Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 76 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Laksmi R.A.
Abstrak :
Deregulasi disektor perbankan yang diawali dengan Kebijaksanaan 1 Juni 1983 dan diperkuat oleh Kebijaksanaari Paket 27 Oktober 1988 beserta perangkat peraturan-peraturan lainnya, menyebabkan terjadinya perubahan yang mendasar dalam sendi-sendi operasional perbankan di Indonesia, karena mampu merubah pola usaha yang selama ini bersifat pasif (orientasi pada produk) kearah pola usaha yang bersifat aktif (orientasi pada pasar/konsumen). Semuanya ini dilakukan dalam usaha mempertahankari pangsa pasar yang ada dan untuk melakukan perluasan usaha dalam situasi persaingan yang semakin tajam. Hal ini merupakan tanda bahwa pengelolaan aset dan liabiliti bank merupakan hal yang dominan dengan berusaha mempertahaTikan atau meningkatkan profitabilitas yang sudah ada. Dengan melimpahnya dana masyarakat yang berbasil dikerahkan bank-bank yang terutama didominasi oleh dana jangka pendek (6 bulan), menyebabkan struktur dana tersebut sulit untuk mendukung investasi disektor rill yang biasanya berjangka panjang, sehingga lehih banyak yang disalurkan kepasar uang maupun menyalurkan kelebihan likuiditasnya ke sektor-sektor yang bersifat konsumtif sehingga menyebabkan meningkatnya laju inflasi. Itulah sebabnya mengapa perbankan merupakan industri yang paling banyak diregulasi,baik oleh peraturan yang berskala nasional maupun internasional. Pengelolaan aset dan liabiliti bank adalah pengelolaan keuangan bank secara terintergrasi yang secara simultan memantau komposisi dan volume aset dan liabiliti, yang berarti menyangkut masalah pendanaan, sensitivitas tingkat suku bunga, penentuan tingkat hutang serta penentuan harga aset yang sesuai. Pengelolaan terutama diarahkan kepada spread (net income maigin) yang menghubungkan 2 aspek penting yaitu penghasilan yang diperoleh dari financial aset serta biaya yang timbul sebagal akibat dari financial liability yang dimiliki bank. Pembahasan dipusatkan pada situasi tiga (3) tahun sebelum dan sesudah Pakto 27 Oktober 1988. Pengelolaan aset dan liabiliti ini dilakukan oleh suatu komite yang mengelola fungsi utama bank dan bertanggung jawab Iangsung kepada Dewan Direksi. Penataan dana perbankan terutama dipusatkan pada likuiditas, posisi gap antara aset dan hutang, dana valuta asing serta earning asset dan investasi bank. Hal ini disebabkan karena bank menghadapi serangkaian aset, hutang dan hutang bersyarat yang didiversifikasi selama jangka waktu tertentu dan dalam situasi perubahan lingkungan usaha yang selalu berubah-ubah. Metode yang biasa digunakan untuk pengelolaan aset dan liabiliti bank yaitu gap management yang mengkoordinasikan semua komponen yang ada didalam neraca bank (baik yang tingkat suku bunganya variabel maupun tetap) dengan memusatkan perhatiannya pada hubungan antara variabel rate assets (VRAs) dan variable rate liabilities (VRLc), yang dalam kenyataannya selalu di rolled-over dan disesuaikan kembali harganya selama periode tertentu. Ada 2 cara yang digunakan untuk menganalisa gap management yaitu: a. Interest margin variance analysis. Merupakan suatu teknik analisa yang menyoroti bagaimana pengaruh perubahan tingkat bunga, volume sumber daya serta asset liability mix terhadap net interest margin (net interest margin/NIM ialah perbedaan antara pendapatan bunga dan biaya bunga yang dinyatakan sebagai prosentase dan earning asset). b. Funds gap analysis. Merupakan analisa sumber dan penggunaan dana yang dikelompokkan berdasarkari tanggal jatuh waktu masing-masing komponen neraca, baik yang memillki tingkat bunga variabel, tetapi maupun yang tanpa bunga, dengan asumsi bahwa bank memiliki perencanaan tahunan. Dalam situasi tingkat bunga pasar naik, maka spread bank akan menurun, karena pengaruhnya terhadap kenaikkan tingkat suku bunga sumber duna yang biasanya sangat sensitif terhadap perubahan tingkat suku bunga dipasar. Strategi gap dalam praktek sulit untuk diterapkan karena sulitnya menyesuaikan tanggal jatuh waktu masing-masing komponen aset dan liabiliti yang sangat peka terhadap tingkat bunga, adanya interaksi antara risiko tingkat bunga dan risiko kredit, pengaruh adanya risiko tlngkat keengganan konsumen terhadap struktur tingkat bunga , baik yang berasal dari pinjaman maupun deposito. Net interest margin sangat dipengaruhi faktor eksternal yaitu naik turunnya tingkat suku bunga yang berada diluar kontrol bank dan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian, deregulasi dan perubahan tingkat bunga di pasar serta faktor internal yaitu faktor-faktor yang dapat dikendalikan oleh bank yang biasanya berasal dari organisasi intern bank itu sendiri. Analisa yang mengguriakan margin variance analysis Ini sulit untuk diterapkan apabila pihak penganalisa berada diluar organisasi bank, karena pengelompokkan komponen sumber dana dan aset yang menghasilkan sulit untuk ditentukan secara tepat, baik bobot masing-masing komponen, volume, jenis maupun tanggal jatuh waktunya secara tepat. Hasil analisa funds gap rasio menjeaskan bahwa periode Post- Pakto memperlihatkan terjadinya perubahan dalam struktur sumber dan penggunaan dana bank. Secara umum terjadi penurunan dalam komposisi funds gap rasio hal ini menunjukkan semakin menurunnya bagian dan sumber dana yang tingkat bunganya varlabel yang kemudian dipinjamkan atau ditanamkan dengan tingkat bunga yang variabel pula. Berarti semakin besar bagian dan sumber dana yang ditanamkan pada usaha-usaha dengan tingkat bunga yang tetap. Pada situasi tingkat bunga pasar meningkat akan menyebabkan peningkatan pada biaya sumber dana (biasanya sangat sensitif terhadap perubahan tingkat bunga di pasar) sehingga spread akan menurun. Laporan tingkat suku bunga pada bank umum pemerintah memperlihatkan bahwa walaupun persentase pertumbuhan pendapatan meningkat, tetapi persentase pertumbuhan biayanya cenderung meningkat sehingga secara umum spreadnya menurun. Pada bank swasta nasional, situasi yang terjadi juga sama. Pengaruh perubahan tingkat bunga, pertumbuhan ekonomi dan inflasi sangat erat kaitannya terhadap spread baik pada bank pemerintah maupun bank swasta, hanya dalam kasus yang terakhir ini masih terdapat fakior-faktor lain yang ikut mempengaruhi. Demikianjuga halnya rasio likuiditas, solvabilitas maupun profitabilitas, bank pemerintah memperlihatkan kinerja yang lebih bagus darlpada bank swasta nasional. Tetapi secara keseluruhan pada periode Post-Pakto terlihat adanya penurunan dan rasio-rasio tersebut.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Sudarto
Abstrak :
ABSTRAK
Deregulasi di bidang moneter dan perbankan, khususnya sejak Paket Oktober 1988 yang pada dasarnya menghilangkan entry barriers industri perbankan, membuat kalangan usahawan berlomba-lomba memasuki industri ini.

