Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pakpahan, Yunita Rosalyn
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji tentang niat untuk berhenti karyawan PT XYZ, perusahaan yang bergerak di bidang jasa industri minyak dan gas. Untuk mengkaji niat karyawan PT XYZ untuk berhenti bekerja, peneliti menguji persepsi terhadap sistem kompensasi dan komitmen organisasi sebagai variabel bebas penelitian. Penelitian ini menggunakan analisis kuantitatif, analisis regresi untuk melihat pengaruh persepsi sistem kompensasi dan komponen komitmen organisasi terhadap niat untuk berhenti dari perusahaan. Hasil analisis regresi komitmen dan persepsi kompensasi terhadap niat untuk berhenti diperoleh R² = 0.549 dengan p = 0.000. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kedua variabel secara bersama-sama mempengaruhi niat untuk berhenti sebesar 54.9% dan 45.1% dipengaruhi oleh faktor lain. Lebih lanjut ditemukan bahwa dimensi afektif dan kontinuans memiliki pengaruh yang signifikan terhadap niat untuk berhenti. Komitmen afektif memiliki nilai B = -2.925 pada p = 0.001 dan komitmen kontinuans memiliki nilai B = -1.701 pada p = 0.050. Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan dari komitmen afektif dan komitmen kontinuans dapat menurunkan niat untuk berhenti pada karyawan PT XYZ. Berdasarkan temuan tersebut peneliti merancang intervensi pengembangan organisasi yang berfokus pada metode human process dan human resource management ......This research aims to study the intention to leave of PT XYZ’s employees, a company which is engaged in oil and gas services. This research focuses on finding out the influence of the perception of the employees on compensation system and organization commitment toward the intention to leave of the employees of PT XYZ. This research uses quantitative analysis; regression analysis is used to find out the influence of perception of compensation system and component of organization commitment on employees’ intention to leave. The result of commitment regression analysis and perception of the employees on compensation system toward the intention to leave is R² = 0.549 with p = 0.000. It shows that both variables simultaneously influence the intention to leave 54.9% and the rest (45.1%) is influenced by other factors. In addition, it is found that affective and continuance dimensions have a significant influence on the intention to leave. The affective commitment has B = -2.925 on p = 0.001 and continuance commitment are able to decrease the intention to leave of the employees of PT XYZ.. Based on those results, it is suggested that an intervention of organizational development focusing on human process orientation and human resource management be applied.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
T45782
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Mirsyam Ratri Wiratmoko
Abstrak :
Merokok dapat meningkatkan angka morbiditas dan mortalitas.World Health Organization (WHO) memprediksi pada tahun 2020 penyakit yang disebabkan oleh rokok akan menyebabkan kematian sebanyak 8.4 juta orang di dunia dan setengahnya berasal dari Asia. Varenicline, sebagai agonis parsial reseptor α4β2 nikotin asetilkolin, memiliki potensi yang cukup baik pada program berhenti merokok dengan cara melepaskan withdrawal effect dari nikotin dan menurunkan kebutuhan akan nikotin. METODE. Uji acak tersamar ganda antara bulan Juli 2012 sampai dengan Desember 2012 dengan 12 minggu waktu terapi dan 12 minggu waktu pengamatan status merokok. 80 laki-laki perokok yang bersedia mengikuti penelitian dibagi kedalam kelompok varenciline dan kelompok plasebo.Varenicline dititrasi hingga 2x1 mg (n=40) dan plasebo (n=40) ditambah konseling mingguan. HASIL. Pada pengamatan 4 minggu (minggu 1-4) setelah 12 minggu terapi menunjukkan 55% peserta kelompok varenicline berhenti merokok dibandingkan kelompok plasebo sebesar 27,5%. (Prevalence Ratio [PR] 2,0). Pada pengamatan minggu ke 5-8, 52.5% peserta pada kelompok varenicline masih berhenti merokok dibandingkan dengan 20% pada kelompok plasebo (PR, 2,6). Pada pengamatan minggu 9-12, 47,5% peserta pada kelompok varenicline masih berhenti merokok dibandingkan 