Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arif Fisca Sunandar
Abstrak :
Jenis baja tahan karat austenitik 316L banyak dipergunakan dalam dunia industri modern baik dalam gas dan perminyakan maupun dalam manufaktur. Hal ini dikarenakan baja tahan karat 316L yang memiliki sifat ketahanan korosi dan sifat mekanis yang baik. Selain itu, baja tahan karat 316L juga lebih banyak diminati mengingat harganya yang jauh lebih murah dibandingkan baja tahan karat duplek atau hiper duplek. Selain beberapa sifat di atas, baja tahan karat juga memiliki suatu sifat mampu las (weldability) yang baik, karena tidak dapat dipungkiri bahwa pengelasan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam proses manufaktur maupun dalam perbaikan perbaikan peralatan yang rusak. Pada penelitian ini digunakan dua metode pengelasan yang berbeda yaitu GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) dan SMAW (Shielded Metal Arc Welding), sehingga didapatkan suatu karakteristik antara pengelasan GTAW dan SMAW yang dapat digunakan untuk perbandingan kualitas hasil pengelasan. Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain, pengujian radiografi, metalografi, penentuan ferrite number (FN), dan pengujian kekerasan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa lasan hasil GTAW memiliki kekerasan yang lebih tinggi dibandingkan dengan SMAW, dan kekerasan tertinggi terdapat pada daerah logam lasan pada setiap jenis pengelasan. Hasil penentuan FN menunjukkan bahwa logam lasan hasil GTAW memiliki jumlah fasa ferit yang lebih banyak dengan kadar rata-rata di atas 5% dibandingkan dengan logam lasan hasil SMAW dengan kadar rata-rata 3,2% - 3,3%. ......Austenitic stainless steel 316L is widely used in modern industries such as manufacture and oil and gas due to its both good corrosion resistance and good mechanical properties. Its also due to its price which is cheaper than duplex or hyperduplex stainless steels. Stainless steels also have good weldability since welding always takes an important role in manufacturing for services or maintenance aplications. Two different methods of welding were used to weld austenitic stainless steel 316L in this research that are GTAW and SMAW for comparisson purpose. Experimental methods used are radiography, metalography, ferrite number determination and hardness test. The result shows that weldment produced by GTAW has higher hardness than those SMAW one. Its acknowledge that for all methods of welding the hardest region is in weld metal. The weld metal ferrite number (FN) produced by GTAW has ferrite content with average above 5% of ferrite whereas the one produced by SMAW has 3,2% - 3,3% ferrite.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42195
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Gevanda Demasyarafina Andika Priyady
Abstrak :
Penggunaan baja tahan karat austenitik 316L pada bidang industri semakin meningkat. Baja tahan karat austenitik 316L banyak digunakan karena memiliki sifat mekanik, seperti kekerasan dan ketahanan korosi yang baik. Faktor yang dapat mempengaruhi sifat mekanis dari baja tahan karat 316L adalah perlakuan panas yang dapat berpengaruh pada ukuran butir sehingga penting untuk mengontrol pertumbuhan butir pada baja. Pengujian ini dilakukan pada baja tahan karat yang telah dicanai dingin dengan reduksi sebesar 22%. Kemudian dilakukan proses pemanasan pada temperatur 900, 1000, dan 1100 °C dengan kondisi isotermal dengan waktu tahan yang digunakan adalah 0, 420, dan 840 detik untuk masing-masing temperatur. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian metalografi untuk melihat dan mengetahui struktur mikro serta ukuran diameter butir dan pengujian kekerasan menggunakan metode mikro Vickers. Hasil pengujian yang didapatkan adalah kekerasan material yang menurun seiring meningkatnya temperatur dan waktu tahan yang disebabkan oleh butir yang semakin membesar. Pemodelan empiris persamaan butir juga diperoleh dari penelitian ini sebagai berikut untuk pertumbuhan butir pada temperatur 900 ºC memenuhi persamaan empiris berikut: D4,5– D04,5 = 4 x 1017 t0,669 exp (−3,2 ð¥ 105/ðð) & D3,5– D03,5 = 2 x 1016 t0,669 exp (−3,2 ð¥ 105/ðð) dan untuk temperatur 1000, 1100 ºC memenuhi persamaan berikut: D4,5– D04,5 = 2 x 1016 t0,669 exp (−3,2 ð¥ 105/ðð) ......The usage of austenitic stainless steel 316L in the industry is increasing. Austenitic stainless steels 316L are widely used because of their good mechanical properties, such as hardness and corrosion resistance. One factor affecting the mechanical properties of stainless steel 316L is a heat treatment that can affect grain size, so it is important to control grain growth in steel. This test uses cold-rolled stainless steel with a reduction of 22%. Then heat treatment was carried out at temperatures of 900, 1000, and 1100 °C under isothermal conditions, holding times 0, 420, and 840 seconds for each temperature. The tests were a metallographic test to see and determine the microstructure and grain size and a hardness test using the micro Vickers method. The test results are that more temperature and holding time given can be caused the grains to get bigger, so the hardness decreases. It also obtained the empirical modeling equation for grain growth at temperature 900 ºC refer to: D4,5– D04,5 = 4 x 1017 t0,669 exp (−3,2 ð¥ 105/ð)  &  D3,5– D03,5 = 2 x 1016 t0,669 exp (−3,2 ð¥ 105/ð)  and for temperature 1000, 1100 ºC refer to: D4,5– D04,5 = 2 x 1016 t0,669 exp (−3,2 ð¥ 105/ðð)
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library