Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 15 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nasir Tamara
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan , 1998
920 ABU a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Freedom Institute, 2006
361 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Freedom Institute, 2005
361 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ngabdullah
"ABSTRAK
P.T. Bakrie Pipe Industries merupakan salah satu indus
tri yang menghasilkan pipa baja berbagai macam ukuran untuk
berbagai macam keperluan konsumen dalam negeri inaupun luar ne
geri.
Sesuai dengari peraturan pernerintah untuk meningkatkan
export non migas maka P.T. Bakrie Pipe Industries ikut andil
dalam menghasilkan devisa negara yaitu derigan menuai hasil
produksinya berupa pipa baja.
Untuk dapat merealisir hal tersebut P.T. Bakrie Pipe
Industries perlu mempunyai keunggulan bersaing dengan industni
lain yang sejenis, salah satu strategi adalah peningkatan effi
siensi dan produktivitas.
Dalam rangka meningkatkan effisiensi dan produktivitas
P.T. Bakrie Pipe Industries perlu melakukan Forecasting untuk
manajemen produksi.
Perlu dilakukan analisa menyeluruh terhadap Forecasting
tersebut dengan menggunakafl beberapa metode analisa yang tepat.
Dengan demikian maka manajemen dapat mengetahui kemung
kinan dan nderUflgan pasar jual di masa yang akan datang.
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adhi Pamungkas
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T27277
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Antonius Kristiyanto Wahyu Indriya
"Kesulitan membayar kewajiban akibat utang dalam mata uang asing yang terdepresiasi dapat diselesaikan melalui restrukturisasi utang yang bertujuan untuk mengurangi beban cicilan pokok dan bunga sehingga meningkatkan kinerja keuangan di kemudian hari.
PT Bakrie & Brothers Tbk melakukan restrukturisasi atas utangnya sebesar US$ 1 miliar dalam rangka mengurangi beban cicilan pokok dan bunga. Pola yang dilakukan adalah dengan penjadualan kembali, pengalihan utang dengan aset, pengalihan utang menjadi penyertaan saham dan pemotongan utang pokok dan utang bunga. Dengan pola tersebut, kinerja keuangan perusahaan diharapkan menjadi semakin baik.
Restrukturisasi utang yang dilakukan oleh PT Bakrie & Brothers Tbk tidak memperbaiki kinerja keuangan bagi semua pihak yang berkepentingan (manajemen, pemegang saham dan kreditur). Hal ini dapat terjadi karena restrukturisasi utang hanya memperbaiki struktur modal (capital structure) tanpa mempengaruhi kinerja operasional.
Restrukturisasi utang dapat terlaksana karena adanya peran pemerintah yang menyeimbangkan posisi tawar menawar antara debitur dan kreditur, adanya rangsangan berupa insentif pajak dan adanya lembaga Pengadilan Niaga yang yang menjamin proses berjalan secara terbuka dan adil. Meskipun demikian, masih terdapat beberapa peraturan yang dapat menghambat proses restrukturisasi utang terutama berkaitan dengan pengalihan utang dengan aset seperti yang dialami oleh PT Bakrie & Brothers Tbk untuk mengalihkan PT Arutmin Indonesia kepada pihak asing. Kondisi lain yang bisa menghambat proses restrukturisasi adalah kondisi ekuitas perusahaan yang sudah negatif atau mengalami defisiensi modal."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T11409
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Latania Barona
"Diawali oleh krisis nilai tukar yaang terjadi sejak semester II tahun 1997, kinerja perekonomian Indonesia menurun tajam dan berubah menjadi krisis yang berkepanjangan di berbagai bidang. Krisìs tersebut kemudian berkembang semakin parah karena terdapatnya berbagai kelemahan mendasar di dalam perekonomian nasional, terutama di tingkat mikro. Bersamaan dengan itu, pengelolaan perekonomian dan sektor usaha (corporate governance) yang kurang efisien serta sistim perbankan yang rapuh menyebabkan gejolak nilai tukar berubah menjadi krisis utang swasta dan krisis perbankan. PT Bakrie Building Industries. adalah salah satu dan anak perusahaan publik swasta nasional terbesar di Indonesia (holding company) yaitu PT Baknie & Brothers Thk. yang terkena dampak krisis tersebut.
