Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supriyadi
Abstrak :
Baja perkakas SKD 11 merupakan bzy`a perkakas yang banyak digunakan dalam industri karena memiliki si/ar kekerasan yang tinggi dan fahan aus akibat kandungan kromiun yang tinggi sekitar 11-13%. Banyak peralatan per/nesinan yang menggunakan bahan baja perkakas SKD 11 dalam dunia induslri masih impor dari luar negeri, unruk ilu dilakukan penelitian ini sehingga diharapkan dapal mengurangi kelergantungan perkalfas baja SKD I 1' dari luar negeri dan seecara ridalc langsung rnaka biaya produ/ui dapai dikurangi.

Pengoptimalan sU`a! bqia perkakas SKD 11 dapal dilakukan dengan perlakuan panas yang terdiri aras prehearing, ausrenfsasi, quenching dan lemper. Penefilian ini dilakukan unruk mengeta/mf dampak Iempel' lunggaf dan temper ganda terhadap Sifdl kekerasan baja perkakas dan srruktur mi/fro. Proses remper dilaksanakan dalam berbagai Iemperarur. Dari pengujian yang dflakukan didapafkan hasil bah wa baik temper runggal maupun lemper ganda menghasilkan srruktur marrensir temper dan karbida. Kekerasan alfan berkurang dengan meningkalnya lemperarur remper kecuali pada kondisi dimana tedadi prisriwa secondary hardening. Pada kondisi inf baja SKD Il memiliki kekerasan yang tinggi_ Secondary hardening rampal: terjadi jika baja SICD 11 diremper pada 425"C baik pada femper tunggal rnaupun lemper ganda. Temper ganda akan mengahasilkan kekerasan yang cenderung lebih rendah dibandingkan Iemper tunggal.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41448
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rajagukguk, Jenni Ria
Abstrak :
Baja Perkakas (Tool Steel) sebelum digunakan membutuhkan perlakuan panas. Perlakuan panas yang diberikan meliputi : pemanasan awal (pre heating), pengerasan dan penemperan. Pada penelitian ini diteliti sejauh mana pengaruh perlakuan panas terhadap sifat mekanis baja perkakas H-13. Untuk maksud tersebut maka dilakukan perlakuan panas dengan variasi temperatur austenisasi yang berkisar antara 9000 C hingga 11000 C ditahan selama satu jam dan didinginkan di udara. Sedangkan proses penemperan dilakukan di antara 4500 C sampai dengan 6500 C ditahan dua jam kemudian didinginkan di udara. Proses perlakuan panas tersebut mengikuti standar yang diterapkan di pabrik untuk baja perkakas standar ALSI H-13. Setelah diberi perlakuan panas, kemudian dilakukan pengujian sifat mekanis yaitu pengujian kekerasan (Hardness test), pengujian takik (Impact test), pengujian aus (Wear test), pengamatan struktur mikro (Metallografi), permukaan patahan (Faklografi). Dari hasil penelitian di dapatkan bahwa kondisi optimal perlakuan panas adalah suhu austenisasi 10000 C dan suhu temper 5000 C. Kondisi optimal tersebut ditentukan dari sifat mekanisnya meliputi kekerasan, kekuatan impact, ketangguhan, keausan dan didukung oleh metallografi dan faklografi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Priyatno
Abstrak :
