Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bernie Puteri Kalista Haryono
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada bagaimana rasa bosan yang ditimbulkan oleh
repetitive task) yang rutin dan sederhana dapat dipengaruhi oleh adanya frekuensi
dan kebebasan untuk berkomunikasi dengan sesama tenaga kerja. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari frekuensi berkomunikasi dan
kebebasan berkomunikasi terhadap rasa bosan yang ditimbulkan oleh pekeijaan
berulang. Latar belakang penelitian adalah adanya fakta mengenai pemberlakuan
larangan berbicara pada tenaga kerja bagian produksi di berapa pabrik garment
daerah Cimahi, Jawa Barat, dengan alasan dapat menghambat produktifitas, yang
dianggap telah menyalahi peraturan pemerintah terlebih lagi mengganggu
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Penelitian dilakukan di pabrik garment Pt. Trijaya Utama, yang tidak
memiliki larangan berbicara, namun memiliki angka produktifitas yang tetap
tinggi. Responden penelitian adalah 130 tenaga keija bagian penjahitan pola.
Hasil analisa regresi menunjukkan bahwa frekuensi dan kebebasan berkomunikasi
mempengaruhi rasa bosan sebesar 14,8%, dengan sumbangan frekuensi yang tidak
signifikan. Secara mandiri frekuensi berkomunikasi mempengaruhi rasa bosan
secara signifikan sebesar 7,2%. Terakhir kebebasan berkomunikasi mempengaruhi
rasa bosan secara negatif sebanyak 12,4%, maka rasa bosan dapat dikurangi
dengan adanya kebebasan berkomunikasi.
Saran untuk penelitian lebih lanjut antara lain untuk mengambil responden
pada bagian produksi dengan tugas yang berbeda, untuk mengadakan penelitian
eksperimental pada dua kondisi yang berbeda, yaitu boleh berbicara dan tidak
boleh berbicara, untuk membandingkan produktifitas, dan responden dengan latar
belakang pendidikan yang lebih tinggi dari responden pada penelitian ini."
2007
T37858
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Damar Arum Dwiarini
"Tesis ini meneliti peranan pelatihan mental dalam menurunkan kecemasan cedera berulang pada atlet putri bola basket yang memiliki riwayat cedera lutut dan atau pergelangan kaki (ankle). Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pelatihan mental terdiri dari empat intervensi, yaitu autogenic relaxation, imagery, self-talk dan social support. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan mental mampu berperan dalam menurunkan tingkat kecemasan cedera berulang pada atlet.

This thesis examines the role of mental training in decreasing the re-injury anxiety in women basketball athletes who had a history of knee injury or ankle injury. This research is approached qualitative and quantitatively. Mental training consists of four interventions, ie autogenic relaxation, imagery, self-talk and social support. Results showed that mental training can play a role in lowering levels of re-injury anxiety in women athletes."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2012
T30985
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bernie Puteri Kalista Haryono
"ABSTRAK
Penelitian ini berfokus pada bagaimana rasa bosan yang ditimbulkan oleh
repetitive task) yang rutin dan sederhana dapat dipengaruhi oleh adanya fiekuensi
dan kebebasan untuk berkomunikasi dengan sesama tenaga keqia. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh dari hekuensi berkomunikasi dan
kebebasan berkomunikasi terhadap rasa bosan yang ditimbulkan oleh pekexjaan
berulang. Latar belakang penelitian adalah adanya fakta mengenai pemberlakuan
larangan berbicara pada tenaga kcqia bagian produksi di berapa pabxik garmenr
daerah Cimahi, Jawa Barat, dengan alasan dapat menghambat produktititas, yang
dianggap telah menyalahi peraturan pemerintah terlebih lagi mengganggu
pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Peneliiian dilakukan di pabrik garment Pt. Trijaya Utama, yang tidak
memiliki larangan berbicara, namun memiliki angka produktititas yang tetap
tinggi. Responden penelitian adalah 130 tcnaga kerja bagian penjahitan pola.
I-Iasil analisa regresi menunjukkan bahwa fiekuensi dan kebebasan berkomunikasi
mempengaruhi rasa bosan sebesar I4,8%, dengan sumbangan iiekuensi yang tidak
signiiikan. Secara mandiri frekuensi berkomunikasi mempengaruhi rasa bosan
secara signiiikan sebesar 7,2%. Terakhir kebebasan berkomunikasi mempengaruhi
rasa bosan secara negatif scbanyak l2,4%, maka rasa bosan dapat dikurangi
dengan adanya kebebasan berkomunikasi.
Saran untuk penelitian Iebih lanjut antara lain untuk mengambil responden
pada bagian produksi dcngan tugas yang berbeda, untuk mcngadakan penelitian
eksperimental pada dua kondisi yang berbeda, yaitu boleh berbicara dan tidak
boleh berbicara, untuk membandingkan produktifitas, dan responden dcngan latar
bclakzmg pendidikan yang lebih tinggi dari responden pada penelitian ini.

