Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Glenna Martin
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam menjalankan kegiatan usaha, para pelaku usaha baik badan usaha maupun perorangan memerlukan dana yang relatif besar untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya. Dana tersebut dapat berupa modal sendiri dan dapat berupa pinjaman yang diperoleh dari lembaga keuangan, terutama bank melalui penyaluran fasilitas kredit untuk modal kerja. Sebaliknya debitur wajib unuk memberikan jaminan kepada bank yang dibutuhkan untuk pelunasan kredit apabila debitur tidak dapat melunasi kredit tersebut. Pemberian fasilitas kredit tersebut dimaksudkan untuk membantu memajukan usaha, meningkatkan iklim perekonomian masyarakat dan meningkatkan arus perputaran uang dalam masyarakat. Dana yang terakumulasi di bank disalurkan kepada pihak-pihak yang membutuhkan, sebaliknya keuntungan yang diperoleh dari pemberian kredit tersebut dipergunakan untuk mengembangkan usaha bank. Namun dalam pemberian kredit harus diperhatikan pula potensi pengembalian dana yang telah disalurkan. Dalam hal dana yang telah disalurkan tersebut tidak dapat dikembalikan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati maka jaminan yang diberikan oleh debitur tersebut akan diambil alih dan dijadikan pelunasan kredit debitur tersebut kepada bank. Dalam kasus yang dibahas penulis, kreditur dalam hal ini PT. Y selaku Bank mengambil alih jaminan debitur melalui penjualan umum dalam hal ini proses lelang, dan dalam pelaksanaannya Bank melakukan penyimpangan-penyimpangan, antara lain tidak melakukan balik nama pada sertifikat tanah, tidak segera mencairkan asset yang diambil alih, dan memiliki properti terbengkalai untuk jangka waktu yang relatif lama. Menurut penulis, penyimpangan-penyimpangan tersebut membawa dampak yang merugikan bagi Bank dilihat dari sanksi yang mungkin dijatuhkan dan merugikan Negara dari segi pemasukan Negara yang seharusnya diterima.
ABSTRACT
In running a business, entrepreneurs, both business entities and individuals, need a substantial amount of funds to run and to expand its business. The source of fund may be of its own capital or loan obtained from financial institutions, especially from banks through the provision of credit facilities for working capital. On the other hand debtor is obliged to provide collateral as guarantee to the bank should debtor fail to pay back the loan. The credit facility provision is intended to help develop the business, to improve the economic climate and to increase the cash flow in the community. The Funds accumulated in the bank are made available to those in need, whilst the income generated from credit facilities provision by the bank are used to develop bank’s business. But in providing the credit facilities, bank should also consider the potential payback of the funds that had already been distributed. In case that the funds that had been distributed is not repayable in accordance with the agreed terms, then the collateral given by the debtor shall be taken over and used as loan payback to the bank by debtor. In the case being discussed by author, creditor, in this case, PT. Y as the Bank, took over debtor's collateral through a public sale, i.e.: through auction process, and in its implementation, the Bank has done few misconducts, such as: does not switch the owner’s name in the land certificate after winning the auction, does not dispose the assets taken over immediately, and possess the idle properties for a relatively long period of time. In author’s opinion, these acts had adverse impacts for the Bank itself from the point of view that the sanctions that might be imposed to the bank, and harm the state in terms of revenue that the State should have been received.
