Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ahmad Rofi Alfarabi
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui korelasi antara bakteri aerob yang digunakan pada instalasi pengolahan air limbah industri terhadap laju korosi baja rendah karbon jenis SA283 Grade C dengan variabel waktu, ketersediaan oksigen dan nutrien. Media lingkungan yang dipakai adalah air limbah yang telah berisi bakteri aerob yang berasal dari bak aerasi instalasi pengolahan air limbah. Penelitian dilakukan dengan 3 kondisi berbeda yakni tanpa penambahan gelembung dan nutrient, hanya penambahan gelembung, dan ada penambahan gelembung dan nutrien. Pengujian dilakukan selama 3,6,9,12, dan 15 hari. Selain itu dilakukan pengujian dengan variabel tambahan nutrien dengan rasio 1:10,1:20,1:30,1:40, dan 1:50 dengan 15 hari pengujian.
Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh bakteri aerob terhadap laju korosi yang terjadi dan mengakibatkan adanya fenomena korosi mikrobiologi. Laju korosi terbesar terjadi pada 3 hari pertama pengujian dan dalam kondisi adanya penambahan gelembung dan nutrien hingga mencapai 110 mpy. Sedangkan komposisi penambahan nutrient 1:10 memiliki laju korosi 14 mpy. Jumlah koloni bakteri terbesar terjadi pada 3 hari pertama pada kondisi ada penambahan gelembung dan nutrien hingga memiliki jumlah koloni sebanyak 1300 x 104 koloni. Nilai pH selama pengujian bergerak turun, hal ini membuktikan adanya aktifitas bakteri aerob yang menghasilkan kandungan asam pada media uji. Berdasarkan analisis permukaan spesimen kupon dapat ditunjukkan adanya korosi seragam yang ditandai dengan adanya tubercle akibat aktifitas bakteri aerob.

This study has purpose to determine the correlation between aerobic bacteria which used in the industrial wastewater treatment plant to corrosion rate of SA283 Grade C low carbon steel with time variable, oxygen and nutrient availability. Environmental media used wastewater from aeration basin which has contained aerobic. The study was conducted with 3 different conditions are without the addition of bubbles and nutrients, only the addition of bubbles, and addition of bubbles and nutrients. The tests were conducted for 3,6,9,12, and 15 days. In addition, testing with additional nutrient variables with ratio of 1 10,1 20,1 30,1 40, and 1 50 with 15 days of testing.
The results of this study proved the effect of aerobic bacteria on corrosion rate that occurred and resulted in the phenomenon of microbiological corrosion. The largest corrosion rate occurred in the first 3 days of testing in condition presence of bubbles and nutrients up to 110 mpy. While the composition of 1 10 nutrient addition has a corrosion rate of 14 mpy. The largest number of bacterial colonies occurred in the first 3 days under the condition of adding bubbles and nutrients to have the number of colonies as much as 1300 x 104 colonies. The pH value during the test moves down, this condition proves that the presence of aerobic bacteria activity can produces acid content on the test medium. Based on the analysis of surface sample there is can be shown the existence of uniform corrosion characterized by the presence of tubercle due to the activity of aerobic bacteria.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T49113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Catherina Anggraini
"Latar belakang: Periodontitis merupakan penyakit inflamasi kronis dan dikenal dalam berbagai klasifikasi, yaitu periodontitis kronis, periodontitis agresif, necrotizing periodontitis, dan periodontitis sebagai manifestasi penyakit sistemik. Periodontitis agresif ditandai dengan meningkatnya proporsi bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans, namun belum terdapat studi yang secara spesifik membuktikan interaksi langsung antara sel bone marrow-derived macrophages (BMM) sebagai prekursor sel osteoklas dengan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Tujuan: Menganalisis interaksi langsung antara sel BMM dengan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Metode: Sel bone marrow dikultur selama 48 jam untuk menjadi sel BMM dan kemudian diinfeksikan oleh bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans selama 5, 15, dan 30 menit pada kondisi aerob dan anaerob. Data jumlah koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans didapatkan melalui uji total plate count (TPC). Analisis kuantitatif melalui uji statistik. Hasil: Terjadi peningkatan bermakna jumlah koloni bakteri pada kelompok bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans yang berinteraksi dengan sel BMM, dibanding tanpa sel BMM pada kelompok paparan aerob 5 dan 15 menit. Tidak terdapat perbedaan pada jumlah koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans yang diinfeksi pada kondisi aerob atau anaerob. Tidak ada perbedaan bermakna pada jumlah koloni bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans yang diinfeksi selama 5 menit, 15 menit, dan 30 menit. Kesimpulan: Interaksi langsung antara sel BMM dengan bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans memengaruhi proliferasi bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Proliferasi bakteri Aggregatibacter actinomycetemcomitans dipengaruhi oleh kondisi aerobik dan anaerobik, namun tidak dipengaruhi lama waktu infeksi.

Background: Periodontitis is a chronic inflammatory disease and classified as chronic periodontitis, aggressive periodontitis, necrotizing periodontitis, and periodontitis as a manifestation of systemic disease. Aggressive periodontitis is characterized by an increased in Aggregatibacter actinomycetemcomitans proportion. There has not been any studies that have shown the direct interactions between bone marrow derivedmacrophages cells, as osteoclast precursor cells, with Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Purpose: To analyse direct interactions between bone marrowderived macrophages (BMM) cells and Aggregatibacter actinomycetemcomitans. Methods: Bone marrow cells from C57BL/6 mice were cultured for 48 hours in order to differentiate into BMM cells. BMM cells were then infected with Aggregatibacter actinomycetemcomitans for 5 minutes, 15 minutes, and 30 minutes in an aerobic and anaerobic environment. Total plate count of Aggregatibacter actinomycetemcomitans were analysed as a quantitative data using statistical analysis Results: Statistically, significant difference between Aggregatibacter actinomycetemcomitans-infected BMM and control group were observed on 5 minutes and 15 minutes aerobic groups. There were no statistically difference in Aggregatibacter actinomycetemcomitans colony count number between cultures in aerobic or anaerobic environment. No statistically significant difference were found in Aggregatibacter actinomycetemcomitans colony count number between 5, 15, and 30 minutes infection time. Conclusions: Direct interactions between BMM cells and Aggregatibacter actinomycetemcomitans affect Aggregatibacter actinomycetemcomitans proliferation. Bacterial proliferation is affected by aerobic or anaerobic environments, but not infection time"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library