Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rinaldi
Abstrak :
Wilayah kepulauan Indonesia merupakan daerah yang rawan gempa. Berdasarkan pengalaman sejarah dan teori gempa, gempa dahsyat akan kembali terjadi di kawasan seismik yang memiliki seismic gap, dalam hal ini di Indonesia. Kondisi diatas diperburukan lagi dengan tingkat kepedulian masyarakat terhadap pentingnya peraturan peraturan gempa yang menstandarisasikan bahwa struktur bangunan untuk memiliki ketahanan terhadap gempa pada wilayah yang rawan gempa. Dleh karena itu pentingnya seorang teknik sipiI dalam mendesain bangunan maupun memperbaiki bangunan exsisting dengan memperhitungkan faktor gempa terhadap struktur tahan gempa tersebut. Dalam penulisan ini penyusun mengkondisikan pada bangunan existing dengan berpedoman pada SNI 03-1726-1989 dan dievaluasi kembali dengan peraturan Baru SNI 03-1726-2002. Dari perbedaan yang ada diperlukannya rehabilitasi bangunan existing dengan metode rehabilitasi seismik untuk menambah perkuatan struktur tersebut. ......Indonesian archipelago is crossing a sensitive scils nic area. Base on historical experiences and seismic theories, that the great earthquake will be suffered in seismic gap area, in this case is Indonesia. This condition is getting worse by amount of people doesn't cared about the important of standard seismic rules that any building should have a seismic resistant in sensitive seismic area. Therefore, the important factor that civil engineer should capable to design and rehabilitate existing building by applying a calculation of seismic resistant factor. In this paper, writer makes condition that existing building which calculating by SNI 03-1726-1989 and evaluating by recalculated existing building by SNI 03-1726-2002. The differences of both standards seismic rules are use to the analysis existing building rehabilitation with seismic rehabilitation method, in order to strengthen the existing building structure.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S35843
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Waller, R.A.
Oxford: Pergamon Press, 1969
693.85 WAL b (1);693.85 WAL b (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Cillius Adrianto
Abstrak :
ABSTRAK
Isolasi seismik adalah merupakan salah satu cara dari banyak cara yang digunakan untuk mengurangi pengaruh gaya gempa pada bangunan. Prinsip utama dan bekerjanya isolasi seismik adalah menggeser periode bangunan daerah yang gaya gempanya dominan ke daerah yang gaya gempanya kecil sehingga mengurangi kerusakan yang dapat terjadi pada bangunan tersebut.

Sistem isolasi seismik secara umum dapat dibagi menjadi tiga jenis yaitu sistem elastomeric bearings, sliding dan hybrid. Sistem elastomeric bearings terdiri dan komponen-komponen yang bahannya sebagian besar terbuat dari karet clan sisanya logam. Sistem mi mengisolasi struktur dari lendutan horizontal yang diakibatkan oleh pergerakan tanah dengan cara membuat kekakuan yang rendah antara elemen-elemen struktur atas dan pondasi. Sistem sliding bekerja berdasarkan asumsi bahwa tingkat friksi yang rendah akan membatasi transfer gaya lintang melalui isolator, semakin rendah koefisien friksi, semakin kecil gaya lintang yang ditransfer. Sistem mi dapat dibentuk dari bermacam-macam bahan antara lain stainless steel dan teflon.

Sistem isolasi seismik mempunyai kelebihan dan kelemahan antara lain:

kelebihan:

1. memperkecil besarnya simpangan antar lantai (interstorey drift)

2. mengurangi percepatan maximum yang terjadi pada struktur

3. mencegah perambatan gaya gempa yang terjadi kepada struktur atas bangunan sehingga dapat mengurangi persyaratan kekuatan elastis yang dibutuhkan oleh elemen-elemen struktur bangunan

kekurangan:

1. lendutan yang tei:jadi besar

2. kemampuan struktur untuk menahan momen guling terutama akibat angin kecil

Dalam tesis mi dibahäs MrJ canaan baniiiah tahan gempa secara non-linier. Non-linier dapat dibagi dalam dua bagian yaitu bahan dan geometri. Non-linier geometri dapat dibagi dua yaitu lendutan besar-regangan kecil dan lendutan besarregangan besar. Metode penyelesaian dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain analitik, pertubasi dan numerik.

Untuk melakukan perencanaan perlu ditentukan modelisasi yang akan digunakan. Dalam tesis mi dibahas modelisasi bangunan dan isolator secara tiga dimensi dan non-linier dengan mengasumsikan hanya 3 DOF yang terdapat pada modelisasi mi.

Studi banding terhadap perencanaan bangünan dengan isolasi seismik dilakukan berdasarkan referensi dan peraturan-peraturan yang berlaku serta cara-cara perencanaan bangunan tahan gempa secara konvensional. Analisa respon bangunan dilakukan dengan menggunakan program 3D-Basis Tabs sehingga perbandingan respon bangunan konvensional dan isolasi seismik dapat dilakukan.