Ada dua hal yang mendorong Perusahaan masuk ke dalam perangkap krisis tersebut. Pertama, dinamisme perekonomian Indonesia yang semakin meningkat telah menimbulkan keyakinan yang berlebihan (over confidence) pada diri investor asing sehingga mengurangi kehati-hatian mereka dalam memberikan pinjaman kepada dunia usaha di Indonesia. Kedua, Perusahaan memanfaatkan perbedaan suku bunga dalam dan luar negeri untuk meningkatkan pinjaman dari luar negeri, terutama dalam bentuk pinjaman swasta jangka pendek. Pada saat yang bersamaan nilai tukar rupiah yang relatif stabil sejak beberapa tahun terakhir, teiah menimbulkan adanya kepastian terhadap perkembangan kurs (implicit guarantee) sehingga meningkatkan keyakinan Perusahaan akan kemantapan perkembangan ekonomi. Ketersediaan pembiayaan yang relatif mudah diperoleh menyebabkan Perusahaan mengabaikan prinsip kehati-hatian dalam kegiatan usaha sebaga mana tercermin pada tingginya pangsa utang luar negen berjangka pendek yang digunakan untuk pcmbiayaan investasi berjangka panjang (maturity gap).
Perkembangan ini dengan sendinnya menimbulkan kerentanan perusahaan terhadap gejolak nilai tukar dan telah mendorong Perusahaan menuju kekepailitan. Saat ini Perusahaan merencanakan melaksnakan pembayaran kewajiban melalui Peranjian Perdamaian Pengaturan Kembali Utang untuk membebaskan perusahaan dan semua kewajiban berkenaan dengan utang yang alcan direstrukturisasi dan untuk memaksimalkan nilai yang harus dikembalikan kepada para Kreditur Peserta. Sebagai pertimbangan atas dibebaskannya dari kewajiban tersebut, Perusahaan akan melunasi hutangnya dengan cara:
  1. melunasi sesuai jadwal jatuh tempo
  2. menjadwalkannya kembali
  3. mengkonversi hutang menjadi modal
  4. penertiban Obligasi Konversi (Convertible Bonds)
Diharapkan setelah proses restrukturisasi yang menyeluruh selesai, Perusahaan dan Anak Perusahaan akan memiliki tingkat hutang yang dapat ditanggung dan akan berada dalam posisi yang tepat untuk meningkatkan nilai perusahaan di masa mendatang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astuti Halimah
"Skripsi ini menbahas rancangan sekuensial dan Uji Rasio Probabilitas Sekuensial untuk menguji mean distribusi binomial. Untuk meperjelas pembahasan, diberikan aplikasi teori pengujian ini, yaitu dengan menguji proprsi barang produksi yang rusak yang diasumsikan berdistribusi binomial. Rancangan dan pengambilan data dilakukan di Pabrik Pipa Baja Talang Tirta, PT Bakrie and Brothers, Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Acep Saefudin
"Pemasaran dewasa ini merupakan pertempuran persepsi konsumen, bukan sekedar pertempuran produk. Beberapa produk dengan kualitas, modal, karakteristik tambahan dari produk serta kualitas yang relatif sama, dapat memiliki kinerja yang berbeda-beda di pasar karena perbedaan persepsi dari produk tersebut di benak konsumen. Suatu produk dengan ekuitas merek yang kuat dapat membentuk landasan merek yang kuat dan mampu mengembangkan keberadaan suatu merek dalam persaingan apapun dalam jangka waktu lama.
Sebagai bagian dari perannya dalam menambahkan nilai untuk konsumen, ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek, persepsi kualitas, loyalitas merek, asosiasi merek dan aset-aset hak milik merek lairinya memiliki potensi untuk menambah nilai bagi perusahaan.
Menganalisis ekuitas merek merupakan salah satu strategi pemasaran dalam upaya meningkatkan eksistensi merek yang selanjutnya dapat menaklukkan pasar. Semakin kuat ekuitas merek suatu produk, semakin kuat daya tariknya untuk menggiring konsumen mengkonsumsi produk tersebut yang selanjutnya mengantar perusahaan meraup keuntungan dari waktu ke waktu.
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif dimana data diperoleh melalui survei. Karena penelitian ini adalah mengenai persepsi suatu produk sehingga statistik yang digunakan adalah statistik non parametrik di mana data yang digunakan adalah data yang berbentuk nominal dan ordinal. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 110 orang, yang menggunakan judgement sampling yang telah ditentukan dimana responden adalah para konsumen, dan penyalur fiber semen yang terjangkau oleh peneliti yaitu yang berada di wilayah Jakarta Selatan, Jakarta Timur, Jakarta Barat, Tangerang dan Bekasi.
