Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lee, Sang-Ok
Seoul: Sotong, 2011
KOR 951.9 LEE h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Yi, Son-i, 1967-
Seoul: Hangugmunhwasa, 2011
KOR 951.9 YIS o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Fea, John
""Believe me" may be the most commonly used phrase in Donald Trump's lexicon. Whether about building a wall or protecting the Christian heritage, the refrain is constant. And to the surprise of many, about 80% percent of white evangelicals have believed Trump-at least enough to help propel him into the White House. Historian John Fea is not surprised-and in Believe Me he explains how we have arrived at this unprecedented moment in American politics. An evangelical Christian himself, Fea argues that the embrace of Donald Trump is the logical outcome of a long-standing evangelical approach to public life defined by the politics of fear, the pursuit of worldly power, and a nostalgic longing for an American past. In the process, Fea challenges his fellow believers to replace fear with hope, the pursuit of power with humility, and nostalgia with history."
Michigan: William B. Eerdmans , 2018
277 FEA b
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Khaulah Naqiyyah Farhana
"Cerpen ldquo;Kaki Malaikat rdquo; dan ldquo;Topeng Malaikat rdquo; merupakan dua cerpen yang mengangkat tema kebudayaan. Dalam dua cerpen tersebut, terdapat mitos-mitos yang dipercaya oleh masyarakat. Mitos-mitos tersebut merupakan hasil dari pemikiran manusia di dalam suatu masyarakat atas gejala-gejala yang muncul dalam kehidupan. Penelitian ini bertujuan menjelaskan mitos-mitos apa saja yang muncul dalam cerpen KM dan TM serta bagaimana kepercayaan masyarakat terhadap mitos-mitos tersebut.
Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif deskriptif yang melalui tahapan pengumpulan data, seleksi data, analisis data, dan menarik simpulan.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan struktural untuk mengkaji struktur cerpen dan tinjauan sosiologis dengan teori mitos Barthes dan Zeffry untuk mengkaji kepercayaan masyarakat terhadap mitos. Analisis data dilakukan dengan menganalisis relevansi latar, alur, dan penokohan dengan unsur cerita yang lain lalu analisis tersebut menjadi pijakan untuk menganalisis mitos yang ada dalam masyarakat.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk mitos dalam dua cerpen meliputi benda keramat, wisik, tumbal dan sesaji, serta firasat dan tanda-tanda lainnya. Mitos-mitos tersebut hanya berlaku dalam masyarakat sampai dibuktikan ketidakbenarannya.

ldquo Kaki Malaikat rdquo and ldquo Topeng Malaikat rdquo are two short stories that have a cultural theme. In those two short stories, there are myths that are believed by the society. These myths are the result of human thinking in a certain society over the phenomena that arise in life. This study aims to explain the myths that appear in KM and TM short stories, and how the society believe in these myths.
This research is conducted by qualitative descriptive method through the stages of data collection, data selection, data analysis, and conclusion.
The approaches used are structural approaches to assess the structure of short stories and sociologicalreviews with the myth theory of Barthes dand Zeffry to examine the society believe in myths. The data analysis is done by analyzing the relevance of background, plot, and characterization with other elements of the story. Then the data analysis becomes the base to analyze the existing myths in the society.
The results show that the forms of myth in two short stories include sacred objects, wisik, sacrifices and offerings, premonition and other signs. These myths only apply in the society until they are proved not true."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69360
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Benardi Wiriaatmadja
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
S2253
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Widjayanti Darmono
"Tesis ini akan mengkaji bagaimana pengetahuan orang Jawa abad ke-XII terhadap lingkungannya, sebagaimana tercermin dalam Kakawin Sumanasantaka.
Untuk dapat melangsungkan kehidupannya, manusia seperti halnya mahluk hidup pada umumnya, harus secara aktif melakukan adaptasi terhadap lingkungannya. Adaptasi yang dilakukan manusia itu bersumber pada pengetahuan budaya (sistim ideologi) yang dimilikinya. Pengetahuan budaya itu terdiri atas: pengalaman, pengetahuan, gagasan, kepercayaan, aturan-aturan, petunjuk-petunjuk dan lain sebagainya.
Dari hasil analisis terhadap kakawin Sumanasantaka, diketemukan bahwa isi kakawin tersebut sesungguhnya juga menggambarkan tentang sistim pengetahuan orang Jawa abad ke-XII dalam beradaptasi terhadap lingkungannya.
Sebagaimana dikemukakan oleh Boedisantoso, bahwa sistim pengetahuan yang dimiliki oleh penduduk setempat kadang-kadang tidak bisa diuji secara empirik, namun apabila dikaji secara cermat, sesungguhnya merupakan hasil abstraksi pengalaman manusia yang cukup panjang dalam beradaptasi dengan lingkungannya (Boedhisantoso,1986: 5).
Sedangkan adaptasi menurut Bennett adalah proses tingkah laku yang memungkinkan orang, baik secara individual maupun kelompok, dapat mengatasi kondisi lingkungan serta perubahannya. Dalam menanggapi kondisi lingkungan serta perubahannya itu, pertama kali orang melakukan antisipasi. Antisipasi adalah proses dalam kognisi individu dalam menanggapi, merumuskan, mencari dan memilih alternatif dalam meramalkan kondisi yang dihadapi.(Bennett 1976: 847-852).
Adapun sistim pengetahuan yang dimiliki oleh orang Jawa abad ke XII adalah: sistim pengetahuan tentang perubahan musim, pelestarian lingkungan alam dan pemanfaatan serta pengolahan sumber daya alam dan lingkungan.
Sistim pengetahuan tentang perubahan musim itu, didasarkan atas pengetahuan dan pengalaman mereka terhadap gejala-gejala alam yang tampak, kondisi tumbuh-tumbuhan dan perilaku binatang. Dengan pengetahuan yang dimiliki itu, mereka dapat mengantisipasi musim apa yang sedang atau yang akan terjadi.
Sistim pengetahuan tentang pelestarian lingkungan, didasarkan adanya kepercayaan terhadap kekuatan-kekuatan supernatural pada sebuah pertapaan dan sekitarnya. Dengan adanya kepercayaan tersebut, maka orang-orang tidak ada yang berani memperlakukan tempat tersebut dengan seenaknya. Apabila dikaji secara cermat sistim kepercayaan tersebut, sesungguhnya mengandung pelestarian lingkungan.
Dalam memanfaatkan lingkungan alamnya, orang-orang Jawa abad ke XII senantiasa berlandaskan pada filsafat hidupnya, "memayu hajuning bawana", artinya "memelihara keselamatan dunia", yaitu memanfaatkan lingkungan dengan sebaik-baiknya. Dengan adanya falsafah tersebut, maka orang-orang Jawa pada waktu itu dalam memanfaatkan lingkungannya, hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan pokoknya saja."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Irfarinda
"Tesis ini membahas tentang timbulnya proses kepercayaan antara pemulung dan pengepul. Kepercayaan yang berkembang tersebut diketahui dapat membentuk kapital sosial di dalam hubungan kerja antara pemulung dan pengepul. Elemen kapital sosial selain kepercayaan juga ditemukan dalam penelitian ini, diantaranya unsur jaringan dan norma yang digunakan untuk memperlancar aktivitas jual beli antara pemulung dan pengepul.
Fokus penelitian ini adalah unsur percaya antara pemulung dan pengepul dan kontribusinya unsur percaya tersebut pada kelancaran aktivitas jual beli antara pemulung dan pengepul. Rasa saling percaya antara keduanya juga dianggap penting dalam rangka meningkatkan kapital sosial.
Hasil penelitian menunjukan bahwa dalam hubungan kerja antara pemulung dan pengepul ini besar dipengaruhi oleh rasa saling percaya. Hubungan kerja kedua aktor ini dapat langgeng selain karena mendapat mutual benefit, keduanya juga sudah memiliki rasa saling percaya. Rasa percaya yang terjadi di antara kedua aktor semakin kuat, maka dapat meningkatkan unsur jaringan dan melonggarkan unsur norma, sehingga kapital sosial dapat dikatakan meningkat.

