Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ekania Widyasari
Abstrak :
Pada tahun 2017, Bursa Efek Indonesia memiliki initial return positif IPO yang luar biasa. Indeks komposit juga mencapai titik tertinggi sepanjang masa. Fenomena ini menarik untuk diteliti lebih lanjut. Hubungan antara pasar bull dan bear dan initial return IPO dianalis dalam penelitian ini untuk memberikan gambaran apakah kondisi pasar tahun bullish dan bearish mempengaruhi initial return dari IPO. Kinerja jangka panjang IPO dihitung menggunakan event study dari tahun yang berbeda untuk memberikan gambaran kepada investor tentang kinerja jangka panjang IPO dan apakah perusahaan dan underwriter efektif dalam memilih waktu untuk IPO. Penelitian ini akan menganalisis dan menggunakan data dari IPO dari bulan Januari tahun 2010 hingga Desember 2017. Benchmark yang digunakan adalah indeks pasar dan perusahaan yang memiliki sektor yang sama serta indeks sektoral. Kondisi penting dalam penelitian ini adalah initial return dan tiga tahun pasca IPO yang digunakan dalam penelitian sebagai periode jangka pendek dan jangka panjang. Sebagai ukuran kinerja, wealth relatives/adjustment dapat menyimpulkan dan menjadi indikasi performa IPO dalam jangka panjang. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan pasar saham bearish/bullish terhadap initial return. Tidak ada pengaruh tingginya initial return terhadap kinerja jangka panjang, namun kondisi pasar saat IPO ada indikasi mempengaruhi kinerja jangka panjang. ...... In 2017, Indonesia Stock Exchange had the exceptional initial return of IPOs. The composite index also reached the all-time high. This phenomenon is interesting to study for further details. The relationship between the bull and bear market and the initial return of IPOs is being studied to give insight whether specific market and year condition influence the initial return of IPOs. The long-term performance of IPOs is calculated according to year of IPO and after three years to give the long-term perspective for investors and whether the underwriters and public companies are effective on choosing the best time to IPO. This paper will analyze using datas of IPOs from January 2010 until December 2017. The benchmarks are the market index and the matching firm with the same size and same industry with the use of event series and also sectoral index. Two necessary events are the initial return and the three-year anniversary of IPOs which the event this paper used as a short term and long-term perspective. As a performance measure, the wealth relatives/adjustment can conclude and indicate the underperformed IPOs. Initial returns are higher when the bull market is present. The bull market will produce the highest initial return of IPOs. There is indication that the market trend condition in each year affect the long term performance.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Kurniawan Sudjatmiko
Abstrak :
Penelitian empiris yang dilakukan oleh Elton dan Gruber (1970) memberikan pandangan yang menarik tentang price behavior saham-saham yang memberikan deviden, ketika ex dividend date. Dikatakan bahwa harga saham yang membagikan deviden akan turun sebesar jumlah deviden yang dibagikan setelah dikurangi pajak, ketika ex dividend date. Hal ini sama seperti yang dikemukakan oleh R. Bali (1998), Grammatikos (1984), dan Michaely (1991), atas hasil penelitian empiris yang mereka lakukan pada bursa New York Stock Exchange dari Nasdaq. Di lain pihak, penelitian yang dilakukan oleh Green dan Rydqvist (1999) pada instrumen Swedish Lottery Bonds memberikan hasil yang berbeda, di mana mean penurunan harga saham saat ex dividend date secara statistik lebih besar dari dividend after tax yang diberikan. Terdapat perbedaan hasil penelitian yang sejenis mendasari dilakukannya penelitian serupa di Bursa Efek Jakarta dengan menambahkan variabel dua kondisi pasar yang berbeda, yaitu pasar bearish di tahun 2000 dan pasar bullish di tahun 2004. Tujuan dari penulisan ini adalah untuk menguji apakah terjadi proses penurunan harga saham ketika ex dividend date dan mengukur apakah penurunan yang terjadi lebih besar dari dividend after tax yang diberikan untuk kedua kondisi pasar tersebut. Menggunakan metode perhitungan Raw Price Ratio (RPR), Market Adjusted Price Ratio (MAPR), Raw Price Drop (RPD) dan Market Adjusted Price Drop (MAPD), diperoleh hasil secara keseluruhan bahwa harga saham saat ex dividend date mengalami penurunan yang secara rata-rata sama dengan jumlah dividend after tax yang diberikan. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Elton dan Gruber sebelumnya.
