Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 24 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Rizqiana Halim
Abstrak :
Kontaminan timbal dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan manusia. Kandungan timbal dalam darah ibu hamil dikhawatirkan akan berdampak buruk bagi janin. Di Kabupaten Bogor pada tahun 2014, BBLR berada diurutan pertama dari dua puluh satu pola penyakit kasus rawat inap di rumah sakit golongan umur 0 - < 1 tahun dengan kasus baru sebesar 1.801 jiwa (24, 45%). Desa Cinangka merupakan lokasi dari kegiatan peleburan aki bekas ilegal yang marak dilakukan sejak tahun 1978 dan telah terkonfirmasi sebagai sumber pencemaran timbal. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis pengaruh timbal dalam darah ibu hamil terhadap berat badan lahir bayi. Dilaksanakan di Desa Cinangka, Kec.Ciampea, Kab.Bogor pada Januari - Juni 2016 dengan desain kohort prospektif terhadap 31 ibu hamil. Proporsi ibu hamil yang terpajan timbal melebihi dari batas aman yang ditetapkan oleh WHO, yaitu 10 μg/dl adalah sebesar 51.6%. Hasil analisis bivariat menunjukkan hubungan yang sangat kuat antara kadar timbal dalam darah ibu dengan berat badan lahir bayi dan berpola negatif, artinya semakin tinggi kadar timbal dalam darah ibu, maka semakin rendah berat badan lahir bayi (r= -0,880) dengan nilai p < 0,001. Model akhir dari analisis multivariat diperoleh koefisien B untuk variabel kadar timbal sebesar -60.264. Artinya, Setiap kenaikan kadar timbal dalam darah ibu sebesar 1 μg/dl, maka berat badan lahir bayi akan turun sebesar 60,264 gram setelah dikontrol variabel umur, pendapatan, dan kadar hemoglobin. Diperlukan upaya mengurangi pajanan timbal dengan menghentikan kegiatan peleburan aki bekas yang masih beroperasi, memberi penyuluhan pada masyarakat tentang bahaya dan dampak pencemaran lingkungan khususnya timbal, dan melanjutkan program enkapsulisasi tanah tercemar timbal. ......Lead contaminant may give negative impact for human health. Lead substance ina mother's blood feared would be bad for the health of fetus. In Bogor Regency in 2014, LBW was a number one out of twenty one disease patterns case of hospitalized patient aged 0 - < 1 years old with new case of 1.801 people (24.45%). Cinangka Village is a place for illegal smelting batteries since 1987, and it has been confirmed as lead-contamination source. This research aims to analyze the impact of lead in pregnant woman's blood towards the baby's birthweight. The research was conducted in Cinangka Village, Ciampea District, Bogor Regency in January - June 2016 using the prospective cohort design with 31 pregnant women as respondents. The proportion of pregnant women exposed to lead that exceeds the safe limit stipulated by the WHO, which is 10 μg/dl, is 51.6%. The bivariate analysis result indicates that there is indeed a strong relationship between blood lead level of the mothers' and the baby's birthweight, and it is inversely related: the higher the blood lead level of the mothers', the lower the baby's birthweight (r= -0,880) with value of p < 0,001. In the final model of multivariate analysis, it is discovered that the coefficient B for lead level variable is -60.264, which means that for each increase in the level of lead in the blood of mothers by 1 g / dl, the baby's birthweight will decrease by 60.264 grams after controlled by age, income, and hemoglobin concentration. Serious efforts need to be done to reduce the exposure to lead by stopping the smelting batteries activities, providing counseling for the people regarding the danger and impact of environmental pollution, particularly lead, and continuing the lead contaminated soil encapsulisation.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T46607
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Mutahar
Abstrak :