17,5% pada kelompok plasebo (PR, 2,7). Rerata hari pertama bebas rokok pada kelompok varenicline adalah 40,63 hari, sedangkan pada kelompok plasebo 56,43 hari. Efek samping yang paling banyak pada penggunaan varenicline adalah mual yang terdapat pada 9 peseerta (22,5%). Rerata kadar CO awal adalah 18,46 ppm, rerata Fagerstrom test untuk ketergantungan nikotin adalah 6,4 dan rerata indeks Binkman adalah 317,9. KESIMPULAN. Varenicline memiliki efikasi yang baik, aman dan dapat ditoleransi baik sebagai farmakoterapi program berhenti merokok. ......Smoking has increased risk of morbidity and mortality. World Health Organization predicts that by 2020, disease caused by smoking will result in the deaths of around 8.4 million people in the world and half of these deaths from Asia. Varenicline, a partial agonist at the α4β2 nicotinic acetylcholine receptor, has the potential to aid smoking cessation by relieving nicotine withdrawal symptoms and reducing the rewarding properties of nicotine. METHOD. A randomized, single-blind, placebo controlled trial conducted between July 2012 and December 2012 with a 12 week treatment period and 12 week follow-up of smoking status. 80 male adult smokers who volunteered for the study divide into varenicline and placebo group. Varenicline titrated to 1 mg twice daily (n=40) or placebo (n=40) for 12 weeks, plus weekly smoking cessation counseling. RESULT. During 4 weeks (weeks 1-4) after 12 weeks of treatment, 55% of participants in the varenicline group were continuously abstinent from smoking compared with 27.5% in the placebo group (Prevalence Ratio [PR] 2,0). For weeks 5 through 8, 52.5% of participants in the varenicline group were continuously abstinent compared with 20% in the placebo group (PR, 2,6). For weeks 9-12, 47.5% of participants in the varenicline group were continuously abstinent compared with 17.5% in the placebo group (PR, 2,7). Mean of first day free of smoking used Varenicline for smoking cessation was 40,63 days and mean of first day free of smoking used placebo was 56.43 days. The most adverse event with varenicline was nausea, which occurred in 9 Participants (22,5%). Mean of CO level was 18,46 ppm, mean of Fagerstrom score for nicotine dependence was 6,4, and mean of Brinkman index was 317,9. CONCLUSION. Varenicline is an efficacious, safe, and well-tolerated smoking cessation pharmacotherapy.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, Cinthya Theresia
Abstrak :
The Smoking behavior is one of the biggest public health threats in the world. Wherever, whenever, and anyone can smoke, not exception the police in National Traffic Management Center Police of Republik Indonesia. (NTMC Polri). This research was conducted to find out the relationship of the factors that increase the success of quit smoking of in NTMC Polri. This descriptive study using a cross-sectional study design and are semi-quantitative from 51 police who become the respondents. The results showed that there is a significant relationship between a predisposing, enabling, and reinforcing factors and the success of quit smoking from the police in NTMC Polri. Control and explicit sanctions needs to be enhanced so that the smoke free workplace program in NTMC Polri runs well and can create a favorable environment to quit smoking.
Perilaku merokok merupakan salah satu ancaman terbesar kesehatan masyarakat dunia. Dimanapun, kapanpun, dan siapapun dapat merokok, tak terkecuali polisi di National Traffic Management Center Polisi Republik Indonesia (NTMC Polri). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor yang meningkatkan kemungkinan seseorang untuk berhenti merokok dengan keberhasilan berhenti merokok pada polisi di NTMC Polri. Penelitian deskriptif ini menggunakan desain studi cross-sectional dan bersifat semi kuantitatif, pada 51 polisi yang menjadi responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara faktor predisposisi, pemungkin, penguat dan keberhasilan berhenti merokok pada polisi di NTMC Polri. Pengawasan dan sanksi yang tegas perlu ditingkatkan supaya program Kawasan Tanpa Rokok di NTMC Polri berjalan dengan baik serta dapat menciptakan lingkungan yang baik untuk berhenti merokok.