Empirical research that has been done by Elton and Gruber open a new interesting point of view about price behavior of stock that gives away cash distributions in terms of dividends, on the ex dividend date. Elton and Gruber said that stocks that gives away cash dividends to their shareholder, would experience a decline movement on their price of stock which equal to the amount of dividend after being deducted by tax, on the ex dividend date. The same results being announced by R.Bali, Grammatikos, and Michaely, based on their empirical research on New York Stock Exchange and Nasdaq. Contrarily, the research that being done by Green and Rydqvist gave different result, based on the average statistic of down movement stock price on the ex dividend date, the price of stock moves deeper than the cash dividend after tax that being distributed to the share holder. That different kind of result on the same kind of research are the foundation of why the author doing the same kind research on Jakarta Stock Exchange, and with two different kind of conditions added as a new variable, which are conditions of market bearish in years 2000 and market bullish in years 2004. The goals of these research is to test whether there has been a decline on the stock price movement on the ex dividend date and to measure the large of the movement and compare it to the dividend after tax that has been given to the shareholder on those two kinds of market conditions. Using the formula of Raw Price Ratio (RPR), Market Adjusted Price Ratio (MAPR), Raw Price Drop (RPD) and Market Adjusted Price Drop (MAPO), the overall result shows that the stock price on the ex dividend date experience an equal percentage decline with the dividend after tax on the ex dividend date. This result is consistent with the research of Elton and Grubber before.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18247
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ign. Krisna Adi Wijaya
Abstrak :
Sering disebutkan bahwa pasar saham merupakan indikator perkembangan perekonomian sebuah negara. Pasar saham sexing dipergunakan oleh investor untuk melakukan analisis mengenai keputusan investasinya. Namun pasar saham tidak selalu bersifat stabil, adakalanya pasar saham menunjukkan aktifitas yang meningkat dimana ditandai dengan menaiknya indeks harga saham dan sebaliknya kadangkadang aktifitas pasar menurun yang ditandai dengan menurunnya indeks harga saham. Kenaikan aktifitas pasar tersebut sering disebut dengan kondisi pasar bullish dan penurunan aktifitas pasar disebut dengan kondisi pasar bearish. Karena fuktuasi pasar selalu terjadi maka panting bagi investor untuk rnengetahui saham-saham perusahaan yang bagaimana yang perlu dipertimbangkan untuk diperdagangkan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih baik. Penulisan tesis ini bertujuan untuk meneliti bagaimana pengaruh resiko yang diukur oleh beta dan ukuran perusahaan yang diukur oleh kapitalisasi saham mempengaruhi tingkat keuntungan. Setelah pengaruh beta dan kapitalisasi saham diketahui maka kemudian dapat disimpulkan beta dan kapitalisasi saham yang bagaimana yang dapat dimasukkan dalam pertimbangan memilih saham pada kedua kondisi pasar tersebut (bullish dan bearish). Penelltian juga memasukkan klasifikasi usaha yaitu industri dan keuangan dalam perhitungan. Dengan melibatkan kedua klasifikasi usaha ini maka akan dapat diketahui pula jenis klasifikasi usaha yang mana yang akan lebih baik mempengaruhi tingkat keuntungan. Dad hasil penelitian dapat diketahui bahwa secara bersama-sama semua faktor yang dilibatkan mempengaruhi tingkat pengembalian saham pada kedua kondisi pasar. Pada kondisi pasar bullish, perusahaan yang memiliki resiko yang lebih besar dan ukuran perusahaan yang lebih kecil akan memberikan tingkat keuntungan yang lebih baik, dan sebaliknya pada kondisi pasar bearish perusahaan yang memiliki resiko yang lebih kecil dan ukuran perusahaan yang lebih besar akan memberikan keuntungan yang lebih baik. Mengenai jenis usaha, perusahaan industri umumnya memberikan keuntungan yang !ebih baik dibandingkan dengan perusahaan keuangan. Hal tersebut terlihat pada kedua kondisi pasar. Dengan diketahuinya pengaruh faktor-faktor tersebut maka diharapkan investor dapat memakainya sebagai bahan pertimbangan untuk memilih saham-saham untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang lebih baik.
Stock market is one of the indications of the condition of the economy of the state. Investors use this indication to analyze investment decision. But this stock market is not always stable, sometimes the stock market shows increasing activity where market index going up, and sometimes stock market shows decreasing activity where market index going down. The increasing activity of the market is called bullish condition, and the decreasing of -the market activity is called bearish condition. Because market fluctuation is always happened then it is important to investors to indicate what stocks are needed to be considered to be traded in order to get profit. The objective of this research is to understand how risk, which is accounted by beta, and company size, which is accounted by capitalization, affect stock return. After the effects of beta and capitalization can be understood then it can be concluded what kind of beta and capitalization can be considered to choose stocks at both of market condition (bullish and bearish). This research also involves business classification, i.e. industry and financial, as two additional variables. These variables are dummy variable. The objective of involving these two business classifications is to know which business classification will add stock return more. The result of this research shows that simultaneously all variables which are involved can affect stock return at the two kind of market conditions. At the bullish market, company which has bigger risk and smaller company size will give better stock return, and in the other side at the bearish market, company which has smaller risk and bigger company size will give better stock return. Regarding to business classification, industrial company generally will give better stock return at both market conditions rather than financial company. After knowing the effect of those factors, then investors can use them as a consideration material to choose stocks that will give them more profit.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T20158
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library