Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ananto Widiaji
Abstrak :
Tugas Akhir ini menggambarkan persepsi sebagian kecil masyarakat Tionghoa yang beragama Kristen dan Katolik terhadap ritual Ceng Beng. Para responden yang dijadikan objek penelitian adalah 12 orang responden yang berdomisili di Jakarta. Praktek Ceng Beng merupakan suatu bentuk penghormatan kepada leluhur yang sudah meninggal dunia. Dengan melakukan Ceng Beng itu artinya seseorang telah mengamalkan salah satu nilai ajaran Konfusius mengenai rasa bakti terhadap orang tua. Meskipun demikian, kini upacara ini mulai ditinggalkan oleh etnis Tionghoa di Jakarta karena menurut mereka upacara Ceng Beng tidak sesuai dengan nilai-nilai yang ada dalam ajaran agama resmi yang mereka anut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor agama dan pemahaman dalam memahami upacara Ceng Beng memainkan peran yang cukup besar dalam membentuk persepsi para responden terhadap ritual Ceng Beng. ......This thesis illustrates the perception of a small group of Chinese people who are Christians and Catholics towards the ritual of Ceng Beng. The respondents who were the object of the study were 12 respondents domiciled in Jakarta. The practice of Ceng Beng is a form of respect to the deceased ancestors. By doing Ceng Beng it means that one has practiced one of the values of Confucius that teachings on filial piety to parents. However, now this ceremony began to be abandoned by ethnic Chinese in Jakarta. Because they thought the Ceng Beng ceremony was not in accordance with the values in the institutional religions teachings that they were follow. The results of this study showed that religious factors and understanding of the Ceng Beng ceremony itself played a considerable role in forming respondents perception of Ceng Beng ritual.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2021
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Farah Tasya Novana
Abstrak :
ABSTRACT
Studi ini membahas sejarah Kamp Wirakarya yang merupakan salah satu kegiatan Gerakan Kepanduan. Dalam penelitian ini dijelaskan bagaimana Gerakan Pramuka sebagai wadah bagi kaum muda untuk memberikan karya nyata bagi masyarakat. Fokus dalam penelitian ini adalah sejarah Perkemahan Wirakarya, lokasi, kegiatan, dan perannya dalam pengembangan dan pengabdiandengan diadakannya Lokakarya tingkat nasional pertama yang menjadi Lokakarya kelas dunia pada tahun 1993. Penulisan penelitian ini didasarkan pada sumber-sumber surat kabar kontemporer, wawancara dengan pelaku kegiatan, buku dan arsip yang dimiliki oleh Arsip Nasional. Republik Indonesia.
ABSTRACT
This study discusses the history of the Wirakarya Camp which is one of the activities of the Scout Movement. In this study explained how the Scout Movement as a forum for young people to provide a real work for the community. The focus in this study is the history of the Wirakarya Campsite, location, activities, and its role in the development and devotion to the people of Indonesia. It began in 1968 with the holding of the first national level Camp Workshop to become a world class Camp Workshop in 1993. The writing of this research is based on contemporary newspaper sources, interviews with activity actors, books and archives owned by the National Archives of the Republic of Indonesia.