Universitas Indonesia, 2015
S60878
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathiyya Aliyah Birjaman
Abstrak :
Indonesia merupakan negara berpendapatan menengah yang 72 juta penduduknya merupakan perokok aktif. Kelompok umur dengan prevalensi tertinggi ada pada kelompok remaja dan dewasa yang rentan terhadap perilaku merokok. Berhenti merokok menjadi langkah penting untuk mencapai target pengurangan tembakau yang dapat berdampak signifikan pada peningkatan kesehatan. Oleh karena itu, penting untuk mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok. Penelitian ini menggunakan data GATS 2021 di Indonesia dengan sampel penduduk usia 15-44 tahun. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan analisis regresi logistik. Berdasarkan hasil analisis, faktor yang berhubungan dengan perilaku berhenti merokok pada penduduk 15-44 tahun di Indonesia adalah jenis kelamin, pendidikan, status pekerjaan, larangan merokok di rumah, dan status merokok keluarga. Sedangkan umur, status ekonomi, tempat tinggal, umur pertama merokok, pengetahuan bahaya rokok, pernah mengunjungi KTR, keterpaparan media antirokok dan keterpaparan iklan rokok tidak berhubungan signifikan. Diharapkan upaya berhenti merokok yang berfokus pada pendekatan keluarga yang dapat didukung dengan adanya larangan merokok di rumah. Upaya berhenti merokok juga dapat berfokus melalui tatanan sekolah atau pendidikan dengan meningkatkan kesadaran pentingnya berhenti merokok. Pendekatan promosi kesehatan dapat difokuskan pada tatanan tempat kerja melalui pemilik usaha/wiraswasta maupun kelompok pekerja untuk meningkatkan keberhasilan berhenti merokok pada penduduk usia 15-44 tahun. ......Indonesia is one of the middle-income countries where 72 million of the population are active smokers. The age group with the highest prevalence is teenagers and adults who are vulnerable to smoking behavior. Quitting smoking is an important step towards achieving tobacco reduction targets that can have a significant impact on health outcomes. Therefore, it is important to examine the factors associated with quit smoking. This study used GATS 2021 data in Indonesia with a sample of the population aged 15-44 years. Used a cross-sectional design with logistic regression analysis. Based on the results, the factors associated with smoking cessation are gender, education, employment status, smoking restrictions at home, and family smoking status. Age, economic status, residence, age of first smoking, knowledge of the smoking dangers, ever visited KTR, exposure to anti-smoking media and cigarette advertisements were not significantly associated. Smoking cessation efforts will focus on a family approach which can be supported by a smoking ban at home. Efforts to stop smoking can also be focused through schools or education by increasing awareness of the importance of quitting smoking. A health promotion approach in the workplace to increase the success of quitting smoking in the population aged 15-44 years.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Rahadian
Abstrak :
Tesis ini membahas tentang bagaimana hubungan pengetahuan dan sikap dengan niat melaksanakan konseling berhenti merokok di antara mahasiswa profesi dan spesialis kedokteran gigi di RSKGM FKG UI. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain potong lintang. Sikap merupakan variabel yang paling besar mempengaruhi niat melakukan konseling berhenti merokok, setelah dikontrol oleh variabel umur, jenis kelamin, pendidikan, status merokok, dan pengetahuan. Nilai OR (OR adjusted) = 59,795 (95% CI 14,777-241,957). Hasil penelitian ini menyarankan agar ada upaya pembentukan sikap terhadap perilaku konseling berhenti merokok melalui pendidikan yang terencana, terarah, dan berkesinambungan. ...... This thesis discusses how the relationship between knowledge and attitudes with the intention of implementing smoking cessation counseling among students of professional and specialist dentistry in RSKGM FKG UI. This research is a quantitative study with a cross-sectional design. Attitude is the biggest variable affecting intention to quit smoking counseling, once controlled by the variables of age, gender, education, smoking status, and knowledge. OR value (OR adjusted) = 59.795 (95% CI 14.777 to 241.957). The results of this study suggest that there are efforts to establish attitudes towards smoking cessation counseling behaviors through education planned, directed, and continuous.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vebby Amellia Edwin
