Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Syafaruddin
Abstrak :
ABSTRAK
Seiring dengan upaya untuk menjajaki kemungkinan penggunaan semen Cap Rumah sebagai bahan untuk pembuatan komponen stmktur khususnya balok beton, maka perlu dilakukan penelitian untuk membuktikan kapasitas dan pola keruntuhan balok khususnya peninjauan terhadap gesernya_ mengingat keruntuhan akibat geser cenderung terjadi secara tiba-tiba.

Penelitian ini betujuan untuk mengetahui kapasitas geser dan pola keruntuhan alcibat geser pada balok beton benulang yang menggunakan semen Cap Rumah_ dengan menggunakan bentang geser dan penggunaan sengkang sebagai variabel penelitian, yakni pengujian dilakukan pada halok yang menggunakan sengkang dan balok yang tidak menggunakan sengkang serta penempatan beban pada jarak l.2h dan 2h dari perletakan.

Pengujian geser dilakukan pada balok yang berukuran 15 x 25 x 250 cm dengan mutu beton fc'350 kg/cm: dan tulangan Ientur BJTP 24 diameter 22 mm. Pala pembebanan diberil-can dengan melakukan penambahan secara monoton sampai terjadi I-cerunluhan.

Tes yang dilakukan melipuli tes material. tes kuat tekan silinder, ter larik baja, serta uji geser balok. Kapasilas dan pcrilaku kenuntuhan geser balok diamati dari tegangan dan regangan yang lenjadi pada beton dan tulangan Serta pengamatan terhadap lendutan yang tcrjacIi. Ana|isa terhadap hasil penelitian dilakukan dengan memhandingkan hasil penelitian lerhndap perhilungan secara teoritis berdasarkan peraturan SK-SNL-1991.

