Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ikhlas Budiman
"Penulis tertarik untuk meneliti hikmah dari pandangan mistisme, Ibnu 'Arabi dan wisdom dari pandangan empiris, Robert Sternberg karena adanya perbedaan dari kedua pandangan tersebut. Ibnu 'Arabi mendefinisikan hikmah (terjemahan dari wisdom), yaitu menempatkan sesuatu pada tempatnya, barang siapa yang menempatkan segala sesuatu pada tempatnya maka dia telah memberikan sesuatu itu kepada yang berhak menerimanya. Orang itu disebut hakim, (orang yang arif). Sementara Robert Sternberg mendefinisikan wisdom (kearifan) sebagai penerapan kecerdasan dan pengalaman melalui norma-norma (nilai-nilai) dalam mencapai kebaikan bersama melalui keseimbangan antara kepentingan intrapersonal, kepentingan interpersonal, dan kepentingan ekstrapersonal, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang, dalam rangka untuk mencapai keseimbangan dalam beradaptasi terhadap lingkungan yang ada, membentuk lingkungan yang ada, dan menyeleksi lingkungan yang baru. Metodologi penelitian ini didasarkan atas studi literatur melalui pendekatan analisa deskriptif. Peneliti mengkaji beberapa literatur oleh Ibnu 'Arabi dan Robert Sternberg. Setelah mengumpulkan data, penulis melakukan analisis komparatif terhadap definisi wisdom (hikmah), sitat-sifat hakim (orang yang arif dan bijaksana), hal-hal yang menyebabkan orang menjadi tidak bijaksana, bagaimana cara mendapatkan hikmah dan mengembangkannya. Dari hasil analisis komparatif ini, peneliti menemukan adanya komplementasi, parafelisasi, dan veritikasi dari kedua pandangan tersebut Kesimpulan penulis bahwa kajian psikologi dari pandangan mistisisme bisa dibuktikan secarg empiris. Hal ini disebabkan karena sifat-sifat Tuhan itu ada pada diri manusia."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2009
T26932
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Rizki Adi Pradana
"Normalisasi hubungan antara Israel dengan UEA dan Maroko merupakan langkah yang signifikan dalam politik Timur Tengah. Normalisasi ini didorong oleh beberapa faktor utama, yaitu keamanan dan geopolitik, ekonomi, serta dukungan dari Amerika Serikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi beberapa poin- poin penting dan krusial dalam normalisasi Israel dengan Uni Emirat Arab dan Maroko, membandingkan Abraham Accords dengan perjanjian serupa antara Israel dengan negara-negara di kawasan Timur Tengah, menganalisis potensi konflik dari normalisasi Israel dengan Uni Emirat Arab dan Maroko. Dengan kerangka Balance Theory of War dan Metode Penelitian Komparasi, penulis menemukan bahwa penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina menjadi faktor penting dalam munculnya konflik dari normalisasi tersebut, perjanjian Abraham Accords memiliki kesamaan pola dengan perjanjian Israel dengan negara lain di kawasan Timur Tengah, potensi konflik terjadi disebabkan apabila tidak terpenuhinya perjanjian penyelesaian konflik antara Israel dan Palestina.

The normalization of relations between Israel and the UAE and Morocco is a significant step in Middle Eastern politics. This normalization is driven by several key factors, namely security and geopolitics, economy, and support from the United States. This study aims to explore several important and crucial points in the normalization of Israel with the United Arab Emirates and Morocco, compare the Abraham Accords with similar agreements between Israel and countries in the Middle East region, and analyze potential conflicts arising from the normalization of Israel with the United Arab Emirates and Morocco. Using the Balance Theory of War framework and Comparative Research Methods, the author finds that resolving the conflict between Israel and Palestine is an important factor in the emergence of conflicts from such normalization, the Abraham Accords exhibit similar patterns with Israel's agreements with other countries in the Middle East, and potential conflicts arise if the conflict resolution agreements between Israel and Palestine are not fulfilled."
Depok: Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winda Clarissa Hanyouri
"Dalam konteks pemasaran media sosial, istilah pemasaran influencer menjadi semakin populer. Influencer yang lahir dari media sosial, memiliki kredibilitas dan kemampuan untuk mempengaruhi keputusan pembelian orang lain dengan mengunggah beberapa bentuk konten bersponsor di media sosial mereka. Teori keseimbangan sebagai landasan kemudian diintegrasikan dengan teori disonansi kognitif dan teori kesesuaian untuk merinci prediksi, dalam konteks kampanye pemasaran influencer, tentang bagaimana mekanisme psikologis kesesuaian dapat berkontribusi pada keberhasilan bentuk komunikasi persuasif yang baru. Penelitian ini membahas kesesuaian dalam tiga kontributor yang terkait dengan kampanye pemasaran influencer yaitu influencer, konsumen (pengikut), dan merek bersponsor. Penelitian melibatkan 207 pengikut influencer bernama Rachel Vennya di Instagram. Untuk memastikan keakraban dengan influencer, partisipan diharuskan menjawab beberapa pertanyaan terkait influencer. Untuk manipulasi acak, penelitian juga menghadirkan foto influencer dengan dua pakaian yang berbeda dimana partisipan diharuskan memilih pakaian yang sangat kongruen dengan influencer tersebut. Dengan menggunakan uji Mann-Whitney dan model persamaan struktural berbasis kovarians (CB-SEM), hasil menunjukkan bahwa ketika konsumen dan influencer memiliki kongruensi yang kuat, kongruensi antara produk dengan influencer yang tinggi (rendah) mendorong kongruensi yang tinggi (rendah) pula antara produk dengan konsumen. Dengan demikian, keselarasan antara produk dengan konsumen menghasilkan sikap produk yang mengarah pada intensi untuk membeli dan merekomendasikan produk kepada orang lain.

In the context of social media marketing, term influencer marketing has become increasingly popular. Influencers that are somehow born on social media, have credibility and power to affect purchase decision of others by uploading some form of sponsored content in their social media platforms. Balance Theory as foundation then integrated with Cognitive Dissonance and Congruity Theory to detail the predictions, in the context of influencer marketing campaigns, about how congruence psychological mechanism can contribute to the success of novel form of persuasive communication. This research addresses congruence within three contributors related to influencer marketing campaign namely influencer, consumer (follower), and sponsored product. The research involves 207 followers of an influencer named Rachel Vennya on Instagram. To confirm familiarity with influencer, participants are required to answer several questions related to the influencer. For randomized manipulation, this research presents pictures of an influencer with two different outfits where participants are required to choose a highly congruent outfit with influencer. By utilizing Mann-Whitney test and covariance-based structural equation model (CB-SEM), results show that when consumer and influencer have a strong congruence, high (low) influencer–product congruence encourages high (low) consumer–product congruence. Thus, consumer–product congruence produces favorable product attitudes which lead intention to purchase and recommend product to others. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library