Abstrak :
ABSTRAK
Prevalensi perokok secara global mengalami penurunan dari 23% (2007) menjadi 21% (2013). Sedangkan di Indonesia, prevalensi merokok di Indonesia mengalami peningkatan yaitu 27% (1995), 34,2% (2007), 34,7% (2010), dan 36,3% (2013). Persentase mantan merokok di Indonesia mengalami penurunan dari 5,4% (2010) menjadi 4% (2013). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan eksternal dengan faktor berhenti merokok di Indonesia tahun 2011. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan menggunakan data sekunder Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia 2011. Uji statistik yang digunakan adalah regresi logistik ganda. Proporsi perokok yang berhenti merokok di Indonesia sebesar 15,7 persen. Faktor eksternal yang berperan dalam perilaku berhenti merokok yaitu terdapat larangan merokok di rumah, terdapat larangan merokok di tempat kerja, ketidakterpaparan iklan rokok (televisi, koran/majalah, dinding publik, spanduk), keterpaparan media tentang bahaya merokok (koran/majalah), dan pernah mengunjungi kawasan tanpa rokok. Disarankan pemerintah pusat dan daerah untuk menerapkan larangan merokok di tempat kerja dan kawasan tanpa rokok dengan tidak menyediakan ruangan khusus merokok dan menyebarluaskan nomor pengaduan yang dapat dihubungi oleh masyarakat jika menemukan pelanggaran kawasan tanpa rokok, meningkatkan upaya pelaksanaan pembatasan iklan rokok di televisi, koran/majalah, dinding publik, dan spanduk, dan penyebarluasan media bahaya merokok menggunakan media kora/majalah, serta mengalihfugnsikan media yang digunakan sebagai iklan rokok sebagai media bahaya merokok seperti menggunakna dinding publik sebagai media bahaya merokok.. Bagi orang tua dan masyarakat, menerapkan rumah bebas asap rokok dan menyuruh dan memberikan dukungan untuk anggota keluarga yang merokok untuk berhenti merokok
ABSTRACT
The prevalence of smokers globally decreased from 23% (2007) to 21% (2013). While in Indonesia, the prevalence of smoking in Indonesia had risen to 27% (1995), 34.2% (2007), 34.7% (2010), and 36.3% (2013). The percentage of former smoking in Indonesia had decreased from 5.4% (2010) to 4% (2013). This study aims to determine the relationship of external factors on smoking cessation in Indonesia in 2011. The study design that used is cross sectional using secondary data Global Adult Tobacco Survey (GATS) Indonesia 2011. The statistical test that used was a multiple logistic regression. The proportion of smokers who quit smoking in Indonesia is about 15.7 percent. External factors which play a role in smoking cessation behavior are a ban on smoking in the home, a ban on smoking in the workplaces, health warning of cigarette packages, exposure of cigarette advertising (television, newspaper/magazine, public walls, banner), exposure of smoking media (newspaper/magazine), and ever visited the no smoking area. the researchers suggest that central and local governments to implement the ban on smoking in the workplace and the region without cigarettes by not providing special room for smoking and disseminate a contact to complaint which can be reached by the public when finding a violation of the region without cigarettes, increasing efforts to implement restrictions on cigarette advertising on television, newspapers / magazines, the walls of the public, and banners, and dissemination of media dangers of tobacco by using newspaper / magazines, as well as re-functioning the media used from cigarette advertising to a medium of showing the dangers of smoking by using walls of the public. To parents and society, applying homes smoke-free by forbidding smoker to smoke at home (both family members and guests), banned smoking in public meetings, stickers home smoke-free at the front door of every house, and banned smoking in front of children and pregnant women (though outside the house) and provide support for family members who smoke to quit smoking.
