Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Sindroma pemanjangan QT (Long QT syndrome) diakibatkan oleh defek genetik, merupakan kasus jarang, sering disertai dengan takikardia ventricular polimorfik (‘torsade de pointes’- TdP) dan dapat menyebabkan kematian mendadak. Dilaporkan kasus seorang wanita 25 tahun dengan riwayat berdebar, sakit kepala dan pingsan yang berulang sejak usia 16 tahun. Rekaman elektrokardiogram menunjukkan adanya ekstra-sistol ventrikular bigemini, interval QT terkoreksi memanjang dan gelombang T abnormal. Pascapersalinan pertama penderita didiagnosis sebagai kardiomiopati peripartal. Juli 2002 dirawat karena masalah pingsan dan kejang disertai TdP dan fibrilasi ventrikular. Keadaan ini dapat diatasi dengan beberapa kali pemberian renjatan aliran arus searah (DC), pemasangan pacu jantung sementara dengan laju jantung yang relatif tinggi. Penderita dipulangkan dengan penyekat beta dan pemasangan pacu-jantung tetap kamar ganda. Selama 4 bulan pemantauan, penderita tanpa keluhan. (Med J Indones 2003; 12: 109-13)
Long QT syndrome (LQTS) is an uncommon disease due to genetic defect and responsible for polymorphic VT (torsade-de pointes-TdP) and sudden cardiac death. A case of 25 year-old woman with palpitation, severe headache and recurrent syncopal episode since 16 year-old is reported. The ECG showed bigeminy ventricular premaure contraction (VPC), prolonged QTc interval and abnormal T wave. Peripartal cardiomyopathy was diagnosed recently after the first delivery. In July 2002, she was hospitalized due to recurrent syncope, seizure proceeded by TdP and VF. On admission she need several times DC shock and temporary pacemaker with relatively high rate. Beta-blocker and implantation of dual chamber permanent pacemaker finally could control the malignant arrhythmias. During follow-up for 4 months, she was doing well and no syncopal episode occurred. (Med J Indones 2003; 12: 109-13)
Medical Journal of Indonesia, 12 (2) April June 2003:109-113, 2003
MJIN-12-2-AprilJune2003-109
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Murni Harningsih
Abstrak :
Beta bloker banyak digunakan dalam terapi hipertensi, angina pektoris dan aritmia. Penggunaan obat beta bloker dalam terapi biasanya dikombinasikan dengan obat-obat lain dan digunakan dalam jangka waktu yang lama. Hal ini akan memungkinkan terjadinya interaksi obat yang merugikan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara banyaknya interaksi obat yang terjadi dengan jumlah obat dalam satu resep beta bloker di Apotek X, Rawamangun, Jakarta Timur. Penelitian ini bersifat deskriptif analitis dengan metode potong lintang. Data diambil dari 396 resep beta bloker selama bulan Maret sampai dengan Mei 2005. Propranolol merupakan obat golongan beta bloker yang paling banyak diresepkan. Sebanyak 297 resep beta bloker memiliki interaksi. Analisis menggunakan uji statistik Kai Kuadrat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara banyaknya interaksi yang terjadi dengan jumlah obat dalam satu resep.
Beta blockers are widely used in the treatment of hypertension, angina pectoris and arrhythmia. The usage of beta blockers in therapy, is typically combined with other medication for an extended period of time. The continuous usage and interaction between drugs, may result in having possible detrimental effects on the patient. The objective of this research is to ascertain the relationship of beta blocker interaction and medication prescribed found at Apotek X, Rawamangun, East Jakarta. The research is a descriptive analysis research based on the cross sectional method with data based on 396 beta blocker prescriptions processed during March - May 2005. A beta blocker, propranolol, was found to be mostly prescribed. In this research, 297 prescriptions proofed to have drug interactions. The analysis employs the chi square statistic assessment to indicate significant relationship between the amount of interaction of medication within any given prescription.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S32945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Febryani Angelica
Abstrak :
Profil penggunaan obat antihipertensi dapat digunakan sebagai pedoman untuk meningkatkan efektivitas pengelolaan perbekalan farmasi dan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam pelayanan kefarmasian di apotek. Tujuan dari tugas khusus ini adalah untuk mengetahui profil peresepan obat antihipertensi pada resep BPJS di Apotek Kimia Farma Kemanggisan Raya. Penelitian ini menggunakan sampel resep BPJS untuk obat antihipertensi bulan Maret 2022. Teknik penentuan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling dengan kriteria inklusi resep BPJS yang mengandung obat antihipertensi dan kriteria eksklusi resep yang tidak lengkap datanya, seperti nama dan jenis kelamin. Subyek penelitian berjumlah 529 dengan karakteristik jenis kelamin laki-laki 56,71% dan perempuan 43,29%, karakteristik usia dengan persentase terbanyak pasien berusia ≥ 60 tahun, dan karakteristik kombinasi obat antihipertensi tunggal 16,64% dan obat kombinasi 83,36%. Berdasarkan profil penggunaan obat antihipertensi, obat yang paling banyak diresepkan adalah bisoprolol (30,08%) dan golongan obat yang paling banyak diresepkan adalah golongan beta blocker (31,13%). ......The profile of antihypertensive drugs usage can be used as a guideline to improve the effectiveness of pharmaceutical supply management and increase knowledge and skills in pharmaceutical services at pharmacy. The purpose of this assessment is to study about profile of antihypertensive drug prescriptions on BPJS prescriptions at the Kimia Farma Pharmacy Kemanggisan Raya. This study used sample from BPJS prescriptions for antihypertensive drugs in March 2022. The sampling technique was carried out using a purposive sampling technique with the inclusion criteria of BPJS prescriptions containing antihypertensive drugs and the exclusion criteria for incomplete data of prescriptions, such as name and gender. There were 529 samples taken with characteristic of gender such as male 56,71% and female 43,29%, characteristic of age with the highest percentage of patients aged ≥60 years, and characteristic of drug combination which is single hypertensive drug 16,64% and combination 83,36%. Regarding to the profile of antihypertensive drugs usage, the most widely prescribed drug is bisoprolol (30,08%) and the most commonly prescribed drug class was beta blockers (31,13%).
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library