Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Flora Aninditya
Abstrak :
Meskipun secara umum kesehatan penduduk dianggap berdampak positif pada pertumbuhan ekonomi, bukti empiris menunjukkan temuan yang beragam. Penelitian ini menggunakan data Burden of Disease (BOD) dari Institute of Health Metric Evaluation (IHME) untuk pengukuran kesehatan penduduk dan data ekonomi terkait dari 87 negara dari tahun 1990-2018. Dengan menggunakan regresi panel dengan ambang batas (threshold), studi ini bertujuan untuk mengurai dampak kesehatan pada pertumbuhan ekonomi. Penggunaan pendekatan ini diharapkan dapat berkontribusi untuk menjelaskan variabilitas dampak kesehatan pada pertumbuhan. Rasio ketergantungan penduduk lansia terbukti menjadi variabel ambang batas yang baik, yang dapat mengelompokkan negara menjadi empat kategori: negara-negara yang lebih tua dan berpenghasilan tinggi, negara-negara yang lebih muda dan berpenghasilan rendah, dan negara-negara berkembang dan berpenghasilan menengah. Ketika struktur umur penduduk dipertimbangkan, dampak beban penyakit ditemukan berbeda menurut struktur umur. Pada tahap awal penuaan penduduk, beban penyakit menular terhadap pertumbuhan ekonomi didapati negatif dan lebih tinggi. Pada tahap lanjut penuaan penduduk, pertumbuhan ekonomi didapati negatif namun lebih rendah. Studi ini menghasilkan beberapa implikasi kebijakan. Pertama, populasi yang menua terpapar penyakit tidak menular (PTM) karena perilaku tidak sehat di masa lalu atau karena masalah degeneratif, dan juga penyakit menular (PM) karena kekebalan tubuh menurun. Hal ini menekankan perlunya penguatan program untuk meringankan PTM dan vaksinasi lansia untuk mengatasi PM. Kedua, sangat penting untuk berfokus pada program untuk mengekang tren peningkatan PTM sejak awal siklus hidup. Ketiga, di antara semua negara dari kelompok tiga dan empat, program untuk meningkatkan lebih banyak akses ke perawatan kesehatan dan program pencegahan sangat penting. Keempat, untuk meminimalkan beban penyakit, penting untuk memiliki evaluasi penuh atas keuntungan ekonomi dari intervensi kesehatan, serta perkiraan pengembalian investasi untuk berbagai alternatif kebijakan. Kelima, sangat penting untuk mempromosikan kebijakan pasar tenaga kerja yang memastikan orang-orang dengan keterbatasan fisik atau disabilitas tetap dapat memiliki pekerjaan yang menghasilkan pendapatan. ......Although it is commonly agreed that health has positive impact on economic growth, the empirical evidence shows mixture findings. This study uses data of Burden of Disease (BOD) from Institute of Health Metric Evaluation (IHME) for health capital measurement and economic data for 87 countries from 1990-2018. Using panel threshold regression, we aim to detangle the impact of health on economic growth as the use of this approach may contribute to explaining the variability of the health impact on growth. The findings show that old dependency ratio is a good measure of threshold variable, separating the country groups into four. We found that the impact of burden of diseases is negative for all groups: the older and high income countries, the younger and low income countries, and the growing and middle income countries. When the population age structure is being considered, the impact of burden of diseases is found to be different by age structure. In the early stages of population aging, the burden of communicable diseases increases. The negative correlation between the burden of communicable diseases and economic growth is somehow weakened, which means that in the later stage of the aging population, the economic growth decreases compared to the previous ones. This study addresses several policy implications. First, the ageing population is exposed to noncommunicable diseases (NCD) due to unhealthy behavior in the past or due to degenerative issues, and also to communicable (CD) as the body immune decreases. This emphasizes the need to strengthen programs to ease the NCD and vaccination of older people to tackle the CD. Second, it is imperative to devote programs to curb the rising trend of NCD since early life. Third, among all countries from group three and four, programs to increase more access to health care and preventive programs are essential. Fourth, to minimize the burden of diseases, it is important to have a full evaluation of the economic advantages of health interventions, as well as predicted returns on investment for various policy alternatives. Fifth, it is crucial to promote labor market policies make sure people with physical limitations or disabilities can find paid employment.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andre Prawira Putra