2013
T35976
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Haryanto
Abstrak :
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo yang selanjutnya disingkat dengan RSCM, merupakan. Rumah Sakit Type A, yang berfungsi sebagai Rumah Sakit Pendidikan dan berperan sebagai Rumah Sakit Pusat Rujukan tingkat Nasional. Didalam operasionalisasi RSCM ternyata setiap tahun terjadi Bad Debt yang pada setiap tahunnya meningkat. Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan penelitian mengenai profil yang berkaitan dengan terjadinya Bad Debt pada penderita rawat inap di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan rancangan krosseksional. Sampel penelitian adalah seluruh pasien pasien lepas rawat bulan Mei dan Juni 1995 dari kelas III perawatan dengan jumlah 125 pasien yang telah menjadi Bad Debt. Didalam penelitian ini peneliti melihat dari dua aspek, 1) Pemakai jasa dilihat dari karakteristik pasien yang diperoleh dari kartu rincian pembayaran pasien, sedangkan 2) Dari aspek pemberi jasa dilihat dari jenis Maya yaitu : BiayaUang Rawat, Biaya Jasa Medis, Biaya Pemeriksaan Penunjang dan melihat proses pasien masuk sampai dengan pasien keluar yang apabila dilihat dari sisi keuangan disebut dengan Manajemen Piutang. Proses pasien masuk sampai dengan pulang melalui tahapan-tahapan. Penerimaan, Perawatan, Penataan rekening, Penagihan. Dari hasil penelitian didapat bahwa profit yang berkaitan dengan terjadinya Bad Debt adalah pasien-pasien lepas rawat yang meninggal dan kabur, dengan profit tempat tinggal wilayah Jakarta Pusat, Jakarta Timur, Luar Jakarta, Pendidikan SMP, Pekerjaan sebagai buruh dan tidak bekerja. Dilihat dari proses pasien masuk sampai dengan keluar ternyata belum berjalan sesuai dengan Manajemen Piutang. Saran yang diusulkan adalah : - Pengamanan ditingkatkan. - Mencadangkan dana untuk profit pasien-pasien tersebut diatas, untuk fungsi sosial Rumah Sakit. - Meningkatkan Subsidi Silang antara pasien mampu dan tidak mampu. - Merubah kebijakan komposisi tempat tidur menjadi KeIas III 30 % (sebelumnya 70 %), Kelas II 20 % (sebelumnya 10 %), Kelas I 20 % dan Kelas VIP 30 % (sebelumnya 20 %). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk pertimbangan dalam manajemen keuangan di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo.
The Profiles in Relation to "Bad Debt" for In-Patients in Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, known as RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), located in Jakarta is a type A hospital, functions as teaching and as top referal hospital. Data showed that Bad Debt of in-patients is increasing annually. It is therefore that the author to put its attimpt study the profile of in-patients in relation to Bad Debt. The design of the study is crosssectional, descriptive and analytic from patients the 3 rd class (lowerst class) which were hospitalized during May - June 1996, the total was 125 patients. Within this study the author observed two aspects, i.e. 1) Patients Characteristics to obtained from payment card, and 2) Hospital Administration obtained from medical service charges, medical treatment, medical supporting charges. In addition, observation was made at in-patient, starting from the process for addmission to discharge, which is usually called "Account Receivable Management". This process consists of admission, in-patient services, treatment, account management and debt collection. Results of study show that hospital bad debt is closely related to deceased and "Pasien Kabur" (escaped . patients). Their education level is generally medium low, Yunior High School, and most of them are labors or un-employed. In reverse the adninistration process of in-patients (from admninission to discharge) is found fully meeting the requirements of the Account Receivable Management. With those conditions the author suggest : - RSCM hospital should improve the security system to prevent the patients to escape. - A special funding should be allocated at the hospital to cover debts of the deceased an escaped patients. This kind of funding can be regarded as a "Hospital Social Fund". - Improvement of the cross subsidy policy where well off patients contribute to low social economic/poor patients. - Posibility of changing the policy of bed composition at RSCM to become : 30 % for 3 rd class (before was 70 %), 20 % for 2nd class (before was 10 %), 20 % for 1 st class and 30 % for VIP class (before was 20 %). · Finally, the result of the study is looking forward to benefitting the financial management of Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital.
Depok: Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aradita Syah Kameswara
Abstrak :
