Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haryo Hilmawan
Abstrak :
Bentonit telah diteliti untuk penggunaannya sebagai alternatif penyumbatan dan warisan dari sumur minyak dan gas karena memiliki kemampuan mengembang dan memperbaiki dirinya sendiri dibandingkan dengan semen. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menguji bentonit sebagai pengganti semen untuk menyumbat sumur minyak dan gas, tetapi lebih banyak lagi yang harus diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang lebih meyakinkan penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pelapisan pada busi bentonit terkompresi. Sebanyak tujuh jenis pelapis digunakan dalam penelitian ini. Satu jenis pelapis (pasta kertas dinding) direndam selama 51 hari dengan ketebalan lapisan yang berbeda yaitu satu dan dua lapisan yang terendam dalam salinitas berbeda (10.000 dan 20.000 ppm). Dengan melapisi sumbat bentonit, lapisan baru di permukaan diharapkan dapat memberikan ketahanan terhadap getaran transportasi. Uji hidrasi dilakukan untuk mengetahui bahwa plester bentonit tersebut mengalami periode hidrasi yang lebih lama.
Bentonite has been researched for its use as an alternative to clogging and inheritance from oil and gas wells because they have the ability to inflate and repair itself compared to cement. Several studies have been conducted to examine bentonite as a substitute cement for clogging oil and gas wells, but much more which must be observed to get more convincing results in its use. This study aims to evaluate the effect of coating on compressed bentonite plugs. A total of seven types of coating used in this study. One type of coating (wall-paper paste) soaked for 51 days with different coating thickness, namely one and two layers immersed in different salinity (10,000 and 20,000 ppm). By coating the bentonite stoppers, a new layer on the surface is expected to provide resistance to transport vibrations. Hydration test was done to find out that the bentonite plaster would be experience a longer hydration period.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Farouq Fazmar
Abstrak :
Bentonit dimodifikasi dengan menyisipkan material semikonduktor ZnO ke dalam Iapisan interlayernya. Preparasi bentonit dilakukan dalam 3 tahapan, preparasi awal, bentonit dipurifikasi karbonat dan penjenuhan dengan NaCl. Proses sintesis dilakukan dengan metoda hidrotermal di dalam autoclave pacia suhu 160° C selama 12 jam kemudian padatannya dikalsinasi pada suhu 400°C selama 5 jam. Karakterisasi ZnO-bentonit dilakukan dengan menggunakan instrumentasi AAS, XRF, XRD, UV-Vis Diffuse Reflectance dan FTIR. Data UV-Vis Diffuse Reflectance memperlihatkan nilai band Gap 3,5 eV; 3,45 eV; 3,5 eV untuk masing-masing ZnO-bentonit 10%, 20% dan 30%. Uji aplikasi fotodegraciasi zat vvarna Rhodamin B dilakukan pada masing-masing fraksi ZnO-bentonit 10%, 20 % dan 30%. Fraksi ZnO- Bentonit 10% memberikan hasil yang paling efektif untuk mendegradasi zat vvarna Rhociamin B. Berciasarkan data uji aplikasi material ZnO-Bentonit memiliki kemampuan sorpsi dan fotokatalis terhadap zat vvarna Rhodamin B.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30465
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pudji Trihandajanto
Abstrak :
Tanah Bentonite adalah sejenis tanah lempung dengan bagian unsur terbesar mengandung mineral Montmorilonite yang dijumpai dalam deposit vulkanik yang telah mengalami pelapukan. Bahan ini sangat aktif mengembang apabila terdapat air dan sangat sensitif terhadap proses konsolidasi. Bahan ini biasanya digunakan dalam pemboran sumur-sumur minyak dan sebagai penutup. Pengujian Triaxial terhadap tanah Bentonfre ini dimaksudkan untuk menganalisa, mempelajari dan membandingkan perubahan tegangan tanah dan tekanan pod yang terjadi pada tanah Bentonite melalui uji Txiaksial Tak-terkonsolidasi Tak-terdrainasi (UU) dan Terkonsolidasi Tak-terdrainasi (CU). Sedangkan tujuan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kekuatan geser dari tanah tersebut, dimana tanah ini mempunyai sifat mudah mengembang.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S34614
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asri Peni Wulandari
Abstrak :
Effective and efficient preservation process is necessary in terms of increasing the fungal usage for industrial scale as biostarter. The objective of this study was to identify bentonite characteristic to be carrier to preserve of Rhizopus spore and to determine its viability after preservation process. The clay of bentonite characteristics were identified by BET (Brunaeur Emmett Teller) and SEM-EDS (Scanning Electron Microscopy-Energy Dispersive Spectroscopy) for determining surface properties and elements within the minerals, XRD (X-Ray Diffraction) for identifying the mineral, and AAS (Atomic Absorption Spectroscopy) for determining chemical composition. The growth of microbial preserved in bentonite tablet after stored for 20, 40, and 60 days was identified by TPC (Total Plate Count). Bentonite has a main component as silica-SiO2 dan montmorillonit with some elements existence of magnesium (Mg), iron (Fe), aluminum (Al), and silica (Si), and Sodium (Na). The spores after preserved need two days longer to grow back into the mycelium. Viability the spore after storage for 60 days could be revived 3.0´1010 CFU/g. The results suggest that bentonite could be used as carrier for the spore of Rhizopus.
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2016
UI-IJTECH 7:8 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Yudi Erning Nursejati
Abstrak :
ABSTRAK
Jalur produksi pengecoran Sinto Wall Work, dari tiga jalur produksi yang ada, merupakan satu-satunya jalur produksi P.T. X yang memiliki mesin pembuat cetakan otomatis (Sinto W.W) sehinga mampu memproduksi cetakan maksimum 240 cetakan/jam.