2015
S70063
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muttaqin
Abstrak :
Penelitian ini bertitik tolak dari semakin meningkatkan permasalahan kesejahteraan sosial termasuk permasalahan anak jalanan. Organisasi pelayanan manusia yang juga menangani permasalahan anak jalanan dihadapkan pada permasalahan manajerial yang belum siap menghadapi dinamika internal dan eksternal organisasi dan pimpinan juga kurang mampu memberikan motivasi pada seluruh pengurus organisasi. Sehingga pimpinan kurang mampu mengelola sumber dana dan sumber daya yang ada dalam organisasi. Kondisi tersebut pada gilirannya akan mempengaruhi proses dan hasil pelayanan yang akan diberikan. Kondisi tersebut menjadi tanggung jawab pimpinan untuk mengatasinya sebagai motor penggerak kemajuan organisasi. Penelitian dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan mencoba mendeskripsikan pola-pola kepemimpinan yang diterapkan pimpinan organisasi dalam usaha pengembangan keterampilan pekerja sosial. Setelah memperoleh data-data deskripsi kemudian mencari perbedaan-perbedaan dan persamaan-persamaan diantara dua unit analisis tersebut. Dengan upaya itu akan memberi gambaran mengenai manajemen organisasi dikedua organisasi pelayanan manusia bersangkutan, serta mencerminkan sejauh mana kesiapan organisasi pelayanan manusia bersangkutan memberikan Usaha Kesejahteraan Sosial (UKS). Dengan menggunakan pola kepemimpinan Hillel maka pendeskripsian pola kepemimpinan dimaksudkan untuk diarahkan kepada penerapan otoritas pimpinan dan orientasi kepemimpinan atas lingkungan organisasi. Disamping itu juga akan dicoba diungkapkan apakah pola kepemimpinan yang diterapkan memiliki keterkaitan dengan pengembangan keterampilan pekerja sosial organisasi bersangkutan. Dari hasil penelitian yang dilakukan terungkap bahwa pola kepemimpinan pada Rumah Singgah Setiakawan I bersifat desentralisasi internal, dengan adanya pelibatan pekerja sosial untuk mengambil keputusan terhadap bidang fungsionalnya juga adanya otonomi kepada pekerja sosial untuk mengerjakan tugas dan tanggung jawabnya berdasarkan gambaran pekerjaan. Kondisi tersebut dibarengi dengan strategi penempatan bawahan yang tepat dimana struktur diisi oleh orang-orang yang mampu bekerja dan terampil sehingga struktur yang ada cukup berfungsi dengan baik. Kondisi tersebut memudahkan pimpinan melakukan koordinasi terhadap tiap unit kerja. DiIihat dari otoritasnya yang desentralisasi maka keterampilan pekerja sosial relatif berkembang karena pekerja sosial dikondisikan dan diberi kesempatan untuk belajar mengembangkan ilmunya, sedangkan dilihat dari orientasi yang bersifat internal pimpinan mengabaikan faktor eksternal sehingga menjadikan organisasi kekurangan dana bagi peningkatan keterampilan pekerja sosial. Pada Rumah Singgah Bakti Sejahtera I pola kepemimpinan bersifat sentralisasi internal, dimana staf tidak dilibatkan dalam usaha pengambilan keputusan,. Tugas dan tanggung jawab dilaksanakan tidak sesuai dengan gambaran pekerjaan yang diembannya sehingga tidak ada otonomisasi. Hal lainnya struktur kurang diisi oleh tenaga ahlinya sehingga struktur formal kurang berfungsi. Pimpinan kurang mampu memobilisir lingkungan eksternal yang sangat besar pengaruhnya terhadap keberlanjutan organisasi, padahal rumah singgah sedang mengalami kesulitan dana. Dilihat dari otoritasnya yang sentralisasi seperti yang dijelaskan diatas maka pengembangan keterampilan pekerja sosial di Rumah Singgah Bakti Sejahtera I kurang berkembang dengan baik dibanding pengembangan keterampilan yang ada di Rumah Singgah Setiakawan I. Dimana pekerja sosial tidak diberi otonomi untuk bekerja termasuk kebebasan untuk mengambil keputusan. Banyak tugas-tugas fungsional pekerjaan sosial di Rumah Singgah Bakti Sejahtera I tidak dilakukan. Seperti tidak membuat laporan kemajuan anak. Kondisi tersebut diperparah dengan tidak ada anggaran untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan atau pelatihan. Rumah singgah masih melakukan upaya penghematan anggaran untuk pelayanan anak-anak binaan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T4241
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilis Kurniasih Rahmawati
Abstrak :
Tesis ini membahas mengenai (adverse event) yang terjadi di Unit Gawat Darurat RS Bhinaka Bakti Husada bnlan Oktober-November 2009. Bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor kontribusi yang mempengaruhi kejadian tidak diharapkan tersebut yang bennanfaat bagi rumah saki! untuk mengelola manajemen risiko dengan memberikan pelayanan yang aman dan mengutamakan keselamatan pasien. Upaya maminimalkan resiko akan melindungi rumah sakit dari tuntutan yang meningkat terhadap rumah sakit akhir­ akhir ini Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desaln deskriptif analitik. Kesirnpulan penelitian memberikan gambaran factor kuntribusi langsung maupun tidak langsung yang mempengaruhi kejadian tidak diharapktm Saran untuk rumah sakit untuk meningkatkan upaya pengelolaan manajemen resiko melalui peningkatan kualitas pelayanan dan peran serta staf.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T21067
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riesti Fadryona
Abstrak :
ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang bentuk pelaksanaan konsep bakti di Cina Xiao yang muncul dalam film Ju Dou dan keterkaitannya dengan kerumitan permasalahan rumah tangga di pedesaan yang menjadi konflik dalam film tersebut. Peran masing-masing anggota keluarga akan dianalisis dengan melihat bagaimana mereka melaksanakan Xiao sesuai dengan posisi mereka yang diatur oleh konsep Wu Lunn Lima Hubungan dalam filsafat Cina. Sumber data penelitian ini adalah film Ju Dou serta buku-buku kebudayaan Cina dan kajian apresiasi film.
