Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nani Aswati
Abstrak :
Proses peningkatan mutu batubara peringkat rendah dengan slurry dewatering merupakan pengembangan dari proses UBC (Upgrading Brown Coal). Proses tersebut memanfaatkan pelarut limbah CPO parit dan minyak jelantah, menggantikan kerosin dan residu minyak bumi yang digunakan dalam proses UBC. Slurry dewatering dioperasikan pada temperatur dan tekanan rendah, sekitar 150°C dan 1 atmosfer. Proses ini dimaksudkan hanya untuk mengurangi sebagian besar kandungan air dalam batubara, jadi hanya melibatkan proses fisika (dewatering) tanpa melibatkan proses kimia atau pirolisis sehingga limbah cair dan emisi gas yang dihasilkan tidak berbahaya. Batubara dengan ukuran partikel < 3mm dan pelarut dimasukkan ke dalam reaktor tertutup (autoclave) berpengaduk, dengan rasio berat pelarut dan batubara bebas air 1; 1,5 dan 2. Slurry batubara dan pelarut dipanaskan dalam reaktor hingga mencapai temperatur 150°C selama sekitar 2 jam. Dalam penelitian ini digunakan 3 jenis pelarut : CPO parit, jelantah dan campuran 50/50 CPO parit dan jelantah. Uap air batubara dikondensasi dan dikumpulkan untuk dianalisa kadar BOD dan pH-nya. Pelarut yang telah dipisahkan dari batubara dengan menggunakan separator sentrifugal, direcycle dengan make-up sekitar 20%. Batubara yang sudah kering selanjutnya dibriket untuk memudahkan dalam transportasinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses slurry dewatering dengan menggunakan ketiga jenis pelarut tersebut mampu menurunkan kadar air batubara rata-rata 90% dan peningkatan nilai kalor hingga > 40%, serta meningkatkan temperatur pembakaran maksimum sebesar 50%. Rasio pelarut dan batubara bebas air 1,5 memberikan hasil dewatering terbaik, sedangkan dari ketiga jenis pelarut yang digunakan, pelarut campuran mampu menurunkan kadar air tertinggi dibandingkan jelantah dan CPO parit. Limbah cair yang dihasilkan memiliki nilai BOD yang memenuhi syarat baku mutu lingkungan dan aman dibuang ke lingkungan setelah dilakukan pengolahan dengan bahan penetral yang murah dan efektif. ......The process of improving the quality of low rank coal by slurry dewatering process is the development of UBC (Upgrading of Brown Coal). The process utilizes a solvent trenches CPO and waste cooking oil, replacing kerosene and petroleum residue used in the UBC. Slurry dewatering operated at temperatures and low pressures, approximately 150°C and 1 atmosphere. This process is intended only to reduce most of the moisture content in coal, so it only involves physical processes (dewatering) without involving chemical processes or pirolysa so that liquid waste and gas emissions are produced is not harmful. Coal with particle size < 3mm and the solvent incorporated into a closed reactor (autoclave) stirred, with a weight ratio of solvent and water-free coal 1, 1.5 and 2. Slurry mixture of coal and solvent is heated in the reactor until the temperature reaches 150°C for about 2 hours. This study used three types of solvents : CPO trenches, waste cooking oil and 50/50 mixture of CPO trenches and waste cooking oil. Coal water vapor is condensed and collected for analysis levels of BOD and pH value. Solvents which have been separated from the coal by using centrifugal separator, in recycle with make-up around 20%. Coal was dried further brequetting process for ease in transportation. The results showed that the slurry dewatering process by using three types of solvents are able to lower the moisture content of coal on average 90% and an increase in calorific value of up to > 40%, and increasing the maximum combustion temperature by 50%. The ratio of solvent and water-free coal dewatering 1.5 gives the best results, while of the three types of solvent used, solvent mixtures can reduce the water content of the highest compared to cooking and CPO trenches. Liquid waste generated has a value of BOD qualified environmental quality standards and safe disposal into the environment after treatment with a neutralizing agent is cheap and effective.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
S1543
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Anugrah Pangeran
Abstrak :
Pertumbuhan ekonomi Indonesia membawa dampak meningkatnya kebutuhan energi akibat bertambahnya kegiatan komersial, industri, serta mobilitas orang dan barang. Kebutuhan energi yang sangat besar salah satunya adalah kebutuhan akan energi listrik. Energi listrik dihasilkan oleh industri pembangkit tenaga listrik dimana dalam operasionalnya memerlukan bahan bakar sebagai sumber energi utama. Batubara merupakan salah satu sumber energi dimana banyak digunakan sebagai bahan bakar pembangkit tenaga listrik. Kualitas batubara hasil tambang di Indonesia pada umumnya berada dalam kategori low-rank coal yaitu tergolong dalam jenis lignit dimana mempunyai nilai kalor rendah dan mempunyai kandungan air moisture content yang relatif tinggi. Oleh sebab itu, diperlukannya proses pengeringan sebelum digunakan pada industri pembangkit tenaga listrik. Pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui nilai konstanta laju pengeringan k serta karakteristik pengeringan pada batubara peringkat rendah. Penelitian menggunakan metode forced convection dengan sistem refrigerasi dan heater untuk menciptakan udara pengering yang selanjutnya dialirkan ke ruang pengering. Ruang pengering menggunakan desain fixed-bed dryer. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah ketebalan tumpukan batubara, suhu heater, kecepatan aliran udara dan suhu udara keluaran evaporator. Variabel ketebalan batubara divariasikan menjadi 2cm, 3cm, 4cm, dan 5cm. Variabel suhu heater divariasikan menjadi 65°C, 70°C, 75°C, dan 80°C. Kecepatan aliran udara yang digunakan sebesar 320 LPM Liter per menit dan suhu udara keluaran evaporator pada sistem refrigerasi sebesar 10°C.
Indonesia's economic growth brings the impact of increasing energy demand due to the increase in commercial, industrial, and mobility of people and goods. Energy needs are very large one of them is the need for electrical energy. Electrical energy is generated by the power generation industry which in its operations requires fuel as the main energy source. Coal is one of energy source which is widely used as fuel of power plant. The quality of coal mining products in Indonesia is generally in the low rank coal category which is classified as lignite type which has low calorific value and has a relatively high moisture content. Therefore, the need for drying process prior to use in power generation industry. This research is aimed to find out the value of drying rate constant k and drying characteristics in low rank coal. The research used forced convection method with refrigeration system and heater to create drying air which is then distributed to drying chamber. The drying chamber uses a fixed bed dryer design. The variables used in this research are thickness of coal heap, heater temperature, air flow velocity and air temperature of evaporator output. Variable thickness of coal heap is varied to 2cm, 3cm, 4cm, and 5cm. The variable temperature of the heater was varied to 65°C, 70°C, 75°C, and 80°C. The air flow rate used is 320 LPM Liters per minute and the air output temperature of the evaporator in the refrigeration system is 10°C.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library