Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Setyo Sarwanto Moersidik
Abstrak :
Up-Flow Fixed Bed Reactor adaiah suatu unit pengolahan biologis pada kondisi aerob dengan memanfaatkan mikroorganisme dari jenis pertumbuhan melekat (attached Growth Process). Reaktor yang digunakan pada penelitian ini dalam skala laboratorium dengan ukuran tinggi 85 cm + jagaan 25 cm, diameter 15 cm terbuat dari PVC. Media yang digunakan Bio-Ball. Reaktor dilengkapi dengan aerator untuk mensuplai kebutuhan oksigen selama proses nitrifikasi bersangsung, serta pompa untuk mengalirkan iimbah kedalam reaktor dan katup-katup pengatur debit aliran maupun suplai udara. Limbah yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah essence yang dihasilkan P.T Essence berlokasi di Jalan Otista Jakana Timur dengan kandungan ammonium yang cukup tinggi untuk mendukung proses nitrifikasi. Limbah dialirkan dengan debit 6.25 ml/detik dengan detention time 40 menit. Parameter-parameter yang dianalisa adalah ; COD, BOD5, DO, SS, Temperatur, pH, NH4,NO2,NO3. Penelitian dilakukan pada Laboratorium Teknik Penyehatan dan Lingkungan Fakultas Teknik Universitas Indonesia yang secara keseluruhan memakan waktu kurang lebih 3 bulan yaitu mulai awal Agustus hingga akhir Oktober 1994. Dari hasil penelitian didapatkan efisiensi penurunan COD sebesar 65.09 - 72.45 % dan temperatur penelitian berkisar 24-25°C dengan pH 7-8. Proses nitrifikasi dianalisa dengan mengamati penurunan ammonium yang mencapai 68.82-76.42 %, penurunan nitrit mencapai 68.43-76.82 % dan peningkatan nitrat mencapai 60.82-69.22%, menunjukkan bahwa proses nitrifikasi berjalan cukup baik.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Didier Nsabimana
Abstrak :
ABSTRAK
Biodiesel atau Fatty Acid Methyl Ester (FAME) mendapatkan terlalu banyak perhatian karena penurunan cadangan minyak di seluruh dunia dan masalah perubahan iklim. Meskipun biodiesel memiliki banyak manfaat dibandingkan minyak diesel, biodiesel masih memiliki masalah stabilitas oksidasi dan sifat aliran dingin yang membatasi penerapannya. Jadi, untuk mengurangi masalah ini, kita perlu memutakhirkan FAME kita dengan menghidrogenasi sebagiannya. Dalam penelitian ini biodiesel dengan komposisi 95,3% metil linoleat (C18:2) dan 4,7% metil oleat (C18:1) dicampur dengan pelarut n-heptana dengan perbandingan 20% sampai 80% dan dihidrogenasi sebagian dalam reaktor trickle bed menggunakan Ni/Al2O3 sebagai katalis. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan reaktor trickle bed yang ada, sebelum memulai eksperimen reaktor trickle bed dimodifikasi; kami memasang tungku kedua di unggun katalis, ukuran katalis adalah 0,7-0,6 mm, serpihan stainless-steel digunakan untuk pasir silika di bagian pemanas untuk meningkatkan laju perpindahan panas. Reaktor trickle bed yang digunakan memiliki diameter 2,05 cm dan tinggi total 37 cm, unggun katalis memiliki tinggi 24 cm sedangkan bagian pemanas memiliki tinggi 11 cm. Itu dioperasikan pada tekanan 7 bar dan suhu 135 oC, 160 °C dan 185 °C. Pada suhu 135 oC ada 99,21% konversi metil linoleat (C18:2) menjadi metil stearat (C18:0) dan metil oleat (C18:1). Pada suhu 160 °C ada konversi 98,42% dari metil linoleat (C18:2) menjadi metil stearat (C18:0) dan metil oleat (C18:1). Pada suhu 185 °C ada konversi lengkap (100%) dari metil linoleat (C18:2) menjadi metil stearat (C18:0) dan metil oleat (C18:1). Pada 135 oC percobaan menghasilkan H-FAME dengan jumlah C18: 0 yang lebih tinggi yaitu 57,65% dari C18:0 dan 39,4% dari C18:1, pada 160 °C percobaan menghasilkan H-FAME dengan komposisi yang hampir sama yaitu C18:0 dan C18:1 yaitu 49,1% dari C18:0 dan 46,85% dari C18:1 sedangkan pada 185 °C percobaan menghasilkan H-FAME dengan komposisi yang lebih tinggi dari C18:1 yaitu 42,15% dari C18:0 dan 53,9% dari C18:1.