Hasil penelirian menunjukkan bahwa kapasitas geser dan pola kerumuhan yang terjadi pada balok beton bernulang yang menggunakan semen Cap Rumah sama dengan kapasftas geser pada balok belon yaang menggunakan semen tipe satu dengan mutu beton yang sama.
1996
S34565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prihantono
Abstrak :
ABSTRAK
Pengujian beban akan dilakukan terhadap 3 jenis balok yaitu: 1. Balok yang dicor utuh (lbuah) 2. Balok yang' dicor dengan sambungan ditengah bentang dengan suditt penglientian/ sambungan 90_ (2 buah ) 3. Balok yang dicor dengan sambungan pada %4 bentang dengan sudut penglientian 1 penyambungan 45 _ (2 buah) Kelima balok tersebut berukuran 15 cm x 25 cm x 240 cm dengan mutu beton K225, untuk tulangan tarik dan tekan menggunakan mutu tulangan U 24 dengan (D 12 mm, juga untuk beugel digunakan U24 dD 6 - 200 mm. Pembebanan pada balok diberikan secara bertahap pada 2 titik yang berjarak masing-masing 113 bentang(80 cm) .Tiap tahap beban ditambah [ 00k9, pembebanan mulai dan' 0 kg sampai balok pa tali pada beban 2307,5 kg Setiap kali penambahan 100 kg beban, dilakukan penganiatan 1 pencatatan pada : - 3 buali dial lendutan untuk mengukur besar lendutan, Pengamatan dihentikan ketik2 dial berputar terns. Jarak kancing ke kancing (de mac) secara horizontal untuk mengukur perpanjaiigan atau pemendekan dari balok. Pola retak pada dinding balok . Untuk mencari retakan dengan kaca pembesar, dan memperelas retakan dengan spidol keinudian menjiplak retakan-retakan diatas kertas roti atau kertas kalkir. Dengan menganalisa : Grafik beban - lendutan , (dibuat dari data lendutan) Grarik regangan - te;angan (data dari de mac) Retakan yang diiiplak ada pads kertas roti terutama pada bagian sambungan pengecoran maka didapat Basil sebagai berikut Kelima balok mempunyai Batas kemampuan yang sama daiam memikul beban yaitu : 2307,5 kg. Pada sistim sambungan 1/4 terdapat retakan yang lebar (parah) pada sambungannya. Pada sistim sambungan 1/2 tidak terdapat retakan pada sambungannya. Pada sisitim sambungan 1/2 mempunyai lendutan sedikit lebih besar dari pada sistinisambungan 1/4. Balok utuh mempunyai nilai lendutan diantara nilai lendutan sambungan 1/2 dan sambungan _. Pada sistim sambungan % mempunyai nilai regangan rata-rata lebih besar dari mlai regangan rata-rata sambungan 1/4. Balok utuh mempunyai nilai regangan diantara nilai regangan sambungan 1/2 dan sambungan _. Dart hasil penelitian im maka Para pelaksana lapangan dapat melakukan penghentian pengecoran baiok ditengah-tengah bentang.
2000
S35625
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Supartono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
F.X. Supartono
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dessy Chaterina U.G.
Abstrak :
Beton merupakan salah satu material yang, sangat penting dan banyak dipergunakan pada pelaksanaan keperluan konstmksi di berbagai tempatjmulai dan konstruksi rumah tinggal, gedung bertingkat banyak dan prasarana lainnya. Kuat tarik beton yang rendah, memerlukan material tambahan yang berlimgsi menggantikan posisi baton untuk menahan tegangan tarik yang bekelja pada penampang slruktur. Tulangan baja merupakan material yang sesuai untuk memenuhi kepentingan atas. Adanya lekatan yang baik antarakedua material dengan kecepatan memuai yang hampir sempa, menyebabkan beton dan baja dapat bekerja sama. Dengan dihasilkannya Semen Cap Rumah oleh PT Indocement, perkembangan teknologi beton diarahkan untuk meneliti kemampuan beton bertulang (reinforced concrele), yang mempergunakan Semen Cap Rumah sebagai bahan dasar pengganti Semen Tipe 1, dalam memenuhi kriteria kekuatan dan Iayan elemen struktural. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dinyatakan bahwa konstruksi beton bertulang pada struktur balok dengan bahan dasar Semen Cap Rumah dengan agregat batu pecah normal mempunyai kemampuan yang cukup baik dalam menahan lentur. Terobosan ini sangat sesuai dengan proyek pembangunan mmah sederhana, karena konstruksi rumah sederhana merupakan konstruksi ringan, yang tidak memerlukan mutu beton yang tinggi. Selain itu biaya pembangunan yang dikeluarkan harus rendah. Untuk itu, pada penelitian ini diuji perilaku dan kemampuan struktur balok bertulang yang mempergunakan Semen Cap Rumah yang dikombinasikan dengan agregat kasar ringan Pumice, dalam menahan beban lentur murni. Pemakaian agregat ringan Pumice pada belon bertujuan agar stmktur yang dihasilkan mempunyai berat sendiri yang lebih ringan, sehingga dimensi tulangan yang dibutuhkan serta beban kumulatif yang disalurkan ke pondasi akan lebih kecil. Selain itu Pumice, sebagai agregat ringan alami yang banyak terdapat pada sekitar daerah gunung berapi, tidak sulit diperoleh meskipun masih belurn tereksploitasi secara