Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nina Pursita
"Pemakaian antibiotik profilaksis pada sebagian kasus bedah caesar telah terbukti dapat mengurangi kejadian infeksi daerah operasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran penggunaan antibiotik profilaksis serta kesesuaian penggunaan antibiotik profilaksis yang digunakan pada pasien bedah caesar di Rumah Sakit Anak dan Bunda Harapan Kita Tahun 2016. Penelitian dilakukan secara observasional dengan menggunakan metode deskriptif analitik dan data diperoleh dari rekam medis pasien secara retrospektif. Data yang di analisis meliputi kesesuaian jenis antibiotik, dosis, dan waktu pemberian dibandingkan degan pedoman. Pasien yang memenuhi kriteria inklusi sebanyak 267 pasien.
Hasil analisis data menunjukkan antibiotik profilaksis yang banyak digunakan adalah seftriakson injeksi. Ditinjau dari jenis antibiotik yang digunakan, dosis, dan waktu pemberiaan kesesuaiannya masing-masing sebesar 59,18 , 74,91 , 76,40 . Secara keseluruhan, penggunaan antibiotik profilaksis pada pasien bedah caesar 28,46 mendapatkan penggunaan antibiotik profilaksis yang sesuai dan 71,54 tidak sesuai terhadap Clinical Pathway Sectio Caesarea di RSAB Harapan Kita, American Society of Health-System Pharmacists ASHP 2013, dan Drug Information Handbook 17th Edition.

The use of antibiotics prophylaxis in some cases of caesarean has been shown to reduce the incidence of surgical site infections. The purpose of this study was to know the description of the use of antibiotics prophylaxis and the suitability of antibiotics prophylaxis used in cesarean section patients at Mother and Children 39 s Hospital Harapan Kita in 2016. The study was conducted in observation using descriptive analytics method and data aquired from the patient 39 s medical records investigation retrospectively. The data analyzed included suitability of antibiotic type, dosage, and delivery time compared with guidelines. Patients who met the inclusion criteria were 267 patients.
The results of the data analysis show that the widely used prophylactic antibiotics are ceftriaxone injection. Judging from the type of antibiotics used, dose of confirmity, and time of conformity, suitability was 59.18 , 74.91 , and 76.40 , respectively. Overall, the use of prophylactic antibiotics in cesarean section 28.46 of the use of appropriate prophylactic antibiotics and 71.54 were incompatible with the clinical pathway of Sectio Caesarea at Mother and Children 39 s Hospital Harapan Kita, American Society of Health System Pharmacists ASHP 2013, and Drug Information Handbook 17th Edition."
Depok: Universitas Indonesia, 2017
S69907
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Yanti P
"ABSTRAK
Melahirkan seorang anak merupakan suatu peristiwa penting bagi kehidupan
seorang wanita yang merupakan masa transisi untuk menjadi seorang ibu dan
melibatkan banyak perubahan-perubahan psikologis.
Pada dasarnya setiap wanita menginginkan melahirkan anaknya secara alami
karena pengalaman tersebut menimbulkan kebahagiaan tertinggi bagi seorang wanita
terutama bagi wanita yang baru pertama kali melahirkan.
Dengan kemajuan teknologi di bidang kedokteran maka melahirkan alami
bukan lagi satu-satunya cara untuk melahirkan. Salah satu alternatifnya adalah
pembedahan, yang disebut dengan pembedahan Caesar. Pembedahan ini mulai
banyak dilakukan pada masa ini dan mulai banyak penelitian-penelitian yang
dilakukan untuk melihat efek dari pembedahan ini terhadap aspek psikologis seorang
wanita.
Beberapa penelitian di luar negri seperti penelitian Marut dan Mercer (1979)
dalam Kendall-Tackett dan Kathleen A (1993) menemukan bahwa wanita yang
melahirkan melalui pembedahan caesar khususnya yang mendadak ( adanya indikasi
medis) memiliki persepsi yang negatif terhadap pengalaman melahirkannya, dan
menurut Deutsch (1973) wanita yang menjalani pembedahan akan merasakan
perasaan gagal dan tidak berprestasi sebagai seorang wanita karena tidak dapat melahirkan secara alami. US Departement of Health and Service menyatakan bahwa
satu dari empat wanita yang melahirkan melalui pembedahan caesar merasakan
kehilangan otonomi dan penurunan self-esteem. Bennetts (1995) juga
mengungkapkan adanya emosi-emosi negatif setelah melahirkan pada wanita yang
melahirkan melalui pembedahan khususnya pembedahan Caesar yang tidak
diharapkan sebelumnya (ada indikasi medis).