Hingga saat ini jalur produksi pengecoran Sinto W.W belum mampu beroperasi tiga sift karena makin menumpuk cetakan yang pecah sejalan waktu operasi dan produktivitas belum optimal karena tidak seimbang kemampuan unit kerja peleburan terhadap unit kerja pembuatan cetakan.

Penelitian dilakukan untuk menentukan komposisi pasir cetak yang mendekati kesesuaian agar mampu memproduksi cetakan berkualitas tinggi untuk tiga sift, mengembangkan suatu model yang merupakan representasi sistem jalur produksi pengecoran Sinto W.W yang mampu produksi sari tiga sift dan pengembangan konsep keseimbangan unit kerja peleburan terhadap unit kerja pembuatan cetakan sehingga dapat memproduksi ± 200 kumpulan benda cor/jam.

Melalui pendekatan sifat mekanik pasir cetak dengan uji laboratorium yang meliputi uji tekan, tarik, mampu alir dan permeabilitas dilakukan penelitian laboratorium terhadap pasir cetak yang diaplikasikan P.T. X dan pasir cetak basah yang menggunakan pasir silika baru ex Tuban. Demikian juga melalui pendekatan simulasi proses pengecoran dan pendekatan pengamatan waktu total proses serta produktivitas pengecoran dilakukan penelitian proses pengecoren di lapangan selama dua hari yakni hari I - satu sift dan hari II - dua sift.

Pada akhirnya dalam rangka "perbaikan kinerja Sinto W.W agar mampu produksi seri tiga sift" maka interval komposisi pasir cetak basah P.T. X yang memenuhi kesesuaian adalah pasir silika bekas pakai 100 %, bentonnite 7% hingga 11%, kadar air 1% hingga 4%, sea coal 0.5% hingga 0.8% dengan kondisi temperatur pasir cetak tidak lebih dari 40 0C.

Selain itu diperlukan penambahan sand mixer sebagaimana konsep awal memiliki dua buah sand mixer juga perbaikan sand cooler khususnya peralatan penyemprot air dan sistem pengawasan temperatur pasir cetak serta mengaktifkan kembali pemanfatan dua storage.

Sedangkan dalam rangka mencapai produktivitas ± 200 kumpulan benda cor/jam dapat memanfaatkan dapur peleburan induksi sepuluh ton yang telah ada dimana untuk itu diperlukan peralatan kowi penampung (holding ladle/furnace). Khusus untuk produk shoulder, disamping itu, diperlukan perbaikan metoda tuang yaitu dari sistem metoda tuang satu lokasi menjadi metoda tuang dua lokasi.