Angka Kematian Bayi (AKB) merupakan salah satu indikator dalam menerangkan derajat kesehatan suatu negara, AKB menjadi salah satu kunci keberhasilan pembangunan suatu negara. Sampai tahun 2002 Angka Kematian Bayi di Indonesia menduduki urutan keempat diantara negara-negara ASEAN. Dua pertiga kematian neonatal berada pada periode neonatal dini dan salah satu penyebab utama kematian neonatal dini yaitu berat badan lahir rendah (BBLR). Berdasarkan data SDKI angka BBLR di Indonesia saat ini belum ada kecendrungan penurunan yang berarti yaitu sebesar 7,3% pada tahun |986-1991, 7,l% pada tahun 1989-1994 dan kembali meningkat menjadi 7,7% pada tahun 1992-1997. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh berat badan lahir terhadap survival neonatal dini Penelitian ini menggunakan data sekunder SDKI tahun 2002-2003 yang dirancang dengan desain potong lintang (cross sectional). Walaupun demikian, data ini dapat diperlakukan sebagai kohort retrospektif dan mcmpunyai informasi waktu (rime) dan kejadian (event) sehingga dapat dianalisis dengan analisis survival. Analisis data mencakup analisis univariat, analisis bivariat menggunakan Kaplan Meir dan Log Rank dan analisis multivariat dengan menggunakan Regresi Cox. Hasil penelitian diperoleh; Probabilitas survival neonatal dini pada kelompok seluruh bayi sebesar 98,94%, pada kelompok bayi BBLN (berat lahir 2 2500) sebesar 99,59% dan pada kelompok bayi BBLR (< 2500 gram) adalah 96,87%. Pada kelompok seluruh bayi terdapat perbedaan probabilitas survival ’menurut variabel komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan, paritas dan jarak kelahiran, berat badan lahir, jenis kelamin bayi, tenaga penolong persalinan (least dan mos/ qualyied) dan kunjungan ANC. Sedangkan pada kclompok bayi BBLR terdapat perbedaan probabilitas survivival menurut komplikasi persalinan, komplikasi kehamilan, brat badan lahir, jcnis kelamin bayi dan tingkat sosial ekonomi. Prevalensi BBLR yaitu berat lahir dibawah 2500 gram adalah 6 %. Incidence rate kematian neonatal dini 1,5 per 1000 bayi-hari. Diketahui masa kritis bagi survival neonatal dini yaitu pada hari ke-0 sampui hari ke-3 Pada seluruh bayi, bayi dengan berat badan lahir < 2500 gram mempunyai risiko kematian neonatal dini 7 kali Iebih besar dari pada bayi dengan berat badan lahir Z 2500 gram setelah dikontrol dengan variabel komplikasi kehamilan, komplikasi persalinan dan kunjungan ANC- Bayi yang persalinannya di tolong tenaga kesehatan (most qualified), bayi dengan berat badan lahir < 2100 gram mempunyai risiko kematian neonatal dini 9 kali Iebih besar dari pada bayi dengan berat badan Iahir 2100-2499 gram setelah dikontrol dengan variable komplikasi persalinan dan tingkat sosial ekonomi. Tetapi hal ini harus diinterpretasikan hati-hati, nakes most qualyied merupakan penolong persalinan terakhir yang dipilih ibu. Sebanyak 80% persalinan yang ditolong oleh makes mengalami komplikasi kehamilan dan persalinan, sehingga dapat diasumsikan ibu yang ditolong oleh nakes tersebut merupakan rujukan dari nakes (leasr qualyied) dan non nakes. Pada bayi yang persalinannya ditolong oleh non nakes BBLRS tidak dapat dibulctikan ditemul-can peningkatan risiko kematian neonatal dini dibandingkan BBLR setelah dikontrol dengan kamplikasi persalinan dan tingkat sosek. Incident-e rate dan hazard ratio yang dihitung pada studi ini merupakan angka yang underestimated karena; (1) bayi yang tidak ditimbang Iebih banyak yang meninggal daripada bayi yang ditimbang yang kemungkinan besar bayi-bayi ini (yang tidak ditimbang) adalah BBLR diperkuat dengan tidak terdapatnya distribusi residual yang- dapat menguatkan asumsi bahwa bayi-bayi yang tidak ditimbang tersebut adalah bayi pretemu (bayi-bayi kecil); (2) tidal< tercakupnya bayi meninggal yang berasal dari ibu yang mengalami kematian matemal. Disarankan untuk meningkatkan keterampilan bidan dalam resusitasi bayi baru lahir, perbaikan sistem rujukan neonatal dan meningkatkan cakupan frekuensi lcunjungan antenatal yang sesuai dengan standard minimal. Untuk penelitian Iebih lanjut dapat mengkaji sistem rujukan neonatal yang telah berjalan.