Adanya emosi-emosi negatif yang mengikuti pembedahan caesar dengan
alasan medis bagi wanita yang mengalaminya merupakan suatu indikator
ketidakbahagiaan khususnya dalam beberapa aspek tertentu seperti aktualisasi diri,
otonomi, harapan, afek positif dan negatif dan penerimaan diri. Karena itulah
diadakan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran kebahagiaan pada wanita
yang melahirkan melalui pembedahan caesar yang disebabkan oleh adanya indikasi
medis, terutama pada kelima aspek kebahagiaan tersebut, dan dibandingkan dengan
wanita yang melahirkan secara alami.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada timbulnya reaksi emosional yang
negatif setelah pembedahan meliputi jenis pembedahan, jenis anestesi, peran dalam
pengambilan keputusan untuk menjalani pembedahan, kehadiran suami pada saat
pembedahan, kepuasan perkawinan, dan kelima aspek kebahagiaan di atas.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana gambaran
kebahagiaan pada aspek aktualisasi diri, otonomi, harapan, afek positif dan negatif
dan penerimaan diri serta adakah perbedaan yang signifikan dalam lima aspek
tersebut pada wanita yang melahirkan melalui pembedahan caesar dengan alasan
medis dan yang secara alami serta adakah perbedaan yang signifikan antara kedua
kelompok itu dalam menghayati kebahagiaan.
Dari penelitian yang dilakukan, dapat ditarik kesimpulan untuk menjawab
permasalahan yaitu gambaran kebahagiaan pada wanita yang melahirkan melalui
pembedahan caesar dengan alasan medis dan yang secara alami adalah memiliki
perasaan telah mengaktualisasikan diri, memiliki sense of autonomy, kenyataan pada
waktu melahirkan sesuai dengan harapan, memiliki afek positif dan negatif yang seimbang, dan penerimaan diri yang tinggi. Dalam aspek otonomi dan afek positif
dan negatif ada perbedaan yang signifikan, tetapi dalam aspek aktualisasi diri,
harapan dan penerimaan diri tidak ada perbedaan yang signifikan. Dalam menghayati
kebahagiaan antara wanita yang melahirkan melalui pembedahan caesar dengan
alasan medis ada perbedaan yang signifikan. Hal ini dapat dijelaskan dengan teori
otonomi dari Kupfer (1990) mengenai otonomi tindakan (autonomy of action). Pada
wanita yang menjalani pembedahan Caesar otonomi tindakan tidak terpenuhi karena
pada situasi itu tidak mungkin untuk berpartisipasi aktif dalam mendorong dan
melahirkan anaknya. Tidak adanya otonomi tindakan dapat merupakan penyebab
kurang seimbangnya afek positif dan negatif pada wanita yang melahirkan melalui
pembedahan caesar dengan alasan medis."
1997
S2666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Entis Fitriasi
"Skripsi ini membahas karakteristik dokter terhadap kelengkapan pengisian Informed Consent pasien bedah caesar di RS Grha Permata Ibu. Informed Consent adalah salah satu aspek penting sebelum melakukan tindakan terhadap pasien terutama dalam melakukan tindakan yang memiliki resiko tinggi seperti bedah caesar.
Dalam Standar Pelayanan Minimal (SPM) menyebutkan bahwa Informed Consent harus lengkap 100%, bagi dokter Informed Consent dapat membuat rasa aman dalam menjalankan tindakan medis pada pasien, sekaligus dapat digunakan sebagai pembelaan diri terhadap kemungkinan adanya tuntutan dari pasien atau keluarga pasien bila terjadi akibat yang tidak dikehendaki, sedangkan bagi pasien Informed Consent merupakan penghargaan terhadap hak-hak pasien oleh dokter dan dapat digunakan sebagai alasan gugatan terhadap dokter apabila terjadi penyimpangan praktik dokter dari maksud diberikannya persetujuan pelayanan kesehatan.
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dan kualitatif, pada penelitian kuantitatif dilakukan telaah dokumen berdasarkan lembar Informed Consent pasien bedah caesar pada bulan Januari-Maret 2015, sedangkan pada penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara terhadap seluruh dokter spesialis kebidanan dan kandungan di RS Grha Permata Ibu dan wawancara terhadap informan kunci dari perawat dan manajemen. Berdasarkan analisis didapatkan hasil bahwa ketidaklengkapan pengisian lembar Informed Consent pasien bedah caesar di RS Grha Permata Ibu sebesar 63,7%. Variabel yang paling banyak tidak terisi adalah jam penandatanganan sebanyak 68,5%, hubungan antara pemberi pernyataan dan pasien sebanyak 37,9% dan nomor rekam medis sebanyak 29,8%.

This undergraduate thesis discusses about the characteristics of the doctor to the informed consent completeness of cesarean patients in Grha Permata Ibu Hospital. Informed consent is one of the important aspects before taking action to the patients, especially in carrying out the actions which have a high risk such as cesarean.
The Minimum Service Standards states that informed consent must complete 100%, for the doctors informed consent can create a sense of security in carrying out medical procedures on patients, and can be used as a defense against possible claims from the patient or the patient's family if undesirable thing happened, whereas for patients informed consent is a tribute to the rights of patients by the doctors and can be used as an excuse lawsuit against a doctor if irrelevance medical practices happened.
