Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 38 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sollers, Philippe, 1936-
Cambridge : Polity Press, 2017
410.92 SOL f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lutfiana Dwi Mayasari
Abstrak :
Agama Islam yang disebarkan dan diajarkan oleh Nabi Muhammad saw merupakan agama yang yang membawa kesejahteraan dan keselamatan seluruh umat sekalian alam. Egalitarianisme dan kesadaran hukum telah dipraktekkan oleh Nabi dalam misi kepemimpinannya untuk mengembangkan komunitas negara yang konstitusional. Kedamaian dan kesejahteraan umat adalah dasar utama yang diajarkan dalam Islam. Namun saat ini banyak kita jumpai berbagai macam propaganda guna memecah belah umat Islam, yang menyebabkan pertikaian antar agama, dan pelabelan terhadap Islam sebagai agama kekerasan melalui berbagai cara. Salah satunya ialah melalui film baik dalam skala nasional maupun international. Stigma Islam sebagai agama teroris yang semakin melekat pada setiap muslim, disebabkan karena pemberitaan media terutama film yang tidak proporsional. 'Phantom' adalah salah satu film yang dinilai menampilkan citra negatif terhadap Islam.Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti melakukan analisis guna mengetahui bagaimana Islam dan terorisme dimaknai dalam film ini. Semiotika Roland Barthes digunakan sebagai pisau analisis melalui pemaknaan denotasi, konotasi, dan mitos.Hasil penelitian menunjukkan bahwa jihad dalam film Phantom digambarkan sebagai tindakan anarkis, yang menghalalakan segala cara untuk mendapatkan tujuan utamanya yaitu berdirinya Negara Islam. Sedangkan terorisme digambarkan sebagai sebuah gerakan terorganisir yang dilakukan oleh muslim. Jihad dan terorisme adalah dua hal yang sama, dan mempunyai tujuan akhir yang serupa, penggunaan kekerasan untuk mencapai tujuan politik. Diproduksinya film Phantom ini bertujuan untuk menggiring opini masyarakat India khususnya untuk mengerucutkan pelaku pada kasus pengeboman 9/11, dan untuk membuka mata seluruh penonton dibelahan dunia manapun mengenai kekejaman Islam yang dibalut dengan nama jihad. ...... Islam had been taught and spread widely by The Prophet Muhammad SAW. It is a religion which brings prosperity and peace to all people in this world. Egalitarianism and legal awareness has been used by the Prophet to develop a constitutional community state. Peacefulness and social welfare is the main basis in Islam. However, there are various kinds of propaganda which divided Muslims. It has been leading controversy between religions and labeling on Islam as a violence religion over any methods. One of them is coming from movie industry, nationally and internationally. Stigma of Islam as a terrorist religion attached to every Muslim, caused by the media, especially from disproportionately movies. Phantom is one of the movies which considered showing a negative image of Islam. Using a qualitative approach, the researcher conducted an analysis to determine how was Islam and terrorism interpreted in this film. Semiotics Roland Barthes used as an analysis method to know the meaning of denotation, connotation, and myth.The results of the research showed that jihad in Phantom described as anarchy action, which justifies anything to get its main purpose, to establish Islamic State. While terrorism described as an organized movement carried out by Muslims. In this movie, Jihad and terrorism is the same things and have the same purpose, using force to achieve political goals. Phantom movie produced to lead Indian public opinion on 9 11 bombing incident, and to open people's perspective about the Islamic cruelty wrapped with the name of jihad.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sebayang, Amru Aginta
Abstrak :
ABSTRAK
Grenzfall adalah sebuah komik sejarah yang menceritakan sebuah kelompok oposisi Jugendopposition di Jerman Timur yang memproduksi koran ilegal berjudul Grenzfall. Dalam komik ini, keberadaan kolompok oposisi tersebut diawasi oleh pemerintah melalui Staatsicherheit Stasi , satuan intelijen Jerman Timur. Stasi juga dibantu oleh Inoffizieller Mitarbeiter IM , satuan intelijen non-formal Jerman Timur, untuk menjalankan tugas-tugasnya. Sebagai sebuah komik sejarah, sumber-sumber primer dalam perumusan cerita Grenzfall hanya didasarkan pada satu perspektif, yaitu kelompok oposisi. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggambaran Jugendopposition, Stasi, dan Inoffizieller Mitarbeiter dalam komik ini. Teori semiotika Roland Barthes digunakan untuk memahami tanda visual yang ditampilkan dalam rangkaian aktivitas pada panel-panel komik dan memahami maksud yang hendak disampaikan di baliknya.
