Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hotma
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
S26807
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Septina Suriatmini
Abstrak :
Aktivitas manual handling yang tidak tepat adalah salah satu bahaya yang paling sering dihadapi oleh pekerja di tempat kerja. Aktivitas manual handling seperti mengangkat, memindahkan, mendorong, menarik, membawa, atau menahan barang/beban, adanya tekanan pada bagian tubuh atau postur janggal yang dilakukan secara berulang atau dalam waktu yang lama, dapat menimbulkan cedera muskuloskeletal. Risiko cedera/keluhan muskuloskeletal dapat terjadi pada pekerja tergantung dari faktor-faktor beban yang ditangani, layout area kerja, postur atau pergerakan yang terkait, keahlian dan kebugaran pekerja, durasi dan frekuensi aktivitas. PTMI merupakan industri farmasi di Jakarta yang memproduksi obatobatan dengan melibatkan aktivitas manual handling yang dapat menjadi risiko terhadap keluhan MSDs. Oleh sebab itu dilakukan penelitian untuk mengetahui gambaran aktivitas manual handling, tingkat risiko ergonomi per bagian tubuh terkait postur, beban, durasi dan frekuensi menggunakan survei BRIEF, serta tingkat keluhan MSDs per bagian tubuh yang dirasakan oleh pekerja menggunakan kuesioner Nordic Body Map. Hasil observasi pada bulan November - Desember 2010 terdapat aktivitas manual handling di semua tahap proses produksi/area kerja seperti mengangkat/menurunkan, mendorong/menarik, dan menahan beban. Terdapat postur janggal dan gerakan berulang. Hasil survei BRIEF diperoleh tingkat risiko ergonomi yang tinggi terdapat pada area penimbangan (pada 9 bagian tubuh), area pentabletan/pengkapsulan (pada punggung dan leher), dan pada area inspeksi (pada tangan kanan). Hasil kuesioner Nordic Body Map, dari 115 responden paling banyak merasakan keluhan MSDS pada bahu kanan (69%), bahu kiri (65%), leher (64%), dan punggung (62%). Keluhan MSDS yang berat dialami oleh Pekerja di area penimbangan (hampir semua bagian tubuh), di area Pentabletan/pengkapsulan (leher dan punggung), dan di area Inspeksi (kaki dan tangan). Distribusi keluhan MSDS berdasarkan jenis kelamin paling banyak pada perempuan; berdasarkan usia paling banyak pada pekerja usia 30 – 45 tahun; berdasarkan masa kerja paling banyak pada pekerja dengan masa kerja lebih dari 10 tahun; berdasarkan area kerja paling banyak pada pekerja di area penyalutan; berdasarkan kebiasaan tidur paling banyak pada pekerja dengan jam tidur kurang dari 7 jam; berdasarkan kebiasaan merokok paling banyak pada perokok ringan; berdasarkan kebiasaan olah raga paling banyak pada pekerja yang tidak terbiasa berolah raga. ......Activity of incorrect manual handling is one of the most common hazards facedby workers in the workplace. Manual handling activities such as lift, move, push, pull, carry, or hold the goods/load, the pressure on the body or awkward postures performed repeatedly or in a long time, can lead to musculoskeletal injury. Risk of injury / musculoskeletal disorders can occur in workers depending on the factors i.e. load to be handled, workspace layout, posture or movement-related, skill and fitness of workers, duration and frequency of activity. PTMI, a pharmaceutical industry in Jakarta, produces the drug by involving manual handling activity that can be a risk of MSDs complaints. Therefore a study should be conducted to know the manual handling activities, the level of ergonomics risk related to the body posture, weight, duration and frequency using BRIEF survey, and the level of MSDS complaints that is felt by workers per part of the body using Nordic Body Map questionnaire. The result of observation in November - December 2010 there were manual handling activities at all stages of production process/work areas such as lifting/lowering, pushing/pulling, and holding the goods/load. There are awkward postures and repetitive movements. BRIEF survey results show the high level of ergonomic risk in the weighing area (in 9 parts of the body), tabletting/encapsulating (on the back and neck), and the inspection area (on right hand). Nordic Body Map Questionnaire