ABSTRACT
Biodiesel or Fatty Acid Methyl Ester (FAME) is gaining too much attention due to the decline of oil deposits worldwide and the climate change concerns. Although biodiesel has many benefits over petroleum diesel it still has the problem of oxidation stability and cold flow properties which limit its application. So, in order to mitigate these problems, we need to upgrade our FAME by partially hydrogenating it. In this research the biodiesel with the composition of 95.3 % methyl linoleate (C18:2) and 4.7 % methyl oleate (C18:1) was mixed with n-heptane as solvent to the ratio of 20% to 80% and partially hydrogenated in the trickle bed reactor using Ni/Al2O3 as a catalyst. This research was conducted using the existing trickle bed reactor so, before starting the experiments the trickle bed reactor was modified; we installed a second furnace at catalyst bed, the size of catalyst was 0.7-0.6 mm, stainless-steel flakes were used instead of silica sand in the heating section in order to increase the heat transfer rate. The trickle bed reactor used had the diameter of 2.05 cm and a total height of 37 cm, the catalyst bed had a height of 24 cm while the heating section had a height of 11 cm. It was operated at a pressure of 7 bar and temperatures of 135 °C, 160 °C and 185 °C. At a temperature of 135 °C there was 99.21% conversion of methyl linoleate (C18:2) into methyl stearate (C18:0) and methyl oleate (C18:1). At a temperature of 160 °C there was 98.42% conversion of methyl linoleate (C18:2) into methyl stearate (C18:0) and methyl oleate (C18:1). At a temperature of 185 oC there was complete conversion (100%) of methyl linoleate (C18:2) into methyl stearate (C18:0) and methyl oleate (C18:1). At 135 °C the experiment yielded H-FAME with higher amount of C18:0 i.e 57.65% of C18:0 and 39.4% of C18:1, at 160 °C the experiment yielded H-FAME with almost equal composition of C18:0 and C18:1 i.e 49.1% of C18:0 and 46.85% of C18:1 while at 185 °C the experiment yielded the H-FAME with higher composition of C18:1 i.e 42.15% of C18:0 and 53.9% of C18:1.