It has been known that the Infant Mortality Rate (IMR) is one of indicator that describes the health status of a country, and as one of key succms of the country development. Until the year 2002, the Indonesia’s IMR is at the fourth order among ASEAN countries. Two third of neonatal death are occurred in the period of early neonatal, and one of the cause is low birth weight (LBW). As IDHS data, the trend of the LBW rate in Indonesia is not been decrease, as in 1986 to 1991 the figure is 73%, 7.1% in 1989 to 1994, and increase in 1992-1997 as high as 7.7%. The study has a purpose on describing the impact of LBW on early neonatal survival. The study use the secondary data sourced from the IDHS 2002-2003 which have cross sectional as the design. Though the design is cross sectional but the data can be treated as a retrospective cohort data and therefore can be analyzed with the survival analysis. The information on time and event that included in the dataset is an important assumption for the dependent variable on survival analysis. Data will be analyzed in the form of univariate, bivariate that use Kaplan Meir and Log Rank, and multivariate with Cox Regression. The study found: the probability of early neonatal survival for all groups of babies is 98.94%, for the group of normal birth weight,(NBW) babies ( 5 2,500 gram) is 99.59%, and for the group of LBW babies is 96.87%. The prevalence rate of LBW in Indonesia is six percent. The incidence rate for early neonatal death is 1.5 per 1,000 babies-days. It is known that the critical time on early neonatal survival is from 0 to 3 days old. From all babies, baby with LBW have a risk on early neonatal death 7 times greater than baby with NBW after controlled with variables of pregnancy complication, delivery compiiearion, and ANC visit. The group of babies which delivery assisted with health provider (most qualified), with birth weight less than 2,100 grams are have risk on early neonatal death 9 times than those who have birth weight around 2,100 to 2,499 grams, after controlled with variables of delivery complication and socio-economic level. Meanwhile, the group of babies which delivery assisted with non-health providers (most qualified), there is no different risk on early neonatal death between the babies that have birth weight less than 2,110 grams with those who have birth weight around 2,100 to 2,499 grams, after controlled by variables of delivery complication and socio-economic level. The incidence rate and hazard ratio that measures in the study are being an underestimate value, because: 1) un-weighed babies are more likely to die compare to those weighed babies, and probably those babies (un-weighed) are LBW babies. Moreover, there are no residual distribution that can be strengthening the assumption that un-weighed babies are preterm babies (small babies); 2) babies who die from mother who also die are not coverage. It is suggested to increase the skill of the midwife in term of neonatal resuscitation, particularly on health cost, improving the neonatal reference system and increasing the antenatal visit coverage. It is proposed for advance study to review the risk factors on early neonatal death for LBW babies who live in the urban area whether they are a peri-urban residence, and also reviewing the in progress neonatal reference.
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T33785
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Aliyah Muthi
Abstrak :
Kejadian BBLR di Kab. Kuningan cenderung mengalami peningkatan dari tahun 2016-2018. RSUD 45 Kab. Kuningan merupakan Rumah Sakit rujukan dan memiliki kejadian BBLR cukup tinggi, menduduki peringkat ke 2 dari 10 besar penyakit pada tahun 2017. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian BBLR dan mengetahui hubungan faktor ibu, faktor obstetrik, faktor janin dan faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian BBLR. Jenis penelitian adalah kuantitatif menggunakan desain case control. Penelitian dilakukan dengan melihat data sekunder berupa rekam medis pasien. Jumlah sampel sebanyak 192 dengan perbandingan 1:1, sehingga total sampel sebanyak 384. Analisis data menggunakan analisis univariat, analisis bivariat dengan uji statistic Chi Square dan analisis multivariat menggunakan Regresi Logistik Ganda. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan antara jarak persalinan, usia kehamilan, komplikasi kehamilan dan bayi kembar dengan kejadian BBLR dan tidak ada hubungan antara penyakit kronis, paritas dan jenis kelamin dengan kejadian BBLR.