ABSTRACT
This study focus on how boredom in repetitive task is affected by the intensity and
freedom in communication. The aim of this study is to see how frequency and
freedom of communication affecting boredom caused by repetitive task. Problem
of thc study came from findings regarding communication restriction in the
assembly line, which is against the government regulation and disturbing the
effort of fulfilling ones needs.
This study was done in PT. Trijaya Utama, a garment company that
doesn?t have communication restriction. Subject of study are 130 workers with
task of sewing long and straight lines.
Multiple regression shows that frequencies and freedom of communication
has an affection towards boredom as much as l4.8%. Frequencies alone affecting
boredom in repetitive work as much as 7.2%. Freedom of communication is
affecting boredom negatively as much as l2.4%.
Based on the results of this study, few suggestions for next study are made
such as subject with different type of task, experimental study in comparing
productivity involving communication, and subject with higher education level.

"
2007
T34107
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Sarah Claudia
"Masyrakat seringkali menyelundupkan hukum dengan membuat dua buah perjanjian yang mana hanya perjanjian pertama yang diketahui oleh umum, sedangkan perjanjian kedua disembunyikan atau hanya diketahui oleh para pihak dalam perjanjian. Perjanjian seperti ini dikenal dengan nama perjanjian simulasi. Penelitian hukum ini bertujuan untuk menganilisis keabsahan perjanjian simulasi yang dibuat berulang, akibat hukum dari perjanjian simulasi yang berulang, serta tanggung jawab notaris dalam membuat perjanjian simulasi yang berulang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif analitis dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti dengan meneliti pada data sekunder bidang hukum yang ada sebagai data kepustakaan dengan menggunakan metode kualitatif. penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa perjanjian simulasi yang dibuat berulang tidak memenuhi syarat sahnya perjanjian sehingga tidak sah dan tidak mengikat para pihak. Perjanjian simulasi yang berulang ini tidak memenuhi syarat objektif perjanjian yang terdapat dalam pasal 1320 KUHPerdata yaitu sebab (kausa) yang halal karena dalam perjanjian simulasi yang tercipta adalah kausa yang palsu. Dalam kasus pada Putusan pengadilan Tinggi Yogyakarta Nomor 34/PDT/2017/PT YYK ini, para pihak menandatangani pengikatan jual beli tetapi kehendaknya adalah utang piutang yang dikategorikan sebagai perjanjian yang bersifat simulasi dengan bentuk kausa yang palsu. Hal ini mengakibatkan akta yang dibuat batal demi hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum sehingga tidak sah dan tidak mengikat para pihak. Sesuai dengan Pasal 84 UUJN, Notaris yang bertanggungjawab terhadap perjanjian simulasi yang dibuat berulang tersebut dapat dimintai tangung jawab biaya, ganti rugi, dan bunga.