2019
T55071
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Satrio Wicaksono Kinasih
Abstrak :
Gamma Valerolakton (GVL) merupakan senyawa organik turunan dari asam levulinat yang memiliki banyak kegunaan, salah satunya sebagai bahan tambahan bahan bakar. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan model kinetika hidrogenasi asam levulinat (LA) menjadi GVL dengan katalis Ru/C. Percobaan dilakukan dalam reaktor trickle bed untuk mendapatkan parameter kinetika dan pengaruh tekanan dan temperatur terhadap kinerja reaksi hidrogenasi asam levulinat menjadi GVL di dalam reaktor trickle bed. Model matematis reaktor trickle bed digunakan untuk pengarahan di atas. Katalis yang digunakan pada penelitian ini adalah Ru/C dengan muatan Ru 5wt%. Eksperimen diawali dengan persiapan bahan baku, dilanjutkan dengan karakterisasi katalis. Pada penelitian ini reaktor yang digunakan berdiameter 2,01 cm dengan tinggi unggun katalis 24 cm. Asam levulinat sebagai reaktan cair dan gas hidrogen direaksikan dengan kondisi operasi tekanan 2,5 dan 7,5 bar serta suhu pada rentang 90 °C-150 °C. Model dari penelitian ini adalah model isotermal heterogen 2D aksisimetri (isotermal tepat di sekitar sumbu simetri), yang mempertimbangkan perpindahan massa fase gas dan cair di celah unggun, di dalam katalis, dan reaksi kimia. Model kinetik dikembangkan melalui persamaan kesetimbangan massa dan kesetimbangan momentum (hukum Darcy) dalam penelitian ini berdasarkan mekanisme reaksi yang dikemukakan oleh Piskun. Hasil yang didapatkan dari penelitian adalah energi aktivasi hidrogenasi asam levulinat, reaksi maju esterifikasi HPA, dan reaksi balik esterifikasi HPA adalah 6,261 kJ/mol, 3,412 kJ/mol, dan 1,251 kJ/ mol, masing-masing. Nilai faktor tumbukan berturut-turut adalah 1,367 m3/mol/s, 1,955 m3/mol/s, dan 0,108 m3/mol/s. Nilai korelasi Goto-Smith adalah 9,833, 1,922, dan 1,414. Pada analisis pengaruh suhu, semakin tinggi suhu umpan maka konversi asam levulinat menjadi GVL semakin besar. Sedangkan pada analisis pengaruh tekanan,  terlihat bahwa efek tekanan tidak terlalu berpengaruh dalam konversi asam levulinat menjadi GVL. ......Gamma Valerolactone (GVL) is an organic compound derived from levulinic acid, which has many uses, one of which is as a fuel additive. This research was conducted to obtain a kinetic model of the hydrogenation of levulinic acid (LA) to GVL using a Ru/C catalyst. Experiments were carried out in a trickle bed reactor to obtain kinetic parameters and the effect of pressure and temperature on the performance of the hydrogenation reaction of levulinic acid to GVL in the trickle bed reactor. The mathematical model of the trickle bed reactor is used for the above purpose. The catalyst used in this study was Ru/C with a 5wt% Ru charge. The experiment begins with preparing raw materials, followed by characterization of the catalyst. In this study, the reactor was 2.01 cm in diameter with a catalyst bed height of 24 cm. Levulinic acid as a liquid reactant and hydrogen gas was reacted under operating conditions of a pressure of 2.5 and 7.5 bar and a temperature of 90°C-150°C. The model of this research is an axisymmetric 2D heterogeneous isothermal model (isothermal right around the axis of symmetry), which considers the mass transfer of gas and liquid phases in the bed gap, inside the catalyst, and chemical reactions. The kinetic model was developed through the equations of mass balance and momentum balance (Darcy's law) in this study based on the reaction mechanism proposed by Piskun. The activation energies of levulinic acid hydrogenation, the forward reaction of HPA esterification, and the reverse reaction of HPA esterification are 6.261 kJ/mol, 3.412 kJ/mol, and 1.251 kJ/mol, respectively. The collision factor values are 1.367 m3/mol/s, 1.955 m3/mol/s and 0.108 m3/mol/s respectively. The Goto-Smith correlation values are 9.833, 1.922, and 1.414. In the analysis of the effect of temperature, the higher the feed temperature, the greater the conversion of levulinic acid to GVL. Meanwhile, in the analysis of the effect of pressure, it appears that the effect of pressure is not too influential in the conversion of levulinic acid to GVL.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Teguh Budi Santoso