results, of the 115 respondents, most complaints felt on the right shoulder MSDs (69%), left shoulder (65%), neck (64%), and back (62%). Severe MSDs Complaints experienced by workers in the weighing area (almost all parts of the body), in the tabletting/encapsulating area (neck and back), and in the Inspection area (feet and hands). Distribution of MSDS based on sex mostly occur on female workers; based on age mostly occur on workers aged 30-45 years; based on working experience mostly occur on workers which has been worked for more than 10 years; based on working area mostly occur on workers in the coating area; based on sleeping habit mostly occur on workers which has habit of sleeping less than 7 hours; based on smoking habit mostly occur on light smokers; based on sport habit mostly occur on workers which have no habit of working out sports.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T28881
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Astuti
Abstrak :
Employees as human resources play an important role in pacify and expand a production process. They carry out a necessary working activity that in some cases are exposed by the risk of dangerous situation. Occupation accident in an industry, especially in a manufacturing company constitute as undesired evidence. Labor protection principle in occupational accident not only evaluate a potential risk of danger but also find out the cause of emergence. This thesis emphasizes on the cause factors of accident that might suddenly happen in preceding to the working activity. This study would be explored in the production unit of Bridgestone Tire Indonesia. It uses the Fault Tree Analysis Method with a qualitative research. The result of this research shows that the occupation accident occurring in that company has various types following Heinrich theories that the cause of accident are due to fail of carefulness during working activities and unsafe working conditions. To pay attention on the statistics of accident, based on the yearly report, the evidence has increased about 72,7% from 1999 to 2001, at the time patrol safety clothes, the figure fluctuate. That research only focus on flow think or flow chart for unsafe acts and unsafe conditions with secundair data result in fact with field in Fault tree analysis. From the data field result unsafe condition caused of operation machine, materiil conditions and environment condition. Accupation accident from operation machine caused of operation didn't follow on procedures, abnorm condition and didn't connect. Abnorm conditions may be caused of requirement function unprotect, trouble machine or lable in machine can't understand becaused Kanji letters. On trouble may be caused of didn't function of emergency stop, rope emergency can't caught, trouble operator to find manual stop or less of requirement gived. Environment conditions may be floor not smooth, unbalance cleaning service, not keep on Healhty or narrow office in work, in unsafe acts caused of operator working unfollowed with standard and machine abnorm condition. Operator working unfollowed with standard caused of neglected on working, work without safety clothes, work in machine oparation, work withough requirement protect, and hurry working, work unsafe body position, work trouble, unsafe requirement. Work without safety clothe s caused of safety clothes broken, unwilling safety clothes, safety clothes unrelative give, working with safety clothes unpleasant or safety clothes not enough stock. In hurry working caused of in hurry finish or in hurry order target. Trouble working caused of don't know risk or low educated. Hopefully this thesis could contribute to decrease the figure of accident in the manufacturing companies.Bibliography : 35 ( 1980-2000)
Depok: Universitas Indonesia, 2002
T240
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sulastri
Abstrak :
