Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
R. Pansyleksono
Abstrak :
Dari 428 kasus yang didiagnosa di FKUI/RSCM sejak tahun 1985 hingga tahun 1993, diperoleh 38 kasus KSB yang mengalami residif. Sedangkan yang representetif dan dapat diteliti dari kasus yang residif hanya 30 kasus dengan jenis pertumbuhan sebagai berikut yaitu Nodular Infiltratif (5 kasus), Infiltratif Sklerosing (9 kasus), InfiItratif Non Sklerosing (14 kasus) dan Multilokal. (2 kasus). Dalam penelitian ini digunakan teknik pulasan Perak Kolloidal untuk melihat gambaran morfologik dan menghitung jumlah butir Nukleolar Organizer Region (NOR). Jumlah absolut NOR per inti memberikan gambaran distribusi yang berlainan pada setiap kasus. Jumlah rata-rata AgNOR oleh dua pemeriksa secara terpisah adalah NI 8.02 (SD 1.36)v IS 8.39 (SD 1.73), INS 9.36 (SD 1.78), dan MF 9.91 (SD 2.02>. Analisa statistik data dengan menggunakan test Studant, memberikan hasil tidak berbeda bermakna antara pemeriksa I dan pemeriksa II, juga jumlah rata-rata AgNOR dapat menunjukkan nilai yang bermakna untuk timbulnya residif. Nilai AgNOR pada NI berbeda bermakna dengan INS maupun MF, juga nilai AgNOR pada IS bermakna makna dengan INS maupun MF. Sedangkan antara NI dengan IS, juga antara INS dengan MF tidak terdapat perbedaan yang bermakna untuk timbulnya residif. Peneliti menyimpulkan bahwa pada penelitian kuantitatif AgNOR secara retrospektif dapat memberikan informasi yang memungkinkan digunakan petunjuk adanya asidif pada beberapa jenis pertumbuhan KSB sehingga dapat membantu dalam menentukan prognosis.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Tut Wuri Andajani
Abstrak :
Latar belakang :
Ameloblastoma adalah tumor sejati dari jaringan sejenis organ email, tumbuh intermitten dan dapat mengadakan invasi lokal. Secara histopatologik bersifat jinak, sering kambuh sehingga tumor ini disebut bersifat locally malignant dan umumnya tidak bernetastasis. Ada 2 tipe yaitu pleksiform dan folikular yang secara klinik sama dan secara mikroskopik tidak berpengaruh pada perangai biologik tumor. Berbeda dengan basalioma yang secara histopatologik ganas. Lesi odontogenik lain yaitu odontogenik keratosis yang mempunyai sifat agresifitas yang tinggi sehingga daya kambuhannya juga tinggi.
Untuk mengetahui agresifitas ameloblastoma dapat digunakan pewarnaan yang dapat mengetahui daya proliferasi sel yaitu dengan Ki-67 yang dapat digunakan untuk memperkirakan perkembangan jaringan normal, reaksi jaringan dan jaringan neopiastik Sedangkan untuk mengetahui ekspresi protein yang berhubuiagan dengan keganasan digunakan pewarnaan p53.
Bahan dan cara kerja :
47 kasus ameloblastoma terdiri dari 30 kasus pleksiform dan 17 kasus folikular. Masing-masing kasus dibuat 2 buah sediaan yang masing-masing diwaniai dengan Ki-67 dan p53. Kemudian setiap sediaan dilakukan penghitungan terhadap sel yang terwarnai coklat 1 kecoklatan diantara 1000 sel yang ada dan dilakukan 2 kali dalam waktu yang berbeda & Nilai yang didapat digunakan sebagai data yang perhitungan statistiknya mengg nalcan statistik non-parametrik Krsiral-~Yallis.
Hasil :
Indeks proliferasi Ki-67 berkisar 7 - 99 untuk ameloblastoma tipe pleksiform dengan nilai rata-rata 39,23. Sedangkan tipe folikular 8 - 77 dengan nilai rata-rata 33,59_ Dengan perhitungan statistik tidak berbeda bermakna ( p>0,05)_ Dengan p53 hanya 12 dari 47 kasus yang positif dengan nilai rata-rata 3,16 untuk tipe pleksiformn, sedangkan untuk tipe folikular hanya positif 2 kasus dengan nilai 0,71. Dengan statistik diperoleh hasil tidak berbeda bermakna (p>0.05). Sebagian besar kasus terletak pada rahang bawah, clan lebih sering mengenai penderita laki-laki. Ditemukan 6 kasus kambuhan, 5 mengenai penderita perempuan berumur 23 -- 35 tahun. Dari 6 kasus tersebut, 5 kasus ditemukan pads ameloblastoma tipe pleksifonn.
Kesimpulan :
- Nilai ekspresi Ki-67 dan protein p53 pada ameloblastoma tipe pleksiform cenderung lebih tinggi dibandingkan tipe folikular, sungguhpun secara statistik tidak berbeda makna.
- Nilai Ki-67 pada ameloblastoma bila dibandingkan dengan kista odontogenik lainnya mempunyai sifat kambuhan dan agresifitas mirip Odontogenic keratocyst.
- Positifitas protein p53m pads ameloblastoma tidak menunjukkan bahwa ameloblastoma ini termasuk tumor ganas.
- Berdasarkan penelitian ini belurn dapat untuk prediksi perjalanan tumor.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2001
T618
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library