ABSTRACT
Grenzfall is a historical comic narrating an opposition group Jugendopposition in East Germany that produces an illegal newspaper called Grenzfall. Opposition group existence was monitored by East German intellegence unit called Staatsicherheit Stasi . Stasi is also helped by Inoffizieller Mitarbeiter, East German Unformal Group of Intellegence, to do their operation. As a historical comic, the primary sources in the formulation of the Grenzfall rsquo s story are based by only one perspective, namely the opposition. Therefore, this study aims to determine the depiction of Jugendopposition, Stasi, and Inoffizieller Mitarbeiter in this comic. Roland Barthes theory of semiotics is used to analyse the visual signals displayed in a series of activities on comic panels and to grasp the intentions which is conveyed behind them.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alsya Salsabila Putri Feydra
Abstrak :
Penelitian ini membahas mengenai penggunaan simbol-simbol dengan citra Islam oleh grup musik asal Korea Selatan NCT U (Neo Culture Technology United) pada akhir tahun 2020. NCT U terlihat menggunakan simbol-simbol dengan citra Islam seperti masjid dan sajadah dalam rangka mempromosikan lagu mereka: “Make A Wish (Birthday Song)”. Tagar #SMStopDisrespectingIslam kemudian beredar dan masuk ke dalam daftar trending dunia di Twitter sebagai respon dari para penggemar. Teori semiotika Roland Barthes digunakan untuk menganalisis makna denotasi, makna konotasi, serta mitos dari penggunaan simbol-simbol ini. Hasil penelitian menemukan tiga simbol yang mengandung citra Islam yakni simbol kubah, simbol aksara bahasa Arab dan simbol sajadah. Ketiga simbol tidak memiliki makna denotasi yang sakral namun memiliki makna konotasi (yang kemudian beredar di masyarakat dan menjadi mitos) yang lekat dengan sosok ‘Islam’ beserta umatnya. Peneliti menyimpulkan bahwa NCT U menggunakan simbol-simbol tersebut dengan tujuan estetika atau dekorasi belaka. Bagi NCT U, ketiga simbol tersebut mengandung citra Timur Tengah dan bukan citra Islam, sehingga pemakaiannya dalam lagu “Make A Wish (Birthday Song)” (yang terinspirasi dari kisah ‘Aladdin’) tidaklah menjadi masalah. Peneliti juga menyimpulkan bahwa grup NCT U melakukan apropriasi akan simbol-simbol dengan citra Islam dalam rangka mempromosikan lagu “Make A Wish (Birthday Song)” berdasarkan hasil penelitian ini. ......This research focuses on the use of Islamic imagery by NCT U (Neo Culture Technology United), a South Korean music group. In late 2020, they were seen using islamic imagery such as mosques and prayer mats in their single “Make A Wish (Birthday Song)” promotional activities. As a response, the global K-Pop community on Twitter trended the hashtag #SMStopDisrespectingIslam worldwide. Roland Barthes’ theory on semiotics was used to analyze the denotation, connotation, and myth of the symbols in question. Three symbols that contained Islamic imagery was found: the dome, the Arabic script, and the sajadah. These symbols does not hold religious denotations in Islam, although they do hold special connotations (which then spread and become myths) to Muslims. The researcher concluded that NCT U used the symbols for aesthetic or decorative purposes. To the group, the symbols didn’t contained Islamic imagery but instead contained Middle Eastern imagery; so their use in the song’s promotional activities wasn’t inappropriate, seeing that the single’s main theme and concept was inspired by the tale of ‘Aladdin’. The researcher further concluded NCT U was found appropriating islamic imagery for “Make A Wish (Birthday Song)” promotional activities based on the result of this research.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Miranti Rosi Utami
