Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lyn Parker
Abstrak :
Wacana akademis internasional tentang modernitas seringkali mengasumsikan modernitas bersifat universal dan homogen. Tulisan ini membantah asumsi tersebut melalui penelitian tentang medikalisasi kelahiran di Bali. Tiga tempat utama untuk melahirkan-rumah keluarga laki-laki, klinik lokal, dan rumah sakit umum daerah-memperlihatkan peningkatan derajat 'modern', namun banyak staf medis masih mengakomodasi praktik-praktik kelahiran tradisional. Sebagai contoh, keyakinan tentang kemampuan Kanda Mpat - empat spirit pelindung setiap bayi - diakomodasi, bahkan di rumah sakit sekalipun. Perawatan secararitual terhadap Kanda Mpat berlanjut; dan pengetahuan tentang Kanda Mpat secara umum meningkat. Tulisan ini menjelaskan bahwa keberlanjutan dan penyesuaian praktik-praktik kelahiran terhadap lingkungan baru memperlihatkan tidak adanya suatu pertentangan antara tradisi asli dan modernitas global. Wanita-wanita Bali menciptakan versi mereka sendiri tentang modernitas pada saat kelahiran.
2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Couteau, Jean, 1945-
Abstrak :
Tulisan ini mengkaji perubahan mentalitas masyarakat Bali setelah peledakan bom di Kuta. Tiga reaksi utama menandai peristiwa tersebut yaitu: gelombang solidaritas, kecenderungan ke arah ritual, dan politisasi adat yang mengarah pada tindakan-tindakan diskriminatif terhadap penduduk non-Bali (pendatang). Reaksi-reaksi ini harus dipahami dengan latar belakang hegemoni negara sepanjang abad ke-20, dan khususnya dengan latar belakang manipulasi orde baru terhadap konsep kebudayaan. Paruh pertama abad ini ditandai oleh pemisahan antara kebiasaan atau tradisi (adat) dan agama yang sebelumnya tidak dibedakan, dan kemudian diikuti oleh munculnya identitas religius masyarakat Hindu Bali. Orde Baru di bawah kepemimpinan Soeharto, saat mencoba mempolitisasi etnisitas melalui kebudayaan, menghasilkan hal sebaliknya: sementara regim Soeharto dan kroni-kroninya menggunakan kebudayaan untuk menutupi maksudnya menguasai perekonomian pulau Bali; masyarakat Bali menggunakan hal itu untuk pertahanan diri dan simbol identitas mereka. Hal tersebut menyebabkan meningkatnya kristalisasi etnis melalui religi dan/atau adat. Namun, pembangunan ekonomi juga menciptakan jaringan-jaringan solidaritas antaretnik. Nasib Bali tergantung diantara dua kecenderungan tersebut. Pada saat krisis ekonomi dan politik semakin parah, demikian juga politisasi etnisitas dan tuntutan untuk pemisahan diri sendiri yang bentuknya hingga kini belum jelas.
2003
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Fatya Permata Anbiya
Abstrak :
Penelitian pustaka mengenai unsur-unsur kebudayaan Bali dan ciri-ciri sastra populer dalam Lejak telah dilakukan di Perpustakaan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, Unit Perpustakaan Terpadu Universitas Indonesia, Perpustakaan Nasional Republik Indonesia, serta Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin.Hasil penelitian menunjukkan bahwa Lejak mengandung tujuh unsur kebudayaan Bali, yaitu bahasa, organisasi sosial, sistem pengetahuan dan ilmu gaib, sistem peralatan hidup dan teknologi, sistem mata pencaharian, sistem religi, serta kesenian. Di samping itu, Lejak juga mengandung tujuh ciri kepopuleran, yaitu tokoh stereotip, sistem headline, pengharaman ambiguitas, fungsinya sebagai penghibur, sentimentalitas, serta bentuknya sebagai seni pelarian
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S10861
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library