Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 370 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitriyana Wahyu Sejati
"Pacaran merupakan awal hubungan dekat bagi remaja yang berlaiann jenis kelamin. Tanpa adanya kesepakatan yang jelas mengenai batasan pacaran, terkadang tanpa disadari atau direncanakan remaja dapat terbawa untuk melakukan hubungan seksual sebelum mereka menikah. Hasil penelitian di DKI Jaya dan DI Yogyakarta menunjukkan bahwa sebanyak 34.7% remaja mengaku berciuman bibir pada saat pacaran dan 4,1% telah melakukan hubunagn seksual. Teman sebaya diduga sebagai salah satu faktor pendorong (Damayanti, 2006) selain kemudahan untuk mengakses media pornografi, variabel umur, jenis kelamin, pengetahuan tentang seks, dan sikap permisif. Oleh karena itu peneliti ingin mengetahui sejauh mana pengaruh lingkungan terhadap perilaku pacaran pada remaja dengan memilih SMA Patriot Bekasi sebagai tempat. Variabel pengetahuan yang merupakan sekolah dengan mengontrol.
Disaian penelitian yang digunakan adalah rancangan cross sectional dengan sampel berjumlah 100 siswa. Pemilihan sampel menggunakan simple random sampling, yaitu pengumpulan data dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner kepada para siswa yang telah dipilih secara acak. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat dan bivarait. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2008. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dari 79% siswa yang mengaku pernah/ sedang pacaran saat ini, sebanyak 52% responden berperilaku pacaran beresiko, dan 14% diantaranya mengaku pernah melakukan hubungan seks. Odd Rasio dari pengaruh teman sebaya terhadap perilaku pacaran remaja sebesar 3.0 (95%CI=1.3-6.9), artinya remaja yang mempunyai teman sebaya negatif, mempunyai peluang 3 kali untuk berperilaku pacaran beresiko dibandingkan dengan yang tidak mempunyai teman sebaya negatif, sedangkan odd Rasio pornografi terhadap perilaku pacaran beresiko sebesar 11.2 (95%CI=4.4-28.5), artinya remaja yang terpajan media pornografi mempunyai peluang 11 kali untuk berperlaku pacaran beresiko dibandingkan dengan yang tidak terpajan media pornografi. Dalam penelitain ini didapatkan sebanyak 95.9% responden mengaku mendapatkan media pornografi dari teman. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa teman sebaya memberikan pengaruh yang kuat terhadap keterpajanan media pornografi pada remaja.
Kesimpulannya adalah adanya hubungan antara faktor lingkungan terhadap perilaku pacaran. Oleh karena itu penulis menyarankan, agar para penyelenggara pelayanan kesehatan menggunakan atau membina kelompok sebaya sebagai media penyuluhan seks bagi remaja. Bagi pihak sekolah disarankan untuk ikut serta dalam program-program yang peduli terhadap masalah kesehatan reproduksi remaja. Bagi orang tua hendaknya meningkatkan kewaspadaan dan bimbingannya kepada putra-putrinya, dengan melakukan komunikasi seefektif mungkin."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heidensohn, Klaus
New York: John Wiley & Sons, 1975
658.4 HEI b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Mowen, John C.
New York: Macmillan, 1987
658.834 2 MOW c
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Warburton, G.B. (Geoffrey Barratt), 1924-
Oxford: Pergamon Press, 1976
624.171 WAR d (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lisa Diantika
"Ketika anak memasuki usia sekoiah (middle childhood), anak akan menerima lebih banyak umpan balik negatif dan mulai membandingkan dirinya dengan anak-anal: lain seusianya. Anak yang tidal: mampu mener-ima umpan balik negatif dari orang lain akan membentuk pikiran-pikiran negatif dan mcnilai diri secara negatif (Eccles, 1999). Hal yang demikian menyebabkan anak cemas dan takut dalam menghadapi situasi sosial baru.
Kesulitan dalam memasuki lingkungan baru yang asing bagi anak adalah salah satu karakteristik anak pemalu. Tingkah laku pemalu merupakan salah satu bentuk tingkah Iaku menghindari situasi sosial baru yang disebabkan olch tcrfokusnya sweorang pada opini atau evaluasi dari orang lain mengenai dirinya (Rubin 8: Asendorpf, 1993). Salah satu pcnyehab terbentuknya tingkah laku pemalu pada anak adalah rendahnya sebfeszeem pada anak dan penilaian diri yang negatif (Zolten & Long, dalam www. parenting-ed.org, 1997).
Pada kasus Ad, Ad merasa khawatir teman-teman tidak mau mengajaknya berkenalan. Ad pun mengatakan bahwa ia takut melakul-can kesalahan saat berbicara dengan teman-teman yang belum dikenalnya. Dengan perkataan lain, Ad menilai dirinya secara negatifyaitu Ad merasa tidak mampu berinteraksi dengan orang-orang yang belum dikenalnya. Ad pun mcrasa takut teman-teman tidak man mengajaknya berkenalan. Pikiran-pikiran negatifpada Ad mernbuat Ad mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru dan berinteraksi dengan orang-orang yang belum dikenalnya. Terapi yang akan dilakukan dalam penelitian ini menggunakan prinsip cognitive behavior therapy (CBT), yaitu suatu teknik terapi yang mengubah kekeliruan pola berpikir pada individu dengan cara melakukan rcstruktmisasi kognitiff.
Hasil dari terapi mcnunjukkan bahwa program ini cukup efektif untuk menangani tingkah laku pemalu pada anak, sehingga pola pikir dan tingkah laku pun berubah menjadi lcbih baik.

