Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Agus Salim
Abstrak :
Antena menjadi salah satu komponen penting dalam mendukung penerapan teknologi BWA. Antena mikrostrip yang memiliki karakter yang ringan, ukuran kecil, mudah difabrikasi dan conformal, menjadi pilihan untuk mendukung aplikasi BWA yang dapat beroperasi pada frekuensi yang ditentukan. Salah satu alokasi frekuensi yang dijadikan frekuensi kerja BWA adalah pada 2,3 GHz. Pada tesis ini dirancang dan difabrikasi sebuah antena linear array 4 elemen yang dapat beroperasi pada frekuensi kerja BWA 2,3 GHz. Antena ini dirancang berbentuk 2 buah segi empat sama sisi (quad), sehingga disebut biquad. Antena dirancang menggunakan teknik pencatuan aperture-coupled untuk mendapatkan bandwidth yang lebar. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa antena ini dapat bekerja pada frekuensi BWA 2,3 GHz. Nilai VSWR < 1,9 diperoleh pada rentang frekuensi 2245 - 2395 MHz (150 MHz). Gain yang diperoleh mencapai 13,683 dBi pada frekuensi 2,33 GHz dan half power beamwidth (HPBW) sebesar 50° diperoleh pada sudut 330° - 20°.
Antenna became one of the important components in supporting the application of BWA technology. Microstrip antenna that have small and light weight features, easy to manufacture and conformal, became the choice that supports the BWA application in that it could operate in the determined frequency allocation. One of the allocation of the frequency that works for the BWA is at 2.3 GHz. This thesis discuss of design a 4 element linear array antenna that operates at 2,3 GHz BWA frequency allocation. It has 2 layers of four-sided (quad) shape, known as biquad. This antenna is designed with aperture-coupled feed to give wideband frequency.The measurement result shows that this antenna operates at BWA frequency allocation of 2,3 GHz. The VSWR < 1,9 was obtained at 2245 ? 2395 MHz (150 MHz). Gain is around 13,683 dBi at 2,33 GHz and half power beamwidth is 50° (from 330° - 20°).
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T25946
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Intan Nurfitri
Abstrak :
Penyakit kanker payudara menjadi penyebab angka kematian tertinggi untuk perempuan. Teknologi pencitraan medis yang dapat mendiagnosis kanker payudara saat ini beberapa telah dikembangkan. Namun masih memiliki kekurangan dari segi keamanan dan tingkat akurasinya. Salah satu teknologi pencitraan yang dapat digunakan untuk mengatasi kekurangan teknologi yang ada yaitu dengan teknik pencitraan Terahertz. Pencitraan kanker payudara dengan Terahertz dapat menjadi lebih efektif untuk mendiagnosis kanker pada jaringan yang lunak, karena dapat memberikan informasi spatial dan spektral dari kanker yang dicitrakan secara bersamaan. Kualitas resolusi spatial bergantung pada beamwidth antena dan scan density. Oleh karena itu, dibutuhkan antena dengan beamwidth yang sempit dan gain yang lebih tinggi agar mendapatkan kualitas gambar yang diinginkan. Dalam penelitian ini dirancang antena mikrostrip array 2x2 dan 2x3 yang bekerja pada frekuensi 0,312 THz untuk mengetahui pengaruh beamwidth pada hasil pencitraan untuk deteksi kanker payudara. Antena array 2x2 memiliki beamwidth horizontal 46,4 derajat dan vertikal 33,0 derajat dengan gain 9,0 dB, bandwidth 53 GHz, pola radiasi directional, dan polarisasi linear. Antena array 2x3 memiliki beamwidth horizontal 39,0 derajat dan vertikal 22,8 derajat dengan gain 8,8 dB, bandwidth 11 GHz, pola radiasi directional, dan polarisasi linear. Objek yang dicitrakan yaitu phantom jaringan payudara yang berbentuk balok dengan dimensi panjang 2 mm, lebar 2 mm, dan ketebalan 1 mm. Model phantom terdiri dari jaringan fat (  = 2,41), fibrous ( = 2,80), dan tumor (  = 3,15). Pencitraan Terahertz dilakukan dengan metode pemindaian translasi dengan menggunakan perangkat lunak CST Microwave Studio. Terdapat dua skema pencitraan Terahertz, yaitu dengan variasi beamwidth dengan menggunakan kedua antena dan variasi jarak masing-masing antena. Pada hasil simulasi pencitraan Terahertz variasi beamwidth menghasilkan gambar yang lebih baik pada antena array 2x3 karena beamwidth antena tersebut lebih sempit. Pada hasil simulasi pencitraan Terahertz dengan variasi jarak memiliki hasil citra yang ideal pada jarak 7,5 mm untuk kedua antena secara kualitatif dan kuantitatif. ......Breast cancer is the leading cause of death for women. Medical imaging technologies that can diagnose breast cancer are currently being developed. But it still has disadvantages in terms of security and level of accuracy. One of imaging technology that can be used to overcome the shortage of existing technologies is Terahertz imaging techniques. Terahertz imaging of breast cancer can be more effective in diagnosing cancer for soft tissue, because it can provide spatial and spectral information from cancer simultaneously. The quality of resolution depends on beamwidth of antenna and scan density. Therefore, an antenna with a narrow beamwidth and higher gain is needed to get the desired image quality. In this study, 2x2 and 2x3 microstrip array antenna was designed at a frequency of 0.312 THz to find out the affect of beamwidth to the imaging results for breast cancer detection. 2x2 array antenna has horizontal beamwidth of 46.4 degrees and vertical beamwidth of 33.0 degrees with gain of 9 dB, bandwidth of 53 GHz, directional radiation patterns, and linear polarization. 2x3 array antenna has horizontal beamwidth of 39.0 degrees and vertical beamwidth of 22.8 degrees with gain of 8.8 dB, bandwidth of 11 GHz, directional radiation patterns, and linear polarization. The object that is imaged is phantom breast tissue in the block shape with total dimensions of 2 mm in length, 2 mm in width, and 1 mm in thickness. The phantom model consists of tissue fat (  = 2.41), fibrous (  = 2.80), and tumor (  = 3.15). Terahertz imaging is done by the translation scanning method using CST Microwave Studio software. There are two Terahertz imaging schemes, with variation of beamwidth using both antennas and variation in the distance of each antenna. In the imaging simulation results, the variation in beamwidth produces a better image on the 2x3 antenna because the antenna beamwidth is narrower. The results of Terahertz imaging simulation with distance variations have ideal image results at distance of 7.5 mm for both of antennas qualitatively and quantitatively.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library