Sektor industri peralatan dan mesin-mesin saat ini sedang mengalami perkembangan yang pesat sehingga mutlak diperlukan bahan-bahan dengan, sifat mekanis yang tepat antara lain, nilai kekerasan. Kekerasan, dapat ditentukan dengan melakukan, pengujian, di laboratorium. Sebelum, dilakukan. pengujian maka mesin uji harus dikalibrasi terlebih dahulu supaya mesin uji dalam keadaan, standar sehingga dapat diperoleh hasil pengujian kekerasan dengan ketelitian yang tinggi. Hardness Block dapat digunakan sebagai kalibrasi terhadap mesin, uji kekerasan dengan cara verifikasi tak langsung. Hardness Block yang sekarang banyak digunakan di Indonesia masih diimpor dari luar negeri sehingga perlu dilakukan peaelitian pembuatan Hardness Block supaya dapat diproduksi di dalam, negeri. Baja perkakas DF-2 (EQ. AISI 01) dengan perlakuan sub-zero yang dilanjutkan dengan proses temper untuk mendapatkan, kestabilan. kekerasan dan dimensi dengan, kekerasan tententu dapat digunakan, sebagai material untuk pembuatan Hardness Block. Supaya Hardness Block yang dibuat dapat digunakan secara luas serta dalam kaitannya dengan proses pengendalian mutu material dan produk, maka harus ada akreditasi dari laboratorium kalibrasi dan laboratorium penguji yang tergabung dalam Jaringan Nasional Laboratoriam Penguji. Cara untuk mendapatkan, akreditasi tersebut adalah, dengan melakukan pengujian kekerasan dengan, metode uji profisiensi.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S41961
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nana Suryadigama
Abstrak :
Dalam suatu industri pembuatan komponen otomotif dijumpai bahwa salah satu komponen cetakannya, dalam hal ini, pierce punch (punch pembuat lubang ) yang terbuat dari baja perkakas pengerjaan dingin Japan lndustry sociery (JIS) SKD ll atau setara dengan American lron Steel lnstitute (AISI) D2 produksi lokal mengalami kegagalan yang lebih sering dibandingkan dengan produk impor. Pada penelitian ini dilakukan analisa terhadap perpatahan yang terjadi pada produk lokal. Metode analisa yang digunakan antara lain ; pengumpulan data awal, pemilihan sampel, pengamatan fraktograpi, dan metalograpi, pengujian kekerasan, dan kekasaran permukaan, Hasil pengamatan fraktograpi terlihat adanya inisiasi retak pada permukaan, beacmark, dan alur-alur perambatan retak. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pierce punch produk Iokal telah terjadi kegagalan patah falik. Perambatan retak pada produk lokal juga dipercepat oleh retak mikro pada batas butir. Perbedaan kecepatan perambatan retak ini dikarenakan proses perlakuan panas yang kurang efektif pada produk lokal. Perbedaan ini dapat dilihat dari hasil foto struktur mikro antara produk lokal dan produk import. Rekomendasi dari penelitian ini adalah melakukan proses quench dengan sistem pendinginan udara berputar dan double temper seperti yang dikenakan pada produk impor.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2002
S41515
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Puspita Sari
Abstrak :
Baja perkakas 8407 Supreme dan Dievar merupakan baja perkakas pengerjaan panas yang banyak digunakan untuk dies casting, forging, extraction dan sebagainya. Berdasarkan penggunaannya maka kedua jenis baja ini harus memiliki sifat-sifat antara lain kestabilan dimensi yang baik dan kekerasan yang tinggi pada waktu digunakan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan sifat-sifat mekanis yang optimum maka dilakukan proses perlakuan panas seperti austenisasi, pencelupan, dan temper. Pada penelitian ini akan dilakukan "Studi Pengaruh Temperatur Austenisasi dan Penggunaan Dapur Terhadap Perubahan Dimensi, Kekerasan, dan Struktur MiIa Baja Perkakas 8407 Supreme dan Dievar” untuk mengetahui pengaruh temperatur austenisasi dan penggunaan dapur Ierhadap perubahan dimensi dan kekerasan yang dihubungkan dengan mikrostruktur yang terbentuk. Proses austenisasi dilakukan pada temperatur 960°C, 1020 °C, dan I030°C , diikuti