Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deborah Dwipartidrisa
"Pajanan timbal lingkungan masih mengintai masyarakat dari kegiatan daur ulang aki bekas informal. Saat ini, kegiatan tersebut menjadi industri pencemar yang paling buruk dan menyebabkan DALYs sebesar 2.000.000-4.800.000 di negara berpendapatan menengah ke bawah. Mengingat daur ulang aki bekas informal masih banyak dilakukan di berbagai negara di dunia, termasuk Indonesia, dan anak-anak adalah kelompok paling rentan, maka dibutuhkan penelitian terkait faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan pajanan timbal lingkungan pada anak di sekitar lokasi tersebut. Menggunakan desain systematic review dengan pendekatan kualitatif dan berpedoman pada PRISMA-P (Preferred Reporting Items for Systematic reviews and Meta-Analyse Protocols), sebanyak 10 artikel jurnal dan penelitian akademis ditinjau. Sampel diperoleh dari pangkalan data Google Scholar dan Perpustakaan Universitas Indonesia (UI) yang dipublikasikan dalam 10 tahun terakhir (2011-2021). Pada kelompok usia 1-5 tahun, 47% anak memiliki kadar timbal darah sebesar ≥5 µg/dL dan 9% sebesar ≥10 µg/dL dan anak usia sekolah sebesar 16,65±13,18 µg/dL. Kadar tersebut telah melebihi rekomendasi (<5 µg/dL). Rata-rata konsentrasi timbal lingkungan di udara dan tanah masing-masing sebesar 2,94±10,7 µg/mᶾ dan 2254,5±1925,25 mg/kg. Faktor risiko yang berhubungan diantaranya usia, status ekonomi, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, sumber dan pola asupan nutrisi, kebiasaan dan perilaku anak, lokasi rumah, dan konsentrasi timbal di lingkungan.

Environmental lead exposure still lurking from the informal recycling of used lead-acid batteries (ULAB). Currently, it is the industry's worst polluter and causes DALYs of 2,000,000-4,800,000 in LMIC. Considering that informal ULAB recycling is still widely practiced in the world, including Indonesia, and children are the most vulnerable group, research is needed on risk factors associated with environmental lead exposure in children around these locations. Using a systematic review design with a qualitative approach and guided by PRISMA-P (Preferred Reporting Items for Systematic reviews and Meta-Analyse Protocols), 10 journal articles and academic research were reviewed. The sample was obtained from the Google Scholar and the University of Indonesia (UI) Library published in the last 10 years (2011-2021). In the age group 1-5 years, 47% of children had blood lead levels of ≥5 µg/dL and 9% of ≥10 µg/dL and school-age children have an average of 16.65±13.18 µg/dL. These levels have exceeded the recommendation (<5 g/dL). The average concentrations of environmental lead in the air and soil were 2.94±10.7 g/mᶾ and 2254.5±1925.25 mg/kg. The associated risk factors are age, economic status, parental education and occupation, sources and patterns of nutritional intake, children's habits and behavior, home location, and environmental lead concentrations."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bianca Amira Rizaldi
"Kendaraan berbasis listrik (Electric Vehicle atau EV) telah menjadi tren global yang terus mendapatkan dukungan untuk diadopsi di seluruh dunia. Indonesia sebagai salah satu negara yang berkomitmen untuk mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060, telah memformulasikan Electric Vehicle Roadmap, dan kendaraan listrik diproyeksikan akan terus meningkat. Baterai, sebagai komponen utama EV, memiliki potensi besar di Indonesia sebagai negara terbesar penghasil nikel dan permintaannya yang terus meningkat. Jika tidak dikelola dengan baik, baterai yang sudah habis masa pakainya dapat menimbulkan pencemaran lingkungan yang serius dan pemborosan sumber daya alam. Limbah baterai ini diproyeksikan mencapai 332 MWh pada tahun 2030. Akan tetapi, belum ada upaya dari pemerintah Indonesia yang komprehensif untuk perencanaan dan implementasi daur ulang baterai kendaraan listrik. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi daur ulang baterai kendaraan listrik di Indonesia menggunakan pendekatan Interpretive Structural Modelling (ISM), dilanjutkan dengan analisis Matrice d’Impacts Croises Multiplication Appliquee aun Classement (MICMAC). Penelitian ini menghasilkan 20 elemen strategi dengan 5 tingkat hierarki pada model ISM untuk strategi daur ulang baterai kendaraan di Indonesia. Penting untuk pemangku kepentingan melaksanakan ke-20 strategi secara keseluruhan karena strategi-strategi tersebut teridentifikasi memiliki driving power dan dependence power yang tinggi. Strategi-strategi ini secara keseluruhan dapat mempengaruhi strategi lain dan memberikan umpan balik pada elemen strategi itu sendiri. Model ini diharapkan dapat digunakan sebagai peta strategis untuk implementasi daur ulang baterai EV di Indonesia.

