Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Nizar
Abstrak :
Indonesia Quality Standard (QS) for ambient SO2 for 1 hour time average i.e. 900 μg/m3 (equivalent to 360 μg/m3 in 24 hour time average) regulated in the Government Regulation No. 41 of 1999 is the most loose compared to the ambient SO2 standards of other countries in the world including WHO QS guideline. This QS is not expected to guarantee the protection of public health in Indonesia. Therefore more stringent QS alternative for ambient SO2 is required. This research examines benefit values in public health aspect if Indonesia tightens its ambient SO2 QS. Two alternative QS for SO2 are used i.e 196 μg/m3 (equivalent to 78 μg/m3 in 24 hour time average) referring to U.S. EPA and 750 μg/m3 (equivalent to 360 μg/m3 in 24 hour time average) referring to Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (PUSARPEDAL). First step is to map distribution of SO2 ambient concentrations in Indonesia. The result indicates that Provinces of Jakarta and Banten have exceeded both alternative QS while Provinces of Yogyakarta, West Java, Central Java, East Java, Bali, and North Sumatra only exceed the alternative QS of 196 μg/m3. From the public health aspect, by attaining to the alternative QS of 750 μg/m3, Jakarta and Banten will reduce incidence of Acute Respiratory Infections (ARIs) by 95% and 98%. By attaining to the alternative QS of 196 μg/m3, East Java, Bali and North Sumatra will reduce the incidence of ARIs by 59%, 51%, and 5%.

Analisis Nilai Manfaat dari Penerapan Baku Mutu SO2 Alternatif pada Penurunan Kejadian ISPA di Indonesia. Baku mutu (BM) SO2 ambien Indonesia untuk rata-rata waktu 1 jam sebesar 900 μg/m3 (setara dengan 360 μg/m3 dalam rata-rata waktu 24 jam) yang diatur di dalam PP No 41 Tahun 1999 paling longgar dibandingkan dengan BM SO2 ambien negara-negara lain di dunia termasuk BM panduan WHO. BM ini diperkirakan belum menjamin perlindungan kesehatan masyarakat di Indonesia. Oleh karenanya diperlukan BM alternatif untuk SO2 ambien yang lebih ketat. Penelitian ini mengkaji nilai manfaat dari aspek kesehatan masyarakat jika Indonesia melakukan pengetatan BM SO2 ambien. Dua alternatif BM untuk SO2 yang digunakan adalah 196 μg/m3 (setara dengan 78 μg/m3 dalam rata-rata waktu 24 jam) mengacu pada U.S. EPA dan 750 μg/m3 (setara dengan 300 μg/m3 dalam rata-rata waktu 24 jam) mengacu pada Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan Hidup (PUSARPEDAL). Langkah pertama adalah memetakan persebaran konsentrasi SO2 ambien di Indonesia. Hasilnya mengindikasikan bahwa Provinsi DKI Jakarta dan Banten telah melebihi kedua BM alternatif sedangkan Provinsi DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara hanya melebihi BM alternatif 196 μg/m3. Dari aspek kesehatan masyarakat, jika DKI Jakarta dan Banten memenuhi BM alternatif 750 μg/m3 akan menurunkan kejadian ISPA 98% dan 95%. Untuk Jawa Timur, Bali, dan Sumatera Utara, jika memenuhi BM alternatif 196 μg/m3 akan menurunkan kejadian ISPA masing-masing 59%, 51%, dan 5%.
Study Program of Environmental Sciences University of Indonesia, 2014
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
Public goods are known to be goods that are non-rival and non-rival non - excludable. This means that consumpition of the goods by one individual does not reduce availability of the good for consumption by others and that no one can be effectively excluded from using the good....
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda
Abstrak :
Peran Sistem Informasi dalam suatu perusahaan sangat diperlukan untuk mendukung strategi bisnis sehingga keuntungan dapat diraih. Pemanfaatan Sistem Informasi dalam suatu organisasi dapat optimal, jika direncanakan dengan baik dalam suatu Perencanaan Strategis untuk Sistem Informasi. Perencanaan Strategis Sistem Informasi pada suatu perusahaan akan meningkatkan efisiensi, keefektifan serta produktifitas dalam menjalankan proses bisnis yang ada. Perencanaan Strategis Sistem Informasi dapat menciptakan peluang baru, meningkatkan kemampuan bersaing dari suatu perusahaan. Perencanaan Strategis Sistem Informasi ini menggunakan Metodologi Perencanaan Strategis Sistem Informasi Berbasis Value Bisnis (Be Vissta Planning). Metodologi Be Vissta Planning (BVP) merupakan gabungan dari beberapa metode Perencanaan Strategis Sistem Informasi yang dikembangkan oleh antara lain Perusahaan Konsultan Internasional Price Waterhouse, John Ward, James Wetherbe, James Martin, Marylin Parker dan Edwin Tozer. Metode-metode yang cukup dikenal tersebut diadopsi tanpa meninggalkan kelebihan dan urutan dasar logisnya serta ditambahkan pengukuran value bisnisnya. BVP diterapkan pada PT. Virama Karya yang merupakan perusahaan BUMN yang bergerak di bidang konsultan teknik dan manajemen. Untuk menentukan prioritas pengimplementasian proyek-proyek SI/TI digunakan metode Information Economics dari Marylin Parker untuk mendapatkan hasil perhitungan skor masing-masing proyek.Berdasarkan skor proyek yang diperoleh, urutan prioritas proyek-proyek SI/TI yang akan diimplementasikan oleh PT. Virama Karya adalah SI Penyusunan Proyek, SI Optimasi SDM dan Peralatan, SI Tenaga Ahli, SI Pendanaan Proyek dan Intranet Virtual Private Network.
Information systems play a vital role in a successful business strategy. The effectiveness of information systems can be optimized if it is strategically planned. Information Systems Strategic Planning in a company will increase the efficiency, effectiveness, and productivity of business processes. It can also create new opportunities and increase the competitive edge of a company. In this final project, Information System Strategic Planning Based on Business Value Method (Be Vissta Planning Method) was used. Be Vissta Planning (BVP) method is a compilation of a range of Strategic Information Planning Systems methods developed among others by the international consulting company Price Waterhouse Cooper and the authors; John Ward, James Wetherbe, James Martin and Edwin Tozer. BVP not only has adopted all of the strengths of those famous methods but also been added with IS/IT business value measurement module. BVP was applied in PT. Virama Karya, a state-owned company with core business in technical and management consultant. The Information Economics method of Marylin Parker was used in order to ascertain the implementation priorities based on the score each of the IS/IT projects. Based on the project score findings, the list of IS/IT priorities to be implemented by PT. Virama Karya is as follows IS Arrangement Project, IS Optimization of Human Resources and Equipment, Data Base of Skilled Employees, Funding Project for IS and an Intranet Virtual Private Network.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2006
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library