ABSTRACT This thesis discusses the implementation of Chinese concept of filial piety Xiao which appeared in the movie Ju Dou and its interrelatedness with complexity of a rural household family that serves as conflict of this movie. Each family members role will be analyzed as to how they practice Xiao according to their position in Wu Lun The Five Confucian Relationship in Chinese philosophy. The data source of this research is the film Ju Dou and books on Chinese culture and film appreciation studies.
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Reza Fauzan Hafizh
Abstrak :
Persaingan usaha yang sehat ditandai dengan adanya kesempatan yang sama antar Pelaku Usaha dalam menawarkan barang atau jasa kepada konsumen. Dalam merealisasikan iklim persaingan usaha yang sehat harus terdapat aturan hukum yang menjadi dasar bagi setiap pelaku usaha untuk bersaing secara adil dalam menjalankan kegiatan usahanya. Maka untuk menjamin penegakan persaingan usaha yang sehat di Indonesia lahirlah Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Tentunya dengan aturan hukum tersebut akan menjamin pasar kompetitif secara sehat yang terbebas dari segala kecurangan dan konspirasi  yang menutup esensi dari adanya persaingan di dunia usaha. Namun perwujudan dari persaingan usaha yang sehat di Indonesia belum terealisasi secara sempurna oleh karena masih banyaknya pelaku usaha yang memanfaatkan kesempatan untuk mencapai tujuan kegiatan usaha dengan hal-hal yang dilarang dalam Undang-Undang No. 5 Tahun 1999. Salah satu kasus dimana para pelaku usaha diduga melakukan kegiatan yang dilarang adalah kasus dugaan persekongkolan tender dalam program penyediaan kapasitas satelit telekomunikasi berbasis High Throughput Satellite (HTS) di Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI KOMINFO). Di dalam kasus ini, pengadaan tender bertujuan untuk menyediakan akses internet dan layanan seluler kepada masyarakat di daerah 3T( Terdepan, Tertinggal dan Terluar).
Fair business competition is characterized by equal opportunities between Business Actors in offering goods or services to consumers. In realizing a fair business competition climate, there must be a legal rule that is the basis for every business actor to compete fairly in carrying out his business activities. So to ensure the enforcement of fair business competition in Indonesia, Law Number 5 of 1999 concerning the Prohibition of Monopolistic Practices and Unfair Business Competition is born. Of course, the rule of law will guarantee a healthy competitive market that is free from all fraud and conspiracy that closes the essence of competition in the business world. However, the manifestation of fair business competition in Indonesia has not been realized perfectly because there are still many business actors who take advantage of the opportunity to achieve the objectives of business activities with the things that are prohibited in Law No. 5 of 1999. One of the cases where business actors were suspected of carrying out prohibited activities was a case of alleged tender conspiracy in the program of providing capacity for telecommunications satellites based on High Throughput Satellite (HTS) in the Telecommunications and Information Accessibility Agency of the Ministry of Communication and Information Technology (BAKTI KOMINFO). In this case, the procurement of tenders aims to provide internet access and cellular services to the public in 3T areas (Frontier, Disadvantaged and Outermost).
