Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Maurice Efroza Handi
Abstrak :
PET plastic bottle waste and biomass are an urgent environmental pollution problem due to their abundance. Through circular economy, more than reducing pollution, waste materials and polymers can be increased in value through recycled synthesis into advanced materials. Amorphous carbon was obtained through a pyrolysis process at 400 oC for 2 hours from PET plastic bottle waste. To improve carbon performance, activation was carried out using a strong base KOH with variations of KOH to the number of carbons of 1:2, 1:3, 1:4 to obtain activated carbon with high surface area and conductivity. The activated carbon that was successfully synthesized was then subjected to XRD (X-Ray Diffraction) and BET (Brunauer Emmett Teller) characterization tests. The flash joule process will be carried out using an artificial apparatus that uses a power supply, capacitor and quartz tube as a synthesis site. Through a capacitor and power supply, high voltage electricity can be delivered to the activated carbon that has been placed in the quartz tube. This process only takes about 1-2 seconds because the hot plasma process does not require a long time to synthesize turbostratic graphene produced by this flash joule process. The synthesized turbostratic flash joule graphene was then subjected to SEM (Scanning Electron Microscopy), EDS (Energy Dispersive Spectroscopy), XRD (X-Ray Diffraction), BET (Brunauer Emmett Teller), Raman Spectroscopy, and Fourier Transformation Infrared Spectroscopy (FTIR) characterization tests. ...... PET plastic bottle waste and biomass are an urgent environmental pollution problem due to their abundance. Through circular economy, more than reducing pollution, waste materials and polymers can be increased in value through recycled synthesis into advanced materials. Amorphous carbon was obtained through a pyrolysis process at 400 oC for 2 hours from PET plastic bottle waste. To improve carbon performance, activation was carried out using a strong base KOH with variations of KOH to the number of carbons of 1:2, 1:3, 1:4 to obtain activated carbon with high surface area and conductivity. The activated carbon that was successfully synthesized was then subjected to XRD (X-Ray Diffraction) and BET (Brunauer Emmett Teller) characterization tests. The flash joule process will be carried out using an artificial apparatus that uses a power supply, capacitor and quartz tube as a synthesis site. Through a capacitor and power supply, high voltage electricity can be delivered to the activated carbon that has been placed in the quartz tube. This process only takes about 1-2 seconds because the hot plasma process does not require a long time to synthesize turbostratic graphene produced by this flash joule process. The synthesized turbostratic flash joule graphene was then subjected to SEM (Scanning Electron Microscopy), EDS (Energy Dispersive Spectroscopy), XRD (X-Ray Diffraction), BET (Brunauer Emmett Teller), Raman Spectroscopy, and Fourier Transformation Infrared Spectroscopy (FTIR) characterization tests.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lasino
Abstrak :
Pembangunan berkelanjutan adalah kegiatan pembangunan yang memperhatikan faktor-faktor penting terhadap lingkunganuntuk mendukung kehidupan. Faktor-faktor penting tersebut mencakup terpeliharanya proses ekologi yang esensial, tersedianya sumber daya yang cukup serta lingkungan sosial-budaya dan ekonomi yang sesuai. Oleh karena itu konsep pembangunan berkelanjutan bukan hanya melakukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan pada saat perencanaan pembangunan, tetapi harus didasarkan pada konsep yang lebih luas dalam pengelolaan lingkungan. Konsep inilah yang sekiranya perlu dikembangkan, dimana pembangunan bukan hanya dapat meningkatkan taraf hidup manusia tetapi sedapat mungkin menyelesaikan masalah lingkungan. Sejalan dengan keberhasilan pembangunan diberbagai bidang timbul pula adanya produk samping atau limbah yang dihasilkan yang terasa semakin mengganggu terhadap kesehatan dan kualitas lingkungan. Untuk itulah perlu adanya penanganan yang komprehensif, konseptual, terarah dan berkelanjutan. Bahan bangunanekologis yang dimaksudkan disini adalah bahan bangunan yang dibentuk dari bahan sisa atau limbah industri melalui proses yang ramah lingkungan serta aman terhadap kesehatan baik saat proses pembuatan, penerapan maupun pemanfaatan bangunan. Pengembangan bahan bangunan ekologis ini mulai dilakukan seiring dengan adanya masalah lingkungan yang diakibatkan oleh kegiatan industri dan kegiatan lainnya yang menghasilkan bahan sisa atau buangan. Melalui suatu metoda sederhana dengan melakukan diagnosis terhadap sifat-sifat dasar bahan baku, analisis teknis-teknologis dan ekonomi serta implementasi teknologi yang tepat, akan diperoleh suatu produk unggulan yang inovatif, kompetitif dan aplikatif. Dengan demikian akan diperoleh dua tujuan yang dapat dicapai yaitu untuk memenuhi kebutuhan dalam pembangunan sekaligus pemecahan masalah lingkungan. Selanjutnya upaya pengembangan bahan bangunan ekologis ini sangat diperlukan dengan melibatkan masyarakat guna memberdayakan potensi yang ada sekaligus meningkatkan keterampilan, kesempatan usaha dan peningkatan ekonomi masyarakat. Hal ini perlu adanya program kemitraan antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat. Kemitraan merupakan prinsip dasar kerjasama yang perlu ditumbuhkembangkan sehingga tercipta interaksi dinamis serta partisipasi yang proporsional dari ketiga pelaku pembangunan. Prinsip-prinsip kemitraan tersebut harus tercermin dan berfungsi sejak proses penyusunan kebijakan, perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan pembangunan. Diharapkan kegiatan pembangunan dapat terus ditingkatkan tanpa merusak ekosistem dan keseimbangan alam dengan dukungan pengembangan bahan bangunan ekologis. Uji coba pengembangan bahan bangunan dari limbah (Bahan Bangunan Ekologis) ini telah dilakukan dibeberapa tempat dengan mendirikan unit produksi diantaranya adalah Sidoarjo Jawa Timur, dengan memanfaatkan limbah batu bara (fly ash) dan Lumpur Sidoarjo untuk bata merah, di Kapuas Kalimantan Tengah, dengan memanfaatkan limbah kayu untuk papan buatan, dan di Pekalongan Jawa Tengah dengan memanfaatkan limbah batu bara (fly ash) untuk conblock dan paving block. Saat ini sebagian unit produksi tersebut telah berfungsi dengan baik dan sebagian dalam tahap serah terima kepada pemda setempat untuk pengelolaannya sehingga belum dimanfaatkan secara optimal
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum, 2022
690 MBA 57:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library