This study used quantitative and qualitative research, quantitative research conducted document review based on the informed consent of cesarean patients from January to March 2015, whereas in qualitative research used interview method to all specialists in obstetrics and gynecology at Grha Permata Ibu Hospital and interviewed with nurses and management. Based on the analysis showed that the incompleteness informed consent of cesarean patients in Grha Permata Ibu hospital is 63.7%. The variable that is most widely unfilled is hours signing, 68.5%, the relation between the people who give the statement and patients is 37.9% of patients and medical record numbers is 29.8%.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60796
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Panjaitan, Marsaulina Olivia
"Implementasi Program Jaminan Kesehatan Nasional mendapatkan berbagai tantangan salah satunya adalah peningkatan utilisasi pelayanan kesehatan yang berakibat tingginya beban biaya pelayanan kesehatan. Tren persalinan dengan metode bedah caesar mengalami peningkatan setiap tahunnya. Disertasi ini bertujuan untuk menganalisis kebijakan dan menyusun suatu usulan kebijakan untuk pengendalian utilisasi tindakan bedah caesar dalam penyelenggaraan program Jaminan Kesehatan Nasional. Jenis penelitian adalah analitik dengan mixed method melalui analisis data kuantitatif dan data kualitatif, analisis kebijakan menggunakan Eugene Bardach’s eightfold framework yang dimodifikasi oleh Collins. Penelitian kuantitif melalui analisis data rekam medis tahun 2019 pada pasien bedah caesar di tiga rumah sakit dengan aspek bisnis yang berbeda di Provinsi Jakarta. Penelitian kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam dengan para pemangku kepentingan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proporsi persalinan caesar dibanding normal di RSSP Y 99,3% di RSSK Z 63,66%, dan di RSUD X 13,42%. Tidak terdapat perbedaan karakteristik sosial dan karakteristik medis pasien bedah caesar di ketiga rumah sakit. Tidak terdapat perbedaan upaya pengendalian utilisasi operasi bedah caesar di ketiga rumah sakit. Bekas SC 1x memiliki persentase tertinggi sebagai indikasi SC dengan persentase 41,67% di RSUD X, di RSSK Z 39,48% dan di RSSP Y 24,11%. Terdapat hubungan antara usia, adanya komplikasi dalam kehamilan, malposisi janin, hipertensi, diabetes mellitus, penyakit jantung, dengan metode persalinan ibu secara caesar. Hasil penelitian kualitatif menunjukkan belum terdapat metode/tools khusus untuk pengendalian utilisasi caesar. Berdasarkan analisis kebijakan menggunakan Bardach’s eightfold framework yang dimodifikasi oleh Collins terdapat skenario/alternatif kebijakan pengendalian utilisasi bedah caesar diantaranya penyusunan program promotive preventif yang melibatkan organisasi-organisasi profesi terkait (seperti: Kebidanan Kandungan, Penyakit Dalam, Gizi, Penyakit Jantung) dengan sasaran wanita usia subur yang merencanakan kehamilan dan ibu hamil, yang khususnya berfokus untuk meminimalisir adanya penyulit kehamilan seperti: Hipertensi, Diabetes mellitus, obesitas, penyakit jantung. Hal ini penting dalam upaya menekan penyulit kehamilan yang dapat berpotensi meningkatkan angka utiliasi bedah caesar.

The implementation of the National Health Insurance Program faces various challenges, one of which is the increase in the utilization of health services which results in high health service costs. The trend of childbirth by Caesarean section method has increased every year. This dissertation aims to analyze the policy and prepare a policy proposal for controlling the utilization of Caesarean section procedures in the implementation of the National Health Insurance program. The type of research is analytical with a mixed method through quantitative and qualitative data analysis, policy analysis using Eugene Bardach's eightfold framework modified by Collins. Quantitative research through analysis of medical record data in 2019 on caesarean section patients in three hospitals with different business aspects in Jakarta Province. Qualitative research was conducted through in-depth interviews with stakeholders. The results showed that the proportion of caesarean deliveries compared to normal in RSSP Y was 99.3% in RSSK Z 63.66%, and in RSUD X 13.42%. There were no differences in the social characteristics and medical characteristics of caesarean section patients in the three hospitals. There were no differences in efforts to control the utilization of caesarean section operations in the three hospitals. Former 1x CS has the highest percentage as an indication for CS with a percentage of 41.67% in RSUD X, in RSSK Z 39.48% and in RSSP Y 24.11%. There is a significant influence between age, complications in pregnancy, fetal malposition, hypertension, diabetes mellitus, heart disease, and the method of maternal delivery by caesarean section. The results of qualitative research indicate that there are no specific methods/tools for controlling caesarean section utilization. Based on policy analysis using Bardach's eightfold framework modified by Collins, there are scenarios/alternative policies for controlling caesarean section utilization including the preparation of promotive preventive programs involving related professional organizations (such as: Obstetrics and Gynecology, Internal Medicine, Nutrition, Heart Disease) targeting women of childbearing age who are planning pregnancy and pregnant women, which specifically focus on minimizing pregnancy complications such as: Hypertension, Diabetes mellitus, obesity, heart disease. This is important in an effort to reduce pregnancy complications that can potentially increase the rate of caesarean section utilization."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2025
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library