Dalam kurun waktu kurang dari 2 (dua) tahun, ratusan cabang baru perbankan telah dibuka di seluruh Indonesia dan jumlah itu akan terus membengkak.

Walaupun perekonomian Indonesia secara umum berkembang relatif pesat, namun pertumbuhan industri perbankan membuat situasi benar-benar menjadi buyers' market.

Dalam kondisi demikian, kalangan perbankan mudah sekali diadu domba oleh para nasabah dalam seal suku bunga, apalagi manajemen Bank pada umumnya sangat menekankan pada target pertumbuhan yang pesat dari aktiva, sumber dana dan keuntungan tanpa memberikan arah yang jelas tentang cara mencapainya.

Akibatnya setiap cabang sebuah Bank cenderung secara membabi-buta menerima semua nasabah tanpa pandang bulu, bahkan kalau perlu segera bersedia menderita kerugian. Akibatnya keahlian pelayanan para personalia perbankan menjadi minimal.

Menghadapi situasi demikian, Bank Umum Nasional cabang Warung Buncit, sebagai kasus dari studi ini, ternyata juga cenderung mengikuti arus. Apalagi Bank Umum Nasional hanya mengenal sistim pool rate berupa RPKP I RPKC dan prime rate yang pada dasarnya tidak mungkin diterapkan untuk setiap dan semua cabang mengingat masing-masing cabang memiliki karakteristik cost dan revenue sendiri.

Dalam upaya menanggulangi masalah-masalah tersebut di atas, diusulkan setiap cabang Bank Umum Nasional menghitung Cost of Funds dan Prime Rate-nya sendiri-sendiri dengan menggunakan metoda Historical Average Cost yang relatif mudah dan murah digunakan.

Analisa Cost of Funds dan Prime Rate masing-masing cabang ternyata merupakan alat yang ampuh untuk menyusun strategi dalam upaya menanggulangi masalah yang muncul. Dengan alat ini setiap cabang mampu menganalisa kelemahan dan kekuatannya sendiri sehingga relatif dapat lebih mampu mengendalikan bidang-bidang yang rawan melalui berbagai cara.