1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robert Ronal Widjaya
Abstrak :
Indonesia mempunyai banyak sumber daya alam, salah satunya adalah tanah liat yang sangat potensial dijadikan katalis pada proses konversi ethanol menjadi gasolin yang digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar dari fosil. Tanah liat yang disebut juga dengan bentonit, dapat dimodifikasi strukturnya dengan metode pilarisasi logam, karena relatif sederhana dan mudah untuk dilakukan. Paduan logam Sn-Cr/Bentonit memiliki sifat keasaman yang cukup tinggi serta tahan terhadap kandungan air yang banyak, sehingga dapat memproses umpan yang mengandung kadar air yang cukup besar dari campuran ethanol-air dan juga mempunyai umur katalis yang panjang. Tujuan penelitian ini untuk mensintesis dan mengevaluasi kinerja katalis Sn-Cr/bentonit yang digunakan pada proses konversi ethanol menjadi gasolin. Pengukuran X-ray Diffraction, X-ray Absorption Spectroscopy, Thermogravimetry Analysis, Fourier Transform Infra Red, X-ray Fluorescence, Brunauer Emmett Teller, Scanning Electron Microscope / Energy-Dispersive X-ray, Field Emission Scanning Electron Microscopy/Electron dispersion X-ray Spectroscopy, dan Gas Chromatography-Mass Spectrometry digunakan dalam penelitian. Dari analisa hasil pengukuran didapatkan kenaikan jarak basal bentonit dari 12,83Å menjadi 25,67Å, peningkatan luas permukaan spesifik dan volume pori masing-masing 23,8 m2/g menjadi 199,2 m2/g dan 9,9x10-3 cm3/g menjadi 81x10-3 cm3/g. Muatan logam yang terbentuk, didominasi logam Sn4+ dan Cr3+ dengan daya tahan termal maksimal sebesar 700°C. Sn-Cr/bentonit memiliki dua tipe keasaman Bronsted dan Lewis yang keduanya dibutuhkan untuk proses konversi ethanol menjadi gasolin. Diketahui juga sebaran unsur yang terkandung pada bentonit, antara lain Si, Al, O, Mg, Na, Ca, Sn dan Cr. Konversi ethanol menjadi gasolin dengan katalis Sn-Cr/bentonit didapatkan kandungan senyawa utama yang mirip dengan bensin komersial. Hasil cairan yang terkonversi didapatkan nilai yang cukup baik, yaitu 60 ml dari 100 ml umpan bahan baku berupa ethanol atau memberikan hasil sebesar 60 %. ......Indonesia has many natural resources, one of them is clay. The clays are very potential to be used as a catalyst in ethanol to gasoline conversion process, which was used as an alternative fuel substitute for fossil fuel. The Clay was also called bentonite and it can be modified the structure by metals pilarization method, because this method is simple and feasible relatively. Sn-Cr/bentonite metal alloys have high acidity properties and resistant to water content, so that they can process the feeds that contain large moisture content from the mixture of ethanol-water and they have long life catalyst. The purpose of this research was to synthesis and evaluate the performance Sn-Cr/bentonite catalyst which was used in ethanol to gasoline conversion process. Measurement of X-ray Diffraction, X-ray Absorption Spectroscopy, Thermogravimetry Analysis, Fourier Transform Infra Red, X-ray Fluorescence, Brunauer Emmett Teller, Scanning Electron Microscope / Energy-Dispersive X-ray, Field Emission Scanning Electron Microscopy/Electron dispersion X-ray Spectroscopy, dan Gas Chromatography-Mass Spectrometry was used in this research. The measurement results showed enhancement the basal spacing of bentonite from 12.83Ǻ to 25.67Ǻ, and enhancement in specific surface area from 23.8 m2/g to 199.2 m2/g and pore volume from 9,9x10-3 cm3/g to 81x10-3 cm3/g. The metal content formed was dominated by Sn4+ and Cr3+ and 700 °C maximum thermal resistance. Sn-Cr/bentonite has two types of acidity, Bronsted and Lewis. They were needed for ethanol to gasoline conversion process. The distribution of bentonite element contents, such as Si, Al, O, Mg, Na, Ca, Sn dan Cr. The ethanol to gasoline conversion by Sn-Cr/bentonite catalyst, it was obtained compounds similar to commercial gasoline. The converted ethanol results, it was obtained good value, which was 60 ml gasoline of 100 ml of ethanol or the yield is 60%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
D2683
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muslim Aminuddin
Abstrak :
ABSTRAK
Pengembangan plastik yang mudah terdekomposisi saat ini sudah banyak di lakukan, terutama dengan menggunakan bahan dasar polimer seperti poly(vinyl alcohol) yang dimodifikasi menjadi komposit. Bio-nanokomposit dibuat dengan metoda solvent casting dari poly(vinyl alcohol) sebagai matriks dan organoclay sebagai nanofiller. Penelitian ini bertujuan mempelajari karakteristik dan sifat mekanik material nanokomposit poly(vinyl alcohol) / organoclay terinterkalasi heksadesiltrimetilamonium bromida (C16). Penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu pembuatan organoclay dengan C16; serta sintesis dan karakterisasi nanokomposit poly(vinyl alcohol) / organoclay ? C16. Proses interkalasi terlihat dari pergeseran puncak bentonite dan organoclay yaitu dari 2θ = 6o ke 2θ = 4,9o, dengan nilai basal spacing dari 15,1 Å menjadi 19,7 Å. Kuat tarik tertinggi dimiliki oleh poly(vinyl alcohol) murni dengan nilai 58,02 MPa dan terendah pada nanokomposit poly(vinyl alcohol) / organoclay ? C16 7% dengan nilai 41,33 MPa. Laju transmisi uap air tertinggi dimiliki oleh nanokomposit poly(vinyl alcohol) / organoclay ? C16 7% dengan nilai 0,35 gr/m2/jam dan terendah pada poly(vinyl alcohol) murni dengan nilai 0,62 gr/m2/jam. Nanokomposit poly(vinyl alcohol) / organoclay ? C16 3% memiliki sifat dekomposisi paling baik dan dan sifat dekomposisi yang paling rendah yaitu pada poly(vinyl alcohol) murni.
ABSTRACT
Easy decomposed plastic development is now being popular, especially with polymer based material such as modified poly(vinyl alcohol) into composites. The bio-nanocomposite made by solvent casting method of poly(vinyl alcohol) as matrix and organoclay as nanofilter. This research aims to study the characteristics and mechanical properties of nanocomposite poly(vinyl alcohol) / hexadecyltrimethylammonium bromide (C16) intercalated organoclay. This study was conducted in two stages, the process of organoclay with C16; as well as the synthesis and characterization of nanocomposite poly(vinyl alcohol) / organoclay - C16. Intercalation process can be seen from the peak shift of bentonite and organoclay that 2θ = 6 ° to 2θ = 4.9 °, with a basal spacing of 15.1 Å to 19.7 Å. The highest tensile strength possessed by pure poly(vinyl alcohol) with a value of 58.02 MPa and the lowest is in the nanocomposite poly(vinyl alcohol) / organoclay - C16 7% by value 41.33 MPa. The highest water vapor transmission rate is owned by nanocomposite poly(vinyl alcohol) / organoclay - C16 7% with a value of 0.35 g/m2/h and the lowest is in the pure poly(vinyl alcohol) with a value of 0.62 g/m2/hr. Nanocomposite poly(vinyl alcohol) / organoclay - C16 3% has the nicest also the most low decomposition propertie, and the nature decomposition is on pure poly(vinylalcohol). ;;;