dengan pencelupan sesuai dengan jenis dapur yang digunakan pada saat proses austenisasi, yaitu fluidized-bed dan dapur vakum Serta proses temper pada temperatur 570°C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semakin tinggi temperatur austenisasi alarm menyebabkan penambahan dfmensf kedua jenis baja perkakas, dimana pada baja 8407 Supreme perubahan dimensi terbesar terjadi pada temperatur austenisasi 1030"C sebesar 0,13 7 mm unruk arah panjang difluidized-beai sedangkan pada baja Dievar perubahan dimensi terbesar terjadi pada temperatur austerzisasi I030°C sebesar 0,083 mm untuk Grah tinggi di fluidized-bed Semakin tinggi temperatur austenisasi hingga temperatur optimum akan menyebabkan meningkatnya kekerasan kedua jenis baja perkakas. Kekerasan pada baja 8407 Supreme akan meningkat dengan meningkatnya temperatur austenisasi untuk kedua jenis dapur. Pada baja per-kakas 8407 Supreme kekerasan tertinggi terjadi pada temperatur austenisasi 1030°C sebesar 550 HB di fluidfzed-bed sedangkan pada baja perkakas Dievar kekerasan tertinggi terjadi pada temperatur austenisasi J020°C sebesar 457 HB di fluidized-bed.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
S41347
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmat Avandi Katili
Abstrak :
aja perkakas XW-10 adaiah baja perkakas woe air hardening ailoyed mol sieei yang saiah sam Syamya adalah /remampukerasan yang bail: .Serta ketahanan aus yang baik pula. Baja perkakasjuga iermasuk pada icaregori Cr-Ma-V loo! sicei. Peneiiiian kaii ini dqoaicai material baja perkakas XW-10 yang dilalcukan perlakuan panas berupa perlakuan subzero. Tujuan penelitian ini adaiah untuk mendapalkan SMI! mekanis marerial hasii perialcuan subzero, yaitu sifat kekerasan, kcausan seria ketangguhan baja pcrkakas XW-I0 dan membandingkannya dengan Hal mekanis material yang fidak ciiheri perlaknan subzero agar kira mengeia/mi pengaruh perlakucm subzcro ierhaciryn SUZII mekanis bcy'a perkakas XW-10. Tahap perlakuan panas baja perkakas dimulai dari austenisasi, quench dengan ali, perlakuan subzero hanya zmiuk sampel subzero, serta temper. Pada penelitian kali ini remperamr ausrenisasi diambil sebagai variabeinya untuir mendapalkan niiai opiimum .vifar mekanis dari parlcfkuan xuhzero. Temperatur au.vreni.m.s'f yang dimnbil be:-lurui-mrul mulai dar! 930"C, 960"C dan IOU0°C. Perlakuan subzero memakai nirrogen cair sebagai media pendingin. Temper material pada 200°C. Pengujian yang dilakulran adaiah pengujian icekerasan, pengujian keausan, pengujian impair serra foto sirukfur miia-o bqia perkakas. Pada riap iahap periairuan panas bqa diambil sangoei imluk mengerahui perubahan sifbr yang terjadi. Hasii pengujian menunju/rican bahwa pada sernua remperalur austenisasi periakuan .subzero meningkatlcan kekerasan baja perkakas. Kekerasan maicsimum didapaikan oleh sampei as subzero lemperalur austenisasi 960°C sebesar 57.39 HRC. Kekerasan rneningkat aicibar iranjormasi austenit sisa menjadi mariensii seria pembenlukan karbida halus di matrilcs mariensii. Secara zimum perlaicuan subzero juga mampu meningkatkan keiahanan aus maierial dengan makin kecilnya iaju aus material. Laju aus rerkecil didapal oleh sampel subzero temper pada iemperaiur ausienisasi I 000°C sebesar 3.3 x l0`6mm3/mm. Ketahamm aus meningka! akiba! adanya pengaruran atom-atom di permukaan saar periakuan subzero_ Periaknan subzero menurunkan kemngguhan mare:-ia! _mal di :yi impak Harga impak /erendah didapat oleh samp.-21 periakuan subzero Iemper .sebcsar 0.025 J/mmz. kekerasan yang cukup tinggl menimbulkan kegetasan karena banyaknya legangan di dalam material. F010 struktnr mikro sampel hasii perlakuan subzero cenderung iebih geiap ifarcna lransforrnasi auslcnit _visa menjadi marten.s'ir_ Pada foto struklur mikro terlihat karbida halus dan merara di man-iks mariensii Iebih banya/c dibanding dengan sampel hasil quench.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41703
