Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Cho Paula Chin Lan
Abstrak :
Dengan masuknya kawasan Asia Tenggara menjadi kawasan perdagangan bebas, maka persaingan dalam bidang pelayanan kesehatanpun tak terelakkan lagi. Mutu layanan kesehatan menjadi hal yang sangat penting untuk diperhatikan dan salah satu strategi dalam mengantisipasi hal tersebut adalah dengan Total Quality Management dalam pelayanan kesehatan .Pelayanan yang tidak bermutu dapat menyebabkan pasien tidak kembali untuk memanfaatkan jasa tersebut. Salah satu indikatornya adalah dari penurunan jumlah kunjungan pasien. Adanya penurunan jumlah kunjungan di Balai Pengobatan Umum St. Carolus-Paseban periode tahun 1997-2001 menyebabkan diadakannya penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan pemanfaatan dari Balai Pengobatan Umum St. Carolus-Paseban. Faktor-faktor yang diteliti adalah karakteristik pasien seperti umur, pendidikan, pekerjaan, jenis kelamin, biaya, jarak, penyandang dana dan dimensi kepuasan. Dalam dimensi kepuasan yang diteliti adalah sarana fisik, kehandalan, ketanggapan, jaminan/keyakinan dan kepedulian. Janis penelitian yang digunakan adalah cross sectional pada 98 orang pasien lama yang berkunjung di Balai Pengobatan Umum St. Carolus-Paseban antara tanggal 1 sampai dengan tanggal 12 Nopember 2002. Analisis mengenai pemanfaatan Balai Pengobatan Umum St. Carolus-Paseban dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat. Analisis dimensi kepuasan dilakukan dengan self scale survey menggunakan diagram Kartesius. Dari sini didapatkan hasil faktor-faktor apakah yang menjadi prioritas utama untuk perbaikan. Hasil yang didapat adalah 67,3 % dari jumlah pasien lama yang berkunjung selalu berobat ke Balai Pengobatan Umum St. Carolus-Paseban bila sakit dengan karakteristik 67 % wanita, sebagian besar (74,5 %) berusia muda (15 - 49 tahun), dengan tingkat pendidikan SMU ke atas sebanyak 62,2 %. Dari uji bivariat dengan menggunakan uji Kai Kuadrat didapatkan hasil bahwa tidak ada hubungan bermakna antara karakteristik pasien dengan pemanfaatan Balai Pengobatan Umum St. Carolus-Paseban sedangkan dari ke lima dimensi kepuasan yang diteliti yang berhubungan bermakna dengan pemanfaatan adalah dimensi ketanggapan dan kepedulian. Sedangkan dari uji multivariat dengan uji regresi logistik didapatkan hasil hanya dimensi kepedulian yang dominan. Analisis diagram Kartesius diperoleh gambaran bahwa yang harus mendapat prioritas untuk perbaikan Balkesmas St. Carolus-Paseban adalah kebersihan WC, perhatian perawat terhadap kebutuhan pasien selama pelayanan, keramahan perawat dalam memberikan pelayanan kepada pasien, dan kemanjuran obat yang diberikan oleh dokter. Daftar bacaan: 38 (1974-2002)
Factors Connected with the Usage of Balai Pengobatan Umum Balkesmas St.Carolus- Paseban Year 2002Now that the Southeast Asia region has become a free trade area, competition the field of health services can no longer avoided. It has become a matter of vital importance to pay proper attention to the quality of health services provided and one of the strategies in anticipating this is by applying Total Quality Management in providing this services. Services of substandard quality will keep patients away from making further use of these services. One indication of this is the drop in the number of patients' visits. It is this drop in the number of patients' visits at St. Carolus-Paseban Community Health Center during the period from 1997 to 2002 that has led to the investigation of this study. It's aim is finding out what factors, if any, show any correlation to the utilization of the services provided by characteristics such as age, educational background, occupation, sex, pattern of expenses, party responsible for medical expenses, and degree of satisfaction, The scope of the study into ascertaining the degree of satisfaction includes physical facilities, dependability of the services, attentiveness of the staff, trust or confidence in the services, and degree of concern as shown by doctors and nurses. This study used the cross sectional method as applied to 98 patients who visit St. Carolus-Paseban Community Health Center on a regular basis during the period from November 1 until November 12, 2002. The study of the utilization of service at St. Carolus - Paseban Community Health Center was conducted on the basis of univariate, bivariate and multivariate analysis. The study-on the degree of satisfaction was conducted on the basis of self-scale survey employing the Kartesius diagram, These studies have resulted in identifying the factors which deserve priority when taking steps for improvement. The result produced were as follows: 67.3% of regular patients invariably visit St. Carolus-Paseban Community Health Center when they experience health problems, with the following specifics: 67% of the mare female, with the majority (74.5%) in the age bracket of 15-49 years; 62,2% have