandalan dalam melakukan supplai tenaga listrik kepada dua layanan yang berbeda. Perhitungan biaya yang harus dikeluarkan jika terjadi penambahan kapasitas berada dibawah rencana, dimana rencana biaya ada di kisaran 90 milyar rupiah sedangkan setelah dihitung hanya mencapai angka 65 milyar rupiah. Untuk biaya listriknya, KA Basoetta diperkirakan memiliki tagihan 1 s/d 1,4 Milyar rupiah per bulan untuk tahun pertama dengan rencana 89 trip per hari.
Mass transportation has recently become one of the most important needs in Indonesia. According to PERPRES 83 In 2011, Project Soekarno Hatta Airport Railway which can be abbreviated KA Basoetta being one of the priorities for the government to provide the availability of mass transportation to and from Soekarno Hatta Airport. This study discusses how the feasibility study of this project has appropriate assumptions between planned and actual conditions on the ground along with the cost of electricity plan. In implementation, the availability of power became the most crucial for the viability of the project and will depend on the capacity of substations that will sustain this Basoetta train trip. The plan has assumed that for Manggarai Batu Ceper line, will be integrated with other train service which is KRL Commuter Line, became one of the concerns of this study, in which this condition causes friction for their operation patterns and recalculations required for supplies of electric power. Two separate services, two different companies, two different types of trains, but in one line and using the same substations is the focus of this study. This study examines the reliability of substations that already exist as well as the additions if necessary. The results of this study indicate that in Karet and Manggarai substations require a little addition of capacity, but overall, the existing substations remain reliable even though there will be additional capacity in 2025 in order to maintain reliability in performing power supplies to two different services. The calculation of the cost to be incurred in the event of additional capacity where the cost plan is in the range of 90 billion rupiah while after calculated, only reached 65 billion rupiah. For the cost of electricity, KA Basoetta is estimated to have a bill from 1.1 until 1.3 Billion rupiah per month for the first year with 89 trips per day.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
T48215
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Ramadhanti Hashmi
Abstrak :
Penetrasi pembangkit Energi Baru dan Terbarukan (EBT) ke dalam jaringan sistem tenaga listrik dapat menyebabkan masalah pada stabilitas sistem, walaupun dapat membantu mengatasi masalah emisi karbon dan juga krisis iklim yang terjadi. Virtual Power Plant (VPP) merupakan sistem agregasi dari berbagai Distributed Energy Resources (DER), beban fleksibel, Battery Energy Storage System (BESS), dan sistem komunikasi yang dapat meningkatkan efisiensi sistem dan memfasilitasi konsumen untuk melakukan transaksi energi listrik dengan utilitas. VPP mengkoordinasikan semua unit DER menjadi satu kesatuan untuk diintegrasikan ke dalam jaringan utama agar tidak membahayakan stabilitas sistem.. Konfigurasi sizing komponen yang optimal dan kehandalan sistem dapat ditentukan dengan menggunakan perangkat lunak XENDEE. Simulasi optimasi tekno-ekonomis dilakukan untuk mendapatkan sizing dari setiap komponen dan biaya kelistrikan dan simulasi aliran daya dilakukan untuk dapat melakukan analisis keandalan sistem. Dari hasil simulasi yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pengimplementasian VPP di Universitas Indonesia mampu menurunkan biaya energi listrik, terutama pada skenario yang menerapkan skema tarif Time-of-Use (ToU) dan pemanfaatan teknologi BESS. ......The penetration of Renewable Energy Sources (RES) into the power system grid can cause several problems with the system stability, although the penetration can also help overcome the issue of carbon emissions and the climate crisis. A Virtual Power Plant (VPP) is an aggregation system of various Distributed Energy Resources (DER), controllable loads, Battery Energy Storage System (BESS), and Communication System that can improve systems efficiency and facilitate consumers to do the energy trading. The VPP coordinates all DER units into one unit that can be integrated into the main grid without endangering the system stability. XENDEE software can be used to determine the optimal component sizing and to perform a reliability analysis. Techno-economic optimization simulations are aimed to obtain the optimal sizing of each component and calculate the cost of energy of the system. Power flow simulation is performed to conduct a system reliability analysis. The VPP design is expected to achieve optimal results technically and economically. From the simulation results, it can be concluded that the implementation of VPP at the University of Indonesia is able to reduce electricity costs, especially in scenarios that apply the Time-of-Use (ToU) tariff scheme and the utilization of BESS technology.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Ivan Maxmillian Putra
Abstrak :
Pemerintah Indonesia melalui Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) optimis untuk mencapai target bauran Energi Baru dan Terbarukan (EBT) sebesar 23% dari energi nasional pada tahun 2025. Penetrasi EBT terhadap sistem tenaga listrik memiliki kekurangan karena adanya sifat ketidakpastian sumber EBT yang bergantung pada kondisi alam. Virtual Power Plant (VPP) sebagai teknologi terbaru menyediakan solusi untuk masalah tersebut yang merupakan gugus dari pembangkit yang terdistribusi, sistem penyimpanan energi, dan beban fleksibel yang berfungsi untuk meningkatkan penetrasi sumber EBT dan menciptakan suatu sistem tenaga listrik yang terkontrol. Penilitian ini bertujuan untuk merancang VPP di kawasan industri Pulo Gadung dengan memanfaatkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dan Battery Energy Storage System (BESS) menggunakan platform XENDEE. Simulasi yang dilakukan mengoptimalkan biaya kelistrikan serta keandalan sistem ketika terjadi pemadaman. Hasil simulasi menunjukkan implementasi VPP dapat menurunkan biaya kelistrikan dari $0,1/kWh menjadi $0,881/kWh pada skenario tarif normal dan dari $0,1042/kWh menjadi $0,987/kWh pada skenario tarif dengan Time-of-Use (ToU). Hasil simulasi juga menunjukkan implementasi BESS pada VPP dapat meningkatkan keandalan sistem ketika terjadi pemadaman. ...... The Indonesian government through the Electricity Procurement Plan (RUPTL) is optimistic to achieve the Renewable Energy Sources (RES) target of 23% of the national energy in 2025. RES penetration into the electric power system has drawbacks due to the intermittency nature of RES that depend on natural conditions. Virtual Power Plant (VPP) as the latest technology provides a solution to this problem which is a group of distributed energy resources (DER), energy storage systems, and flexible loads that function to increase penetration of RES and create a controlled power system. This research aims to design a VPP in the Pulo Gadung industrial area by utilizing a Solar Power Plant and a Battery Energy Storage System (BESS) using the XENDEE platform. The simulations carried out optimize electricity costs and system reliability when outage occur. Optimization results show that the implementation of VPP can reduce costs of energy from $0.1/kWh to $0.881/kWh in the normal tariff scenario and from $0.1042/kWh to $0.987/kWh in the Time-of-Use (ToU) scenario. The simulation results also show that the implementation of BESS in VPP can provide system reliability during power outages.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library