2016
T45720
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firzawati
Abstrak :
[ABSTRAK
Merokok merupakan suatu kebiasaan yang dapat berdampak pada kesehatan. Indonesia sebagai salah satu negara dengan perokok terbanyak harus menurunkan jumlah perokok. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis model faktor upaya berhenti merokok dan Kesiapan berhenti merokok pada perokok aktif berumur 15 tahunkeatas di Indonesia. Desain Penelitian ini potonglintang dengan menggunakan data sekunder dari Global Adult Tobacco Survey (GATS) tahun 2011 dengan sampel sebanyak 2.424 responden Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 19 variabel yang diidentifikasi, terdapat beberapa faktor yang berperan meningkatkan upaya mencoba berhenti merokok diantaranya bertempat tinggal di daerah perkotaan, mendapatkan nasehat berhenti merokok, merokok setiap harinya 1-10 batang, lama merokok dibawah 20 tahun, membutuhkan jeda waktu merokok di pagi hari lebih dari 30 menit, melihat peringatan kesehatan, mendapatkan informasi bahaya merokok, terpajan iklan rokok, dan berpengetahuan tinggi tentang bahaya merokok. Pada Rencana berhenti merokok faktor yang berperan yaitu berpendidikan tinggi, berpengetahuan tinggi terhadap bahaya merokok, mendapatkan nasehat berhenti merokok, melihat peringatan kesehatan, mendapatkan informasi bahaya merokok, dan menghabiskan 1-10 batang rokok perharinya. Perlu dilakukan intervensi yang sesuaikan dengan tempat tinggal dan tingkat pendidikan, meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan agar dapat memberikan nasehat berhenti merokok dengan maksimal;
ABSTRACT
Smoking is a habit that can have an impact on health. Indonesia as one of the countries with the most smokers, have to decrease the number of smoker. The purpose of this study was to analyze factors attempts to quit smoking and plan to quit smoking in active smokers aged 15 years in Indonesia. This reseach is crosssectional design. The processed secondary data from the Global Adult Tobacco Survey (GATS) in 2011 by taking a sample of households and individuals. A total of 2,424 respondents who met the inclusion criteria. The results showed that of the 19 variables were identified, there are several determinant factors which related to attempts to quit smoking, smoker who live in urban areas, get advice to quit smoking from doctor, smoking every day 1-10 stick, length of smoking less than 20 years, needed time smoking in the morning after wake up more than 30 minutes, see a health warning, get information about the dangers of smoking, exposure to cigarette advertising, and have high knowledge about the dangers of smoking. While smoker which have plan to quit smoking, there are several factors, smoker which high educated, have high knowledge about the dangers of smoking, get advice to stop smoking, see health warnings, get information dangers of smoking, and spend 1-10 cigarettes per day. Interventions need to be tailored with spesific characteristic at every community and improving the ability of health professionals have to provide advice to stop smoking at heath facilities;Smoking is a habit that can have an impact on health. Indonesia as one of the countries with the most smokers, have to decrease the number of smoker. The purpose of this study was to analyze factors attempts to quit smoking and plan to quit smoking in active smokers aged 15 years in Indonesia. This reseach is crosssectional design. The processed secondary data from the Global Adult Tobacco Survey (GATS) in 2011 by taking a sample of households and individuals. A total of 2,424 respondents who met the inclusion criteria. The results showed that of the 19 variables were identified, there are several determinant factors which related to attempts to quit smoking, smoker who live in urban areas, get advice to quit smoking from doctor, smoking every day 1-10 stick, length of smoking less than 20 years, needed time smoking in the morning after wake up more than 30 minutes, see a health warning, get information about the dangers of smoking, exposure to cigarette advertising, and have high knowledge about the dangers of smoking. While smoker which have plan to quit smoking, there are several factors, smoker which high educated, have high knowledge about the dangers of smoking, get advice to stop smoking, see health warnings, get information dangers of smoking, and spend 1-10 cigarettes per day. Interventions need to be tailored with spesific characteristic at every community and improving the ability of health professionals have to provide advice to stop smoking at heath facilities, Smoking is a habit that can have an impact on health. Indonesia as one of the countries with the most smokers, have to decrease the number of smoker. The purpose of this study was to analyze factors attempts to quit smoking and plan to quit smoking in active smokers aged 15 years in