Sebagai contoh, Bank Umum Nasional cabang Warung Buncit terbukti lemah dalam bidang pengembangan volume usaha (loan) dan pengendalian Overhead Cost, tetapi kuat dalam hal pengendalian kredit macet, pendanaan maupun Pendapatan Lain- Lain.

Walaupun demikian, metoda Historical Average Cost dan data yang dipakai memang mengandung beberapa kelemahan. Sebab itu setiap cabang seyogyanya memahami kelemahan-kelemahan itu dan tidak memakai basil perhitungan Cost of Funds dan Revenue secara 'mati'.

Misalnya, prime rate pada bulan n sebesar 20,0% per tahun, tetapi trend suku bunga secara umum sedang melambung. Untuk itu suku bunga pinjaman harus ditentukan relatif agak tinggi, katakanlah 24,0% per tahun.

Dengan menggunakan alat yang sama untuk tahun 1989, dalam hal revenue Bank Umum Nasional cabang Warung Buncit dianjurkan untuk meningkatkan volume usaha terutama ke arah target pasar KPR I KKB dan perusahaan-perusahaan kecil menengah dengn tetap memprioritaskan kualitas kredit. Pricingnya disarankan berkisar 2,0% - 2,5% di atas prime rate.

Peningkatan volume usaha juga dapat dilakukan dengan cara antar cabang Bank Umum Nasional saling memperkenalkan para nasabahnya.