Electric Vehicles (EV) have become a global trend, gaining continuous support for worldwide adoption. Indonesia, as one of the countries committed to achieving the Net Zero Emission (NZE) target by 2060, has formulated an Electric Vehicle Roadmap, projecting a steady increase in EV adoption. Batteries, being a core component of EVs, hold significant potential in Indonesia as the largest nickel producer with rising demand. However, if not managed properly, end-of-life batteries can lead to serious environmental pollution and waste of natural resources. Battery waste is projected to reach 332 MWh by 2030. Despite this, there has been no comprehensive and specific government effort for EV battery recycling planning. This research aims to design a recycling strategy for electric vehicle (EV) batteries in Indonesia using the Interpretive Structural Modelling (ISM) approach, followed by Matrice d’Impacts Croises Multiplication Appliquee aun Classement (MICMAC) analysis. The study identified 20 strategic elements, organized into a five-level hierarchy within the ISM model for EV battery recycling strategies in Indonesia. It is crucial for stakeholders to implement all 20 strategies collectively, as they have been identified to possess high driving power and dependence power. These strategies can collectively influence other strategies and provide feedback to the strategic elements themselves. This model is expected to serve as a strategic roadmap for the implementation of EV battery recycling in Indonesia."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahira Ashfi Zahida
"Duesenfeld, sebuah perusahaan teknologi yang berbasis di Jerman, menyediakan teknologi daur ulang baterai menggunakan proses hidrometalurgi untuk memulihkan logam berharga dari limbah baterai. Dalam laporan ini, konten utama berfokus pada Area 200 di dalam pabrik Duesenfeld. Area ini terutama mencakup pemulihan besi dan aluminium hidroksida sebagai produk padat. Area 200 dibagi menjadi tiga unit operasi utama yaitu unit oksidasi, unit pengendapan, dan unit pemisahan. Debit input Area 200 adalah 31.222,86 ton/tahun atau sekitar 11.583,06 m3/tahun. Perhitungan neraca massa menggunakan beberapa asumsi yaitu 99% besi dan aluminium diperoleh kembali dalam bentuk produk padat, dan 100% reaksi oksidasi. Dari perhitungan tersebut, Area 200 mampu menangkap 610,93 ton/tahun besi hidroksida dan 1350 ton/tahun aluminium hidroksida. Selain itu, hasil perhitungan konsumsi energi adalah 5,21 kWh/hari untuk R-201, 49,99 kWh/hari untuk R-202, dan 7,5 kWh/hari untuk F-201. Perhitungan ukuran peralatan meliputi reaktor oksidasi (R- 201), reaktor presipitasi (R-202), dan filter pelat dan bingkai (F-201). Selain itu, total biaya modal yang dihitung adalah AU$3223314.20, dan biaya operasi adalah AU$862.910,3. Emisi lingkungan dari Area 200 hanya terdiri dari pembuangan air limbah dari konsumsi air untuk pencucian filter cake dan emisi CO2 tidak langsung. Hasil perhitungan konsumsi air adalah 1961,18 ton/tahun yang selanjutnya dibuang dan masuk ke fasilitas pengolahan air limbah. Rekomendasi untuk pekerjaan lebih lanjut mencakup desain terperinci untuk peralatan utama, kontrol proses, P&ID, dan analisis ekonomi keseluruhan
Duesenfeld, a technology company based in Germany, provides a battery recycling technology using hydrometallurgical process to recover valuable metals from battery waste. In this report, the content primarily focuses on Area 200 within the Duesenfeld’s plant. This area mainly covers the recovery of iron and aluminium hydroxides as a solid product. Area 200 is divided into three main unit operations which are oxidation unit, precipitation unit, and separation unit.  