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia Yulianti
Abstrak :
Nitrokarburisasi merupakau proses perlakuan panas termokimia yang efektif untuk menghasilkan lapisan keras (case) yang tipis pada permukaan baja. Lapisan yang berupa senyawa ferokarbonitrida ini bertujuan unluk meningkatkan ketahanan aus permukaan malerial. Efektivitas nitrokarburisasi dilihat dari waktu proses yang relatif singkat, serta temperarur proses yang relatif rendah pula. Penelitian ini menitikberatkan kepada proses uilrokarburisasi terhadap baja perkakas ASSAB 718/AISI P20, berkenan dengan aplikasinya sebagai material cetakan plastik dan cetakan die casting. Sampel material tersebut dinitrokarburisasi di dalam Fluidized Bed selama 3 jam, pada temperalur optimal 570°C, dan dengan menggunakan dua komposisi gas, yaitu 50% NH3, 47% N2, 3% C0;, dan 50% NH 3, 47% Ng, 3% LPG. Pengujian yang dilakukan terhadap sampel berupa uji kekerasan makro sebelum proses nitrokarburisasi, uji kekerasan mikro untuk mengetahui kekerasan lapisan dan distribusi kekerasan pada sub permukaan, serta foto struktur mikro uuruk melihat lapisan putih yang terbentuk. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kekerasan permukaan material meningkat, diikuti oleh mekanisme pengerasan di bagian bawah lapisan senyawa yang terbentuk. Dan dengan membandingkan pemakaian C02 dan LPG sebagai sumber karbon, tampak bahwa pemakaian gas C02 akan menghasilkan lapisan feronitrida yang lebih tebal dibandingkan dengrm gas LPG.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S47829
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Marta Nurjaya
Abstrak :
Perlakuan panas baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja akan mengakibatkan logam khususnya yang berbasis besi akan mengalami perubahan sifat baik sifat fisik maupun sifat mekaniknya. Perubahan yang paling mendasar adalah perubahan struktur mikro dari material. Dengan berubahnya struktur mikro dari material ini maka nilai koefisien meal termed (Coefficient of Thermal-Expansion) dari material akan berubah. Penelitian ini menggunakan material baja perkakas atau tools steel jenis DP-2 yang sebelumnya sudah dilaku panas. Baja ini kemudian diproses dengan 2 jenis perlakuan panas. Keduanya dianil sampai suhu autenisasi baja kemudian satu sampel dikuens dengan oli sampai dengan suhu kamar dan satu lagi dikuens dengan media fluida dibawah suhu 0 °C atau dikenal dengan sub-zero treatment. Keduanya akan ukur nilai kekerasannya dan nilai koefisien muai term dibandingkan dengan malaria awal yang tidak dilaku panas. Hasil dari penelilian ini memperlihatkan bahwa baja perkakas yang telah dilaku panas nilai kekerasan akan naik dan nilai koefisien muai termal temperatur akan turun. Transformasi fase dari ketiga sampel yang diuji tidak niemperlihatkan pergeseran yang signifikan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Marta Nurjaya
Abstrak :