Abstrak :
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang aplikasinya pada mesin masih terkendala karena memiliki keterbatasan diantaranya stabilitas oksidasi yang rendah sehingga berpengaruh kepada kualitas penyimpanan biodiesel. Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini adalah dengan proses hidrogenasi parsial. Pada proses hidrogenasi parsial, FAME direaksikan dengan hidrogen dan katalis untuk memecah ikatan tak jenuh. Penggunaan katalis nikel yang disangga pada alumina (Ni/Al2O3) lebih menguntungkan karena harganya yang murah dan mempunyai aktivitas katalitik yang tinggi. Reaksi hidrogenasi parsial dilakukan pada reaktor trickle bed dengan hidrogen pada fase gas, katalis pada fase padat, dan FAME pada fase cair. Penggunaan reaktor jenis ini memiliki kelebihan yaitu jatuh tekanan yang rendah (pressure drop), kehilangan katalis yang rendah, tidak memiliki elemen yang bergerak, dan biaya perawatan yang rendah. Penelitian ini bertujuan untuk merancang sistem reaktor tiga fasa dan uji kinerja reaktor trickle bed untuk hidrogenasi parsial Biodiesel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktor trickle bed berhasil memecah ikatan tak jenuh ganda (C19:2) pada rantai ikatan FAME menjadi ikatan tak jenuh tunggal (C19:1) dan ikatan jenuh (C19:0). Konversi biodiesel terbesar (8,93 %) diperoleh dengan kondisi operasi: tekanan hidrogen 7 bar, laju alir hidrogen 250 ml/menit dan laju alir biodiesel 0,667 ml/menit. ......Biodiesel is an alternative fuel whose application to the engine is still constrained because it has limitations including low oxidation stability which affects the quality of biodiesel storage. One solution to overcome this problem is the partial hydrogenation. In the partial hydrogenation, FAME is reacted with hydrogen and a catalyst to break down unsaturated bonds. The use of nickel catalyst supported on alumina (Ni/Al2O3) is more advantageous because the price is low and has high catalytic activity. Partial hydrogenation reactions were carried out on trickle bed reactor. The use of this type of reactor has advantages such as low catalyst loss, no moving elements, and low maintenance costs. The research investigated partial hydrogenation of fatty acid methyl esters in a trickle-bed reactor. The result showed that the partial hydrogenation of polyunsaturated FAMEs in a trickle bed reactor had break down the polyunsaturated bond (C19:2) on the FAME into a monounsaturated bond (C19:1) and saturated bond (C19:0) and the best conversion of polyunsaturated FAMEs is 8.93% achieved with reaction condition: H2 pressure 7 bar, H2 flow rate 250 ml/min and biodiesel flow rate 0.667 ml/min.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53230
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puguh Setyopratomo
Abstrak :
Carbon nanotubes CNT dipandang sebagai media yang potensial untuk penyimpan gas hidrogen. Untuk mempercepat pengembangan metode dan teknik-teknik produksi CNT skala komersial, maka pada penelitian ini akan dilakukan produksi CNT dengan metode chemical vapor deposition menggunakan reaktor fluidized bed, dengan katalis Fe-Co-Mo/MgO dan sumber karbon LPG. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kefektifan katalis Fe-Co-Mo/MgO, mengetahui kinerja reaktor fluidized bed dan menguji kinerja CNT yang dihasilkan dalam aplikasinya sebagai penyimpan gas hidrogen. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa katalis dengan loading logam 10 b/b menghasilkan yield CNT tertinggi. Katalis tersebut tetap menunjukkan keaktifan yang tinggi dan terhindar dari deaktifasi akibat sintering sampai suhu reaksi 950 oC. Katalis juga mampu mempertahankan keaktifannya sampai 5 jam waktu reaksi. Meningkatkan rasio massa katalis terhadap laju alir gas umpan berakibat pada turunya yield CNT karena unggun katalis menjadi lebih padat sehingga mengurangi ketersediaan ruang untuk pertumbuhan CNT. Partikel katalis Fe-Co-Mo/MgO memiliki ukuran dalam rentang 135 ndash; 227 nm dan memiliki karakteristik sulit difluidisasi. Fluidisasi terjadi setelah