Abstrak :
Pendahuluan: Pada tahun 2021, penyakit kanker menggantikan stroke dan penyakit ginjal sebagai penyakit kedua penyebab klaim jaminan kesehatan nasional terbesar di Indonesia. Penelitian sebelumnya telah meneliti dampak determinan sosial kesehatan terhadap beban finansial kanker, namun tidak pada pasien kanker yang menjalani radioterapi. Tujuan: Mengetahui insidensi dan prediktor kebangkrutan finansial pasien kanker yang menjalani radioterapi dalam jaminan kesehatan nasional di pusat rujukan bervolume tinggi di Jakarta. Metode: Studi kohort campuran ini merekrut pasien pertama radioterapi pada Januari 2022-Maret 2023. Pasien diikuti sampai enam bulan setelah radioterapi. Analisis data dilakukan untuk mengidentifikasi kejadian dan prediktor kebangkrutan finansial, dengan kematian sebagai luaran kompetitor. Hasil: Total 115 pasien berhasil direkrut. Rerata usia peserta adalah 50 tahun dan 67% adalah perempuan. Enam bulan setelah radioterapi, 11,3% meninggal dan 36,5% mengalami kebangkrutan finansial. Prediktor kebangkrutan finansial yang teridentifikasi adalah pendidikan, pekerjaan, asal tempat tinggal, lokasi keganasan, dan indikasi radioterapi. Setelah menganggap variabel lain konstan, sektor informal dan tidak bekerja memiliki kemungkinan kebangkrutan finansial 99,45 kali (95% CI, 51,75–191,14) dan 36,93 kali (95% CI, 12,42–109,77) dari sektor formal. Indikasi adjuvan/neoadjuvan dan paliatif meningkatkan kemungkinan kebangkrutan finansial 17,65 kali (95% CI, 4,614–67,476) dan 22,54 kali (95% CI, 11,934–42,589). Setelah mempertimbangkan efek perancu usia dan transportasi, pengeluaran out of pocket tidak memprediksi kebangkrutan finansial dan kematian. Kesimpulan: Prediktor kebangkrutan finansial dalam penelitian ini berguna untuk pembuat kebijakan dalam intervensi beban keuangan pasien kanker di Indonesia. Rekomendasi pendekatan terbaik adalah intervensi populasi pasien sektor informal dan tidak bekerja, serta dengan indikasi radiasi adjuvan/neoadjuvan dan paliatif. ......Introduction: In 2021, cancer replaced stroke and kidney disease as the second largest cause of national health insurance claim in Indonesia. Previous research has examined the impact of social determinants of health on the financial burden of cancer, but not in cancer patients undergoing radiotherapy. Objectives: To determine the incidence and predictors of financial catastrophe in cancer patients undergoing radiotherapy within the setting of national health insurance at our high-volume cancer referral center in Jakarta. Methods: This mixed cohort study recruited patients first receiving radiotherapy within January 2022 to March 2023. Patients were followed up to six months after radiotherapy. Data analysis was conducted to identify incidence and predictors of financial catastrophe, considering death as a competing outcome. Results: A total of 115 patients were successfully recruited. The mean age of participants was 50 years and 67% were women. Six months after radiotherapy, 11.3% died and 36.5% experienced financial catastrophe. The identified predictors of financial catastrophe were education, employment, place of residence, cancer site, and radiotherapy indication. After holding other variables constant, the informal and unemployed sectors have 99.45 times (95% CI, 51.75–191.14) and 36.93 times (95% CI, 12.42–109.77) odds of financial catastrophe than the formal sector. Adjuvant/neoadjuvant and palliative indications increased the odds of financial bankruptcy by 17.65 times (95% CI, 4.614–67.476) and 22.54 times (95% CI, 11.934–42.589), respectively. After adjusting for confounders, out-of-pocket spending did not significantly predict financial catastrophe or mortality. Conclusions: The predictors of financial catastrophe identified in this study will be useful in informing policymakers to give an impactful intervention to reduce the overlooked financial burden for cancer patients in Indonesia. The recommended approach is intervention in the informal sector and non-working population, as well as those with adjuvant/neoadjuvant and palliative radiation.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library