This thesis discusses the emergence of a trust process between scavengers and collectors. This growing belief is known to form social capital in the working relationship between scavengers and collectors. Elements of social capital other than trust are also found in this study, including the elements of networks and norms used to facilitate buying and selling activities between scavengers and collectors.
The focus of this study is the element of trust between scavengers and collectors and the contribution of these elements of trust in the smoothness of buying and selling activities between scavengers and collectors. The mutual trust between the two is also considered important in order to improve social capital.
The results showed that in the working relationship between scavengers and collectors is greatly influenced by mutual trust. The working relationship of these two actors can be lasting apart from having mutual benefit, they also have mutual trust. The trust between the two actors is getting stronger, it can increase the elements of the network and loosen the elements of the norm, so that social capital can be said to increase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2018
T51507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azida
"Dalam beberapa tahun terakhir, semakin banyak merek yang secara progresif terlibat dalam berbagai debat sosial (Holt, 2016) dalam kampanye pemasaran dan promosi mereka. Salah satu merek itu adalah Gillette, yang mengangkat tentang peran gender, khususnya maskulinitas, dalam iklan terbarunya. Penelitian ini menganalisis iklan audiovisual Gillette yang berjudul We Believe: The Best Men Can Be untuk melihat bagaimana laki-laki digambarkan dan mengkaji mengapa iklan tersebut mendapat banyak reaksi dengan melihat pesan dari iklan tersebut. Studi ini menggabungkan analisis tiga dimensi Fairclough dengan analisis wacana multimodal Kress untuk menganalisis narasi, visual, dan elemen nonverbal lainnya dari iklan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa laki-laki digambarkan sebagai pelaku dari pelecehan dan penyerangan seksual. Akibatnya, mereka diminta untuk mengubah sikap dan perilaku mereka untuk menciptakan lingkungan yang aman bagi perempuan dan menjadi panutan yang baik bagi anak laki-laki. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa iklan tersebut secara langsung merujuk pada gerakan #metoo, yaitu gerakan melawan pelecehan dan penyerangan seksual terhadap perempuan. Oleh karena itu, penelitian ini menyimpulkan bahwa reaksi tersebut berasal dari pesan iklan yang bias terhadap laki-laki, di mana mereka digambarkan bersalah, sedangkan perempuan dianggap sebagai korban.

In recent years, more brands have progressively engaged in different societal debates (Holt, 2016) in their marketing and promotional campaigns. One of the brands is Gillette, which talks about gender roles, particularly masculinity, in its recent ad. The present study analyzes Gillette’s audiovisual ad titled We Believe: The Best Men Can Be to see how men are portrayed and examines why the ad receives lots of backlash by looking at the message of the ad. This study combined Fairclough’s three-dimensional analysis with Kress’s multimodal discourse analysis to analyze narratives, visuals, and other nonverbal elements of the ad. The results show that men are portrayed as the perpetrators of sexual harassment and assault. Consequently, they are asked to change their attitudes and behaviors to create a safe environment for women and be good role models for young boys. The results also show that the ad directly refers to the #metoo movement, which is a movement against sexual harassment and assault toward women. Therefore, the study concludes that the backlash comes from the message of the ad that is biased against men, in which they are portrayed as guilty, while women are regarded as the victims."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library