terjadinya pertumbuhan CNT. Pada reaktor fluidized bed yang dirancang, diperlukan zona preheating untuk mengkondisikan zona reaksi berada pada suhu yang diperlukan untuk terjadinya sintesa dan pertumbuhan CNT. Adsorpsi gas hidrogen pada produk CNT mengikuti model Langmuir. Purifikasi as-grown CNT secara signifikan meningkatkan kapasitas adsorpsinya terhadap gas hidrogen dimana pada suhu 30 oC mencapai 32,7 m mol H2/g CNT. Pada kasus ini, penggunaan siklon sebagai alat bantu untuk memisahkan produk CNT yang terbawa aliran gas ke luar reaktor terbukti efektif dalam meningkatkan kapasitas sintesa CNT dengan reaktor fluidized bed. ......Carbon nanotubes are considered as a potential media for hydrogen storage. To accelerate the development of methods and techniques of commercial-scale CNT production, this research will produce CNT by chemical vapor deposition method using fluidized bed reactor with Fe-Co-Mo/MgO catalyst and LPG as carbon source. The objectives of the study are to determine the effectiveness of Fe-Co-Mo/MgO catalyst, to observe the performance of fluidized bed reactor and to investigate the performance of the CNT product in the application as a hydrogen gas storage. From the result of the research, it is found that the catalyst with metal loading 10 w demonstrate the highest CNT yield. The catalyst continues to exhibit high activation and avoid rapid deactivation due to sintering until the reaction temperature reach 950 oC. The catalyst is also able to maintain its activity up to 5 hours reaction time. Increasing the mass ratio of the catalyst to the feed gas flow rate results in the decrease in the CNT yield because the catalyst bed becomes more compact thus reducing the space available for CNT growth. Fe-Co-Mo/MgO catalyst particles have sizes in the range of 135-222 nm and has a characteristic that is difficult to fluidize. Fluidization occurs after CNT growth occurs. on the designed fluidized bed reactor, a preheating zone is required to heat up the reaction zone until it reaches the temperature required for the synthesis and growth of the CNT. Adsorption of hydrogen gas on CNT products follows Langmuir model. As-grown CNT purification significantly increases the adsorption capacity of hydrogen gas in which at 30 oC reach 32.7 m mol H2/g CNT. In this case, the use of cyclone as a tool for separating CNT products carried by gas streams exit the reactor proven effective in increasing the capacity of CNT synthesis in fluidized bed reactors.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
D2453
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Adeline Soedarsono
Abstrak :
Diesel terbarukan merupakan salah satu komoditas energi terbarukan yang marak dikembangkan karena karakteristik yang sangat mirip dengan petro diesel dan memiliki bilangan setana yang tinggi. Penelitian ini bertemakan eksperimen produksi diesel terbarukan dalam reaktor trickle bed dari minyak nabati yang diwakilkan oleh triolein. Mekanisme yang terjadi adalah penjenuhan ikatan rangkap, dilanjutkan dengan deoksigenasi selektif. Deoksigenasi selektif yang terjadi mencakup hidrodeoksigenasi sebagai reaksi utama, serta dekarbonilasi dan dekarboksilasi. Katalis yang digunakan adalah NiMo/Al2O3 dengan komposisi Ni 6,13% w/w, Mo 12,49% w/w, dan Al2O3 81,33% w/w. Eksperimen menggunakan reaktor berdiameter 2,01 cm dengan tinggi unggun katalis 24 cm. Reaktan cair (triolein) dan gas hidrogen direaksikan dengan kondisi operasi temperatur 272°C-327,5°C, dan tekanan 5 dan 15 bar. Produk cair dianalisis dengan GC-MS, GC-FID, dan Karl Fischer, sementara produk gas dengan GC-TCD. Setelah reaksi berlangsung, triolein sebagai bahan baku terkonversi menjadi banyak senyawa meliputi asam lemak, lemak alkohol, ester, hidrokarbon C17, hidrokarbon C18, monoolein, dan diolein. Profil spesi-spesi ini menggambarkan mekanisme reaksi. Kondisi terbaik dalam penelitian ini adalah 15 bar dan 313°C, dengan konversi 99,53%, yield diesel terbarukan 78,95%, selektivitas diesel terbarukan 383,62%, dan kemurnian 79,40%. Tren yang didapatkan menunjukkan semakin tinggi tekanan dan temperatur semakin bagus dan selektif reaksi yang berjalan.