merata Dengan demikian biaya pembangunan konstruksi rumah sederhana dapat relalif lebih murah. Desain yang dilakukan pada balok uji untuk tes lentur murni didasarkan pada kondisi lapangan, khususnya dalam pemilihan kombinasi tulangan. Sedangkan pemilihan dimensi penampang balok berdasarkan persyaratan lendutan. Penelitian mempergunakan sampel balok berdimensi 15 x 25 x 330 cm sebanyak 5 buah, dengan variasi perbandingan tulangan tekan terhadap tulangan tarik sebesar 25%, 39%, 44%, 56%, dan 100%. Campuran beton terdiri dari Semen Cap Rumah, Pumice, pasir, dan air dengan rasio air semen berkisar 0,441 dan ∫'c sekitar 20 MPa. Sedangkan diameter tulangan utama yang dipergunakan adalah ϕ12 dengan ∫y sebesar 3200 kg/cmz, ϕ16 dengan ∫y sebesar 2400 kg/cm2, dan 11:19 dengan ∫y sebesar 4700 kg/cm2. Penelitian yang dilakukan meliputi test material, beton segar (Slump Test), kuat tekan silinder, Modulus Elastisitas, dan tes lentur balok. Pada tes lentur, balok dibebani secara bertahap dengan tingkat kenaikan yang sama untuk semua balok. Untuk setiap kenaikan beban diperhatikan perilaku regangan beton yang diukur dengan alat ukur regangan baton manual (D-Max), regangan tulangan berdasarkan pembacaan strain gages, pola penjalaran retak yang terjadi, serta lendutan balok pada areal tengah bentang balok dan sekitarnya. Berdasarkan analisa hasil pengujian balok terhadap beban lentur dinyatakan bahwa balok beton ringan Pumice struktural temyata mampu menahan beban lentur yang melampaui beban rencana. Selain itu lendutan yang dihasilkan meneapai lendutan ijin ketika beban yang bekerja telah melampaui beban rencana. Hanya saja balok rentan terhadap initial crack dan retak berikutnya yang terjadi secara bertahap. Sehingga demi kesempumaan hasil penelitian, diperlukan pengujian lanjutan terhadap peningkatan kuat tarik belon ringan Pumice struktural.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S35011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardha
Abstrak :
Jembatan Pondok Aren-Bintaro viaduk dirancang dan dianalisa sebagai struktur full slab (pelat penuh monolit) beton bertulang. Adapun didalam pelaksanaannya dianggap sebagai slab girder beton bertulang (elemen-elemen) yang disatukan dengan ikatan prategang. Didalam pelaksanaannya kemudian terjadi keretakan yang menyeluruh dan homogen pada permukaan slab terutama di bagian bawah yang semakin lama semakin bertambah. Untuk itu perlu dilakukan analisa dan evaluasi terhadap struktur jembatan yang sudah berdiri tersebut. Untuk melakukan evaluasi serviceability dari struktur yang sudah berdiri, studi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data-data primer dan studi literatur untuk mendapatkan data-data sekunder. Adapun data primer yang diperlukan untuk menunjang studi secara garis besar adalah sebagai berikut : Laporan teknis mutu pelaksanaan Data pengamatan visual keretakan Data hasil pengujian mutu beton Data pengamatan lendutan. Dalam skripsi ini, selanjutnya akan dilakukan analisa modelisasi struktur secara programasi dengan menggunakan paket program SAP90 untuk mengetahui respon struktur terhadap beban loading test dan beban rencana. Hasil dari studi lapangan ini adalah penyebab utama keretakan sebagai input untuk menentukan prosedur perbaikan yang harus dilakukan terhadap struktur. ......The viaduct of Pondok - Aren Bintaro bridge has been designed and analyzed as a full slab reinforced concrete, despite the method of its construction as a multiple reinforced concrete girders connected by pre-stressed bonding. During the construction work, cracks happen thoroughly and homogeneously on the slab surface especially on the bottom of the surface that eventually become larger, therefor it needs a series of investigation on the existing bridge girder. In order to evaluate serviceability of existing bridge, the field and literature study has done to obtain and collect primary and secondary data. The primary data consist of collecting: 1. Technical report of construction quality 2. Data of visual crack observation 3. Data of concrete quality test IP Data of displacement observation The structural analysis of girder subjected to loading test and loading design done by using a SAP90 package program. Results from this field study are the primary causes of cracks as input into repairmen procedure ofthe Structure.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2001
S34995
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Restiana
Abstrak :
