Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Achmad Jazid
Abstrak :
Sudah banyak penelitian yang dilakukan untuk mengatasi masalah-masalah yang timbul didalam praktek dilapangan pada pebuatan beton, khususnya beton mutu tinggi ( dengan kekuatan tekan diatas 40 Mpa), salah satu diantaranya adalah usaha untuk mengatasi masalah slump loss. Pada pembualan beton mutu tinggi biasanya untuk alasan ekonomis digunakan bahan-bahan tambahan mineral lain yang bersifat sebagai Suplementary Cementing Material (SCM), dimana pemakaian bahan ini bermaksud untuk dapat meningkatkan performa dari beton, baik pada fase platis maupun fase keras. Pada pembuatan beton mutu tinggi, umumnya digunakan rasio air-semen (w/c) yang relalif rendah sehingga tingkat kelecakan beton akan rendah pula, maka untuk mengatasinya diperlukan bahan tambahan kimia yang termasuk dalam jenis WRA, untuk meningkatkan kelecakannya. Dari suatu penelitian dilaporkan bahwa pemakaian WRA terutama jenis superplastricizer akan menyebabkan slump loss yang lebih besar pada campuran beton. Sehingga perlu diadakan suatu penelitian mengenai pengaruh penambahan bahan ini pada sifat-sifat beton (fresh dan Hardened concrete) tersebut. Suatu hasil penelitian melaporkan bahwa kekuatan tekan beton sangat dipengaruhi oleh pernilihan rasio air-semen (w/c) untuk beton mutu rendah dan sedang, sedangkan untuk beton mutu tinggi ada faktor lain yang mempengaruhi pemilihan rasio w/c untuk menghasilkan mutu yang dinginkan, yaitu: rasio agregat-semen (A/C), tingkat kelecakan yang diinginkan, type dan ukuran agregat. Sedangkan Faktor utama yang mempengaruhi workabilitas atau kelecakan beton adalah kandungan air dalam campuran. parameter lain yang mempengaruhi workabilitas adalah : a. ukuran agregat maksimum yang digunakan. b. gradasi agregat yang digunakan (single grading maupun combined grading). c. textur dan bentuk dari agregat(kekasaran permukaan dan bentuk granular atau crushed granite stone, serta d. proporsi campuran yang digunakan. Pada penelitian ini digunakan bahan SCM pozzofume dengan prosentase tertentu serta bahan kimia WRA Sikament NN dan Platiment VZ dengan prosentase tertentu pula untuk mendapatkan target slump sebesar 20 ± 2. Diharapkan pengamatan terhadap perilaku slump dan kekuatan tekannya akibat interaksi bahan-bahan tersebut, diperoleh suatu campuran beton yang memiliki kecepatan slump loss yang terjadi relatif kecil dan kekuatan tekan yang tlnggi. Maka digunakan rasio air semen 0,32 dan prosentase kombinasi agregat S/A =40 % dan 50%, serta A/C = 3,5.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34551
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nuraziz Handika
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengenali perilaku geser dua jenis sengkang dengan material baja dan beton mutu tinggi. Kolom dengan sengkang persegi dan multi-spiral diuji dengan rasio beban tekan aksial sebesar 20% dan 10%. Kuat tekan beton (70 MPa dan 100 MPa) dan spasi tulangan transversal menjadi dua parameter, dengan baja longitudinal dan transversal berkekuatan 685 MPa dan 785 MPa. Sudut retak kritis; regangan geser; kurvatur; tegangan tulangan transversal; efek dari beban tekan aksial akan dijelaskan. Hasil pengujian menunjukkan kekuatan geser maksimum kolom terjadi sebelum tulangan transversal mencapai titik lelehnya. Selain itu, sudut retak kritis yang lebih kecil, kekakuan kolom dan kekuatan lateral yang lebih tinggi terjadi pada beban aksial yang lebih besar. Peraturan desain kekuatan geser memberikan estimasi konservatif, 45 derajat sebagai sudut retak.
This research has objective to recognize the shear behavior of two types of stirrups with high strength steel and concrete under low axial load. The square hoops columns and multi-spiral columns are tested under 20% and 10% axial load ratio. Concrete compressive strength (70 MPa and 100 MPa) and spacing of the transverse reinforcement are two parameters that will be examined. Longitudinal and transversal reinforcements with specified yield strengths of 685 MPa and 785 MPa, respectively, are considered. Critical crack angle; shear strain and curvature; stress of transverse reinforcement; effect of axial compression load of six large-scale columns will be explained. Test results show that the maximum strength of columns appears before the yielding of stirrups. Moreover, smaller critical crack angle, stiffer column and higher lateral strength will be occurred from higher axial load application. Current codes provisions in shear strength provide the conservative estimation as 45 degrees of crack angle applied.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T31793
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library