Perlakuan panas baik yang disengaja maupun yang tidak disengaja akan mengakibatkan logam khususnya yang berbasis besi akan mengalami perubahan sifat baik sifat fisik maupun sifat mekaniknya. Perubahan yang paling mendasar adalah perubahan struktur mikro dari material. Dengan berubahnya struktur mikro dari material ini maka nilai koefisien meal termed (Coefficient of Thermal-Expansion) dari material akan berubah. Penelitian ini menggunakan material baja perkakas atau tools steel jenis DP-2 yang sebelumnya sudah dilaku panas. Baja ini kemudian diproses dengan 2 jenis perlakuan panas. Keduanya dianil sampai suhu autenisasi baja kemudian satu sampel dikuens dengan oli sampai dengan suhu kamar dan satu lagi dikuens dengan media fluida dibawah suhu 0 °C atau dikenal dengan sub-zero treatment. Keduanya akan ukur nilai kekerasannya dan nilai koefisien muai term dibandingkan dengan malaria awal yang tidak dilaku panas. Hasil dari penelilian ini memperlihatkan bahwa baja perkakas yang telah dilaku panas nilai kekerasan akan naik dan nilai koefisien muai termal temperatur akan turun. Transformasi fase dari ketiga sampel yang diuji tidak memperlihatkan pergeseran yang signifikan.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyuaji NP
Abstrak :
Baja ASSAB XW-42 (vetara dengan AIS! D2) merupakan baja perkakas pengeqaan dingin dengan kadar karbon dan kromium yang tinggi. Untuk aplikasinya. Inga ASSAB XW-42 ini banyak digunalcan umulc afal pemarong, punch dan dies, yung memerlukan kekerasan, ketalzanan aw: yang linggi dun kestabilan dimensi yang baik Pada penelirian ini digzmakan 3 variabel temperatur au.s'1enisasi yaitu pada 980"C, I010"C dan I040”C, dan dengan 4 kondisi pada musing - masing variabel temperatur yaim as quench, quench lemper, as subzero dan .vubsero rempcr. Hasil pene/ilian nzemmju/ckan bahwa perlrzkunn subzero meningkalkan kekemxan yailu dari 52,49 HRC menjadi 53,06 HRC pada temperutur 9800C,‘ 52,72 HRC menjadi 52,86 HRC pada temperalw' 101 0” C; 52,29 HRC menjadi 53,37 HRC pada remperalur I0-10” C. Perlakuan subsero juga meningkaflfan ketahanan aus dengan menurzmkan laju aus yairu dari 3, 99xl 04 mm’/mm merjadi 3,-I5xl0" mms/mm pada remperatur 9800C; 4,06x10“ mm"/mm menjadi 3,83.r10'6 mmj/lvnm pada Iempcratur I Ol 00 C; 4,00xI04 mms/mm menjadi 3,94.rl0'6 mm’/mm pada temperatur 10400 C. Untuk ketanggu/mn, perlalruan subzero juga menirrglrarkan harga impak aim dari 0,033 .loule/mm? menjadi 0,036 Joule/Jwrng padu femperalur 101066: 0,036 Joule/Jmmz menjadi 0,0-I7 Joule/mm2 pada remperarur 10-IOUC. Harga impak rurzm pada temperalur 980° C yaitu duri 0, 038 Joufe/mm? menjadf 0,033 ./oulefinml. Penfrzgkaran /cefalzanan aus ini disebabkan kareua lerbemzzkrzya karbidu yang Iebih merara dan halus. Dari hasil pengzyiarz dapaf disimpulkan bahwa perlalman .s-ub:ero ram - ram menai/dean 1,1-1% kekeraxan, 7,49% kerahancm aus dan 156% kerangguhan dibandingkan dengun ranpa perlulruan subsero. Peningkamn syn: material yang optimal refjadi dengan mclakukan proses remper serefa/1 proses .subzero dilakukcm_ Puda fom mikro fer/ihur srrukfur /mrbida yang febi/1 /wins dan mermu has!! perlakuan subzero. Perbedaan warm: rnarrilrs cmrara sampel ranpu dan dengan tenyner menwyulrkau adargfa perubahan rrmtrilm yaifu pcrubalzan marrensif menjadi murfensir Iemper. Dari hasil jblo mi/fro tidak dapat diamati per:1ba!1m1 persentase austeni! sisa dun per.s-enlase marlensir.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S41793
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>