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana transgender direpresentasikan di dalam manga berjudul Yuureitou karya Nogizaka Tarou. Representasi transgender dalam manga ini diwakilkan pengarang melalui tokoh bernama Sawamura Tetsuo. Dia merupakan seorang transgender female-to-male. Data-data di dalam penelitian ini dianalisis menggunakan teori semiotika Roland Barthes. Temuan utama dalam penelitian ini adalah transgender direpresentasikan sebagai seseorang yang memiliki refleksi wujud idealnya masing-masing, memiliki keinginan untuk menjalin hubungan romantis, dan berusaha untuk menghilangkan sisi gender yang mereka anggap bukan bagian dari diri mereka. Selain itu, Nogizaka Tarou selaku pencipta manga Yuureitou juga berusaha untuk memberikan edukasi terhadap masyarakat luas mengenai kaum transgender dengan harapan diskriminasi terhadap kaum transgender akan berkurang dan dapat meluruskan beberapa stereotip transgender yang melenceng.
ABSTRACT
This research aims to explain how the concept of transgender is represented in Nogizaka Tarou's Yuureitou manga. The representation of the aforementioned concept in this manga is shown by the author through a character named Sawamura Tetsuo, a female-to-male transgender. The data in this research were analyzed using Roland Barthes's semiotic theory. The main finding in this research is that the transgenders are represented as someone who have their respective ideal reflections, each of whom have the desire to establish a romantic relationship, and are trying to eliminate the gender norms that they consider are not part of themselves. In addition, Nogizaka Tarou as the creator of the Yuureitou manga also supports the education about transgender people to the society, with the hope that opposing movement towards transgender people will come into ease and further realign the misconceptions of the transgender stereotypes.
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Mustafa
Abstrak :
Kecelakaan yang menimpa maskapai AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 dari Bandara Juanda Surabaya menuju Bandara Changi Singapura pada tanggal 28 Desember 2015 menimbulkan banyak reaksi dan simpati dari berbagai kalangan. Salah satu bentuk simpati muncul dari perusahaan media, yaitu Kompas Gramedia dengan membuat iklan berjudul ?Greeting AirAsia Bela Sungkawa?. Iklan ini dibuat oleh Kompas Gramedia sebagai bentuk rasa bela sungkawa terhadap kecelakaan AirAsia QZ 8501. Dalam penelitian ini, peneliti membongkar makna lilin pada teks, background, serta backsound di dalam iklan ?Greeting AirAsia Bela Sungkawa?. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan paradigma kritis yang menggunakan teknik analisis semiotika Roland Barthes. Menurut Roland Barthes, terdapat tiga tahap dalam menganalisis sebuah tanda, yaitu denotasi, konotasi, serta mitos atau ideologi. Hasil penelitian mengungkap bahwa teks, background, dan backsound menciptakan dan memperkuat makna lilin di dalam iklan ?Greeting AirAsia Bela Sungkawa?. Penelitian ini juga menunjukkan berbagai mitos tentang lilin, teks, background, dan backsound yang berkaitan dengan ideologi pada iklan ?Greeting AirAsia Bela Sungkawa? dalam hubungannya dengan perusahaan media Kompas Gramedia sebagai pembuat iklan.