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fida Iyun Fi’il Islamie
Abstrak :
Skripsi ini membahas bagaimana peran yang dimiliki oleh pekerja sosial dalam menangani anak yang berhadapan dengan hukum dengan menggunakan metode pemberian bantuan di luar lembaga. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Pada proses Sakti peksos merupakan bagian dari pekerja sosial selain menjalankan fungsi rehabilitator, sakti peksos juga menjadi mediator bagi ABH dan melakukan advokasi kepada anak yang berhadapan dengan hukum, baik untuk pelaku anak ataupun korban. Kesemua peran tersebut dilaksanakan oleh sakti peksos selama memberikan bimbingan sosial kepada ABH. Jadi dalam penelitian ini dijelaskan lebih dalam lagi mengenai peran dan pelaksanaan program serta kendala yang terjadi di lapangan. ......This thesis discuss how the social workers dealing with children who have to face the law by using Outreach method. This research is qualitative descriptive interpretative. In fact, Satuan Bakti Pekerja Social (Sakti Peksos) as a social worker have an important role in addressing the child of being face to face with law outside the institute. These roles are being rehabilitator, advocating the quality of life of children and giving treatment for them. Thus, this reasearch will be explained more about the role and the implementation of the programme.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Novia Amalia Zain
Abstrak :
ABSTRAK Abang None Jakarta sebagai duta wisata DKI Jakarta memiliki potensi-potensi yang dapat dimanfaatkan untuk menjalankan peran dan fungsi utama Public Relations yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan dampak positif kepada masyarakat DKI Jakarta. Meskipun demikian, pemberdayaan Abang None Jakarta yang lebih sering ditempatkan pada penugasan-penugasan protokoler para pejabat pemerintah DKI Jakarta pada akhirnya menimbulkan opini masyarakat mengenai Abang None Jakarta yang hanya dianggap sebagai ?pajangan? atau pemanis pandangan mata dan memiliki kontribusi yang minim terhadap lingkungan dan masyarakat DKI jakarta secara langsung. Penulisan karya akhir ini bertujuan untuk merancang rangkaian kegiatan dalam program humas untuk Abang None Jakarta yang lebih kontributif dan memiliki dampak langsung terhadap masyarakat dan lingkungan DKI Jakarta.
ABSTRACT Abang None Jakarta as the tourism and cultural ambassador of DKI Jakarta who has the potentials that can be utilized to carry out the role and main functions of Public Relations. Abang None Jakarta supposedly has to provide a positive impact to the people of Jakarta. Nonetheless, the empowerment of Abang None Jakarta are more often placed as the part of protocoler job for the Jakarta?s Governments. As a result, it leads the public opinion about Abang None Jakarta as a 'display' which has a minor direct contribution for DKI jakarta. This final assignment aims to design a series of activities in a public relations program to Abang None Jakarta which are more contributive and have such a direct impact for DKI Jakarta.
2016
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Septo Pawelas Arso
Abstrak :
Seiring dengan pergerseran dunia bisnis kepada pada jasa dan pelayanan, sehingga terjadi pergeseran orientasi pada penciptaan dan penambahan nilai pelayanan bagi pelanggan. Meraih pelanggan yang loyal dan laba yang besar merupakan tujuan setiap usaha, dimana mutu, kepuasan dan loyalitas adalah 3 hal yang saling terkait. ldealnya loyalitas tercipta karena pelanggan puas. Pelanggan yang loyal akan memberikan profit jangka panjang. Pergeseran ini juga berimbas pada pelayanan rumah sakit yang telah menjadi suatu industri jasa kesehatan. Loyalitas pasien sangat penting bagi rumah sakit, karena didalamnya terdapat kesetiaan dan mutu pelayanan. Untuk mendapatkan pelanggan yang loyal; rumah sakit harus bisa mendapatken kepercayaan (trust) pelanggannya. Karakteristik pelayanan kesehatan, consumer ignorance dan uncertainty menjadikan tinjauan jasa pelayanan rumah sakit berbeda dengan pelayanan jasa pads umumnya. Penelitian ini didasari bahwa retensi pasien RS Bakti Yudha cukup tinggi. Lebih dari 71,3% pasien adalah pasien lama yang melakukan kunjungan ulang. Akan tetapi ternyata ketidakpuasan pasien cukup tinggi. Tujuan yang ingin dicapai yaitu untuk mengetahui harapan dan kenyataan pelayanan yang diterima oleh pasien loyal dalam tingkatan loyalitasnya, proses terbentuknya loyalitas dan faktor-faktor yang mendorongnya. Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai, maka jenis penelitian ini adalah kualitatif. Responden diwawancarai mewakili 3 golongan loyalitas, yaitu repeat customer, client dan advocate. Pengolongan loyalitas dilakukan berdasarkan frekuensi kunjungan dan advokasi yang dilakukan. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan dianalisis dengan menggunakan analisis isi (content analysis). Di dalam interaksi dan loyalitas pasien dilihat apakah terdapat value dan trust. Sedangkan harapan dan pelayanan dilihat dari dimensi mutu. Dari penelitian ini diketahui bahwa pasien mengharapkan pelayanan yang reliable, yang dapat menyelesaikan masalah kesehatan dan sakitnya. Pelayanan yang baik adalah cepat (responsive), ramah dan sopan (assurance), tepat dan pasti ( reliable) dan dengan perhatian (ber-empathy) oleh dokter, perawat dan petugas yang berkompeten (assurance) dengan fasilitas fisik (tangible) yang balk mendukung kenyamanan. Pelayanan yang diterima oleh pasien loyal RS Bakti Yudha Depok dirasakan sudah memenuhi harapan dalam aspek medis dengan value kesembuhan. Hanya golongan advocate yang mempersepsikan pelayanan rumah sakit sudah baik dan memenuhi harapan. Loyalitas pasien RS Bakti Yudha terbentuk melalui timbulnya kepercayaan (trust) terhadap dokter dan pelayanan rumah sakit. Kepuasan dan kepercayaan (trust) terhadap pelayanan rumah sakit akan meningkatkan loyalitas pasien. Faktor-faktor pendorong timbulnya loyalitas pada golongan repeat customer yaitu jarak dan dokter, pada golongan client yaitu jarak atau akses, dokter, pelayanan rumah sakit, kebiasaan dan tarif, sedangkan golongan advocate didorong oleh pelayanan rumah sakit, jarak atau akses, dokter, kebiasaan dan tarif Faktor jarak merupakan pendorong yang paling kuat, sementara dorongan faktor tarif terhadap loyalitas pasien adalah kecil. Dilihat dari tahapan loyalitasnya, pasien golongan repeat customer tergolong dalam tahapan cognitive, seorang affective dan seorang dalam tahapan action loyalty. Golongan client tersebar ke dalam tahapan cognitive, affective dan amalive. Golongan advocate telah berada dalam affective, conative dan action loyalty. Loyalitas tahapan cognitive didasari oleh informasi dan faktor jarak yang dekat semata dibandingkan dengan rumah sakit lain. Pasien loyal dalam tahapan cognitive berkunjung ke RS Bakti Yudha hanya karena didorong oleh kondisi emergency atau situasi tertentu saja, sehingga disebut juga sebagai situasional loyalty. Pasien yang selalu berkunjung ke RS Bakti Yudha daripada ke rumah sakit lain dan pasien yang selalu mendatangi praktek dokter tertentu di manapun saat membutuhkan disebut juga sebagai proactive loyalty. Manajemen RS Bakti Yudha perlu secara serius untuk meningkatkan loyalitas pasien menjadi loyal kepada rumah sakit (store lyalty), bukan sekedar kepada dokter. Untuk itu perlu dilakukan upaya-upaya untuk mewujudkan pelayanan sesuai harapan pasien terutama yang diprioritaskan oleh para pasien loyalnya. Sehingga disarankan untuk mempertahankan dokter yang mempunyai banyak pasien, menjaga kompetensi dokter dan perawat, mempermudah proses pelayanan pasien, meningkatkan keramahan dan kenyamanan, kelengkapan obat di apotik serta meningkatkan kondisi fisik, peralatan dan kebersihan. Untuk meningkatkan kepuasan pasien perlu diterapkan strategi kepuasan melalui upaya relationship marketing strategi superior service dan strategi penanganan keluhan yang efektif.