Pada prinsipnya asuransi merupakan himpunan dana dari suatu populasi untuk dimanfaatkan membiayai sejumlah kecil dari populasi tersebut apabila sedang jatuh sakit. Jaminan asuransi kesehatan merupakan sumber dana potensial yang dapat digalang untuk pemeliharaan masyarakat. Pemanfaatkan jasa asuransi didalam pembayaran pasien baik rawat jalan maupun rawat inap juga dilaksanakan di Rumah Sakit Ibu dan Anak Hermina Jatinegara. Di RSIA Hermina Jatinegara, yang paling berpotensi menghasilkan piutang paling banyak dari segi nominal adalah piutang rawat inap asuransi dan perusahaan. Jumlah piutang tak tertagih pasien rawat inap jaminan asuransi dan perusahaan di RSIA Hermina Jatinegara mengalami peningkatan dari tahun 2004 ke tahun 2005 (Rp.48.942.938 3 Rp.116.072.250). Presentase piutang tak tertagih terhadap total tagihan asuransi dan perusahaan pada tahun 2004 dan tahun 2005 adalah sebesar 1,30%, dan 1,07%. Berarti jugs terjadi peningkatan. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif yang bersifat pengembangan yang pengumpulan datanya dilakukan melalui observasi pada bagian bagian terkait, wawancara mendalam dengan para informan serta pengumpulan dokumen-dokumen pendukung. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa efektifitas penagihan piutang rawat inap pada jaminan asuransi dan perusahaan sehingga dapat menurunkan jumlah piutang tak tertagih dan meningkatkan pendapatan rumah sakit pada tahun 2005. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah menggunakan pendekatan sistem I.P.O. yaitu Input, Process dan Output. Melalui hasil penelitian ini diharapkan adanya perbaikan pada manajemen piutang yang akhirnya akan berdampak pada optimalisasi penagihan piutang rumah sakit. Hasil dari penelitian ini diketahui bahwa jumlah pelaksana di beberapa tahap siklus piutang dirasa kurang memadai. Begitu juga mengenai sarana pendukung untuk melaksanakan proses siklus piutang antara lain komputer, telepon, line telepon, faksimili dan ruangan kerja_ Selain itu kebijakan tentang periode penagihan belum ditetapkan, juga mengenai isi kontrak perjanjian kerjasama antara pihak rumah sakit dengan pihak asuransi dan perusahaan juga belum sepenuhnya dilaksanakan (punishmentldenda 2% bila debitur tidak melunasi kewajibannya dalam 30 hari). Pada akhir penelitian ini direkomendasikan perlunya diadakan diklat atau sosialisasiyang lebih sering pada bagian informasi, koordinasi yang lebih balk antara bagian terkait, pengadaan sarana yang lebih baik serta ketegasan dalam menjalankan perjanjian isi kontrak dengan pihak ketiga.
Principally insurance is the fund collection from a population in order to be used in costing a few amounts from such population if getting illness. Healthy insurance guarantee is a potential fund source that can be collected in order to maintain the society. The using of insurance service in paying of patient both out-patient or in-patient also be executed in Hermina Jatinegara Hospital. In Hermina Jatinegara Hospital. the most potential in producing receivable is from in-patient of insurance and company. In-patient bad-debt of insurance and company in Herrnina Jatinegara Hospital increase from 2004 to 2005 (Rp.48.942.938 - Rp.116.072.250). Percentage of bad-debt to total collectible amount in-patient of insurance and company of 2004 and 2005 is about 1,30%, and 1,07%. It means, increasing too. This research named qualitative descriptive research that have development characteristic which its data collection using observation in related department, in-depth interview with the informan and supporting documents collections. The goal of this research is to analize the effectiveness of in-patient insurance collection, so it can decrease bad-debt and increase the income of hospital in 2006. The method used in this research is I.P.O. approach system namely Input, Process and Output. By this result of research be hoped there is repairing in receivable management and finally, it have an effect into hospital collecting optimalizalion. The result of this research is known that the staff amount in some ciclus collection be felt less suitable. it is also about supporting tools in order to execute ciclus collection process which are computer. telephone, phone line, faximile and room. Beside that the policy about collection period that have not decided yet. also about cooperation agrement contract contain between hospital side and insurance and company side is not executed (punishment about 2% if the debitor is not pay their obligation in 30 days). In the end of this research recommended the importance of training education event or socialization that more frequent into information department, more better coordination between related department, the better supply of supporting tools and also the clearness in operating the contract contain agreement with the third party.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19057
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Lestari
Abstrak :