The community often contravenes the law by making two agreements in which only the first agreement is known by the public, while the second agreement is hidden or only the parties to the agreement know. This agreement is known as the simulation agreement. This research aims to analyze the validity of the simulation agreement repeatedly made, the legal consequences of the agreement, and the notary's responsibility in making the agreements. This study uses descriptive analytical research method, using a normative juridical approach aims to describe or give an overview of the researched object by examining the existing secondary data in the law field as library data, using qualitative methods. This study concludes that the simulation agreement made repeatedly does not meet the legal requirements of the agreement,thus the agreement is invalid and unbinding the parties. This recurring simulation agreement does not meet the objective conditions of the agreement contained in article 1320 of the Civil Code, namely the lawful cause, because the simulation agreement had a false cause. In this case, the parties signed an agreement to buy and sell but the intention was loan categorized as a simulated agreement with a false causa. This results the deed made is null and void and has no legal force so the agreement isinvalid and it does not bind the parties. In accordance with Article 84 of Notary Act (UUJN), the Notary who is responsible for the recurring simulation agreement can be held responsible for costs, compensation, and interest."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T53492
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Holiness Berti
"ABSTRAK
Kejadian stroke berulang semakin meningkat dan menjadi penyumbang kematian utama kecacatan dan kematian pada pasien stroke. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran diri (self awareness) pasien stroke terhadap faktor-faktor risiko stroke yang dimilikinya, diperlukan upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh edukasi stroke terstruktur berbasis audiovisual terhadap self awareness stroke berulang pada pasien stroke. Desain penelitian ini quasi eksperimen dengan pre test and post test non equivalent control group pada 32 responden (n intervensi = n kontrol = 16) yang diambil dengan teknik consecutive sampling. Hasil analisis penelitian ini menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan setelah diberikan edukasi stroke terstruktur berbasis audiovisual terhadap peningkatan self awareness stroke berulang dengan p value <0,0001. Penelitian ini merekomendasikan bahwa edukasi stroke terstruktur berbasis audiovisual dapat dijadikan salah satu intervensi keperawatan mandiri dalam upaya preventif dan promotif pencegahan stroke berulang.

 


The incident of recurrent stroke is increasing and is a major contributor to disability and death in stroke patient. This is caused by the lack of self awareness of stroke patients about the risk factors they have, so efforts are needed to overcome them, including by providing education. This study was aimed to determine the effect of Audiovisual-Based Structured Stroke Education on recurrent Stroke self awareness in stroke patients. Design of this study was quasi-experimental with a pre-test and post-test non equivalent control group with 32 respondents (n intervention = n control = 16) taken by consecutive sampling technique. Result of analysis shows significant effect of audiovisual-based structured stroke education on recurrent stroke self-awareness with p value < 0,0001. This study recommends that audiovisual-based structured stroke education can be one of independent nursing interventions in preventive and promotive efforts to prevent recurrent strokes.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T52477
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Susanti
"In-stent restenosis adalah komplikasi yang dapat terjadi setelah pemasangan stent. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor ? faktor yang berhubungan dengan tindakan PCI berulang. Desain penelitian menggunakan desain non eksperimental jenis cross sectional. Responden sebanyak 70 orang, diperoleh melalui teknik consecutive sampling. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat (chi square) serta multivariat (regresi logistik berganda).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat merokok memiliki hubungan yang signifikan dan merupakan faktor dominan dengan tindakan PCI berulang. Implikasi dalam keperawatan adalah peningkatan peran perawat sebagai pendidik dalam memberikan pendidikan kesehatan tentang pengendalian faktor risiko yakni kebiasaan merokok pada pasien yang terpasang stent dalam mencegah in-stent restenosis.

In-stent restenosis is a complication that can occur after stenting. This study aimed to identify factors related to re-PCI. A non-experimental design with cross sectional approach was used in this research, while 70 respondents were obtained through a consecutive sampling technique. Data analyzed was performed using univariate, bivariate (chi square) and multivariate (multiple logistic regression) tests.
The results showed that a history of smoking has a significant relationship with the re-PCI and history of smoking is the dominant factor associated with re-PCI. Implications of the research to nursing is to improve of the role of nurses as educators in providing health education to control risk factors, especially smoking habits in patients who mounted stents in order to prevent in-stent restenosis.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
T44523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Betty Maria Christina
"Studi ini merupakan studi pemasaran yang melibatkan sisi psikologi konsumen dalam mengetahui loyalitasnya terhadap suatu produk dimana menguji peran perbedaan dan kombinasi dari involvement dan ambivalence dalam hubungan kepuasan-loyalitas pembelian berulang. Studi ini menganalisa data survei dari 177 pemilik mobil penumpang Toyota di Indonesia. Studi menggunakan structural equation modeling untuk menguji efek moderasi dan mediasi. Hasil mengindikasikan bahwa kepuasan mempunyai efek positif pada loyalitas pembelian berulang melalui involvement. Ambivalence mempunyai efek negatif pada kepuasan dan involvement namun tidak mempengaruhi secara langsung loyalitas pembelian berulang. Bukti empiris juga memperlihatkan bahwa involvement memoderasi hubungan kepuasan-loyalitas pembelian berulang namun tidak pada ambivalence. Hasil studi ini mengindikasikan bahwa ambivalence dan involvement adalah penting untuk mengerti dan menjelaskan hubungan antara kepuasan dan loyalitas pembelian berulang.