Bandung: FSRD-ITB, 2015
303 JSIOTEK 14:3 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Apriani Pata
Abstrak :
Tesis ini merupakan kajian semiologi yang dikaitkan dengan perempuan. Penelitian kualitatif ini membahas teori konotasi dan ideologi Barthes untuk melihat makna perempuan. Korpus berasal dari rubrik "Opini" yang berjenis tulisan narasi dan argumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penanda (signifier) konotasi perempuan menggunakan pendekatan petanda (signified) tematis, yaitu benda hidup, benda mati, sifat, dan aktivitas. Sementara itu, hasil temuan ideologi berdasarkan tematis tersebut menunjukkan perempuan dipandang secara positif dan negatif. Pandangan positif terdapat dalam tema konotasi sifat dan aktivitas, sedangkan pandangan negatif terdapat dalam tema benda hidup dan benda mati. Pandangan negatif lebih dominan dibandingkan pandangan positif perempuan. ......This thesis is a semiological research associated with women. This qualitative study discusses Barthes' theory of connotation and ideology related to women. The corpus was taken from a colomn named "Opini" Serambi Indonesia. The corpus was a combination between narrative's and argumentative?s writing type. The result showed up that signifier?s connotation of women were discussed by the signifieds of four kinds. The four kinds were living thing, inanimate thing, adjective and activity. Meanwhile based on four kinds theme the result of ideology told that women were viewed in negative's and positive?s perspective. The negative's perspective was on adjective and activity theme, and positive?s ones was on living and inanimate thing. The negative's perspective of women were definitely dominant rather than positive's ones.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2011
T29232
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ryan Umaru Meidira
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini menganalisis representasi pustakawan dalam film Party Girl. Penelitian ini menggunakan metode semiotik dengan analisis hubungan sintagmatik dan paradigmatik yang dikemukakan oleh Roland Barthers. Hasil dari analisis sintagmatik menunjukan bahwa representasi pustakawan terlihat pada perjuangan tokoh Mary untuk menjadi pustakawan. Analisis paradigmatik menunjukan representasi pustakawan yang dideskripsikan pada tokoh dan latar. Penelitian ini menunjukkan bahwa pustakawan dalam film ini melaksanakan kegiatannya sesuai dengan kode etik pustakawan. Pustakawan adalah profesi yang dapat dibanggakan karena untuk menjadi pustakawan harus berdedikasi, bekerja keras, dan pantang menyerah.
ABSTRACT
This undergraduated thesis analyzes the representation of librarian in the movie titled Party Girl. This research uses semiotic method with analysis of syntagmatic and paradigmatic relation which expressed by Roland Barthes. The results of syntagmatic analyses shows the representation of librarian that shown in the struggle of Mary rsquo s character to become a librarian. In paradigmatic analysis, librarian represented by the description of characters and backgrounds. The results of this research shows that librarian in this movie conducting their work based on librarian rsquo s code of ethics. Librarian is a profession that can make you proud because to become a librarian need full dedication, hard work, and iron will.
2016
S69937
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Melinda
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis kompleksitas penggambaran korban Gempa dan Tsunami Jepang tahun 2011 Bencana 3.11 di dalam film Himizu 2011 karya Sono Shion. Penelitian ini menggunakan metode analisis tekstual dengan mengaplikasikan teori semiotik Barthes untuk memaknai konotasi yang terdapat di dalam film. Dari penelitian ini ditemukan penggambaran terhadap korban Bencana 3.11 sebagai sosok yang 1. Memiliki gangguan jiwa 2. Memiliki tendensi bunuh diri dan 3. Teralienasi dari masyarakat. Dalam penelitian ini juga ditemukan penggambaran masyarakat Jepang sebagai sosok yang gaman dan ganbaru. Dengan menunjukkan penggambaran korban sebagai sosok yang menyedihkan dalam film Himizu merupakan cara sutradara Sono Shion untuk mengangkat sisi lain dari korban Bencana 3.11 dengan cara mendramatisasi berbagai sisi kelam dampak bencana. Penggambaran terhadap korban Bencana 3.11 dalam film merupakan bentuk komentar sosial dari sutradara Sono Shion atas narasi dominan penggambaran korban Bencana 3.11 sebagai sosok yang bersikap gaman dan ganbaru yang digambarkan oleh media.