Salah satu masalah yang sampai sekarang cukup menarik perhatian para peneliti adalah getaran. Salah satu jenis lain dari getaran adalah getaran respons singkat akibat beban tumbukan ( impact ) yang bekerja pada struktur. Beban ini umumnya menghasilkan respon yang cukup besar, karena tidak semua material cukup mampu untuk menanggung beban yang diakibatkannya. Dalam skripsi ini akan dibahas respons dari struktur balok yang ditumpu pada perletakan sendi-rol akibat beban tumbukan. Benda uji yang digunakan adalah balok beton dengan komposisi balok beton tanpa serat, balok beton dengan kadar serat metal 1% dari volume, balok beton prategang tanpa serat, balok beton prategang dengan kadar serat metal 1% dari volume. Beton yang digunakan adalah beton ready mix dari PT. Jaya Mix dengan mutu beton K-300. Dari parameter yang ada, akan diteliti untuk mendapatkan kondisi yang paling optimum terhadap beban tumbukan dengan menggunakan parameter frekuensi. Keempat jenis beton ditumpu pada perletakan sendi - rol, yang kemudian diuji terhadap beban tumbukan dengan tinggi jatuh dimulai dari 3 cm dan kemudian naik secara bertahap setelah 100 tumbukan sebesar 1 cm hingga benda uji mencapai keretakan. Sinyal percepatan yang dihasilkan dari struktur tercatat pada osiloskp dan terekam oleh komputer. Sinyal inilah yang merupakan bahan mentah yang nantinya akan diolah dengan menggunakan program - program yang telah ada untuk mendapatkan parameter - parameter frekuensi. Dari keempat jenis benda uji didapatkan urutan benda uji dari yang paling kuat menahan beban tumbukan adalah balok beton prategang dengan kadar serat metal 1% dari volume, balok beton prategang tanpa serat, balok beton dengan kadar serat metal % dan balok beton tanpa serat.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S35774
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afiandra Robinur Pratomo
Abstrak :
Perkembangan zaman menuntut pembangunan infrastruktur secara massif dan beton sering digunakan sebagai struktur utama pada bangunan. Sebagai bahan alternatif untuk mengurangi penambangan secara besar-besaran maka dapat menggunakan limbah cangkang Anadara granosa. Cangkang nadara granosa dijadikan serbuk hingga menyerupai agregat halus. Pada penelitian ini, dilakukan analisis terhadap beton SCC dengan substitusi parsial agregat halus menggunakan serbuk Anadara granosa sebanyak 5%. Hasil kuat tekan optimum yang diperoleh sebesar 44.99 MPa, yang menunjukkan nilai yang lebih tinggi dibandingkan dengan variasi lainnya. Selanjutnya, dilakukan pengujian pada balok beton bertulang dengan substitusi agregat halus kerang Anadara granosa sebanyak 5%. Hubungan load-displacement pada balok menunjukkan hasil yang baik, dengan beban maksimum pada balok 1 sebesar 7010 kgf dengan displacement 13.70 mm, balok 2 sebesar 7020 kgf dengan displacement 22.10 mm, dan balok 3 sebesar 7100 kgf dengandisplacement 20.32 mm. Ketiga balok tersebut menunjukkan kapasitas yang melebihi perhitungan kapasitas teori dalam pembebanan monotonik. Pada saat beban maksimum, terdapat pola retak dominan pada area lentur dengan beberapa retak geser yang sangat kecil. Fenomena penutupan retak terlihat saat beban diangkat atau dilepas pada area geser. Analisis eksperimental dan numerik menggunakan metode DIC dan CAST3M membuktikan hasil yang cukup akurat, dengan lendutan balok dari analisis DIC dan CAST3M memiliki margin kesalahan sekitar 2%-3% dari hasil eksperimen menggunakan LVDT. ......The development of time demands massive infrastructure construction, and concrete is often used as the main structural material in buildings. As an alternative material to reduce large-scale mining, Anadara granosa shell waste can be utilized. The Anadara granosa shells are processed into powder to resemble fine aggregates. In this research, an analysis was conducted on Self-Compacting Concrete (SCC) with partial substitution of fine aggregates using Anadara granosashell powder by 5%. The obtained optimum compressive strength was 44.99 MPa, indicating a higher value compared to other variations. Furthermore, reinforced concrete beams with 5% substitution of fine aggregates with Anadara granosa shell were tested. The load-displacement relationship of the beams showed good results, with a maximum load of 7010 kgf and displacement of 13.70 mm for beam 1, 7020 kgf and displacement of 22.10 mm for beam 2, and 7100 kgf and displacement of 20.32 mm for beam 3. All three beams exhibited capacities exceeding theoretical calculations under monotonic loading. At the maximum load, dominant cracking patterns were observed in the flexural area, with a few small shear cracks. The phenomenon of crack closure was observed when the load was removed or released in the shear area. Experimental and numerical analyses using the DIC and CAST3M methods proved to yield reasonably accurate results, with deflections obtained from DIC and CAST3M analyses showing a margin of error of approximately 2%-3% compared to the LVDT experimental results.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Kurniawan
Abstrak :