This study is a marketing study which involves consumer psychological side for knowing their loyalty in a product that tests the different and combined roles of involvement and ambivalence in the satisfaction-repurchase loyalty relationship. The study analyses survey data from 177 Toyota passenger car owners in Indonesia. The study uses structural equation modeling for testing moderator and mediator effects. The results indicate that satisfaction has positive effects on repurchase loyalty through involvement. Ambivalence has negative effects on both satisfaction and involvement but does not directly influence repurchase loyalty. Empirical evidence also reveals that involvement is a moderator in the satisfaction-repurchase loyalty relationship but not for ambivalence. The results of this study indicate that ambivalence and involvement are important to understanding and explaining the relationship between satisfaction and repurchase loyalty.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Septiyanti
"Data mengenai luluh paru LP sangat terbatas mencakup karakteristik demografi, status hipertensi pulmoner HP , fungsi paru, kapasitas latihan, akivitas fisis dan kejadian rawat inap berulang. Penelitian ini memiliki desain potong lintang dengan 54 subjek. Echokardiografi dilakukan untuk menyingkirkan terdapatnya kelainan jantung dan menentukan status HP. Subjek kemudian akan menjalani serangkaian prosedur antara lain wawancara, pemeriksaan fisis, uji jalan 6 menit 6MWT , uji fungsi paru dan pemeriksaan darah. Hipertensi pulmoner ditemukan pada 63 subjek dengan mPAP 29,13 13,07 sedangkan 55,9 diantaranya mengalami PH yang berat. Rawat inap berulang terjadi pada 44,4 , sesak napas mMRC >1 , aktivitas fisis, rawat inap berulang, luas lesi, CRP dan tekanan oksigen arteri memiliki hubungan bermakna terhadap status HP. Kadar CRP dan 6MWT merupakan variabel yang paling berhubungan dengan kejadian rawat inap berulang pada LP-HP yang dianalisis dengan analisis multivariat. Echokardiografi sebaiknya dilakukan pada pasien LP. Pasien LP-HP mengalami sesak yang lebih berat, rawat inap berulang, lesi yang lebih luas, kadar CRP lebih tinggi, aktivitas fisis, uji fungsi paru, PaO2 dan indeks massa tubuh yang lebih rendah. Hasil spirometri dan kadar CRPmerupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian rawat inap berulang pada pasien LP-HP melalui analisis multivariat.

We investigated and provided datas about demographyc and clinical characteristics. We also found out the influencing factors of re hospitalization in destroyed lung with pulmonary hypertension patients. This is a cross sectional study involving 54 DL subjects. Echocardiography was performed to rule out cardiac abnormality and to establish their PH status. Subjects performed several procedures such as interview, physical examination, 6 minutes walking test 6MWT , lung function test, and blood tests to obtain all the neede data. Pulmonary hypertension was found in 63 of subjects with mPAP was 29,13 13,07 while 55,9 of DL PH subjects had severe PH. Re hospitalization occured in 44,44 subjects. We analyzed using chi square for categorical data and student t test and found a significant association of PH status in DL subjects with breathlessness by mMRC scale 1, physical activity, re hospitalization, body mass index, FVC, FEV1, FEV1 FVC, spirometry result, extend of lesion, CRP and arterial oxygen pressure. Level of CRP, VEP1 dan 6MWT had the strongest association for DL having PH and rehospitalization by multivariate analysis. Echocardiography should be performed among DL patients. Patients DL who got PH have more breathlessness, re hospitalization and extend of lesion, higher CRP level, lower physical activity, worse lung function test, lower PaO2 and lower BMI. Spirometri result, and CRP level had the strongest association for DL having PH and rehospitalization by multivariate analysis."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2016
T57629
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Katuuk, Helly M.
"Pasung merupakan tindakan pengekangan secara fisik maupun pengurungan kepada orang dengan gangguan jiwa. Pemasungan berulang merupakan tindakan yang dilakukan keluarga akibat kekhawatiran keluarga terkait perilaku ODGJ yang membahayakan diri sendiri keterbatasan hendaya keluarga dalam perawatan. Tujuan penelitian ini adalah mendapatkan gambaran tentang pengalaman keluarga dalam merawat ODGJ yang dilakukan pemasungan secara berulang. Metode penelitian adalah riset kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Partisipan penelitian berjumlah 10 orang, pengumpulan data dengan wawancara mendalam. Analisis data dengan metode Colaizzi. Tiga tema yang dihasilkan : Pemenuhan rasa aman sebagai pemicu pasung berulang, Diferensiasi perawatan pada pasung berulang, Keterbatasan aktivitas keluarga sebagai dampak merawat ODGJ dengan pasung berulang. Perawatan pasung berulang memprioritaskan rasa aman dan nyaman ODGJ.

