Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chandra Dewi Rosalina
Abstrak :
Elektrolisis plasma adalah proses elektrokimia di mana plasma dihasilkan oleh arus DC antara elektroda dan permukaan elektrolit di sekitarnya. Elektrolisis plasma menghasilkan radikal hidroksil, oksidator terkuat, yang jumlah jauh lebih banyak dibandingkan dengan metode oksidasi lanjut lainnya yang digunakan untuk mendegradasi banyak senyawa organik seperti pewarna,fenol, dan LAS. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi degradasi limbah pewarna batik Remazol Brilliant Blue menggunakan metode elektrolisis plasma dengan penambahan gelembung mikro dan ion Fe. Penambahan gelembung mikro dapat meningkatkan produksi radikal hidroksil dan menurunkan konsumsi energi. Kondisi yang digunakan yaitu konsentrasi pewarna 150 mg/L, Na2SO4 0,02 M, penambahan gelembung mikro and Fe 40 mg/L, tegangan 700 volt, dan kedalaman anoda 1,5 cm. Degradasi pewarna diketahui dengan mengukur absorbansi menggunakan spektrofotometer UV-Vis. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa persentase degradasi limbah mencapai 99,63 dalam waktu 30 menit dengan konsentrasi akhir pewarna 0,56 mg/L, nilai COD menurun dari 121,36 mg/L menjadi 45,86 mg/L dan energi spesifik 1035,61 kJ/mmol. Nilai TOC pada menit ke 180 adalah 6,3 mg/L. ...... Plasma electrolysis is a process of electrolysis with DC current to form electric sparks due to the electrons that undergo plasma excitation in the electrolyzed solution. Plasma electrolysis produce hydroxyl radicals, a powerful oxidant, greater than other advanced oxidation method which are used to degrade much weight organic compounds such as dye, phenols, and LAS. This research aims to evaluate the degradation of batik dye waste Remazol Brilliant Blue using plasma electrolysis method with addition of microbubbles and Fe Ion. The addition of microbubbles can increase hydroxyl radicals production and can decrease energy consumption. The condition used are dye concentration is 150 mg L, Na2SO4 0.02 M, in addition of microbubbles and Fe 40mg L applied voltage 700 volt, and anode depth 1.5 cm. Dye degradation is known by measure its absorbances with Spectrophotometer UV Vis. The result of this research show that the efficiency of dye degradation in addition of microbubbles is increased. The result of study showed that percentage of degradation was 99,63 in 30 minutes with final concentration of dye is 0.56 mg L, COD value decease from 121.36 mg L to 45.86 mg L and specific energy is 1035.61 kJ mmol. TOC value in minute 180 is 6.5 mg L.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67894
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novy Cendian
Abstrak :
Industri batik di Indonesia kerap menghasilkan limbah cair yang mengandung zat pewarna yang tinggi dengan sifat yang toksik dan karsinogenik, tetapi dibuang langsung ke lingkungan tanpa diolah dahulu. Penghilangan zat pewarna tersebut dilakukan menggunakan elektrolisis plasma yang terbukti dan dipercaya sebagai metode yang efisien untuk mendegradasi limbah zat pewarna dengan kemampuan produksi OH yang lebih besar dari pada metode lainnya. Penelitian dilakukan dengan membangkitkan plasma menggunakan katoda stainless steel dan anoda tungsten yang tercelup sedalam 2 cm di larutan elektrolit Na2SO4 0,02 M dan pewarna Remazol Red dengan penambahan 20 mg/L ion Fe2+ dalam reaktor dengan aliran sirkulasi yang dapat memberikan pengadukan dan cakupan volume lebih besar. Daya operasi dijaga konstan saat menyelidiki pengaruh variasi laju injeksi udara dan konsentrasi awal limbah. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa 1 L/min adalah laju injeksi udara optimum untuk dapat mengoperasikan reaktor ini secara efektif pada daya operasi optimum 450 W agar dapat menurunkan tegangan breakdown, mengurangi konsumsi energi, meningkatkan produksi OH dan spesi reaktif lainnya, dan meningkatkan persentase degradasi. Adapun konsentrasi awal limbah yang optimum ialah saat konsentrasinya paling rendah yakni sebesar 100 mg/L. Eksperimen pada kondisi operasi optimum selama 90 menit menghasilkan persentase degradasi mencapai 99,72% dengan energi spesifik sebesar 3177,16 kJ/mmol yang menyisakan konsentrasi Remazol Red sebesar 0,28 mg/L, COD sebesar 35,3 mg/L, dan senyawa intermediate berupa asam karboksilat dan keton. ......Batik industry in Indonesia frequently dispose liquid waste containing high level of toxic and carcinogenic dyes to the drainage without being treated. The removal of dyes use plasma electrolysis which has been proved as the efficient method to degrade dyes waste, yielding higher hydroxyl radicals than other methods. The experiment was conducted by generating plasma in circulated reactor using stainless steel cathode and tungsten anode with 2 cm depth immersed in 0.02 M Na2SO4 electrolyte solution added by Remazol Red dyes and 20 mg/L Fe+ with addition of varying air injection rate and initial waste concentration at 450 W maintained power. The results conclude that 1 L/min is the  optimum air injection rate value to operate this reactor effectively at 450 W of optimum operating power so that it could lower the breakdown voltage, reduce energy consumption, produce more OH radicals and other reactive species, and elevate the degradation percentage. And the lowest value of Remazol Red concentration at 100 mg/L is concluded as the optimum initial dye concentration value. The experiment conducted in optimum condition provide result in 99.72% of degradation percentage and 3177.16 kJ of energy specific for 90 minutes with final concentation of dye is 0.29 mg/L, 35.3 mg/L of COD, and intermediate products such as carboxylic acid and ketone.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library