As the business movement to the service era, the business orientation shift to customer value creation and value adding It can't be denied that every business purpose is to get loyal customers and greater profit, and the business orientation shift to the value creation and value adding in the services Thus, quality, satisfaction and loyalty are the important subjects which correlated. This movement has impact on the hospital as a health service industry.. Inside the patient loyalty lay faithfully and quality. To gain the loyal customer, hospital must get the patient's trust first. The unique characteristics of health service, consumer ignorance and uncertainty, make the health service differ to common services. This research is based on the height of patient retention of Bakti Yudha Depok Hospital, about 71%, which expressed by the number of patient revisited, On the other hand, the patients dissatisfaction is high too. So, the research purposes are to reveal the expectations and reality of hospital customer service, the process of loyalty shaped, and the urged factors. Consider the purpose will attained, this study is designed as qualitative research,. Respondents which interviewed represent 3 customer categories; there are repeat customer, client and advocates. The category is based on the visit frequency and advocacy. Data collection is conducted by indepth interview. Content analysis is used to analyze the value and trust within the patient-hospital interaction, while the patient expectations and the service reality are refer to the services dimensions. The research reveals that patients expect the good service, which is reliable, can solve their health and illness problems. The good service is promptly (responsive), politely and hospitality (assurance) and with interest as patient and customer (empathy) by the competent doctors, nurses and personnel (assurance), which is supported by the comfortable physical facilities The services of Bakti Yudha Depok Hospital has filled the patient's expectation in medical aspect, which expressed by the healing value. However, only the advocates have percept that hospital services are good and appropriate their expectations. The patient's loyalty is shaped by trust, to doctors and hospital services. Whereas, the satisfaction and trust will improve patients loyalty. The urged loyalty factors in the repeat customer are doctor and nearness, in the client are nearness, doctor, hospital services, habit and tariff, while in the advocate are hospital services, nearness, doctor, habit and tariff. The nearness is the powerful loyalty factor, while tariff is the weak factor. In the loyalty stage, repeat customers categorized in cognitive, affective and action loyalty, while clients are in cognitive, affective and conative loyalty, and the advocates are in affective, conative and action loyalty. Cognitive loyalty is based on information and nearness solely refers to other hospital. Cognitive loyal patients prefer visits to Bakti Yudha hospital just in the emergency or specific condition, so it called situational loyalty. The active patients, action loyalty patients, always come to Bakti Yudha hospital or specific doctor while they need, it can be categorized in proactive loyalty. Bakti Yudha Hospital management need to seriously improved his patient's loyalty up to the hospital loyalty (store loyalty), more than just the doctor loyalty. It needs actions to deliver customer driven services, especially loyal patients. It is suggested to keep the doctor which have large loyal patients, improved the doctors, nurses and personels competency, simplify the patient service procedures, improved the hospitality and conformity, keep the complete drugs supply in apotek, and physical condition, facilities, and environment cleanliness. Apply the customer satisfaction strategy through relationship marketing; superior service strategy and effective complain management. Reference: 29 (1989 -2003)
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardiansyah
Abstrak :
Museum adalah tempat yang sangat strategis dalam penyampaian pesan dari pengelola museum kepada pengunjung ( masyarakat). Museum tidak boleh lagi hanya memikrkan kebutuhan internalnya saja tapi harus juga memikirkan pihak eksternalnya yaitu masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Untuk itu tesisi ini membahas bagaimana mengoptimalkan fungsi museum sebagai media komunikasi bagi pngunjung agar masyarakat atau pengunjung mendapatkan informasi yang luas dan benar tentang TNI melalui Museum Bhakti TNI. Museum memiliki empat media komunikasi yaitu melalui koleksi, melalui program kegiatan publik, ikut serta dalam kegiatan dan ruang publik, dan melalui kegiatan kebijakan kehumasan dalam kegiatan sehari. Empat hal inilah yang akan dioptimalkan perannya berdasarkan konsep dan teori komunikasi museum dan new museum sehingga akan menghasilkan konsep komunikasi yang efektif, atraktif, dan komunikatif di Museum Bhakti TNI.
Museum is a strategic place to send a message from museum to the visitor or people. Museum may not just be care of it internal need but it also must be care of the external need like visitor and it environments . Therefore this thesis is focused and discussed of how to optimize the function of museum as communication media for visitor in order to they can get more information effectively and accurately through Bhakti TNI Museum. Museum have four communications media they are: collections, Public activities program, following in activity and public space, by daily activities of public policy. These four things that will be optimized based on concept of communication theories and new museum theories, so it can produce the effective, attractive, and communicative communication concept in Bhakti TNI Museum.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
T44619
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>