Tesis ini mengambarkan mengenai perlakuan akuntansi dan perpajakan atas piutang tidak tertagih pada perusahaan pembiayaan konsumen (consumer finance). Perumusan masalah dalam tesis ini adalah mengenai aspek akuntansi dan perpajakan yang terkait dengan piutang tidak tertagih dalam hal pencadangan piutangnya, penghapusan piutang tidak tertagih, pelunasan kembali piutang yang telah dihapuskan, serta sita jaminan. Metode yang digunakan adalah studi pustaka dengan mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan dan Undang-Undang Perpajakan yang berlaku di Indonesia. Dalam hal pencadangan piutang tidak tertagih, antara aspek akuntansi dan perpajakan terdapat perbedaan yang mencolok dimana secara akuntansi perusahaan melakukan pencadangan atas piutang tidak tertagihnya, namun secara perpajakan tidak diperkenankan sehingga terdapat beda sementara (temporary different). Dalam hai penghapusan piutang tidak tertagih terdapat juga perbedaan metode penghapusan sehingga hal ini juga mengakibatkan beda sementara (temporary different). Sedangkan apabila perusahaan menerima pelunasan atas piutang nasabah, baik secara akuntansi maupun perpajakan telah terdapat peraturan yang jelas yang mengakomodir transaksi tersebut Dalam hal sita jaminan yang dilakukan perusahaan atas agunan yang digunakan sebagai jaminan pada saat perikatan, dapat dilakukan apabila terdapat bukti positif dari pihak hukum/terkait, dan proses sita jaminan tersebut disepakati oleh kedua belah pihak (perusahaan pembiayaan dan nasabah). ......This thesis explain about accounting and tax aspect of bad debt in consumer finance company. Main problem of this thesis is how to reserve the bad debt, write off the bad debt, repayment the bad debt, and confiscate the guarantee. The method in this thesis is a literature study and based on Financial Accounting Standard and Tax Rule in Indonesia. For bad debt, the accounting and tax aspect have a different treatment. In accounting aspect, consumer finance company can reserve their customer debt, but in tax aspect the consumer finance company can’t reserve the customer bad debt, so this different make a temporary different In a write off the debt there are any different write off method and it can caused temporary different. If the consumer finance company get the repayment of bad debt from their customer, in accounting and tax aspect have a fixed rule about that transaction. For confiscate the guarantee, consumer finance company just can do that if any positive evidence from legal party, and the confiscate process is accepted by a consumer finance company and their customer.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26030
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridwan Solehudin
Abstrak :
Penerimaan Negara Bukan Pajak memiliki peranan penting dalam membiayai pembangunan negara. Salah satu upaya pengoptimalisasian PNBP dengan cara mengelola piutang PNBP yang baik. Unit XYZ memiliki kontribusi yang cukup besar terhadap PNBP negara. Pengelolaan piutang PNBP pada Unit XYZ masih belum optimal disebabkan karena penerbitan surat tagih yang belum tertib, piutang macet belum diserahkan kepada PUPN, dan penentuan kualitas piutang tidak tepat. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dan memberikan rekomendasi terhadap pengelolaan piutang PNBP pada Unit XYZ. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Teknik pengumpulan data melalui wawancara semi terstruktur dan analisis dokumen. Hasil evaluasi penelitian ini menunjukkan (1) penerbitan surat tagih belum tertib karena banyaknya transaksi PNBP Terutang yang mencapai ribuan transaksi setiap bulannya, verifikasi masih manual, dan data wajib bayar tidak lengkap; (2) piutang macet belum diserahkan kepada PUPN disebabkan dokumen tidak lengkap, surat tagih tidak lengkap dan keterbatasan SDM; (3) penentuan kualitas piutang tidak tepat karena perbedaan periodisasi dalam penentuan kualitas piutang. Rekomendasi yang diusulkan adalah membarui aplikasi e-PNBP, menyusun SOP Piutang, dan berdiskusi mengkaji periodisasi kualitas piutang. ......Non-Tax State Revenues (PNBP) has an important role in financing the national development. One of the efforts to optimize PNBP is by properly managing the PNBP receivables. The XYZ Unit has huge contributions to the country’s PNBP. The management of PNBP receivables at XYZ Unit has not been optimal due to several problems including those related to the issuance of bills, settlement of bad debts, and determination the quality of receivables. This study aims to evaluate and provide some recommendations on the management of PNBP receivables at the XYZ Unit. This study used qualitative method through semi-structured interviews and document analysis. This study revealed that (1) the issuance of invoices that has not been managed orderly due to thousands of PNBP payable transactions every month, verification is still manual, and data on payers is incomplete; (2) bad debts have not been submitted to PUPN due to incomplete documents, invoices and limited human resources; (3) the incorrect determination of the receivables quality due to differences in setting the periodization of the receivables quality. The recommendations proposed are updating the e-PNBP application, compiling Receivable SOPs, and discussing reviewing the periodization of receivables quality.
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Palijama, Yvonne N.J.