The input flowrate of Area 200 is 31,222.86 ton/year or around 11,583.06 m3/year. The material balance calculation uses several assumptions: 99% of iron and aluminium is recovered in the form of solid product, and 100% oxidation reaction. From the calculation, Area 200 able to capture 610.93 ton/year of iron hydroxide and 1350 ton/year of aluminium hydroxide. Moreover, the calculated energy consumptions for the critical equipment are  5.21 kWh/day for R-201, 49.99 kWh/day for R-202, and 7.5 kWh/day for F-201.The sizing of critical equipment includes oxidation reactor (R-201), precipitation reactor (R-202), and plate and frame filter (F-201). Moreover, the calculated total capital cost is AU$3223314.20, and the operating cost is AU$862,910.3 The environmental emissions from Area 200 only consist of wastewater disposal from water consumption for filter cake washing and indirect CO2 emissions. The water consumption is calculated to be 1961.18 ton/year which thereafter the water is disposed and enters wastewater treatment facility. Recommendations for further work include detailed design for the major equipment, process control, P&ID, and detailed overall economic analysis."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggi Nabila
"Saat ini, belum adanya data yang secara spesfik dan fakta menggambarkan berapa timbulan limbah baterai yang dihasilkan di Jakarta khusususnya Kota Jakarta Timur. Keterbatasan data seringkali menyulitkan pihak pendaur ulang untuk menentukan kapisitas dari fasilitas daur ulang limbah baterai. Dengan demikian, dibutuhkannya penelitian untuk mengukur timbulan dan komposisi jenis limbah baterai sehingga dapat dilakukannya perencanaan fasilitas daur ulang limbah baterai Skala Wilayah di Jakarta Timur. Timbulan dan komposisi jenis limbah baterai dapat diperoleh dengan sampling di 60 rumah tangga selama 30 hari. Sedangkan kapasitas daur ulang limbah baterai dapat diperoleh melalui perhitungan proyeksi penduduk dan proyeksi timbulan limbah baterai yang ada di Jakarta Timur selama 10 Tahun mendatang (2024-2034). Berdasarkan hasil sampling 60 KK, diperoleh timbulan limbah baterai sebesar 3398,88 gram dengan jumlah baterai sebanyak 193 unit. Jenis baterai yang terkumpul antara lain: baterai ukuran AA sebanyak 135 unit, AAA sebanyak 48 unit, C sebanyak 2 unit, D sebanyak 2 unit, baterai kancing/baterai jam sebanyak 3, baterai li-ion sebanyak 1 unit, baterai Hp sebanyak 1 unit, dan powerbank sebanyak 1 unit. Timbulan limbah baterai AA di Jakarta Timur diperoleh sebesar 68 ton/tahun, sehingga kapasitas pengolahan limbah baterai yang direkomendasikan adalah 85 ton/tahun dengan pendapatan kotor untuk pemulihan Zn sebesar Rp440.123.254 per Tahun dan untuk pemulihan Mn sebesar Rp855.740 per tahun. Berdasarkan hasil tersebut, dapat diketahui bahwa daur ulang baterai primer/sekali pakai memiliki potensi ekonomi yang dapat menguntungkan perekonomian dan lingkungan.

Currently, there is no specific and factual data depicting the amount of battery waste generated in Jakarta, particularly in East Jakarta. This data limitation often makes it difficult for recyclers to determine the capacity of battery waste recycling facilities. Therefore, research is needed to measure the quantity and composition of battery waste to enable the planning of regional-scale battery waste recycling facilities in East Jakarta. The quantity and composition of battery waste can be obtained by sampling 60 households over 30 days. The recycling capacity of battery waste can be determined through population projection and battery waste projection in East Jakarta over the next 10 years (2024-2034). Based on the sampling of 60 households, a total of 3,398.88 grams of battery waste was obtained, comprising 193 battery units. The collected batteries included 135 AA batteries, 48 AAA batteries, 2 C batteries, 2 D batteries, 3 button/watch batteries, 1 li-ion battery, 1 mobile phone battery, and 1 power bank. The annual AA battery waste in East Jakarta was estimated at 68 tons. Therefore, the recommended battery waste processing capacity is 85 tons per year, with a gross income for Zn recovery of Rp440,123,254 per year and for Mn recovery of Rp855,740 per year. Based on these results, it can be concluded that recycling primary/single-use batteries has the economic potential to benefit both the economy and the environment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library