Renewable diesel is a renewable resource that is currently developed rapidly because it has similar characteristics with petro diesel and has high cetane number. This research involves renewable diesel production in trickle bed reactor from vegetable oil, represented by triolein. Mechanisms include double bond saturation and selective deoxygenation. Selective deoxygenation includes hydrodeoxygenation as main mechanism, decarbonylation, and decarboxylation. Catalyst NiMo/Al2O3 is being used with Ni 6,13% w/w, Mo 12,49% w/w, dan Al2O3 81,33% w/w. Reactor used has diameter of 2.01 cm and 24 cm of catalyst height. Liquid reactant (triolein) and hydrogen gas are reacted with operating condition: temperature 272°C-327,5°C and pressure 5 bar and 15 bar. Liquid product is analyzed using GC-FID, GC-MS, and Karl Fischer, while the gaseous product is analyzed using GC-TCD. After the reaction occurs, triolein as feed is converted into many compounds such as fatty acid, fatty alcohol, ester, C17 hydrocarbon, C18 hydrocarbon, monoolein, and diolein. Each species profile describes the reaction mechanism. Best condition for producing renewable diesel is at 15 bar and 313°C, with triolein conversion of 99.53%, renewable diesel yield of 78,95%, renewable diesel selectivity of 383,62%, and 79,40% purity. The trend shows better production of renewable diesel with increasing pressure and temperature.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wihardi Setyo Wicaksono
Abstrak :
Carbon nanotube (CNT) adalah bentuk baru dari karbon murni yang memiliki banyak kegunaan. Perengkahan metana adalah salah satu proses untuk sintesis hidrogen dan CNT yang memiliki kelebihan tidak menghasilkan karbon monoksida dan karbon dioksida. Sebelum memproduksi CNT dan hidrogen berbasis reaksi dekomposisi katalitik metana dengan skala pabrik, diperlukan simulasi dan pemodelan dari hasil eksperimen reaktor lab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan model matematika tak berdimensi reaktor unggun tetap yang valid dan menganalisis pengaruh dari variasi kondisi operasi terhadap konversi metana. Metode untuk penelitian adalah mengembangkan model persamaan-persamaan matematika berdasarkan neraca massa, momentum, dan energi. Persamaan-persamaan tersebut kemudian di-running pada perangkat lunak COMSOL Multiphysics® versi 4.4. Konversi metana pada waktu reaksi 315 menit adalah 97,1% dan yield karbon yang didapatkan setelah 315 menit adalah 1,12 g karbon/g katalis. Kenaikan pada tekanan umpan, laju alir umpan, dan fraksi mol hidrogen akan memperkecil konversi metana. Kenaikan temperatur dinding reaktor dan panjang reaktor akan memperbesar konversi metana. ......Carbon Nanotube (CNT) is a new form of pure carbon that have a lot of usefulness. Methane cracking is one of process for the synthesis of hydrogen and CNT which have advantage to not produce carbon monoxide and carbon dioxide. Before producing CNT and hydrogen base on the reaction of methane catalytic decomposition in plant scale, it is needed to done simulation and modelling from result of lab reactor experiment. Purpose of this research is to get valid dimensionless model of fixed bed reactor and to analyze the variation effect of operation condition to methane conversion. Method for this research is develop model of mathematic equations based on mass, momentum, and energy balance. Software COMSOL Multiphysics® version 4.4 then used to running the equations. Methane conversion at 315 minutes reaction time is 97.1% and carbon yield obtained after 315 minutes reaction time is 1.12 g carbon/g catalyst. Increasing feed pressure, velocity, and hydrogen mole fraction will decrease methane conversion. Increase of reactor wall temperature and reactor length will increase methane conversion.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59617
