Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Rachmatania Putri
"Penelitian ini membahas sikap warganet terhadap berita pandemi Covid-19 pada media massa daring CNN Indonesia dan Folkative dengan menggunakan teori analisis appraisal. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menjelaskan bentuk-bentuk serta kecenderungan sikap warganet yang muncul dalam kolom komentar serta mengetahui perbedaan bentuk sikap berita pandemi Covid-19 di media massa daring tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan cara simak catat. Terdapat lima headline berita pandemi Covid-19 yang diklasifikasikan ke dalam topik yang sama. Hasil penelitian terhadap sikap warganet di media massa daring CNN Indonesia dan Folkative menunjukkan bahwa dari tiga subsistem sikap yang ditemukan, yaitu afeksi, penghakiman, dan apresiasi, ketiganya memiliki kecenderungan negatif. Sikap negatif yang diungkapkan oleh warganet ditunjukkan pada kolom komentar melalui kata, frasa, dan klausa. Komentar lebih banyak menggunakan apresiasi daripada penghakiman dan afeksi. Perbedaan sikap warganet di setiap media massa daring terlihat dari jumlah kemunculan bentuk penilaiannya. Media massa Folkative didominasi oleh bentuk afeksi dan penghakiman, sedangkan media massa CNN Indonesia didominasi oleh bentuk apresiasi.
This study discusses the attitude of netizens towards Covid-19 pandemic news on CNN Indonesia and Folkative online mass media using appraisal analysis theory. The purpose of this study is to identify and explain the forms of attitudes that appear in the comment columns of CNN Indonesia and Folkative online mass media, and to find the differences in the attitudes of each online mass media to the Covid-19 pandemic news. This study uses a descriptive qualitative method with a note-taking technique. There were five headlines of the Covid-19 pandemic news that were classified into the same topics. The results of this study in the online media mass CNN Indonesia and Folkative show that the three attitude subsystems found: affects, judgment, and appreciation, all of them have negative tendencies. The negative attitudes expressed by netizen are shown in the comment column through words, phrases, and clauses. Comments use more appreciation than judgement and affects. The differences in each online mass media show by the appraisal’s number of appearances. Folkative online mass media dominated by affects and judgement, while CNN Indonesia online mass media dominated by appreciation. "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Sihombing, Muhammad Arkaan Daffa
"Peran media baru dalam era teknologi-internet saat ini menjadi sangat penting, khususnya dalam menyebarkan sebuah informasi kepada khalayak. RT, media massa asal Rusia melakukan pemberitaan mengenai vaksin Sputnik V yang merupakan vaksin pencegahan Covid-19 teregistrasi pertama di Dunia. Pertentangan, baik secara politik atau melalui pemberitaan media massa negara Barat, menjadikan vaksin Sputnik V diragukan keamanan dan efektivitasnya. Melalui RT, pemerintah Rusia mencoba mencitrakan vaksin Sputnik V agar dapat mengimbangi narasi yang dibuat oleh media massa negara Barat sekaligus memperkenalkan dan mempromosikan vaksin Sputnik V kepada khalayak Internasional. Menggunakan konsep new media dan citra merek dengan metode analisis konten bersifat kualitatif, peneliti menganalisis mengenai bagaimana vaksin Sputnik V dicitrakan oleh media massa RT. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini ialah sumber sekunder yang mengambil langsung dari berita-berita yang dipublikasikan di laman RT pada tahun 2020-2021. Tujuan dari penelitian ini, selain untuk membuktikan teori yang digunakan, peneliti ingin mengetahui secara praktik impelementasi dari RT sebagai media massa dalam mencitrakan vaksin Sputnik V melalui pembertiaannya. Hasilnya, ditemukan beberapa pola pemberitaan oleh RT yang mencakup; (1) pemberitaan mengenai efektivitas dan keunggulan vaksin, (2) pemberitan mengenai peran vaksin Sputnik V di ranah global, (3) pemberitaan kontra-narasi mengenai isu vaksin Sputnik V, dan (4) pemberitaan vaksin Sputnik V yang dihubungkan dengan presiden Rusia, Vladimir Putin. Melalui pola pemberitaan tersebut yang dicocokan dengan teori/konsep yang digunakan, RT sebagai media massa Rusia telah berhasil mencitrakan vaksin Sputnik V melalui pemberitaan yang telah dipublikasikannya.