Low Birth Weight incidence in Kuningan Regency tends to increase from 2016-2018. Regional General Hospital 45 Kuningan District is a referral hospital and has a high incidence of LBW, ranked 2nd out of the top 10 diseases in 2017. This study aims to describe the factors related to LBW incidence and find out the relationship between maternal factors, obstetric factors, fetal factors and dominant factors associated with LBW incidence. This type of research is quantitative using a case control research design. The study was conducted by looking at secondary data in the form of patient medical records. The number of samples is 192 with a ratio of 1:1, so the total sample is 384. Analysis of the data using univariate analysis, bivariate analysis with Chi Square statistical tests and multivariate analysis using Multiple Logistic Regression. The results showed that there was a correlation between labor distance, gestational age, pregnancy complications and twins with the incidence of LBW and there was no relationship between chronic disease, parity and sex with LBW incidence.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vivi Anggraini
Abstrak :
Bayi dengan berat badan lahir rendah akan meningkatkan angka mortalitas maupun morbiditas pada bayi. Penelitian ini menggunakan studi kasus kontrol untuk menganalisis korelasi antara faktor risiko dengan faktor efek. Data dalam penelitian menggunakan data sekunder rekam medik dari Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang. Dari hasil penelitian terhadap Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian BBLR di RSU Kabupaten Tangerang Tahun 2012 untuk faktor usia ibu, pendidikan, pekerjaan, usia kehamilan dan kadar Hb yang menunjukan adanya hubungan yang bermakna dengan kejadian BBLR. ...... An infant by weight of low birth will increase the number of mortalitas and morbidity on the baby. This research using case study control to analyze a correlation between risk factors by a factor of an effect. Data in research using data secondary rollin medical exam of general hospital tangerang. From the results of research on factors that deals with the occurrence BBLR in RSU Kabupaten Tangerang 2012 to the factors of age mother, education, work, the gestational age and levels of Hb that shows the existence of meaningfui relations with the incident BBLR.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S54370
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lusiana
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan studi cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita usia subur usia 15-49 tahun yang mempunyai anak lahir hidup sejak Januari 2012 dan Januari 2017. Hasil analisis menggunakan regresi logistik ganda memnunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan <2tahun dan >5tahun (p value : 0.017, OR:1.9), paritas >2 (p value: 0.014, OR: 1.7, riwayat BBLR (p value: 0.000, OR: 7.2), tidak sekolah (p value:0.000, OR:9) dengan BBLR. Perlu adanya upaya untuk meningkatkan pelayanan keluarga berencana untuk mengatur jarak kehamilan dan jumlah anak, serta dukungan dari sektor lain untuk membantu meningkatkan pendidikan wanita usia subur agar dapat meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan. ......This study aims to identify risk factors for the incidence of low birth weight babies. This research in quantitative study with a cross sectional study design. The sample used in this study were women of childbearing age (15-49) who had live birth since January 2012 and januari 2017. The result of the analysis using multiple logistic regression showed that there was a significant relationship between gestation spacing <2 years and >5 years (p value: 0.017, OR:1.9), parity >2 (p value:0.014, OR: 1.7), history of low birth weight (p value: 0.000, OR: 7.2), not going to school (p value: 0.000, OR: 9) with low birth weight. There are effort to help improve family palnning services to regulate pregnancy spacing and the number of children, as well as support from other sectors to help improve the education of women of reproductive age in orser to increase access to healt service.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sembiring, Wulan Sari R.G., author
Abstrak :
