Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 132 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Edizal
Padang: Kayupasak, 2010
495.6 EDI t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edizal
Padang: Kayupasak, 2014
495.6 EDI p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Edizal
Bandung: Kayupasak, 2003
495.6 EDI n
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Vance. Timonthy J.
Jakarta: Kesain Blanc, 1993
495.682 VAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Quartatma, RA Danang P. author
Abstrak :
Dari Iaporan penyelenggaraan workshop penyusunan kurikuluml silabus dan pedoman evaluasi program pemagangan ke Jepang,peser1a yang dinyaiakan gagal dinyatakan cukup tinggi (7-10%) dan ada keoenderungan meningkat. Kegagalan peserta disebabkan karena kemampuan befoahasa Jepang yang masih kurang sehingga peserta magang dipulangkan dari jepang sebelum waktunya belajar selesai. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengeiahui hubungan antara variabel nilai ukuran 'kecerdasan/IQ peserta latihan program pemagangan, percakapan menggunakan bahasa Jepang di Iuar kelas aiau di asrama, pelaksanaan pekerjaan rumah, pelaksanaan test harian dan jumlah penggunaan buku terhadap kemampuan berbahasa Jepang. Analisisa dalam penelitian ini dilakukan berdasarkan kemampuan berbahasa Jepang peserta. Indikator dari kemampuan berbahasa Jepang adalah nilai akhir pra pemberangkatan peserta magang ke Jepang. Jumlah populasi yang terpilih adalah peserta magang ke Jepang angkatan sembilan puluh sembilan, di Balai Latihan lnstruktur dan Pengembangan Cevest Bekasi dengan a!asan angkatan sembilan puluh sembilan adalah angkatan yang terbaru saat penelrtian ini dilakukan. Analisisis data yang digunakan dalam penelitian ini model regresi berganda dengan metode stepwise menggunakan program statistik SPSS 10.1. Guna mengetahui gambaran umum di gunakan deskriptif statlk mengenai mean, standar deviasi dan nilai minimum dan maximum. Untuk memberikan gambaran hubungan atau korelasi digunakan nilai koefiosien korelasi. Sedangkan nilai koefisien detenninasi R2 menunjukkan varian dari Y yang dijelaskan oleh semua variabel prediktor. Perubahan dari nilai koefisien determinasi menggambarkan perubahan varian dari setiap variabel prediktor terhadap variannya dalam menjelaskan perubahan pada variabel terikat. Secara umum hasil peneiitian ini menjelaskan bahwa nilai ukur kecerdasanIIQ, percakapan menggunakan bahasa Jepang di Iuar kelas, pekerjaan rumah, test harian dan jumlah penggunaan buku temyata mempunyai pengamh terhadap kemampuan berbahasa Jepang. Untuk nilai ukur kecerdasan temyata mempunyai pengamh yang paling besar dalam meningkatkan kemampuan berbahasa Jepang
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T5982
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irma Syaftari
Abstrak :
Dalam mempelajari bahasa Jepang, kita menemukan banyak sekali cara-cara ekpresi atau pemakaian bahasa yang menarik, dengan mengingat cara-cara ekspresi bandingannya, misalnya dalam bahasa Indonesia atau bahasa Inggris, sebagai bahasa asing lain yang kita kenal. Diantara pemakaian bahasa yang menarik, misalnya dalam bahasa Jepang kita kenal penggunaan partikel wa, ga, mo, no, yang mengikuti subyek. Kemudian adalagi pemakaian bahasa sopan atau kei-go, seperti misalnya untuk menyatakan 'membaca', yaitu yomu, dapat diucapkan dengan berbagai cara, apakah menggunakan kata yomeru, oyomini-naru, yomimasu atau oyominishimasu. Dalam hal ini, penulis merasa tertarik oleh cara ekspresi 'pengandaian' dalam bahasa Jepang, yang sebagai referensi perbandingan, kita kenal dalam bahasa Inggris dengan apa yang disebut Conditional Clause atau Clause of Condition dan dalam hubungan ini, dikenal juga istilah If-caluse dan When-clause. Dengan dipakainya konjugasi If, maka arti 'pengandaian' (condition) atau 'perumpamaan' (supposition) tampil dengan jelas. Sebaliknya, dalam