Abstrak :
Penelitian ini dilatar belakangi oleo keterlambatan dan bad debt dalam pembayaran tagihan JPk Pasien Miskin di RSUD - Budhi Asih.Pendapatan rata-rata dari sektor pelayanan Pasien Miskin mencapai } 23,15 % dari seluruh pendapatan Rumah Sakit tahun 2004 dan 2005, dimana rawat inap kira-kira empat kali dari rawat jalan, sehingga keteriambatan dan bad debt dari pembayaran disini mempunyai dampak dalam operasional Rumah Sakit. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi faktor-faktor internal Rupiah Sakit yang berhubungan dengan keterlambatan dan tidak dibayarkannya kiairn rawat Map WK Pasien Miskin, dari faktor-faktor input seperti SDM, dana, aiat, bahan dart metode, serta faktor-faktor proses mulai dari pendaftaran, pelayanan perawatan, dan penataan bukti-bukti tagil,an serta merekap pengajuan klaim. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemahaman petugas mengenar programJPK Pasien Miskin masih belum merata, peralatan yang mendukung belum sepenuhnya digunakan vaitu komputer terpadu, Jana yang dibutuhkan terpenuhi dan cukup, Mahan yang merupakan kelengkapan berkas pasien rawat inap JPK Pasien Miskin belum sepenuhnya terpenuhi dan masih lambat diterima untuk diproses meski metode yang dipakai sudah memadai. Dari basil penelitian ini ada beberapa saran yang dijadikan masukan bagi Rumah Sakit untuk mcmperbatk_i pengelolahan klaim JPK Pasien Miskin yaitu adartya sosialisasi pada seluruh petugas sehingga pemahaman akan JPK Pasien Miskin tnerata, digunakannya komputer terpadu secara menyeluruh pada seniua unit pelayanan serta perhitungart &mil cost bagi layanan kesehatan. Khusus untuk Dinas Kesehatan Propinsi Dig Jakana diharapkan untuk menetapkan besaran iur biaya bagi pasien mskin yang menggunakan SKTM, menyesuaikan besaran PPE dengan keadaan nyata terutanaa bagi perawatan ICU clan kasus kliusus, serta mernpersingkat waktu pencairan pembayaran klaim. ...... The background of this study is outstanding and bad debt in claim payment of JPK Pacien Miskin in RSUD Budhi Asih, Average revenue from poor patien sector reaches = 23.15% of total hospital revenues in 2004 and 2005. Revenues from inpatient wards is four times bigger than those from outpatient clinics. Thus outstanding and bad debts from inpatient claims affect the operational of the hospital. This is a qualitative study aimed to identify internal hospital factors which are related to outstanding and unpaid JPK Pasien Miskin inpatient claims. The factors are classified into inputs such as human resources, fund, instrument, material, and method; and process starting from registration, nursing care, claim receipt management, and claim recapitulation. The study shows that there is lack of iniforrity of hospital personnel' understanding of JPK Pasien Makin program. Integrated computer program that supports the program is still not in full use. Materials such as JPK Pasien Miskin Inpatient claim folders are also inadequate. Nevertheless, the fund allocated and the methods used are found to be sufficient. To improve JPK Pasien Miskin claim management, it is recommended that the hospital socialize the JPK Pasien Miskin program to all personnel, use integrated computer system at all service points, and calculate the unit cost for health services provided. It is suggested that Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta establish fixed percentage of cost sharing for SKTM holders, adjust the payment of PPE to the real situation (especially for ICU and special cases patients), and to shorten the delay in payment of the claim.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T19035
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anton Fahlevie
Abstrak :
PNM sebagai lembaga keuangan non bank dengan kegiatan usaha utama adalah adalah pembiayaan kredit program, pembiayaan lembaga keuangan mikro dan syariah (LKMS), dan jasa manajemen. PNM memandang perlu untuk mengambil langkah-langkah yang dapat meminimalisir risiko terjadinya pembiayaan tak tertagih (bad debt). Dan dengan pertimbangan bahwa langkah strategis selanjutnya guna mendukung maksud dan tujuan ini adalah dengan melakukan sinergi dengan pihak perusahaan asuransi. Langkah sinergi ini dilakukan dengan cara menjadikan pihak perusahaan asuransi sebagai partner afiliasi melalui model Syirkah atau Musyarakah (penyertaan atau equity participator) guna menekan tingginya biaya premi asuransi pembiayaan yang mungkin timbul. Penyertaan PNM di Asuransi Takaful Umum (ATJ) melalui Syarikat Takaful Indonesia (STI), belum menunjukkan hasil maksimal, baik dalam rangka menunjang bisnis utama PNM untuk pembiayaan Syariah ataupun imbal hasil (return) investasi dari bisnis yang dikelola ATU sendiri. Sehingga saat ini PNM mempertimbangkan strategi penambahan jumlah penyertaan untuk memaksimalkan fungsi dan peran ATU sebagai afiliasi PNM dan mcmberikan imbal hasil investasi yang optimal. Dalam mempertimbangkan strategi investasinya ini PNM memandang untuk melakukan penilaian atas investasi penyertaan yang telah berlangsung selama periode berjalan. Dengan menggunakan teknik