an educational level of senior high and higher. The bivariate test employing the Chi Square test produced the conclusion that there exists no meaningful correlation between patients' characteristics and their utilization of the service at St. Carolus-Paseban Community Health Center, while of the five aspects of satisfaction studied, those with a meaningful correlation to utilization of services at the Community Health Center are dependability of the services and concern of the staff. In addition, multivariate tests employing logistic regression tests concluded that the only aspect showing any kind of dominance is concern as shown by doctors and nurses. Analysis of the Kartesius diagram showed that in improving health services at St.Carolus - Paseban Community Health Center, priority should be given to cleanliness of public lavatories, nurses' attentiveness toward patients' needs during medical checks, friendliness in nurses' behaviour while handling patients, and efficacy of the medicines prescribed by the doctor. References: 38 (1974-2002)
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T13041
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asrizal
Abstrak :
Penetapan tarif raslonal pelayaiian balai pengobatan pada Puskesmas Jalan Gedang di Kota Bengkulu yang berlaku saat ini tidak berdasarkan perhitungan analisis biaya satuan pelayanan, cost recovery rate, tingkat keman^juan/kemauan masyarakat untuk membayar, kebijakan tarif maiqiun tarif pesaing yang setara . Dengan melihat komponen biaya seperti ini, tarif tersebut diatas masih dipertanyakan. Dalam konteks inilah perlu dilakukao suatu penelitian, uatuk menganalisis tarif rasional balai pengobatan pada Puskesmas Jalan Gedang di Kota Bengkulu. Penelitian ini dilakukan dengan rancangan cross sectional melalui pendekatan kualitatif dan kuantitatif Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer digunakan uotuk meneliti ATP/WTP. kebijakan tarif dan tarif pesaing. Sedangkan data sekunder digunakan untuk meneliti biaya balai pengobatan dan perbitungan biaya satuan pelayanan. Analisis biaya dilakukan dengan metoda double distribution, Sedaogkan untuk menetapkan tarif digunakan simulasi tarif. Hasil penelitian menunjukan bahwa bia>'a satuan aktual adalah Rp. 5.391 total biaya tanpa annualized fixed cost adalah Rp. 65.153.436 sedangkan total biaya tanpa annualized fixed cost dan gaji adalah Rp. 23,239.609. Biaya satuan yang diperoleh ini lebih besar dari larif yang berlaku berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan pada balai pengobatan puskesmas tersebut Dengan demikian tarif yang rasional mestinya Rp. 2.000 berdasarkan jumlah simulasi pengunjung yang mampu raeuibayar (91 %) dan pengunjung yang tidak mampu bayar (11%). Hasil penelitian perhitungan tarif BP puskesmas ini dapat dijadikan bahati pertimbangan bagi Kepala Dinas Kesebatan Kota Bengkulu, dalam mengajukau usulan penyesuaian tarif kepada Pemda Kota Bengkulu untuk menetapkan tarif puskesmas yang rasional.
Pricing for Curative Care (CCS) at Jalan Gedang Health Cnter HC in Bengkulu Municipality has not been set up the unit cost, cost recovery rate, ability to pay/willingness to pay, fee regulation and competitor fee, obviously the price se-ting is remain questionable A research to analyze a rational CCS Rice in Jalan Gedang HC. This research used is needed the determine the unit cost as well as as the ability to payAVTP of the constinuaity a cross sectional design qualitative and quantitative approaches. Primary and secondary data was collected, Primry data were used determine the ability to pay/willingnes to pay price setting and competitor, secondary data were conducted to study CCS actual & normative and price setting. The analisys was done using double distribution method, and a simulation was undertaken to determining the rational tariff. Research result showed that actual unit cost was 5.391 rupiahs, total cost without annualized fixed cost was 65.153.436 rupiahs. The unit cost was higer than the current price It is proposed That rational Tariff need to be adjusted to a new pice ( 2000 Rp ), Based on the simulation of patients, abnity to pay 91 % is predicted can afford this, while the poor could still be protected by the government. The Findings revealed (hat this pricing policy model could be used to help the policy mater to consider that the current tariff could be adjusted rationally without sacrificing the poor.
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T239
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hambarita
Abstrak :
Prioritas pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas lcbih diarahkan ke bentuk pelayanan kesehatan dasar dengan jumlah kunjungan terbanyak di Balai Pengobatan (BP) umum yang memberikan pelayanan mencakup konsultasi, pengobatan, tindakan, pemeriksaan kesehatan sederhana atau Kir, dan rujukan. Pelayanan diberikan oleh Dokter Umum dan atau Perawat.