P.T. Bakrie Building Industries merupakan salah satu anak perusahaan P.T. Bakrie Brothers Tbk. yang bergerak di bidang produk bahan-bahan bangunan. Produk unggulan yang menjadi kekuatan perusahaan dan memberikan keuntungan adalah produk dengan merek Harflex.
Untuk meningkatkan pangsa pasar Harflex di Indonesia dengan menambah kapasitas mesin, pada saat ini, bukanlah keputusan yang tepat karena berarti perusahaan memerlukan investasi Baru.
Mengingat keterbatasan dana untuk investasi dan adanya perjanjian dengan para kreditor, maka saiah satu cam agar tetap mempertahankan dan meningkatkan pemasaran produk adalah dengan memperluas jalur distribusi melalui peningkatan kekuatan merek Harflex.
Untuk mengetahui kekuatan merek Harflex di pasar, salah satu cara yang dilakukan adalah dengan menganalisis dimensi ekuitas merek yang terdiri dari kesadaran merek , persepsi kualitas, loyalitas merek, kesan mengenai merek dan aset ekuitas merek lainnya. Berdasarkan hasil penelitiart terhadap 55 konsumen dan 55 penyalur diketahui Harflex merupakan merek yang cukup dikenal di pasar walaupun bukanlah merek yang paling dominan. Di samping itu, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Harflex memiliki kesan kualitas tinggi. Baik konsumen dan penyalur mengenal produk Harflex, khususnya Genteng Harflex dan Mini Harflex dan kurang mengenal beberapa produk Harflex lainnya. Oleh karena itu, selanjutnya, langkah promosi produk Harflex ditokuskan pada pengenalan dan pemasaran produk-produk Harflex lainnya yang belum dikenal konsumen dan yang bisa memberikan margin keuntungan yang tinggi.
Dalam penelitian inipun diketahui bahwa persepsi responder terhadap Harflex baik, khususnya persepsi tentang kualitas produk dan kemudahan pemakaian produk. Kesan mengenai merek Harflex menurut konsumen menunjukkan bahwa Harflex merupakan produk berkualitas tinggi dan produknya mudah dipasang. Sedangkan kesan Harflex menurut penyalur menunjukan bahwa Harflex merupakan produk yang berkualitas tinggi, produk mudah dipasang, pelayanannya baik dan tahan lama.
Kualitas barang yang tinggi dan produk mudah dipasang mendorong bertambahnya jumlah penyalur yang akhirnya menjadi salah satu kekuatan BBI dalam memasarkan produk yang berkualitas dalam upaya meraih pangsa pasar yang lebih besar melalui penambahan jalur distribusi. Loyalitas konsumen dan penyalur terhadap merek Harflex cukup rendah, hal ini dapat terlihat dari jumlah sebagian besar responden yang menyatakan tidak pernah menyarankan orang lain untuk membeli produk yang dikonsumsinya dan sebagian besar responden menyatakan "tidak tentu" membeli Harflex. Namun demikian sebagian besar konsumen dan penyalur menyatakan puas dan suka akan produk merek Harflex.
Dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menunjukkan bahwa merek Halifax memiliki beberapa dimensi ekuitas merek yang kuat khususnya dimensi persepsi kualitas, kesadaran merek, kesan yang positif karena Harflex merupakan merek yang disukai oleh konsumen dan penyalur. Sebagian besar konsumen serta penyalur puas terhadap Harflex. Namun demikian, loyalitas terhadap Harflex cukup rendah. Hal ini ditunjukkan oleh masih besarnya jumlah konsumen danpenyalur yang menyatakan "tidak pernah" dan "kadang-kadang" dalam merekomendasikan kepada orang lain untuk membeli Harflex. Di samping itu, sebagian besar konsumen dan penyalur mengetahul produk Harflex khususnya Genteng Harflex dan Mini Harflex."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T7654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Herawadi
"ABSTRAK
Masalah merger dan akuisisi di Indonesia dewasa ini terlihat semakin
menghangat dan banyak mendapat sorotan, terutama berkenaan dengan kasus
akuisisi internal yang banyak terjadi di Indonesia dari berbagai kalangan baik itu
berasal dari para pengambil keputusan dalam perusahaan, politisi, kalangan akademis,
pengamat bisnis dan ekonomi, dll.
Cukup banyak perusahaan yang sudah go public melakukan akuisisi, bahkan
akuisisi di antara satu group yang bernilai triliunan rupiah. Menurut data PDBI, clalam
perioda 1989 sampal Juli 1992 telah terjadi tidak kurang dan 64 kali akuisisi
perusahaan publik dengan total nilai sebesar Rp 3,925 triliun. Hanya 9 buah
diantaranya yang bukan akuisisi satu group (Swa Sembada, 5/VIII, 1992: 124).