Pasung is an act of physical restraint and confinement to people with mental disorders. Recurring income is an action taken by people who are related to mental ill patient who are responsible for the family. The purpose of this research is how to find experience in treating mental ill patient which is done repeatedly. The research method is qualitative research with a phenomenological approach. Research participants monitored 10 people, entered data with in-depth interviews. Data analysis using the Colaizzi method. Three themes were generated: Fullfilment of security as triggering, Differentiation of treatments for re-pasung, Limitations of family activities as a caused of mental ill patient with re-pasung. Re-pasung treatment is to prioritizes the securities and comfort of mental ill patient."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T519230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deti Margayanti
"ABSTRAK
Kontraktor bangunan seringkali menghadapi proyek yang mencakup pertambahan unit dimana aktivitasnya berulang dari unit ke unit. Proyek ini membutuhkan suatu jadwal yang menjamin kontinuitas penggunaan sumber daya dari sebiah aktivitas dalam satu unit pekerjaan ke aktivitas yang sama dalam unit pekerjaan lain. Metode-metode penjadwalan yang telah dikembangkan kurang sesuai untukmenjamin hal ini terutama untuk proyek dengan ciri kegiatan berulang atau repetitive._Repetitive Scheduling Method (RSM) adalah salah satu metode penjadwalan yang diharapkan dapat menjamin kontinuitas kerja dan mempermudah pelaksanaan pengaturan durasi proyek secara keseluruhan.
Metode RSM ini memperkenalkan titik kontrol sebagai konsep baru untuk menempatkan secara berturut-turut garis-garis produksi yang mungkin memisah atau menyatu. Metode RSM juga memperkenalkan urutan pengontrolan dari aktivitas sebagai konsep baru untuk menentukan durasi proyek. RSM merupakan metode yang sesuai untuk proyek dengan ciri kegiatan berulang karena dapat memperlihatkan adanya aktivitas berulang tersebut dengan jelas. Penyajiannya yang hanya berdasarkan pada sumbu x dan sumbu y memungkinkan bagi semua orang untuk melakukan penjadwalan dengan menggunakan metode ini. Kontinuitas kerja antara aktivitas yang satu dengan yang lain dapat diketahui dengan adanya titik kontrol atau control point (cp) pada diagram RSM ini. Pengaturan durasi pelaksanaan kegiatan-kegiatan proyek dapat dilakukan dengan mudah berdasarkan titik kontrol dan urutan pengontrolan dari aktivitas sebagai konsep baru untuk menentukan durasi proyek. Namun metode RSM tidak dapat digunakan pada proyek yang ciri aktivitasnya tidak berulang dan tidak dapat mengantisipasi bila terjadi keterlambatan dalam pengiriman material bangunan. Sehingga metode RSM ini perlu dikembangkan lebih lanjut.
Perencanaan dan penjadwalan struktur yang dilakukan berdasarkan data penjadwalan pada rumah susun Kemayoran dengan menggunakan RSM memperlihatkan dengan jelas adanya waktu tenggang dan tidak adanya kontinuitas kerja berkesinambungan. Durasi waktu yang direncanakan kurang sesuai dengan pelaksanaannya di lapangan. Adanya waktu tenggang dapat memperpanjang durasi penyelesaian pekerjaan-pekerjaan struktur pada bangunan rumah susun Kemayoran. Hasil usulan penjadwalan dengan metode RSM yang diperoleh berdasarkan data penjadwalan ulang proyek dengan metode RSM memperlihatkan adanya pengurangan durasi penyelesaian proyek. Hasil ini juga menunjukkan adanya kontinuitas kerja dan tidak adanya waktu tenggang yang berarti dapat mempercepat waktu penyelesaian pekerjaan struktur.

"
2001
S35415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>