2016
S64679
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sabila Nabila Pristi
Abstrak :
Metode standar saat ini yang digunakan untuk plugging and abandonment P A pada sumur minyak dan gas yang akan ditinggalkan adalah dengan menyambungkan waduk dari permukaan dengan semen. Namun, ada kendala yang harus diatasi yaitu: semen cenderung retak dan tidak rata. Bentonit adalah bahan penyegel alternatif untuk sumur minyak dan gas bumi karena memiliki sifat penggembungan dan penyembuhan sendiri yang unik. Tujuan dari proyek ini adalah untuk mengevaluasi pengaruh perlakuan salinitas dan perlakuan kimia terhadap kekuatan steker bentonit yang terhidrasi untuk menyumbat sumur minyak dan gas dalam operasi P A . Hasilnya adalah karena konsentrasi saline meningkat, maka kinerja penggembungan bentonit terhidrasi menurunkan kekuatan steker, karena adanya kation yang bisa saling bertukar. PH cairan hidrasi juga merupakan fungsi yang kuat dari salinitas. Diperlukan penyelidikan lebih lanjut untuk memvalidasi penambahan biosida dan inhibitor yang mampu memberikan perlindungan terhadap potensi korosi pada casing.
The current standard method used for plugging and abandonment P A in oil and gas wells is to plug the reservoir from the surface with cement. However, there are limitations that the industry needs to overcome cement is prone to cracking and unsealing. Bentonite is an alternative sealing material for oil and gas wells because it has unique properties of swelling and self healing. The aim of this project is to evaluate the effect of salinity and the chemical treatments toward the hydrated bentonite plug strength for plugging CSG wells in P A operations. The results were as the saline concentration increases, the swelling performance of the hydrated bentonite decreases the strength of the plug, due to the presence of exchangeable cations. The pH of the hydration fluid is also a strong function of the salinity. Further investigation is still needed to validate the addition of biocide and inhibitor able to provide protection for any potential corrosion to the casing.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gerry Kosamagi
Abstrak :
Kalkon merupakan senyawa organik yang penting karena memiliki aktivitas biologis tertentu seperti anti-oksidan, anti-konvulsan, anti-bakteri, dll. Jumlah senyawa kalkon yang didapatkan dari hasil isolasi bahan alam sangat sedikit. Telah banyak upaya yang dilakukan untuk mendapatkan senyawa kalkon dan turunannya melalui jalur sintesis. Penelitian ini telah berhasil mensintesis senyawa kalkon dengan menggunakan katalis heterogen Ca@Al-Bentonit. Bentonit alam yang digunakan dalam penelitian ini, berasal dari daerah Bogor. Berdasarkan penentuan nilai Kapasitas Tukar Kation KTK , bentonit alam Bogor memiliki nilai KTK 35,84 meq/100 gram bentonit. Bentonit alam dipreparasi, dijenuhkan menjadi Na-Bentonit, dan dipilarkan menggunakan larutan pemilar polikation Al dengan rasio OH/Al 2,2. Al-Bentonit ini untuk kemudian diimpregnasi basah dengan 20 Ca2 dari prekursor CaCl2. Pola XRD Al-Bentonit 2? = 4,6541o mengalami pergeseran ketika diimpregnasi basah dengan 20 Ca2 2? = 4,8691o . Data tersebut diperkuat dengan data dari PSA dimana luas permukaan Al-Bentonit naik 29,58 setelah diimpregnasi dengan Ca2 . Data FTIR menunjukkan hal yang sama, terlihat puncak serapan pada bilangan gelombang 519,8 cm-1 yang mengindikasikan adanya ikatan Ca ndash;O setelah proses impregnasi. Berdasarkan hasil karakterisasi tersebut, disimpulkan Ca@Al-Bentonit berhasil disintesis. Katalis Ca@Al-Bentonit ini, kemudian dipelajari aktivitas katalitiknya pada reaksi sintesa senyawa kalkon. Reaksi dilakukan dengan variasi suhu RT, 45 °C, 60 °C, 75 °C , variasi massa katalis 10 , 20 , 30 , 40 , dan variasi lama waktu reaksi 6 jam, 12 jam, 18 jam, 24 jam dalam kondisi refluks. Berdasarkan hasil reaksi, diperoleh kondisi optimum pada suhu reaksi 75 °C ; 40 massa katalis ; dan lama waktu reaksi 24 jam dengan yield sebesar 6,29 0,0141 gram .
Chalcone is an important organic compound because it has certain biological activities such as anti oxidant, anti convulsant, anti bacterial, etc. The amount of Chalcone compound obtained from the isolation of natural materials are very low in yield. There have been many attempts made to obtain Chalcone compounds and its derivatives through the synthesis pathway. This research has succeeded in synthesizing Chalcone compound by using Ca Al Bentonite as heterogeneous catalyst. Natural bentonite which is used in this research comes from the Bogor region. Based on Cation Exchange Capacity CEC determination, Bogor 39 s natural bentonite has CEC value 35.84 meq 100 gram bentonite. Natural bentonite was prepared, saturated into Na Bentonite, and pillared with Al polycation solution with an OH Al ratio of 2.2. Al Bentonite is then wet impregnated with 20 Ca2 of CaCl2 precursors. The Al Bentonite XRD pattern 2 4.6541o undergoes a shift after being wet impregnated with 20 Ca2 2 4,8691o . The data was reinforced by data from PSA in which the Al Bentonite surface area increased by 29.58 after being impregnated with Ca2 . FTIR data show the same thing, seen the absorption peak at wave number 519,8 cm 1 which indicate the existence of Ca O bond after impregnation pr°Cess. Based on the results of the characterization, it was concluded that Ca Al Bentonite was successfully synthesized. This Ca Al Bentonite catalyst, then studied its catalytic activity in the synthesis reaction of the Chalcone compound. The reaction was carried out on temperature variation RT, 45 °C, 60 °C, 75 °C , variation of catalyst mass percentage 10 , 20 , 30 , 40 , and variation of reaction time 6 hours, 12 hours, 18 hours, 24 hours under reflux conditions. Based on the reaction result, the optimum condition was obtained at the reaction temperature of 75 °C 40 mass of catalyst and 24 hours reaction time with the yield of 6.29 0.0141 gram .
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bagas Zaki Muhammad
Abstrak :