Pendahuluan: Bayi dengan BBLR mempunyai kemungkinan 4 kali lebih besar untuk meninggal selama 28 hari pertama masa hidupnya dibandingkan dengan bayi lahir dengan berat normal. Di Indonesia BBLR merupakan urutan kedua jenis penyakit terbanyak terkait pengunaan tembakau dimana dampaknya merupakan faktor yang sangat menentukan kesehatan di masa dewasa. Lebih dari 57% dalam sebuah rumah tangga mempunyai sedikitnya satu orang perokok dimana 91,8% merokok di dalam rumah tangga dan mengabaikan risiko serta bahaya paparan asap rokok. Metode: Penelitian ini dilakukan di seluruh wilayah Indonesia menggunakan data hasil Riskesdas 2018 dengan tujuan mengetahui efek paparan asap rokok dalam rumah tangga terhadap kejadian Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia setelah setelah dikontrol dengan faktor bayi (jenis kelamin), faktor ibu (tingkat pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, dan TBC pada ibu), faktor pelayanan kesehatan (frekuensi dan kualitas ANC) dan faktor lingkungan (wilayah tempat tinggal). Penelitian ini dilakukan dengan disain potong lintang serta analisis regresi logistik dan poisson. Hasil: Hasil penelitian dengan model akhir perilaku merokok berinteraksi dengan jenis kelamin serta dikontrol oleh variabel tingkat pendidikan ibu dan frekuensi ANC secara umum menunjukan bahwa tidak ada efek dari paparan asap rokok dalam rumah tangga dengan kejadian BBLR (meskipun p value  pada jenis kelamin perempuan dengan paparan asap rokok ≥ 20btg  lebih kecil dari 0.05, namun OR 0.056 atau bersifat protektif). Pembahasan: Berdasarkan hasil penelitian ini dan beberapa tinjauan hasil penelitian yang sejalan disimpulkan bahwa berat badan lahir tidak semata-mata dipengaruhi oleh riwayat paparan asap rokok, tetapi dalam suatu kondisi tertentu ada faktor lain yang mungkin lebih dominan. Dalam hal ini mungkin disebabkan karena beberapa faktor seperti cara pengumpulan data hanya berdasarkan wawancara/kuesioner sehingga pengukuran terhadap paparan asap rokok dalam rumah tangga kurang dapat menggambarkan situasi sebenarnya (hasil pengukuran lemah. Kesimpulan: Berdasarkan analisis yang telah digunakan baik menggunakan metode regresi logistik maupun poisson adalah bahwa hasil penelitian ini belum dapat menjawab hipotesis yang menyatakan bahwa efek paparan asap rokok dalam rumah tangga meningkatkan kejadian BBLR di Indonesia tahun 2018 bahkan setelah dikontrol dengan variabel kovariat. ......Introduction: Babies with LBW are 4 times more likely to die during the first 28 days of life than babies born with normal weight. In Indonesia, LBW is the second largest type of disease related to tobacco use where the impact is a very determining factor in adulthood. More than 57% in a household has at least one smoker where 91.8% smoke in the household and ignore the risks and dangers of exposure to cigarette smoke. Method: This research was conducted in all regions of Indonesia using Riskesdas 2018 results with the aim of knowing the effect of exposure to cigarette smoke in the household on the incidence of Low Birth Weight (LBW) in Indonesia after being controlled by baby (sex), maternal factors (level maternal education, maternal employment status, and tuberculosis to the mother), health service factors (frequency and quality of ANC) and environmental factors (residential area). This research was conducted with cross-sectional design and logistic and poisson regression analysis. Result: The results of the study with the final model of smoking behavior interacting with gender and controlled by variables of maternal education level and frequency of ANC in general showed that there was no effect of cigarette smoke exposure in households with LBW events (although p value in female sex with exposure cigarette smoke b 20btg less than 0.05, but OR 0.056 or protective). Discussion: Based on the results of this study and a few reviews of the results of the research that are in line concluded that birth weight is not solely influenced by a history of exposure to cigarette smoke, but in certain conditions there are other factors that may be more dominant. In this case it might be due to several factors such as the way data is collected based only on interviews/questionnaires so that the measurement of cigarette smoke exposure in the household is less able to describe the actual situation (the measurement results are weak). Conclution: Based on the analysis that has been used both using logistic regression methods and poisson is that the results of this study have not been able to answer the hypothesis that the effect of cigarette smoke exposure in households increases the incidence of LBW in Indonesia in 2018 even after being controlled by covariate variables.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendra Yuldasrin
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T41272
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridho Nugroho
Abstrak :