pembahasan tatabahasa Jepang, dikenal istilah joken hy?gen (Suzuki, 1977; 209), juga katei no hy?gen (Teramura, 1980: 65). Artinya 'pernyataan pengandaian' atau 'ekspresi pengandaian'. Disamping itu, perlu diketahui bahwa dalam kerangka struktur katsu-y? ('konjugasi'), yang tampil dalam pelajaran tatabahasa Jepang di sekolah (gakk? bunp?) dikenal istilah katei-kei ('bentuk pengandaian'). Jadi, yang disebut katei-kei ialah bentuk pengandaian yang tampil dalam kerangka struktur katsuy?. Seperti telah disinggung di atas, dalam bahasa Inggris dikenal pemakaian konjugasi If dan When, kalau ingin membuat kalimat yang menyatakan 'pengandaian' atau 'perumpamaan'. Dalam bahasa Indonesia, kita mungkin menggunakan kata-kata 'kalau', 'apabila', untuk if dalam bahasa Inggris, dan kata-kata 'kapan', 'jika', 'bilamana' untuk when, dan 'manakala' untuk whenever. Sedangkan dalam bahasa Jepang, cara menyatakan maksud 'pengandaian', kita menggunakan bentuk-bentuk: 1. -to 2. -ba 3. -tara 4. -nara (-naraba)
1987
S13565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Khansa Nadhifa Mazaya
Abstrak :
Penelitian ini mengkaji tentang rangkaian ujaran direktif bahasa Jepang terhadap anak usia 2-5 tahun. Rangkaian ujaran direktif itu disampaikan oleh orang tua. Sumber data yang digunakan berupa video percakapan antara orang tua dan anak yang diunggah di Youtube. Alasan memilih sumber data itu antara lain, rekaman percakapan bersifat impromptu sehingga memperlihatkan gambaran realisasi ujaran direktif terhadap anak. Video percakapan yang diamati berjumlah lima video. Dari kelima video itu, ditemukan kombinasi ujaran direktif langsung dan taklangsung. Rangkaian ujaran direktif yang ditemukan dalam penelitian ini ada lima pola. Berdasarkan hasil yang diperoleh, pada umumnya kombinasi ujaran terdiri dari tiga sampai enam rangkaian direktif. Dengan kata lain, penutur mengatakan ujaran direktif kepada anak lebih dari satu kali, bahkan berkali-kali. Ujaran taklangsung cukup produktif direalisasikan terhadap anak usia 2-5 tahun. Tampaknya anak usia 2-5 tahun dapat mengerti ujaran direktif taklangsung. Bahkan dari 5 video yang ada, 3 video data 3, 4 dan 5 memperlihatkan bahwa ujaran direktif taklangsung efektif digunakan. Anak melakukan permintaan orang tua setelah orang tua mengatakan ujaran direktif taklangsung. ...... This study reviews sequences of directive utterances in Japanese speech to children aged 2 to 5 years old. The sequences of directive utterances are delivered by parents. The data sources used are conversational videos between parents and children uploaded on Youtube. The reason for choosing such data sources is that the videos are recorded impromptu, and thus, they show the realization of directive utterances to children. There are, in total, five videos observed. From the videos, it is revealed that there is a combination between direct and indirect directive utterances. The study also identified 5 patterns in the directive utterances. Based on the results, the combination of utterances generally consists of 3 to 6 sequences of directive utterances. In other words, speakers use directive utterances to children more than once and even repeatedly. Indirect directive utterances are delivered to children in the age range of 2 to 5 years old productively. It seems that those children are able to understand indirect directive utterances. Out of five videos, three videos data 3, 4 and 5 showed that indirect directive utterances are effectively used. The children performed their parents rsquo requests after their parents used indirect directive utterances.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsujimura, Natsuko
Australia: BlackWell Publishing, 2007
495.6 TSU i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nara, Hiroshi, 1951-
Honolulu: University of Hawai Press, 2003
495.680 07 NAR a (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>