Indonesia. This reseach is crosssectional design. The processed secondary data from the Global Adult Tobacco Survey (GATS) in 2011 by taking a sample of households and individuals. A total of 2,424 respondents who met the inclusion criteria. The results showed that of the 19 variables were identified, there are several determinant factors which related to attempts to quit smoking, smoker who live in urban areas, get advice to quit smoking from doctor, smoking every day 1-10 stick, length of smoking less than 20 years, needed time smoking in the morning after wake up more than 30 minutes, see a health warning, get information about the dangers of smoking, exposure to cigarette advertising, and have high knowledge about the dangers of smoking. While smoker which have plan to quit smoking, there are several factors, smoker which high educated, have high knowledge about the dangers of smoking, get advice to stop smoking, see health warnings, get information dangers of smoking, and spend 1-10 cigarettes per day. Interventions need to be tailored with spesific characteristic at every community and improving the ability of health professionals have to provide advice to stop smoking at heath facilities]
2015
D2086
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Dini Susilowati
Abstrak :
ABSTRAK
Merokok merupakan salah satu dari kebiasaan atau gaya hidup yang kurang baik karena memberikan resiko atau dampak yang tinggi terhadap penurunan kesehatan atau bahkan menjadi penyebab kematian. Studi WHO menunjukan kematian akibat merokok sekitar 30 juta orang setahun, 10 kali lebih tinggi dari angka kematian akibat kecelakaan berlalulintas. Di Indonesia sendiri perokok aktif mencapai 70 % dari total penduduk atau sebesar 141,44 juta orang. Dan kecenderungan perokok di kalangan wanita dan remaja pada usia 15-18 tahun mengalami peningkatan (http://www.koalisi.org). Sedangkan penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa 64,8% pria dan 9,8% wanita dengan usia di atas 13 tahun adalah perokok (Tandra, 2003). Berbagai alasan yang melatarbelakangi mulai maraknya kebiasaan merokok di kalangan wanita, salah satunya adalah gaya hidup. Persepsi tersebut dipicu oleh gencarnya iklan yang ditayangkan media massa, yang mencitrakan wanita modem dengan kebiasaan merokok. Realita ini berbeda dengan kondisi puluhan tahun lalu dimana wanita perokok distereotipkan sebagai wanita "nakal" alias tidak baik. Komponen yang paling berbahaya dari merokok dengan membakar tembakau adalah nikotin, carbon monoxide, yang dikenal sebagai carcinogens. Efek jangka panjang dari merokok adalah kanker paru, emphysema, kanker larynx dan esophagus dan sejumlah penyakit cardiovascular (Davison & Neale, 2001). Pada wanita yang merokok terdapat dampak-dampak khusus yang ditimbulkan oleh rokok antara lain masalah-masalah pada organ reproduksi wanita (diantaranya menurunkan kesuburan), meningkatkan jumlah kehamilan ektopik, aborsi spontan, kelahiran prematur, menopause dini, serta meningkatkan resiko kanker leher rahim. Informasi mengenai dampak buruk dari rokok terhadap kesehatan tersebut di atas, menjadi salah satu alasan untuk berhenti merokok. Kaplan, Sallis dan Patterson (1993) mengatakan bahwa perokok berhenti atau mencoba berhenti merokok untuk berbagai alasan, antara lain: masalah kesehatan, masalah penerimaan sosial, usia, serta alasan untuk menjadi contoh yang baik. 50% dari usaha untuk berhenti merokok adalah membuat keputusan untuk berhenti. Terkadang sangat sulit bagi perokok untuk memutuskan berhenti merokok. Berbagai pertimbangan dilakukan seorang perokok dalam memutuskan berhenti merokok Karenanya penelitian ini bermaksud memperoleh gambaran proses pengambilan keputusan yang terjadi pada seorang mantan perokok beserta faktor-faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusannya. Selain itu diteliti pula strategi ketika memutuskan untuk berhenti merokok. Penelitian ini mengacu pada teori pengambilan keputusan yang dikemukakan oleh Janis & Mann (1977). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif. Oleh karena itu dalam pengumpulan data peneliti melakukan wawancara dan observasi. Subyek penelitian berjumlah 4 orang dengan kriteria wanita usia dewasa muda yang dulu pernah merokok tetapi telah berhenti minimal 6 bulan. Hasil penelitian menujukkan hanya satu subyek yang terlihat melalui kelima tahap. Subyek umumnya tidak melalui tahap kedua (mencari alternatif). Faktor yang paling berpengaruh adalah faktor circumstances dan preferences. Hal ini menunjukkan bahwa selain merupakan proses internal, pengambilan keputusan untuk berhenti merokok juga sangat dipengaruhi oleh lingkungan sosial. Sedangkan strategi yang digunakan dalam situasi berhenti merokok ini adalah safe strategy (memilih alternatif yang paling aman dan membawa keberhasilan) atau escape strategy (memilih alternatif yang paling memungkinkan untuk menghindar dari hasil yang buruk).