ABSTRACT
This research analyzes the complex portrayals of 2011 Japan Earthquake and Tsunami 3.11 Earthquake victims in Sono Shion rsquo s movie, Himizu 2011 . The method used in this research is textual analysis supported with the appliance of Barthes semiotic theory to analyze the signs that are present in the movie. The result of this research shows that the victims of 3.11 Earthquake are depicted in the movie as 1. Suffering mental issues 2. Having suicidal tendencies 3. Alienated from society. A depiction of Japanese society as gaman and ganbaru was also found in this research. By showing those poor depictions of the victims in the movie, Himizu acts as Sono Shion rsquo s social commentary to the dominant narrative of 3.11 Earthquake victims in the media.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dayinta Prakasita
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan menganalisis bagaimana konstruksi gender direpresentasikan dalam film animasi Disney Princess “Raya and the Last Dragon” melalui penokohan, adegan (scene) dan narasi (monolog atau dialog). Studi-studi terdahulu mengenai representasi perempuan pada film animasi Disney tentang “Princess” tahun 1950-1990-an menunjukkan masih kental stereotip gender berbasis konstruksi feminitas pada perempuan, dan maskulinitas pada laki-laki. Sementara pada kurun 2000an hingga akhir 2000an film film Disney menunjukkan konstruksi perempuan sebagai pemberontak dan ambisius. Seiring dengan wacana pergeseran konstruksi kepada pencairan gender di masyarakat, pertanyaannya apakah Disney juga mempresentasikannya dalam film filmnya? Melalui kajian terhadap film Disney bergenre princess, “Raya and The Last Dragon” (2021) akan digali apakah film tersebut sudah lebih progresif dalam merepresentasikan isu gender? Dalam arti, film tersebut mengkonstruksikan suatu gagasan tentang feminitas dan maskulinitas. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif semiotika oleh Roland Barthes untuk menganalisis makna representasi dalam tanda/simbol. Teknik dokumentasi dilakukan dengan teknik screencapture sebagai pengumpulan data. Hasil Penelitian menunjukkan bagaimana adanya tiga representasi, antara lain: (1) Raya sebagai Pendekar Perempuan; (2) Raya sebagai PemimpinPerempuan; (3) Raya sebagai Perempuan Mandiri. Hasil kajian menunjukkan bahwa perempuan direpresentasikan sebagai karakter yang maskulin, digambarkan dengan sifat tangguh, dominan, dan mandiri. Konstruksi gender tradisional yang cenderung stereotip kini bergeser ke arah yang lebih progresif. ......This study aims to explore and reveal how gender construction is represented in the Disney Princess animated film "Raya and the Last Dragon" through characterizations, scenes and narratives (monologue or dialogue). Previous studies on the representation of women in Disney's animated film “Princess” in the 1950s-1990s show a strong gender stereotype based on the construction of femininity in women and masculinity in men. While Disney films in the early 2000s to the late 2000s showed the construction of women as rebellious and ambitious. Along with the discourse of shifting construction to gender disbursement in society, the question is how does Disney present it in its films? Through a study of the Disney princess film genre, “Raya and The Last Dragon” (2021), it will be explored whether the film is more progressive in representing gender issues and ideas about femininity and masculinity? The method used in this research is Roland Barthes' qualitative semiotics to analyze the meaning of representation in signs/symbols. Documentation technique with screen capture technique as data collection. The results of the study show how there are three representations, including: (1) Raya as a female warrior; (2) Raya as Female Leader; (3) Raya as an Independent Woman. The results of the study show that women are represented as masculine characters, described as tough, dominant, and independent. The traditional gender construction that tends to stereotype has shifted to a more progressive direction. 
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dam Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>