The role of new media in the current internet-technology era is very important, especially in disseminating information to the public. RT, the Russian mass media, reported on the Sputnik V vaccine, which is the world's first registered Covid-19 prevention vaccine. Controversy, either politically or through the media coverage of Western countries, makes the safety and effectiveness of the Sputnik V vaccine questionable. Through RT, the Russian government is trying to image the Sputnik V vaccine in order to balance the narrative created by the Western mass media as well as introduce and promote the Sputnik V vaccine to an international audience. Using the concept of new media and brand image with qualitative content analysis methods, the researchers analyzed how the Sputnik V vaccine was imaged by the RT mass media. The data source used in this study is a secondary source that takes directly from the news published on the RT page in 2020-2021. The purpose of this study, in addition to proving the theory used, researchers want to know in practice the implementation of RT as a mass media in imaging the Sputnik V vaccine through its endorsement. As a result, several patterns of reporting by RT were found which include; (1) reporting on the effectiveness and superiority of the vaccine, (2) reporting on the role of the Sputnik V vaccine in the global sphere, (3) reporting on the counter-narrative on the issue of the Sputnik V vaccine, and (4) reporting on the Sputnik V vaccine in connection with the Russian president, Vladimir Putin. Through the reporting pattern which is matched with the theory/concept used, RT as the Russian mass media has succeeded in imaging the Sputnik V vaccine through the news it has published."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja Universitas Indonesia Library
Novita Indri Garini Lestari
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intellectual capital (IC) terhadap kinerja keuangan dan kinerja ESG (environmental, social and goverrment) perusahaan dengan pandemi COVID-19 sebagai variabel moderasi. Pada penelitian ini menggunakan sampel perusahaan (kecuali sektor keuangan) yang tercatat pada bursa efek di negara-negara ASEAN, yaitu: Indonesia, Malaysia, Philippina, Singapura dan Thailand dengan total data observasi sebanyak 784 dalam periode tahun 2016 sampai dengan 2020. Dalam penelitian ini menggunakan model Modified Value-Added Intellectual Coefficient (MVAIC) sebagai proksi dari IC, return on assets (ROA) sebagai proksi dari kinerja keuangan, dan skor ESG dari database Eikon Thomson Reuters sebagai proksi dari kinerja ESG. Hasil penelitian menunjukkan bahwa MVAIC memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kinerja keuangan, tapi sebaliknya MVAIC berhubungan negatif signifikan dengan kinerja ESG. Dengan pandemi COVID-19 sebagai variabel moderasi, hasil pengujian menunjukkan periode pandemi tidak terbukti memoderasi pengaruh MVAIC terhadap kinerja keuangan dan kinerja ESG. Hasil tersebut mengindikasikan bahwa dalam kondisi normal sebelum krisis ekonomi akibat COVID-19, perusahaan-perusahaan di ASEAN lebih mengutamakan pemanfaatan IC untuk meningkatkan kinerja keuangan. Sedangkan, dalam masa pandemi COVID-19, perusahaan-perusahaan di ASEAN belum memanfaatkan IC untuk meningkatkan kinerjanya. Implikasi dari penelitian ini adalah memberikan pemahaman kepada perusahaan pentingnya IC untuk kinerja keuangan dan kinerja ESG perusahaan baik di masa normal maupun di masa krisis.
This study aims to analyze the impact of intellectual capital (IC) on firm’s financial performance and ESG (environmental, social and government) performance with the COVID-19 pandemic as a moderating variable. This study uses a sample of companies (except the financial sector) listed on stock exchanges in ASEAN countries, namely: Indonesia, Malaysia, the Philippines, Singapore, and Thailand with a total of 784 observational data in the 2016 to 2020 period. This study uses the Modified Value-Added Intellectual Coefficient (MVAIC) model as a proxy for IC, return on assets (ROA) as a proxy for financial performance, and ESG scores from the Eikon Thomson Reuters database as a proxy for ESG performance. The results showed that MVAIC had a significant positive relationship with financial performance, but on the other hand, MVAIC had a significant negative relationship with ESG performance. With the COVID- 19 pandemic as the moderating variable, the test results show that the pandemic period was not proven to moderate the influence of MVAIC on financial performance and ESG performance. These results indicate that under normal conditions before the economic crisis due to COVID-19, companies in ASEAN prioritized using IC to improve financial performance. Meanwhile, during the COVID-19 pandemic, companies in ASEAN are not using IC to improve their performance. The implication of this research is to provide understanding to companies about the importance of IC for the company's financial performance and ESG performance both in normal times and in times of crisis."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library