analisis metode pendekatan neraca (Net Asset Valuaiion/NAV) dan pendekatan pendapatan (Discounted Cash Flow/DCF), PNM berharap bahwa akan mendapatakan suatu gambaran mengenai kondisi penyertaan yang telah dilakukannya dan gambaran proyeksi kondisi pada masa yang akan datang. Melalui gambaran basil analisis inilah PNM akan dapat menentukan alternalif strategi sehubungan dengan pengambilan keputusan investasi penambahan penyertaan sebagaimana yang telah direncanakan. PNM is a financial institution non-bank for Credit Program, Micro and Syariah financial institution and management services. It is important for PNM to take a step to minimize bad debt that might be occurring in the transaction. One of the steps that PNM would do to avoid this is by joining venture with insurance company. PNM would take this insurance company as an affiliated partner with Syirkah or Musyarakah Model, this participation strategy is one way to avoid high premium of payment that might occur in the long run. PNM participation in Asuransi Takaful Umum (ATU) through the Syarikat Takaful Indonesia (STI} is still not showing a maximum result in creating a better primary business, especially in Syariah financing of FNM or the return of investment from the business it self (ATU). Due to this achievement, at the moment PNM are thinking to increase their capital investment for maximizing utilization ATU and generate optimal investment return. In the process of the decision-making, it is important for PNM to rate their investment all through this year. PNM would use the approach of Net Asset Valuation approach and Discounted Cash flow. By taking these steps, PNM hopes that they would be able to find out how the insurance company was going and what kind of strategy that they would have to do in order to achieve their goal in the future. By being able to see the current activity, PNM would be able to create an alternative strategy for their participation of investment as they have planned before.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11960
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhani Tresno
Abstrak :
Membaiknya kondisi makroekonomi dalam beberapa tahun terakhir yang tercermin dari terkendalinya laju inflasi, stabilnya nilai tukar, dan turunnya suku bunga, namun kredit yang disalurkan perbankan belum cukup menjadi mesin pendorong pertumbuhan ekonomi untuk kembali pada level sebelum krisis. Apalagi platform ekonomi yang berbasis pada pengembangan usaha sektor mikro, kecil, dan menengah belum mampu dikembangkan secara maksimal, mengingat perilaku penawaran kredit perbankan kepada sektor ini sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel terhadap penawaran Kredit Usaha Rakyat (KUR) secara parsial maupun keseluruhan pada sektor UKM. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, dilanjutkan dengan analisis korelasi. Hasil penelitian dalam kurun waktu Januari 2008 - Desember 2008 memperoleh kesimpulan sebagai berikut. Pertama, Cost of Fund, Overhead Cost, Bad Debt Ratio dan Non Performing Loan berdampak pada penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR). Kedua, secara serempak variabel-variabel Cost of Fund, Overhead Cost, Bad Debt Ratio dan Non Performing Loan berpengaruh nyata dan signifikan terhadap penawaran Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Bukopin, Tbk di Jakarta. Ketiga, secara parsial variabel Cost of Fund, Overhead Cost, Bad Debt Ratio dan Non Performing Loan berdampak positif dan signifikan terhadap penawaran Kredit Usaha Rakyat pada PT. Bank Bukopin, Tbk di Jakarta. ......The improvement of macroeconomic condition for several recent years is shown by controlled inflation Rate, stable exchange rate and the decrease of interest rate, however, the credit distributed by banking has not been sufficient to be a supporting machine for economical growth to retum to prior crisis level. More over, the economical platform based on the micro sector business development - small and medium Business have no capabiiity to be optimally developed, recalling that behavior of banking credit offer toward this is affected very much by several sectors. The objective of this research is to analyze the effect of some variables to “kredit usaha rakyat” offer partially and simultaneously to UKM sector. The analysis methods applied is descriptive analysis, followed by corelation analysis. The result of analysis in the period of January 2008 - Desember 2008 concludes as follows : First, Cost of Fund, Overhead Cost, Bad Debt Ratio and Non Performimg Loan has been impacted to “Kredit Usaha Rakyat” program. Second, simultaneously, the variable of Cost of Fund, Overhead Cost, Bad Debt Ratio and Non Performimg Loan gives significant effect to “kredit usaha rakyat” . Third, partially, Cost of Fund, Overhead Cost, Bad Debt Ratio and Non Performimg Loan variable gives significant and positive impacts to “Kredit Usaha Rakyat “ to UKM sector at PT. Bank Bukopin, Tbk in Jakarta.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
T26600
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library