Indonesia sebagai salah satu negara tropis terbesar di dunia dengan hutan seluas 125.922.474 hektar memiliki sumber daya hutan yang melimpah termasuk berbagai sumber minyak nabati salah satunya adalah lemak tengkawang. Lemak dari tengkawang ini bernilai cukup tinggi karena kandungan asam lemaknya, nilai ekonominya pun  jauh meningkat apabila buah tersebut diolah menjadi lemak daripada hanya dijual dalam bentuk buah kering. Lemak tengkawang dapat berperan sebagai pengganti lemak kokoa karena sifatnya yang serupa. Metode yang digunakan oleh masyarakat setempat untuk mendapatkan mentega tengkawang ini masih tradisional sehingga kualitas produksinya belum dapat memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI). Penelitian yang ada menunjukkan bahwa parameter SNI yang belum dapat dicapai adalah asam lemak bebas dan warna tengkawang. Penelitian ini bertujuan untuk menurunkan kadar beta karoten pada lemak tengkawang dalam rangka mendapatkan warna yang sesuai SNI dan menurunkan bilangan peroksida pada lemak tengkawang dengan penambahan adsorben bentonit teraktivasi termal pada proses pemucatan. Penelitian ini melakukan purifikasi mentega tengkawang dengan melalui tiga langkah yaitu praperlakuan lemak tengkawang, aktivasi bentonit serta analisis RSM. Praperlakuan lemak tengkawang ini terdiri dari degumming dan netralisasi. Proses pemucatan dilakukan dengan bentonit yang diaktivasi secara termal pada variable tertentu. Variabel yang diamati adalah pengaruh suhu aktivasi, waktu aktivasi dan rasio bentonit:lemak tengkawang.. Analisis RSM digunakan untuk melihat signifikasi pengaruhi variable tersebut terhadap kadar beta-karoten dan bilangan peroksida pada lemak tengkawang. Didapatkan bahwa penambahan bentonit teraktivasi termal pada proses pemucatan lemak tengkawang terbukti menurunkan kadar beta karoten dari 114 μg/mL menjadi 13 μg/mL, dan menurunkan bilangan peroksida dari 9.7 mek O2/kg sampek menjadi 4.87 mek O2 kg sampel. Meskipun begitu variasi yang dilakukan pada variabel terikat tidak memiliki efek signifikan terhadap perubahan kandungan beta karoten dan bilangan peroksida