Karya tulis ini mencoba untuk mengupas masalah akuisisi internal secara
kuantitatif dan kualitatif dengan mengambil satu kasus akuisisi internal dan merger
antara perusahaan go public PT. Metropolitan Finance Corporation (PT. MFC) yang
mengakuisisi perusahaari swasta nasional (private company) PT. Baknie Nusantara
Multi Finance (PT.BMF), dimana PT. Bakrie Nusantara Corporation (PT.BNC)
merupakan pemegang saham niayoritas pada kedua perusahaan tersebut.
Tidak dapat disangkai begitu besar dampak negatif akulsisi satu group di
Indonesia jika tidak diatur secara jelas, tegas dan predictable. Tanpa regulasi hukum
yang tegas maka akuisisi internal dapat dijadikan sebagai alat untuk meraih
keuntungan yang tidak sehat bagi suatu pihak tertentu terutama plhak-pihak yang
memiliki kekuasaan untuk memungkinkan bertindak sebagai pengambil keputusan
tunggal bagi perusahaan (pemegang saham mayoritas).
Sementara sampai saat ini Indonesia belum memiliki aturan dan prosedur yang
jelas mengenai akuisisi dalam peraturan pasar modal dan perbankan, UU No.7/1992
tentang Perbankan tidak mengatur hal tersebut juga Kepmenkeu
No.15481/Kmk.013/1990 yang diperbaharui melalui Kepmenkeu No.1 199/Kmk.010/1991
tidak mengatur hal tersebut. Dan kalau kita kaji RUU Pasar Modal yang tengah dibahas
di DPR, hal mengenai prosedur akuisisi juga belum disinggung.
Beberapa ciri-ciri akuisisi di Indonesia yang dapat merugikan bank pemegang
saham minoritas maupun negara, secara umum antara lain disebabkan oleh:
a. Akuisisi yanng terjadi banyak yang bersifat internal dan memiliki unsur conflict of
interest
b. Peranan dan founders masih dominan
c. Masíh terdapatnya kekosongan peraturan tentang akusisi.
Akuisisi sebenarnya harus dipandang sebagai komponen penting dalam strategi
jangka panjang perusahaan dalam memperoleh dan mempertahankan keunggulan
kompetitif, sehingga dijalankan berdasarkan pertimbangan bisnis yang sehat.
Bagaimanapun untuk menghindari adanya dampak negatif yang dapat
merugikan pemegang saham minoritas dan negara maka unsur fairness dalam suatu
akuisisi internal harus tetap dijaga. Fairness disini dapat meliputi fair price dan fair
dealing.
Unsur Fair Dealing melihat kepada prosedur akuisisi meliputi pertimbangan
apakah jual beli saham tersebut dilakukan dalam waktu yang ideal, struktur dan cara
negosiasi yang dilakukan, unsur keterbukaan, cara voting pemegang saham dalam
memberikan persetujuan tentang akuisisi, peran direktur dll.
Unsur Fair Price meliputi pertimbangan ekonomi dan finansial sesuai dengan
teori yang berlaku untuk perhitungan harga akuisisi dengan memasukkan faktor asset,
market value, earnings, future prospect dll.
Karya akhir ini menyoroti unsur fair price secara mendalam, dimana menurut
pertimbangan penulis unsur ini menjadi sangat penting karena adanya conflict of
interest dalam akuisisi PT.BMF oleh PT. MFC, sehingga perlu dibuktikan bahwa harga
akuisisi yang terjadi adalah wajar dan tidak akan merugikan pemegang saham
minoritas.
Secara prinsip akuisisi tidak berbeda dengan proyek investasi lain yang
dijalankan dalam rangka implementasi strategi jangka panjang perusahaan. Suatu
investasi dapat dinilai feasible jika memberikan rate of return yang lebih tinggi
dibandingkan dengan Opportunity Cost! Cost of Capital-nya yang dalam perhitungan
Net Present Value (NPV) tercermin sebagai discount rate yang digunakan.
Dengan menggunakan metoda perhitungan Discounted FCF, penulis melakukarn
perhitungan nilai wajar perusahaan, yang pada akhirnya akan dapat membuktikan
apakah jenis investasi akuisisi yang dilakukan oleh PT. MFC menguntungkan atau
tidak dan juga dapat dinilai kewajaran dan harga akuisisi yang terjadi.
"
1995
T2838
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>