Berdasarkan berat badan rujukan menurut Departemen Kesehatan, bayi yang lahir dengan gizi baik akan mempunyai berat badan antara 2,5 kg sampai 3,4 kg. Pertambahan berat badan bayi sangatlah pesat, tetapi laju pertambahan berat badan makin lama makin berkurang. Pada umur 5 bulan, berat badan bayi menjadi dua kali berat lahir, sedangkan pada umur 1 tahun beratnya tiga kali berat lahir, dan pada umur 2 tahun berat badannya menjadi empat kali berat lahir. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara berat badan lahir terhadap pertambahan berat badan usia 12 bulan pada bayi yang di lahirkan di klinik bidan praktek mandiri (BPM) di Kota Lubuklinggu Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2019, sampel sebanyak 108. Desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan 81,5% bayi lahir dengan berat badan ≥3000gram, sebanyak 47,2% bayi yang mengalami kenaikan berat badan 3 kali berat lahir, 47,2 % bayi diberi ASI eksklusif, 63% bayi mendapat MP ASI pada usia ≥ 6 bulan, 59,3% bayi menderita penyakit infeksi, 88% ibu yang memiliki usia kehamilan ≥ 38 minggu, 70,4 % ibu yang memiliki pendidikan ≥ SLTA, 63% bayi rutin melakukan penimbangan berat badan serta 80,6% bayi mendapatan imunisasi lengkap. Terdapat hubungan antara berat badan lahir (p value = 0,001) dan status imunisasi (p value = 0,017) terhadap pertambahan berat badan bayi pada usia 12 bulan. Perlu adanya peningkatan program antenatal care (ANC) dan peningkatan program cakupan imunisasi/universal child immunization (UCI) serta peningkatan kunjungan posyandu agar bayi dapat mencapai berat badan yang ideal pada usia 12 bulan. ......Based on the reference weight according to the Ministry of Health, babies born with good
nutrition will have a weight between 2.5 kg to 3.4 kg. Baby's weight gain is very rapid, but the rate of weight gain decreases over time. At the age of 5 months, the babys weight is twice the birth weight, while at the age of 1 year it weighs three times the birth weight, and at the age of 2 years the weight becomes four times the birth weight. The purpose of the study was to determine the relationship between birth weight to weight gain of 12 months in infants born at independent practice midwife clinics (BPM) in Lubuklinggu City, South Sumatra Province in 2019, a sample of 108. The study design was cross sectional. The results showed 81.5% of babies born with a weight of 0003000gram, as many as 47.2% of infants who gained weight 3 times birth weight, 47.2% of infants were given exclusive breastfeeding, 63% of infants received MP ASI at the age of ≥ 6 month, 59.3% of babies suffer from infectious diseases, 88% of mothers who have gestational age ≥ 38 weeks, 70.4% of mothers who have education ≥ SLTA, 63% of babies routinely weigh weight and 80.6% of babies get complete immunization . There is a relationship between birth weight (p value = 0.001) and immunization status (p value = 0.017) on infant weight gain at 12 months of age. There needs to be an antenatal care (ANC) improvement program and an increase in the universal child immunization (UCI) program and an increase in posyandu visits so that babies can achieve the ideal body weight at 12 months of age.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mitra
Abstrak :
Disertasi ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya deviasi positif pertumbuhan sampai usia lima bulan dan mengali perilaku penyimpang positif pada keluarga dengan status ekonomi rendah. Jenis penelitian adalah perpaduan penelitian kuantitatif (kohort prospektif) dengan penelitian kualitatif (Rapid Assesment Procedure). Besar sampel adalah 61 bayi BBLR (2000-2499 gram) yang lahir cukup bulan. Sampel diperoleh dari 5 rumah sakit 7 klinik bidan di Kota Pekanbaru. Hasil menunjukkan bahwa pada usia lima bulan terjadi deviasi positif pertumbuhan sebesar 65,6%. Faktor yang berpengaruh adalah pemberian ASI, kesehatan bayi dan lingkungan pengasuhan. Perilaku positif deviants adalah frekuensi pemberian ASI dalam 24 jam lebih dari 12 kali, memeriksa kesehatan bayi setelah satu minggu dilahirkan, ibu menjaga kebersihan rumah, ayah turut mengasuh bayi, keputusan bersama ibu dan nenek dalam pemberian makanan pada bayi. ......This dissertation aims to determine the factors that influence the occurrence of a positive deviation of growth until the age of five months and experience the positive deviant behavior in families with low economic status. The research type is a combination of quantitative research (prospective cohort) with qualitative research (Rapid Assessment Procedure). The sample size was 61 infants of low birth weight (2000-2499 g) were born at term. Samples were obtained from 5 hospitals 7 midwife clinics in the city of Pekanbaru. The results showed that at the age of five months of positive growth deviation of 65.6%. Factors that influence breastfeeding, infant health and caring environment. Positive Deviants behavior is the frequency of breastfeeding within 24 hours more than 12 times, check the health of babies born after one week, mother to keep the house, father helped care for infants, a decision with his mother and grandmother in infant feeding.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>