ABSTRAK
Di dalam perencanaan gedung bertingkat rendah, usaha untuk mengoptimumkan bahan bangunan masih jarang dilakukan. Pada umumnya pembangunan gedung tersebut perencanaannya masih mengikuti standar-standar pengalaman yang terkadang belum tentu sesuai dengan kegunaan atau fungsi yang akan diemban. Standar-standar tersebut tidak dihitung sesuai dengan gedung yang akan dibuat, sehingga tak heran bila suatu gedung umumnya under design dan terkadang juga over design.

Masalah under design ini dikhawatirkan akan menyebabkan timbulnya kerusakan di sana sini. Akan sangat berbahaya bila kerusakan tersebut timbul pada daerah struktur utamanya, seperti balok, yang berperan penting dalam memikul beban di tiap lantai. Bila kegagalan penopangan terjadi pada struktur balok tersebut, maka bisa jadi seluruh gedung akan ikut gagal dan mengakibatkan robohnya gedung tersebut.

Tetapi perencanaan struktur yang terlampau kuat atau over design, dikarenakan perencana terlampau khawatir sehingga terdapat perkuatan yang sebenamya tidak perlu, atau bisa juga salah merencanakan karena perencanaannya berdasarkan pengalaman yang tidak sesuai dengan peruntukkannya, juga tidak baik karena akan menimbulkan biaya yang tinggi pada pelaksanaan pembangunan gedung tersebut.

Masalah under design dan over design di sini timbul dikarenakan perencana tidak mengetahui bagian-bagian mana yang dapat direncanakan optimum dan tindakan apa yang hams dilakukan untuk mencapai kondisi optimum tersebut. Perencana umumnya tidak melakukan perhitungan gedung bertingkat rendah dengan program yang canggih, dimana dapat melakukan optimasi sesuai dengan beban yang bekerja. Bahkan ada perencana yang ternyata adalah pemilik dari gedung tersebut, dimana dia tidak mempunyai pengalaman, baik dalam hal merencana sesuai pengalaman maupun dengan mempergunakan program canggih tersebut. Maka yang dilakukan adalah melakukan perancangan secara serampang yang terkadang menimbulkan under design dan/atau over design.

Dari masalah-masalah di atas, dapat dilihat bahwa tindakan untuk mencapai kondisi optimum cukup penting. Dalam skripsi ini yang diusahakan optimum adalah pada balok beton bertulang, dikarenakan balok terdapat di tiap lantai dalam jumlah yang cukup banyak, sehingga peranannya dalam kekuatan gedung dan penghematan material cukup besar. Caranya dengan membuat program simulasi praktis yang menunjukkan kondisi optimum balok beton bertulang. Kondisi optimum di sini meliputi bahan dan biayanya. Peraturan yang menjadi dasar perhitungan program ini adalah SK SNI T-15-1991-03, yaitu TATA CARA PERHITUNGAN STRUKTUR BETON UNTUK BANGUNAN GEDUNG.
1997
S34546
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Budi Nugroho
Abstrak :
ABSTRAK
Penggunaan pelat karbon sebagai material perkuatan struktur mulai menggejala seiring dengan pesatnya dinamika aktifitas masyarakat yang menuntut adanya fleksibilitas yang tinggi dari fungsi suatu bangunan. Perubahan fungsi bangunan yang menyebabkan beban-beban rencana yang semakin besar membutuhkan adanya suatu tindakan repair berupa perkuatan struktur yang dalam skripsi ini ditinjau perkuatan struktur bangunan menggunakan pelat karbon.

Aplikasi pelat karbon dengan nama produksi Sika CarboDur CFRP-Plates dan Sika CarboDur L-shaped Plates sebagai material perkuatan struktur ini terutama dipacu oleh beberapa kemudahan dalam pelaksanaan instalasi material perkuatan dan dapat diminimalkannya waktu pengeijaan perkuatan serta tetap dapat difungsikannya struktur bangunan selama mengalami.pengerjaan perkuatan.

Pelat karbon ini diaplikasikan sebagai material perkuatan pada lokasi tempat seharusnya dipasang pembesian tambahan akibat adanya pembebanan yang lebih besar sesuai dengan perubahan fungsi bangunan.

Hasil analisis mengenai kinerja suatu model struktur balok beton bertulang yang diperkuat dengan pelat karbon, yang diulas dalam skripsi ini menunjukkan kecenderungan yang memuaskan. Pelat karbon memberikan sumbangan kekuatan yang besar pada kekuatan nominal penampang struktur balok beton bertulang dengan sifatnya yang sangat menonjol dalam hal menahan tegangan tank ultimate sebesar ilu = 2000 MPa dan sekaligus pada saat yang bersamaan meningkatkan concrete compression block. Struktur balok beton bertulang yang diperkuat dengan pelat karbon pada umumnya tidak menunjukkan gejala over-reinforce, tetapi justru menunjukkan tercapainya mekanisme keruntuhan yang diharapkan dengan terjadinya deformasi yang besar pada kondisi ultimate. Persyaratan mengenai batasan-batasan defleksi dan retak perlu selalu diperiksa dengan teliti, dan pada umumnya persyaratan-persyaratan ini dapat terpenuhi pada struktur yang diperkuat dengan pelat karbon.
2000
S34875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>