Hasil dari output program memperlihatkan bahwa lendutan, gaya geser, percepatan, gaya dalam pada balok, dan gaya dalam pada kolom dapat dikurangi secara berarti. Pengurangan yang paling besar teijadi pada lendutan yaitu kurang lebih 42% sampai dengan 45%.

Pemakaian sistem isolasi seismik pada perencanaan bangunan tahan gempa sesuai dengan trend yang sedang dikembangkan yaitu perencanaan bangunan tahan gempa yang berdasarkan kinerja bangunan (performance base design).
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Penelis, George G.
London: E & FN Spon, 1997
693.852 PEN e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Tsabitah
Abstrak :
Bangunan Kura dari Jepang, seperti bangunan vernakular pada umumnya, memiliki rekam jejak performa yang baik dalam ketahanan terhadap gempa. Selain itu, bangunan Kura juga memiliki kelebihan tahan api, yang merupakan salah satu aspek penting dari bangunan tahan gempa. Namun, bangunan vernakular tidak dibangun oleh ahli bangunan dan belum teruji ketahanan gempanya dibanding kemajuan teknologi anti gempa sekarang, sehingga istilah bangunan vernakular tahan gempa masih banyak diragukan. Standar bangunan tahan gempa yang berlaku saat ini dapat menentukan apakah bangunan Kura dapat dikategorikan bangunan tahan gempa. Pada penulisan ini, dilakukan pembahasan mengenai ketahanan gempa bangunan Kura dengan mengkomparasi aspek-aspek bangunan Kura dengan poin-poin penilaian yang disusun dari beberapa standar bangunan tahan gempa. Standar yang digunakan adalah standar bangunan tahan gempa untuk bangunan dengan sistem struktur yang relevan dengan bangunan Kura yaitu struktur frame kayu dengan konstruksi dinding lumpur, serta standar bangunan tahan gempa untuk bangunan non-engineered, karena bangunan vernakular termasuk dalam kelompok bangunan ini yaitu bangunan yang tidak dibangun oleh ahli bangunan. Penulisan ini menggunakan metode kuantitatif dan penulisan deskriptif. Hasil dari analisis menunjukkan bahwa bangunan Kura memenuhi sebagian besar poin-poin standar bangunan tahan gempa, sehingga bangunan Kura dapat dikategorikan sebagai bangunan tahan gempa menurut standar bangunan tahan gempa yang berlaku saat ini.
Kura building from Japan, like other vernacular buildings in general, has good records of performance on its resistance against an earthquake. In addition, the Kura also has fire retardant advantage which is an important aspect of earthquake-resistant building. However, vernacular buildings were not built by engineer and had not been tested on their earthquake-resistance compared with current earthquake-resistant technology advances, so the term ?earthquake-resistant vernacular buildings? is still largely doubted. Current earthquake-resistant building codes can determine whether the Kura can be categorized as an earthquake-resistant building. This thesis discussed about Kura's earthquake-resistance by comparing the building aspects with assessment points compiled from several earthquake-resistant building codes. The standards used were earthquake-resistant building codes for buildings with structural system that are relevant to the Kura, which is wooden frame structure with earthen walls construction, and also earthquake-resistant building codes for non-engineered buildings, since vernacular buildings are included in non-engineered buildings which is buildings that were not built by engineer. This thesis used quantitative method and descriptive writing. Result of the analysis showed that the Kura met most of the standards, that way the Kura can be categorized as an earthquake-resistant building according to earthquake-resistant building codes applied in the present.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambrose, James E.
New York: John Wiley & Sons, 1980
624.175 AMB s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rapp, William G.
New York: John Wiley & Sons, 1979
693.71 RAP c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
London: Elsevier, 1992
624.17 NON (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Lagorio, Henry J.
New York: John Wiley & Sons, 1990
693.852 LAG e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kinrizky Arintia
Abstrak :
Indonesia merupakan negara dengan tingkat bencana gema bumi yang tinggi. Banyak kerugian yang terjadi akibat gempa bumi, seperti kerugian materi dan korban jiwa. Terdapat beberapa metode untuk mengurangi dampak kerusakan yang ditimbulkan oleh gempa bumi. Pada penelitian ini dikaji tentang respon struktur dengan menggunakan base isolation. Untuk mengetahui respon struktur suatu bangunan digunakan persamaan diferensial dari persamaan gerak. Program yang digunakan adalah dengan menggunakan bahasa pemrograman Julia. Perbandingan hasil dari bangunan yang diberi base isolation menunjukan bahwa frekuensi dan kecepatan yang dialami struktur berkurang dibandingkan yang tidak dipasang base isolation. Perubahan tersebut dapat mengurangi dampak yang ditimbulkan akibat gempa bumi yang terjadi. ......Indonesia is a country with a high level of earthquake disaster. Many losses occur due to earthquakes, such as material losses and fatalities. There are several methods to reduce the impact of damage caused by earthquakes. In this study, the structure response is based on base isolation. To find out the structural response of a building, a differential equation of motion equation is used. The program used is by using Julias programming language. Comparison of results from buildings given base isolation shows that the frequency and speed experienced by the structure is reduced compared to those without base isolation. These changes can reduce the impact caused by the earthquake that occurred.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>