Dalam hal cost, manajemen harus selalu mengkomunikasikannya dengan para karyawan agar setiap karyawan perusahaan mempunyai kultur 'sadar biaya'. Dalam hal sumber daya manusia, dianjurkan untuk merekrut team pemasaran dengan kualifikasi yang relatif sederhana mengingat target market-nya, mengurangi 'middle manager' sebanyak-banyaknya dan menerapkan semacam 'matrix organization' khususnya bagi personalia dari Bagian Customer Service dan Kasir untuk dimanfaatkan secara optimal.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hernowo Koentoadji
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T25674
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hernowo Koentoadji
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T37355
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rahman Sukhana
Abstrak :
Skripsi ini membahas efisiensi bank umum yang terlah di listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2018 dengan menggunakan data 36 Bank Umum. Metode yang digunakan untuk mengukur efisiensi yaitu dengan metode Data Envelopment Analysis dengan 3 pendekatan; pendekatan intermediasi, pendekatan produksi dan pendekatan asset. Analisis dilakukan secara keseluruhan berdasarkan kepemilikan serta berdasarkan peraturan Bank Indonesia mengenai Bank Umum berdasarkan Kegiatan Usaha (BUKU). Hasil penelitian menunjukan bahwa berdasarkan Kegiatan Usaha kelompok BUKU, BUKU 1 merupakan kelompok bank yang paling efisien dari Pendekatan Intermediasi dan Asset, sedangkan untuk Pendekatan Produksi yang paling efisien diraih oleh BUKU 3 ......This paper discusses the efficiency of commercial banks that have been listed on the Indonesia Stock Exchange for the period 2009-2018 using data from 36 Commercial Banks. The method used to measure efficiency is Data Envelopment Analysis with three approaches; intermediation approach, production approach and asset approach. The analysis is carried out in its entirety based on ownership and based on Bank Indonesia regulations regarding Commercial Banks based on Business Activities (BUKU). The results showed that based on the business activities of the BUKU group, BUKU 1 was the most efficient bank group from the Intermediation and Asset Approach, while for the Production Approach the most efficient was achieved by BUKU 3.
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2021
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rezza Maulana Fahlevie
Abstrak :
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh kredit kepada pemerintah terhadap bank umum di Indonesia, khususnya terhadap pendalaman bank umum di Indonesia, profitabilitas bank umum di Indonesia, dan efisiensi bank umum di Indonesia untuk periode 2006-2011. Pemberian kredit kepada pemerintah yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah pembelian surat berharga utang yang diterbitkan oleh pemerintah. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data panel yang diolah dengan menggunakan metode fixed effect model beradasarkan pengujian untuk metode yang paling tepat dan sesuai dengan data yang diperoleh. Penelitian ini menemukan bahwa kredit kepada pemerintah secara signifikan memberikan dampak yang negatif terhadap pendalaman bank pada bank umum di Indonesia. Temuan lainnya adalah bahwa pemberian kredit kepada pemerintah secara signifikan memberikan dampak positif terhadap profitabilitas bank umum di Indonesia, namun di lain sisi pemberian kredit kepada pemerintah secara signifikan memberikan dampak negatif terhadap efisiensi perbankan di Indonesia. ......The aims of this research is to analyze the impact of credit for government to conventional bank in Indonesia, especially bank deepening in conventional bank in Indonesia and conventional bank performance that described by profitability and efficiency of the conventional bank in Indonesia during 2006-2011 period. Credit to government in this research contain purchase of debt securities that issued by the government. This research using panel data, that being processed by fixed effect model method after doing a model selection to get the best suitable method with the data and Indonesian conditions. The finding of this research is credit for government give negative impact for the bank deepening at the conventional bank in Indonesia. Another finding of this research is credit for government give positive impact for conventional banks profitability in Indonesia but in the other hand give negative impact for conventional banks efficiency in Indonesia.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47100
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulad Sri Hardanto
Jakarta: Elex Media Komputindo, 2009
658.155 SUL m (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arrina Febriantika Agwizelly
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan NPF/NPL serta faktor-faktor yang mempengaruhi pada bank umum syariah dan bank umum konvensional di Indonesia setiap tahunnya. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana pengaruh variabel independen terhadap NPF bank umum syariah dan NPL bank umum konvensional. Faktor-faktor determinan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Dana Pihak Ketiga (DPK), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Financial Growth/Loan Growth (FING/LOANG). Hasil dari penelitian ini adalah terdapat perbedaan Non Performing Financing/Non Performing Loan (NPF/NPL), Dana Pihak Ketiga (DPK) kecuali pada tahun 2007, Kualitas Aktiva Produktif (KAP) kecuali pada tahun 2009 dan 2011, Capital Adequacy Ratio (CAR), dan Financial Growth/Loan Growth (FING/LOANG) yang signfiikan antara bank umum syariah dan bank umum konvensional. Selain itu ditemukan bahwa pada bank umum syariah, faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap NPF bank adalah Dana Pihak Ketiga (DPK) dan Kualitas Aktiva Produktif (KAP). Dana Pihak Ketiga (DPK) memiliki pengaruh yang negatif, sedangkan KAP memiliki pengaruh yang positif terhadap NPF bank umum syariah. Sedangkan CAR dan FING tidak mempengaruhi NPF bank umum syariah. Sementara itu, pada bank umum konvensional, DPK, KAP, CAR, dan LOANGt-2 memiliki pengaruh signifikan positif. Hasil dari penelitan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi industri perbankan syariah di Indonesia dalam hal meningkatkan manajemen risiko keuangan. ......This research aimed to find the differences of NPF/NPL and other factors in Islamic and convenstional bank each year. In addition, researcher wants to find out how the independent variables influences NPF on Islamic banks and NPL on conventional banks. Determinant factors used in this research are Dana Pihak Ketiga (DPK), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Capital Adequacy Ratio (CAR), and Financial Growth/Loan Growth (FING/LOANG). Result shows that there are significant differences of NPF/NPL, DPK (except in 2007), KAP (except in 2009 and 2011), CAR, and FING/LOANG between islamic banks and conventional banks. Furthermore, there was also found that Dana Pihak Ketiga (DPK) and Kualitas Aktiva Produktif (KAP) are the significant factors that influences NPF on Islamic bank. Dana Pihak Ketiga (DPK) has a negative effect while KAP has a positive effect on Islamic bank?s NPF, while CAR and FING wasn?t influencing islamic bank?s NPF at all. Meanwhile, DPK, KAP, CAR, and LOANGt-2 has positive and significant effect on conventional bank?s NPL. The result of this study may give benefit to the Islamic banking industry in Indonesia on improving financing risk management.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S45592
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuanita Intan Setyorini
Abstrak :
Penggunaan suku bunga pada kebijakan moneter di negara dengan dual banking system menimbulkan pertanyaan apakah BUS yang bebas bunga juga terpengaruh oleh suku bunga dan apakah BUK dan BUS memiliki lending behavior yang sama. Penelitian ini menganalisis pengaruh suku bunga terhadap terhadap volume kredit/pembiayaan BUK dan BUS di Indonesia pada periode 2003-2013. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua bank menurunkan volume kredit/pembiayaan ketika kebijakan moneter kontraktif diterapkan dan menaikkan volume kredit/pembiayaan ketika kebijakan moneter ekspansif diterapkan, mengimplikasikan bahwa aktivitas operasional BUS masih dipengaruhi oleh suku bunga dan tidak ada perbedaan lending behavior pada kedua jenis bank. ......The use of interest rate in a country where dual banking system is implemented raises question whether interest-free IB is also affected by interest rate and whether there is a difference between lending behavior between CB and IB. This study analyzes the effect of interest rate toward credit/financing in CB and IB in Indonesia during period of 2003-2013. The result from this study shows that both types of bank reduce their loans/financing when contractive monetary policy is implemented and increase their loans/financing when expansive monetary policy is implemented, implicating that IB in its operational activity is indeed affected by interest rate and that there is no difference in lending behavior of both banks.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S60707
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>