Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tarisa Amalia
Abstrak :
Indonesia merupakan produsen tepung tapioka terbesar kedua di Asia dengan ekspor mencapai 122 juta USD pada tahun 2021. Pertumbuhan industri ini meningkatkan masalah limbah cair, yang turut dihasilkan saat produksi tepung tapioka dilakukan. Limbah cair dapat mencapai 15-21 m³ per ton singkong dengan kadar sianida mencapai 44,40 mg/L. Berbagai teknologi telah digunakan untuk mendegradasi sianida dalam limbah cair tapioka, namun masih ada kekurangan dari segi teknis maupun ekonomi. Microbial Fuel Cell (MFC) adalah teknologi alternatif yang dapat mengatasi kekurangan ini. MFC dapat mendegradasi limbah sekaligus memproduksi listrik. Penelitian ini mengeksplorasi potensi degradasi sianida dalam limbah cair tapioka menggunakan MFC kompartemen ganda dengan variasi konsentrasi awal sianida dan jenis larutan elektrolit. Hasil menunjukkan degradasi sianida terbesar terjadi pada konsentrasi 20,50 mg/L sebesar 53,17 ± 14,85% dan degradasi terkecil pada konsentrasi 41,50 mg/L sebesar 23,13% ± 4,12%. Perbedaan degradasi disebabkan oleh keracunan bakteri oleh sianida. Produksi listrik bervariasi, pada variasi konsentrasi awal didapatkan tegangan maksimum 96,45 mV dan densitas daya 2048,82 μW/m² pada konsentrasi 20,50 mg/L. Sedangkan, pada variasi larutan elektrolit tegangan maksimum adalah 64,81 mV dengan densitas daya 925,04 μW/m² pada KMnO4. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk mengembangkan teknologi yang lebih efisien dalam mendegradasi sianida pada limbah cair tapioka. ......Indonesia is the second-largest producer of tapioca starch in Asia, exporting 122 million USD in 2021. The industry's growth has led to an increase in wastewater production, reaching 15-21 m³ per ton of cassava used dan cyanide levels up to 44.40 mg/L. Various technologies have been applied to degrade cyanide in tapioca wastewater, dan still encountered technical dan economic limitations. A microbial fuel cell (MFC) offers an alternative technology that addresses the issues of waste degradation dan simultaneous production of electricity. This study investigates cyanide degradation in tapioca wastewater using a dual-chamber MFC, with variations in the initial cyanide concentration dan types of electrolyte solutions. The highest cyanide degradation occurred at the concentration of 20.50 mg/L, with a 53.17 ± 14.85%. In contrast, the lowest cyanide degradation was observed at 41.50 mg/L, with degradation percentage reaching 23.13% ± 4.12%. These differences of degradation are attributed to cyanide poisoning of the bacteria. The electricity produced varied within variation. At a cyanide concentration of 20.50 mg/L, the maximum voltage was 96.45 mV with a power density of 2048.82 μW/m². In contrast, with KMnO4 as the electrolyte, the maximum voltage was 64.81 mV with a power density of 925.04 μW/m². These findings may contribute to the development of a more efficient cyanide degradation technologies for tapioca wastewater.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hafsah Afifah Tamimi
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai kemampuan degradasi kultur campuran konsorsium yang mengandung bakteri Dehalococcoides dalam mendegradasi B3 berupa senyawa PCE dan TCE. Konsorsium bakteri ditumbuhkan pada medium tercemar PCE/TCE yang divariasikan penambahan nutrisi ekstrak ragi serta sumber karbonnya asetat dan laktat. Medium yang diberikan penambahan ekstrak ragi mampu mengurai PCE dengan konsentrasi 650 M dalam kurun waktu kurang lebih 20 hari, dan TCE dengan konsentrasi 700 M dalam kurun waktu sekitar 10 hari. Selama 33 hari pengamatan, medium yang ditambahkan asetat mampu mengurai 600 M PCE hingga 85,41 dan 450 M TCE hingga 56,7. Dalam jangka waktu yang sama, medium yang ditambahkan laktat mampu mengurai 500 M PCE sebesar 80,56 dan 600 M TCE hingga 70,26. Meskipun konsorsium yang ditumbuhkan tanpa ekstrak ragi memiliki kemampuan degradasi yang lebih lambat, namun konsorsium tersebut menunjukkan rasio populasi Dehalococcoides yang lebih tinggi. Didapatkan rasio populasi bakteri Dehalococcoides pada medium yang diberi ekstrak ragi kurang dari 0,5. Rasio tersebut mampu mencapai 22-26 pada medium PCE, dan 4-13 pada medium TCE yang tidak ditambahkan ekstrak ragi. Selain itu, akumulasi produk turunan cis-DCE, t-DCE, 1,1-DCE, dna VC juga terjadi pada konsorsium yang diberi ekstrak ragi. Hal tersebut mengindikasikan bahwa penambahan ekstrak ragi mampu mempercepat degradasi PCE/TCE akibat stimulasi pertumbuhan bakteri-bakteri dalam konsorsium, namun di sisi lain dapat menekan pertumbuhan Dehalococcoides sehingga mengakibatkan terjadinya akumulasi produk turunan PCE/TCE.
ABSTRACT
This research discussed the degradation ability of mixed culture consortium containing Dehalococcoides bacteria in degrading hazardous waste such as PCE and TCE compounds. The bacterial consortium is grown on PCE TCE contaminated medium with variation of nutrients yeast extract and carbon source acetate and lactate. The medium with yeast extract addition was able to break down PCE with 650 M concentration in approximately 20 days, and TCE with 700 M concentration in about 10 days. During 33 days of observation, the acetate amended medium was able to degrade 600 M PCE up to 85.41 and 450 M TCE up to 56.7. In the same duration, the lactate amended medium was able to break down 500 M PCE by 80.56 and 600 M TCE by 70.26. Although the consortiums grown without yeast extract has slower degradation ability, those consortiums shows a higher population ratio of Dehalococcoides. The ratio of Dehalococcoides bacteria in medium with yeast extract addition was less than 0,5, while those ratio were able to reach 22 26 for PCE, and 4 13 for TCE in mediums without yeast extract addition. Furthermore, PCE TCE daughter product such as cis DCE, t DCE, 1,1 DCE, and VC were accumulated at some point in yeast extract amended medium. Those findings indicate that yeast extract addition could accelerate the degradation of PCE TCE because the stimulation of other bacterias within consortium, but on other side, could surpress the Dehalococcoides growth resulting in accumulation of PCE TCE daughter products.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library