Melihat kondisi puskesmas di Kota Solok saat ini, selama tahun 1999 dan 2000 lelah terjadi penurunan kunjungan rawat jalan, ini sejalan dengan adanya keluhan masyarakat tenlang lamanya waktu tunggu, petugaf kurang tanggap dan tidak ramah, bagi pasien mutu yang baik adalah yang dapat memberi kepuasan, sedang bagi penyelenggara pelayanan adalah yang sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan otonomi profesi. Ditinjau dari pendanaan puskesmas untuk melaksanakan aktifitasnya telah mengalami penurunan anggaran dari tahun 1999 ke tahun 2000, pada saat ini pengembalian retribusi puskesmas oleh pemerintah kota sebagai penunjang biaya operasinal baru mencapai 75 %.
Abstract
Service priority which given by Puskesmas is directing to basic health care services with the most often visited is clinic (Balai Pengobatan/BP) which its services including, consultation, medical treatment, action, medical check-up, and reference. Sen/ices are giving by doctors and/or nurses.

Between 1999-2000 routine check-up visiting to the Puskesmas in Solok was decreasing, along with a lot of public complaints to the services such as, queuing tin-ie, low anticipation statis, for patients, good quality means things are satisfying, and for the service provider is meet the science and technology and profession autonomy- Puskesmas budgeting has decrease between 19998-2000, and currently retribution tram Puskesmas to City government as operational budget is 75%.
2001
T2523
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rozali Namursa
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit Tuberkulosis Paru (TB Para) sampai saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang serius terutama di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Kunci utama dalam pemberantasan penyakit ini adalah keteraturan berobat penderita. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor yang berhubungan dengan keteraturan berobat penderita TB Paru.

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni dan Juli tahun 2000. Disain penelitian adalah cross sectional. Populasi penelitian adalah penderita yang mulai berobat di BP4 kota Palembang selama bulan Januari - Desember 2000 dan di diagnose sebagai penderita TB Paru. Sample diambil secara purposif berjumlah 221 orang, merupakan seluruh penderita yang berobat di BP4 kola Palembang pada bulan Januari - Desember 1999 dan di diagnose sebagai penderita TB Paru.

Dari 221 responden dalam penelitian, 35% diantarannya tidak teratur minum obat. Hasil analisis bivariat terhadap 14 variabel bebas dengan variabel terikat, menghasilkan 5 variabel yang mempunyai hubungan bermakna (p<0,05) dengan keteraturan berobat, yaitu : sikap pengobat Odds Rasio = 1,987 (95% CI 1.112 - 3.549), jarak ke tempat pengobatan Odds Rasio = 2,171 (95% CI 1.173 - 4.017), persepsi tentang TB Paru Odds Rasio = 3,125 (95% CI 1.138 -- 8.581), manfaat berobat teratur Odds Rasio = 3,648 (95% CI 1.870 - 7.115) dan biaya pengobatan Odds Rasio = 2,754 (95% CI 1.542 - 4.919).

Hasil analisis multivariate dengan menggunakan regresi logistik metode Backward Stepwise dari 5 variabel bebas yang berhubungan bermakna pada analisis bivariat, ternyata hanya 2 variabel yang mempunyai hubungan bermakna (p<0,05) dengan keteraturan berobat,yaitu" biaya pengobatan Odds Rasio 2,2605 (95% CI 1.2370 - 4.1310) dan manfaat berobat teratur Odds Rasio = 2,9716 (95% CI 1.4900 - 5.9267).

Disarankan perlu penyuluhan tentang manfaat berobat teratur bagi penderita TB Paru dan penelitian lebih lanjut mengenai pembiayaan pengobatan TB Paru. Daftar Pustaka 44 : (1974 - 2000).

abstract
Pulmonary Tuberculosis has been a serious public health problem among people in the developing countries as well as Indonesia. The primary key to eliminating this disease is the regularity of taking medicine (compliance).

This research aimed to discover the factors related to the regularity of taking medicine among Pulmonary Tuberculosis patients who were undergoing treatment at Lung Clinic or BP4 Palembang from January through December 1999. The research was done in June and July 2000 with cross sectional method. The population was all patients under treatment of Pulmonary Tuberculosis in January through December 2000. The sample was taken purposively as many as 221 people.

Multivariate analysis shows that patients (33.5%) are irregularity taking medicine. Bivariate analysis towards 14 independent variables with dependent variables indicates 5 variables which have significantly relationship (p<0.05) with the regularity of taking medicine, that is : the attitude of provider Odds ratio = 1.987 (95% CI 1.112 - 3.549), the distance to the medical facility Odds ratio = 2.171 (95% CI 1.173 - 4.017), the perception about Pulmonary Tuberculosis Odds ratio = 3.125 (95% CI 1.138 - 8.581), the effectiveness of the regularity of taking medicine Odds ratio = 3.648 (95% CI 1.870 - 7.115) and medical cost Odds ratio = 2.754 (95% CI 1.542 - 4.919).

The multivariate analysis, using logistic regression of Backward Stepwise method, towards 5 independent variables having significant relationship (p<0.05) with the regularity of taking medicine, both are the medical treatment cost Odds ratio = 2.2605 (95% CI 1.2370 - 4.1310) and the effectiveness of the regularity of taking medicine Odds ratio .- 2.9716 (95% CI 1.4900 -5.9267).

The conclusion is that the factor of the regularity of taking medicine among patients of Pulmonary Tuberculosis is strongly influenced by the factor of the effectiveness of the regularity of taking medicine.

It is necessary to recommend more information about the effectiveness of the regularity of taking medicine to the patients of Pulmonary Tuberculosis as well as further research action, to get more knowledge about how strong the influence of medical cost is.

1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library