 


Indonesia is one of the largest tropical countries in the world with 125,922,474 hectares of forest having abundant forest resources including a source of vegetable oil, one of which is tengkawang fat. The fat content of tengkawang is quite high because of its fatty acid content, its economic value is far increased compared to the fruit processed into fat from only being sold in the form of dried fruit. The fat can be consumed as cocoa fat because of its similar nature. The method used by the local community to obtain tengkawang butter is still traditional so that the quality of the product does not meet the Indonesian National Standard (SNI). Existing research shows that SNI parameters that have not been achieved are free fatty acids and tengkawang colors. This study tried to reduce the levels of beta carotene in tengkawang fat in order to obtain the appropriate color of SNI and reduce the peroxide number in tengkawang fat by increasing the adsorbent of thermally activated bentonite in the bleaching process. This study purified tengkawang butter with three steps, namely pretreatment of tengkawang fat, activating bentonite and RSM analysis. This treatment of tengkawang fat consists of degumming and neutralization. The bleaching process is carried out with thermal bentonite with certain variables. The variables are the activation temperature, activation time and bentonite-tengkawang fat ratio. RSM analysis is used to see the significance of influencing this variable on beta-carotene levels and peroxide numbers in tengkawang fat. It was found that replacing thermal bentonite in the tengkawang fat bleaching process was shown to reduce beta carotene levels from 114 μg / mL to 13 μg / mL, and reduce peroxide numbers from 9.7 meq O2 / kg to 4.87 meq of O2 kg sample. Even so the variations carried out in the bound variable do not have a significant effect on changes in the content of beta carotene and peroxide numbers

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>