Penelitian ini merupakan studi kasus yang bersifat eksploratif, yang bertujuan untuk menggali informasi awal mengenai proses pengambilan keputusan dalam kondisi menyimpang di bagian produksi. Penelitian ini juga mencoba mengidentifikasi kemungkinan hubungan antara karakteristik individu pengambil keputusan dan kondisi kerja dengan proses pengambilan keputusan. Studi tentang pengambilan keputusan umumnya didasarkan pada pendekatan ekonomi yang memfokuskan pada bagaimana sebuah keputusan sebaiknya dibuat untuk memperoleh hasil yang optimum. Namun, dalam realitas, hal itu sulit tercapai karena proses pengambilan keputusan tidak berada dalam ruang vakum. Para ahli teori naturalistic decision making (NDM) menunjukkan bahwa ketidakpastian lingkungan berpengaruh pada proses pengambilan keputusan. Keterbatasan kognitif manusia dalam mengolah banyak informasi juga menyebabkan terjadinya berbagai kesalahan pengambilan keputusan. Perhatian terhadap kemampuan kognitif manusia menjadi semakin penting karena meningkatnya teknologi otomatis yang lebih menuntut penggunaan proses berpikir daripada tenaga fisik. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi tentang proses pengambilan keputusan dalam lingkungan industri dengan teknologi otomatis. Penelitian ini menggunakan pendekatan human factors untuk mengetahui bagaimana peralatan dan lingkungan kerja berhubungan dengan proses pengambilan keputusan. Dalam hal ini, manusia dilihat sebagai komponen aktif yang berinteraksi dengan sistem untuk mengisi fungsi sistem tersebut. Karena pengambilan keputusan merupakan aspek kognitif, penelitian ini juga menggunakan kerangka analisa cognitive system engineering. Dengan demikian, proses pengambilan keputusan dianalisis sebagai komponen aktivitas yang dihubungkan dengan pelaku dan komponen sistem. Penelitian ini berfokus pada proses pengambilan keputusan dalam keadaan menyimpang yang dipersepsikan oleh supervisor di bagian produksi sebuah industri polyester di Tangerang. Industri ini dipilih karena merupakan industri yang telah mapan dan menggunakan teknologi canggih continuous polymerization. Sebagai studi kasus, penelitian ini menggunakan sampel dari seluruh supervisor di bagian produksi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan retrospektif self reports, di mana pekerja menuliskan sendiri pengalaman mereka dalam mengambil keputusan pada keadaan menyimpang. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan SPSS 10.0 terhadap 64 kuesioner yang dikembalikan. Statistik non parametrik dipilih untuk menganalisis data karena penelitian ini merupakan studi kasus yang tidak bertujuan untuk menguji hipotesa. Analisa kasus proses pengambilan keputusan secara khusus dilakukan terhadap sebagian kecil responden. Penelitian ini menunjukkan bahwa proses pengambilan keputusan pada keadaan menyimpang di bagian produksi sesuai dengan karakteristik NDM sebagai proses pengambilan keputusan dalam situasi alamiah yang kompleks, dengan tekanan waktu dan menuntut kerjasama tim. Diketahui juga adanya dinamika proses pengambilan keputusan berdasarkan tingkat penyimpangan. Pekerja cenderung menggunakan penyederhanaan proses berpikir dalam mengolah informasi dan menentukan tahapan yang akan dilakukan dalam proses pengambilan keputusan. Studi kasus ini menunjukkan adanya kecenderungan hubungan antara karakteristik individu dan kondisi kerja dengan tahapan pengambilan keputusan. Saran untuk penelitian selanjutnya adalah mengembangkan instrumen penelitian dengan membuat pengukuran terhadap berbagai aspek pengambilan keputusan yang telah dijabarkan melalui penelitian ini. Metode pengumpulan data juga dapat dikembangkan dengan memperhatikan berbagai keterbatasan yang ada pada metode retrospective self reports. Saran praktis untuk perusahaan adalah memperbaiki tempat kerja, mengurangi beban perseptual dan beban mental karyawan. Perusahaan disarankan untuk memperbaiki dan menyempurnakan berbagai aspek pada domain kerja yang dapat mendukung kemudahan proses pengambilan keputusan pada keadaan menyimpang. Contohnya, memperbaiki sinyal atau peralatan lain yang mengindikasikan penyimpangan. Selain itu, tanda dan grafik yang memberikan informasi dan data penting harus dalam kondisi baik, mudah dibaca, dan didengar. Termasuk juga mengurangi tingkat kebisingan yang mengganggu komunikasi dalam keadaan darurat.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library