2004
S3394
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Berly Shandika Shihab Wicaksono
Abstrak :
Latar belakang: Menurut SUSENAS tahun 2017, pengguna rokok elektronik di Indonesia terus meningkat hingga mencapai 4 juta pengguna. Peningkatan ini berdasarkan persepsi masyarakat yang menganggap bahwa rokok elektronik bersifat lebih aman dibandingkan rokok konvensional sehingga dapat digunakan sebagai alat berhenti merokok. Padahal, keefektivitas rokok elektronik masih belum terbukti secara komprehensif. Ditambah lagi, studi mengenai pengetahuan pengguna rokok elektronik di Indonesia masih terbatas. Kesenjangan persepsi ini yang menjadi dasar peneliti ingin penelitian terhadap persepsi pengguna vape tentang rokok elektronik sebagai alat berhenti merokok. Metode: Studi ini menggunakan desain quasi eksperimental yang dilakukan dengan pengerjaan pretest dan posttest setelah pemberian video edukasi. Teknik pengambilan jumlah sampel menggunakan non-probability consecutive (n = 75). Data sampel menggunakan Google Form yang disebarkan kepada responden. Distribusi data diuji menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan dianalisis bivariat Uji Wilcoxon karena distribusi tidak normal. Hasil: Dari 75 responden, peneliti mendapatkan rata-rata perbedaan persepsi sebesar 2 poin. Hasil uji normalitas data menunjukkan distribusi data tidak normal dan hasil uji Wilcoxon menunjukkan nilai p = 0.000 (p<0,05). Kesimpulan: Terdapat perbedaan bermakna pada persepsi pengguna vape tentang rokok elektronik sebagai alat berhenti merokok melalui skor sebelum dan sesudah pemberian video edukasi. Penelitian in membutuhkan penelitian lanjutan yang dapat menganalisis perilaku terhadap persepsi yang didapat. ......Introduction: According SUSENAS in 2017, electronic cigerrates users continue to increase up to 4 million users. This is due to society perception that e-cigerattes are more safe than conventional cigarettes so that they can be used as a smoking cessation tool. In fact, the effectiveness of e-cigerattes is still not comprehensively proven. In addition, studies on the knowledge of e-cigarette users in Indonesia are still limited. This perception gap is the basis for researchers wanting to study about vaporize user’s perceptions of e- cigerattes as a smoking cessation tool. Method: This study used a quasi-experimental design which was carried out by doing pretest and posttest after giving an educationl video. The sampling technique used was non-probability consecutive (n = 75). Sample data using Google Form shared to respondents. Data distribution was tested using Kolmogorov-Smirnov test and analyzed bivariately using Wilcoxon test due to abnormal distribution. Result: From 75 respondents, researchers got an average difference of 2 points in perception. The results of the data normality test showed that the data distribution was ab normal, and the Wilcoxon test results showed the value of p = 0.000 (p <0.05). Conclusion: There is a significant difference in the perception of vape users about electronic cigarettes as a smoking cessation tool through scores before and after the provision of educational videos. This research requires further research that can analyze the behavior of the perceptions obtained.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Carr, Allen
[Place of publication not identified]: Opus, 2010
362.296 CAR c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>