Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mochammad Rizky Al Ryzal
"Telah dilakukan penelitian pada Biawak Kalimantan, Lanthanotus borneensis di kandang reptil Museum Zoologicum Bogoriense. Penelitian dilakukan untuk mendapatkan data dasar sebagai penunjang keberlangsungan hidupnya secara eks-situ di luar habitat asli melalui pengamatan perilaku makan. Penelitian pada sepuluh individu L. borneensis dilakukan selama bulan Februari 2017--Maret 2017 menggunakan metode focal animal sampling dan Metode Neu Indeks Preferensi . Durasi pengamatan perhari adalah 120 menit untuk 2 individu, sehingga total pengamatan selama 20 kali adalah 2.400 menit. Sebelum makan, individu L. borneensis menyentuh pakan menggunakan ujung mulut, lalu memakan pakan. Rerata durasi pakan yang paling cepat ditelan oleh L. borneensis yaitu ikan teri 7,25 detik 2,79 , diikuti dengan daging udang 10,25 detik 3,32 , daging ayam 13,58 detik 5,5 dan cacing tanah 30,48 detik 30,36 . Cacing tanah menjadi peringkat tertinggi 1,53 dalam preferensi pakan, diikuti dengan daging udang 1,46 , daging ayam 0,57 dan terendah yaitu ikan teri 0,48 . Konsumsi pakan memengaruhi berat badan tetapi tidak memengaruhi pertumbuhan panjang tubuh individu.

Research on Earless monitor lizard, Lanthanotus borneensis has been done in the captivity at Zoologicum Bogoriense Museum. The research aimed to obtain baseline data to support its ex situ survival beyond the natural habitat through observation of feeding behavior. Research on ten individuals of L. borneensis was conducted during February 2017 March 2017 using focal animal sampling method and Neu Method Preference Index . The daily observation duration is 120 minutes for 2 individuals, the total observation 20 times is 2,400 minutes. Before eating, individual of L. borneensis touch the food with the snout, then eating the food. The fastest food that swallowed by L. borneensis is anchovy 7.25 seconds 2.79 , followed by shrimp meat 10.25 seconds 3.32 , chicken meat 13.58 seconds 5.5 and earthworm 30.48 seconds 30.36 . The first rank in food preferences is earthworms 1.53 , followed by shrimp meat 1.46 , chicken meat 0.57 and anchovy 0.48 . Feed consumption affects body weight but does not affect the growth of the individual body length."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68122
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiantiono
"Konflik manusia-satwa liar merupakan salah satu tantangan terbesar dalam upaya konservasi. Konflik manusia-biawak komodo telah dilaporkan, tetapi belum terdapat data ilmiah yang komprehensif mengenai konflik yang terjadi. Penelitian dilakukan di Desa Komodo, Taman Nasional Komodo, pada bulan Maret 2014 untuk melihat distribusi konflik manusia-biawak komodo di berbagai tipe habitat (hutan, kebun, desa, dan savana). Sebanyak 150 responden telah diwawancarai dan lokasi konflik manusia-biawak komodo yang telah dilaporkan dicatat titik koordinatnya. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 405 serangan terhadap hewan ternak, 6 serangan terhadap manusia, dan 154 kejadian pengusiran terhadap biawak komodo berdasarkan pengalaman responden. Konflik manusia biawak komodo terjadi di empat tipe habitat dengan jumlah konflik terbesar terjadi di tipe habitat desa dan savana. Konflik terdistribusi di sepanjang perbatasan tipe habitat desa dan savana. Pola distribusi didukung oleh nilai rerata jarak antara lokasi konflik dan perbatasan habitat (serangan terhadap hewan ternak dan pengusiran) di desa dan savanna yang lebih kecil dibandingkan di hutan dan kebun (Uji Kruskal-Wallis, p-value < 2,2 x 10-16, α = 0,05). Terdapat korelasi positif di antara jumlah keberadaan biawak komodo dengan jumlah kejadian pengusiran biawak komodo (Uji korelasi Pearson, p-value < 2,2 x 10-16, α = 0,05). Empat area pusat konflik telah berhasil diidentifikasi melalui penggabungan peta distribusi konflik. Berdasarkan hasil penelitian, direkomendasikan tindakan pencegahan dan penanggulangan konflik untuk mengurangi konflik manusia-biawak komodo ke depannya.

Human-wildlife conflict has become one of the biggest challenges in conservation. Human-komodo dragon conflict has been reported, but no scientific publication has yet available. A research on the distribution and spatial pattern of humankomodo dragon conflict were conducted in Komodo village of Komodo National Park, Southeastern of Indonesia. Interview to 150 respondents were conducted and the coordinate of human-komodo dragon conflict locations were recorded. Based on the interview, 150 respondents reported that 405 livestock predations, 6 komodo attacks on human, and 154 Komodo expulsions by human occurred in the village. Human-komodo dragon conflicts were distributed across four habitat types,where most of the conflicts occured along the boundary between village and savannah. The mean distance between conflicts (livestock predation and komodo dragon expulsion) and habitat boundary were significantly lower in village and savannah compared to forest and plantation (Kruskal-Wallis rank sum test, pcalue < p-value < 2,2 x 10-16, α = 0,05). There was a significant correlation between the intensity of komodo dragon occurence and komodo dragon expulsion conflict (Pearson correlation test, p-value < 2,2 x 10-16, α = 0,05). Four conflict hotpots were identified by overlapping conflict distribution maps. The study recommended conflict mitigation and management program to reduce humankomodo dragon conflicts in the future.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karta Asmara
"Buku ini berisi pengetahuan mengenai Candrasangkala sebanyak 16 bab. Diawali dengan pembahasan mengenai simbol lima tawon dan satu biawak, serta lima hal pencegahan. Pada bagian akhir buku dibahas mengenai kedudukan Sang Hyang Yama pada angka-angka 1 sampai dengan 9."
Drukk; Solo: Sumadidjaja; Djawi, [date of publication not identified]
BKL.1117-PW 176
Buku Klasik  Universitas Indonesia Library