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Osman Abhimata Nugraha
Abstrak :
Renewable diesel atau bahan bakar diesel terbarukan adalah bahan bakar diesel alternatif yang dibuat dari hydrotreating minyak nabati dan memiliki struktur kimia yang sangat mirip dengan bahan bakar diesel konvensional, yaitu alkana rantai lurus C15-C18. Penelitian ini difokuskan pada pemodelan trickle-bed reactor skala besar untuk memproduksi renewable diesel melalui reaksi hydrotreating minyak nabati non-pangan dengan katalis NiMoP/Al2O3. Model yang dibuat adalah model trickle-bed reactor 2D axissymmetric berbentuk silinder tegak dengan diameter 1,5 m dan tinggi 6 m dengan mempertimbangkan perpindahan massa, momentum, dan energi di fasa gas, cair, dan padatan katalis. Reaktor yang dimodelkan berisi katalis berbentuk bola dengan diameter 1/8 inch, dengan kondisi operasi: tekanan 500 psig dan suhu umpan 325oC. Triolein dengan konsentrasi sebesar 5% wt di dalam pelarut dodekana diumpankan ke dalam reaktor sebagai fasa cair, dan hidrogen dengan perbandingan 188 mol hidrogen/ mol triolein diumpankan sebagai fasa gas. Kecepatan umpan gas masuk adalah sebesar 0,2 m/s. Hasil simulasi menunjukkan bahwa konversi minyak nabati (triolein) adalah sebesar 10,6%, yield produk sebesar 2,17% wt, dan kemurnian produk sebesar 2,14% wt. Untuk mencapai konversi dan kualitas produk yang lebih tinggi, simulasi lebih lanjut dilakukan dengan memvariasikan kecepatan gas umpan pada kondisi isotermal. Kondisi optimum yang diperoleh untuk reaktor isotermal adalah kecepatan gas umpan sebesar 0,005 m/s dengan konversi 99,1%, yield 81,7%, dan kemurnian produk 56,1% wt. ......Renewable diesel is an alternative fuel used in diesel engines which is mainly made from vegetable oils and has very similar chemical structure with fossil diesel fuel. Renewable diesel consists mainly of straight-chain alkanes in the range of diesel fuel (C15-C18). This research is focused on modeling a large-scale trickle-bed reactor to produce renewable diesel via non-edible vegetable oil hydrotreating with NiMoP/Al2O3 catalyst. The two-dimensional axisymmetry of a non-isothermal vertical cylindrical trickle-bed reactor with the diameter of 1.5 m and the height of 6 m was modeled using computational fluid dynamics by considering mass, momentum, and energy transfer in gas, liquid and solid phases. The reactor is packed with spherical catalyst particles of 1/8-inch diameter under the the pressure of 500 psig and the inlet temperature of 325 oC. Triolein of 5% wt in dodecane is fed as liquid phase, and hydrogen of 188 mol hydrogen/triolein is fed as gas phase. The inlet gas velocity is 0.2 m/s. The simulation results show that the vegetable oil (triolein) conversion is 10.6%, the product yield is 2.17% wt and the product purity is 2.14% wt. To achieve higher conversion and product quality, further simulation is conducted by varying the inlet gas velocity for isothermal condition. The optimum condition is reached at inlet gas velocity of 0.005 m/s, with 99.1% conversion, 81.7% wt yield, and 56.1% wt product purity.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63150
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanan Ashrawi
Abstrak :
Indonesia sebagai negara agraris memiliki jumlah residu pertanian yang melimpah dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber biomassa. Sekam padi berpotensi menjadi salah satu bahan bakar energi (feedstock) paling berpotensi pada biomass fluidized bed gasifier di Indonesia. Biomass fluidized bed gasifier berperan sebagai salah satu proses gasifikasi yang menggunakan biomassa sebagai bahan bakar energi dan sekaligus menjadi material untuk media gasifikasi pada fluidized bed. Berbagai studi telah dilakukan untuk mendapatkan kualitas fluidisasi yang baik dan