When child enters middle childhood, hefshe will receive more negative feedback from others and starts to compare his/her self with others. Child who can not accept the negative feedback fiom others will have negative thoughts and perceived their selfnegatively (Eccles, 1999). Furthermore, child will have anxiety and shows some fears in new social situation.
The difficulty when entering new social situation is one of the characteristics of children with shyness. Shyness is one form of social withdrawal that is motivated by social evaluation concerns, primarily in novel setting (Rubin & Asendorf, 1993). There may be a specitic cause for shyness in some children, wlule in others shyness may occur for a number of different reasons. One ofthe reason why children beoorne shy is having low self esteem and negative opinion of oneself (Zolten & Long, on wwwwparenting-ed.org, 1997).
Our study presents a case that shows shyness in a child (Ad). Ad wonied that people do not want to become her friends. Ad also said that she has trouble thinking of what to say in social situation and afraid doing something wrong talking with others. Ad views herselffnegatively. She feels uncomfortable in unfamiliar situation and thinks that she can not deal with new social situation. Furthermore, these negative thoughts have become her difliculties to adapt in new situation and interact with others.
Effective treatments for shyuess exist One ofthe treatments is using the techniques of Cognitive Behavior Therapy (CBT). CBT is the therapy that change individual?s cognitive by doing cognitive restructuring. On this study, we will use CBT techniques for overcoming the shyness in child (Ad).
The result of this program shows that the application of CBT techniques is effective for overcoming shyness in child, so that the cognitive and behavior will change into better."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
T38435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hoyer, Wayne D.
New York: South Western Cengage Learning, 2012
658.834 2 HOY c (1);658.834 2 HOY c (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Reza
"ABSTRAK
Dalam memasarkan barang dan/atau jasanya saat ini,
banyak perusahaan di Indonesia makin menyadari diperlukannya
suatu pemahaman yang cukup mendalam mengenai perilaku konsu
men. Salah satu perusahaan tersebut adalah PT. X yang menge
lola suatu pusat pertokoan dan perbelanjaan yang dikenal
dengan nama GMP. IJntuk itu dilakukan suatu penelitian mengenai perilaku konsumen yang dalam hal ini adalah para pembe
lanja di pusat perbelanjaan GMP. Diharapkan dengan diketa
huinya perilaku konsumen dapat dilakukan berbagai aktivitas
pemasaran seperti segmentasi pasar, ?positioning? dan pe
nyusunan program promosi yang efektif.
Model perilaku konsumen yang digunakan dalam penelitian
ini adalah model EKB (Engel, Kollat & Blackwell model) se
dangkan aspek perilaku yang ditelaah adalah Gaya Hidup atau
pola seseorang dalam menggunakan waktu dan uang. Untuk
mengukur Gaya Hidup secara operasional digunakan tehnjk
psikografik yang meliputi aspek Aktivitas, Minat dan Opini
baik terhadap hal-hal yang uinum dalam kehidupan maupun
terhadap pusat perbelanjaan GMP. Pada penelitian ini dikum?
pulkan pula data demograuik responden.
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif dan
menggunakan kwesjoner sebagai alat pengumpul datanya. Adapun
pembelanja yang menjadi responden adalah individu-individu
yang telah berbelanja dan yang diperkirakan akan berbelanja
di pusat perbe1aflia GMP. Jumlah keseluruhan responden
adalah 50 orang. Data yang ada kemudian diolah dengan metode
statistik
Hasil pengolahan data menun,jukkan bahwa secara umum
responden memiliki opini positif terhadap GMP, merniliki
kebiaSaafl untuk mengisi waktu luang dengan mengunjungi
pusatpusat perbelanjaan, menyukai barang-barang mewah dan
mahal, cukup sadar akan harga, kurang inengikuti kegiatan
atau men,jadi anggota suatu organisasi sosial dàn cukup puas
dengan kehidupan inereka saat ini serta merniliki keyakinan
bahwa rnereka berperanan dalam membentuk kehidupan tersebut.
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Liza Maulidya
"Skripsi ini membahas mengenai analisis at risk behaviour perilaku tidak aman pada pekerja di area furnacePT. X. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatifdengan menggunakan desain studi potong lintang cross sectional study dan total sampel sebanyak 78 responden. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari kuesioner yang diisi oleh responden sedangkan data sekunder diperoleh melalui dokumen perusahaan. Penelitian ini menggunakan pendekatan model Cooper's Reciprocal Safety Culture dimensiBehavioural Approach.
Hasil: sebanyak 60 responden pekerja di area furnacemelakukan safe behaviourdan 40 lainnya melakukan at risk behaviour. Faktor individu yang berhubungan dengan at risk behaviouryang dilakukan oleh pekerja adalah pengetahuan terhadap keselamatan, motivasi terhadap keselamatan dan kepercayaan diri ketika bekerja. Faktor organisasi yang berhubungan dengan at risk behaviouryang dilakukan pekerja adalah komitmen manajemen, partisipasi terhadap keselamatan, dukungan rekan kerja dan komunikasi organisasi.

This thesis discusses about the analysis at risk behavior unsafe behavior on workers in the furnace area PT. X. This research is a quantitative research using cross sectional study design and total of 78 respondents. The data used in this research is primary data and secondary data. Primary data obtained from questionnaires filled by respondents while secondary data obtained through corporate documents. This research uses Coopers Reciprocal Safety Culture model of Behavioral Approach dimension.
Results: 60 respodents in the furnace area doing safe behavior and 40 other doing at risk behavior. Individual factors associated woth at risk behavior by workers are safety knowledge, safety motivation and self efficacy in safety. Organizational factors related to at risk behavior by workers are management commitment, safety participant, co worker support and organizational communication.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Howell, Jon P.
Upper Saddle River: Prentice-Hall, 2001
158.7 HOW u
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>