juga untuk mencegah terjadinya slugging pada fluidisasi bubbling tanpa bed material. Studi ini akan melakukan simulasi CFD dua-dimensi (2D) dengan tujuan untuk mendefinisikan dan menganalisa fenomena fluidisasi yang terjadi pada reaktor bubbling fluidized bed gasifier. Menggunakan simulasi CFD, fenomena fluidization terjadi pada laju kecepatan 0.82 m/s. ......Indonesia as an agriculture country has an abundant amount of agriculture residue as a biomass source. Rice husk has the potential to become one of the biggest energy fuels (feedstock) on biomass fluidized bed gasifiers in Indonesia. Fluidized bed gasifiers act as a gasification process that uses biomass as its energy fuel (feedstock) and a fluidized bed material as its gasification medium. Numerous studies have been done to perform good quality and also to prevent slugging occurs on a bubbling fluidization without bed material. This study will perform two-dimension (2D) CFD simulation on the reactor of bubbling fluidized bed with the aims to define and analyze the phenomena that occur throughout the simulation. Through CFD simulation, fluidization phenomenon occurs at the initial velocities of 0.82 m/s.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Meiliasari
Abstrak :
Industri pencucian pakaian dan alat rumah tangga lainnya (laundry) merupakan salah satu usaha yang menjamur di beberapa kota besar di Indonesia, khususnya kota Depok. Air limbah laundry yang dihasilkan akan merusak lingkungan jika dibuang ke badan air tanpa pengolahan khusus, sehingga diperlukan tindakan pencegahan pencemaran badan air melalui pengolahan air limbah dengan FBR menggunakan EM4 dan reaktan CaCl2 dengan media pasir silika. Pada penelitian ini, air limbah yang digunakan berasal dari air hasil cucian pada Laundry House Ajeng, Depok. Tujuan utama penelitian ini adalah untuk mengetahui efisiensi penyisihan COD, BOD, dan fosfat pada air limbah laundry serta HRT optimumnya yang akan digunakan sebagai desain usulan di lapangan. Pada penelitian ini, FBR dioperasikan secara kontinyu dan air limbah dialirkan secara upflow dengan variasi HRT 1 hari dan 2 hari. Berdasarkan hasil penelitian, FBR mampu menurunkan konsentrasi COD, BOD, dan fosfat mencapai 87,18%; 85,22%; dan 71,17%, dengan HRT 2 hari. Berdasarkan uji t-test yang dilakukan, variasi HRT 1 hari dan 2 hari mempengaruhi efisiensi penyisihan COD secara signifikan, namun tidak mempengaruhi efisiensi penyisihan BOD dan fosfat. Aplikasi di lapangan dengan debit eksisting 3 m3/hari membutuhkan unit FBR dengan diameter 0,75 meter dan tinggi total 4,75 meter. ......Laundry Industry in Indonesia are increasing, especially in Depok. Laundry wastewater potentially damage the environment if discharged into the stream without any treatment, hence on-site wastewater treatment with Fluidized Bed Reactor (FBR) using EM4 and CaCl2 with silica sand media is needed to avoid water pollution. In this study, laundry wastewater sample comes from Laundry House Ajeng, Depok. This study aims to determine removal efficiency COD, BOD, and phosphate concentration of laundry wastewater and optimum HRT to be used for unit design of FBR in the field. In this study, FBR operated continuously and streamed upflow with HRT variation 1 day and 2 days. Based on the result, FBR is able to decrease the concentration of BOD, COD, and phosphate reached 87,18%; 85,12%; and 71,17%, on 2 days HRT. Based on t-test, the variation of HRT (1 day and 2 days) influence removal efficiency of COD significantly, but does not influence the removal efficiency of BOD and phosphate. Applications in the field with 3 m3/day wastewater flowrate requires FBR unit with 0,7 meter diameter and 4,4 meter total height.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S655667
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>