Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wan Ruslan Abdul Ghani
"Seiring dengan perkembangan pembangunan, dirasakan model ekonomi agregat menjadi tidak terlalu banyak manfaatnya bagi perencanaan dan evaluasi kegiatan pembangunan apabila kegiatan tersebut masuk ke dalam suatu dimensi ruang. Oleh karena itu yang dibutuhkan sekarang adalah suatu model yang bukan saja dapat menggambarkan jenis, lokasi dan pelaku kegiatan ekonomi tetapi juga mampu memberikan analisis tentang dampak langsung, tidak langsung dan terimbas (induced effects) dari kegiatan-kegiatan pembangunan yang direncanakan. Model seperti ini sebenarnya tidak hanya dibutuhkan oleh para perencana dan pengawas pembangunan, tetapi juga oleh para politisi. Analisis inter-regional input-output merupakan salah satu alat yang sangat tepat dan bersifat komprehensif jika dipakai untuk menjelaskan dan rnenganalisis hubungan keterkaitan antar daerah dan antar sektor dalam suatu perekonomian.
Penelitian ini lebih menekankan pada tujuan membuat tabel input-output antar daerah (IOAD, Inter-Regional Input-Output) Propinsi Lampung atas dasar harga produsen tahun 1997 dengan menggunakan metode non-survey, dimana diuraikan secara rinci tentang proses dan tahapan sejak dari awal hingga penyusunan tabel akhir. Disamping itu sebagai analisis tambahan, juga dilihat pola keterkaitan antar sektor; ketergantungan antar daerah; besarnya efek multiplier; analisis dampak; serta dilihat pula prioritas sektor unggulan dengan memperhatikan keterkaitan antar kabupaten/kota di Propinsi Lampung.
Pola keterkaitan dan ketergantungan antar sektor dan antar daerah di Propinsi Lampung dilihat dengan menggunakan pola keterkaitan ke depan (Forward Linkage), dimana suatu sektorldaerah berperan sebagai pemasok bahan bake ke sektorldaerah lainnya yang bergerak di industri bilk; serta pola keterkaitan kebelakang (Backward Linkage), dimana suatu sektor / daerah sangat berperan sebagai pengguna / pembeli produk / output yang dihasilkan suatu sektor / daerah yang bergerak di industri hulu. Besarnya efek multiplier dan analisis dampak dilihat dengan menggunakan inners matrik teknologi leontief. Sedangkan prioritas sektor unggulan di Propinsi Lampung dilihat dengan memperhatikan kemampuan sektor / daerah tersebut dalam memasok industri-industri hilir, kemampuan menyerap produksi industri-industri hulu serta kemampuan sektor tersebut dalam menghasilkan output, yang kesemuanya diukur dengan menggunakan indeks prioritas.
Manfaat penelitian ini disamping dapat merberikan solusi baru bagi penyusunan perencanaan pembangunan daerah terutama yang berkaitan dengan aspek keterkaitan antar sektor dan antar daerah di Propinsi Lampung yang selama ini belum pernah dilakukan, juga sebagai penerapan pendekatan akademis dan pengembangannya dalam menyusun perencanaan regional khususnya di Propinsi Lampung.
Tabel akhir IOAD Propinsi Lampung dapat diperoleh setelah melakukan penyesuaian dengan menggunakan metode RAS melalui prosedur itterasi dengan kontrol matrik R dan. S, dimana Tabel tersebut berhasil disusun setelah melakukan itterasi sebanyak 269 kali.
Berdasarkan nilai indeks Forward Linkage dan Backward Linkage terlihat bahwa nilai indeks Forward Linkage tertinggi adalah 4,46 pada sektor 28 (perdagangan) di Kebupaten Lampung Selatan dan terendah adalah 0,67 pada sektor 13 (Kehutanan) di Kota Bandar Lampung. Sedangkan nilai indeks Backward Linkage tertinggi adalah 1,65 pada sektor 22 (industri semen dan kapur) di Kabupaten Lampung Tengah dan terendah adalah 0,67 pada sektor 13 (kehutanan) di Kota Bandar Lampung.
Berdasarkan Keterkaitan ke depan, Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah dengan kemampuan tertinggi dalam menunjang produksi industri-industri hilir baik yang berada di daerahnya maupun di daerah lain, diikuti Lampung Utara, Lampung Tengah, Bandar Lampung dan Lampung Barat. Kegiatan produksi di Kabupaten Lampung Selatan tersebut sangat berdampak terhadap peningkatan produksi di Kota Bandar Lampung, Lampung Utara, Lampung Tengah dan Lampung Barat.
Berdasarkan keterkaitan ke belakang, Kabupaten Lampung Selatan merupakan daerah dengan kemarnpuan tertinggi dalam menunjang produksi industri-industri hulu baik yang berada di daerahnya maupun di daerah lain, diikuti Lampung Tengah, Bandar Lampung, Lampung Utara dan Lampung Barat. Kegiatan produksi di Kabupaten Lampung Selatan sangat berdampak terhadap peningkatan produksi di Kabupaten Lampung Barat, Bandar Lampung, Lampung Tengah dan Lampung Utara.
Berdasarkan urutan prioritas dari 1 s/d 25, ternyata Kabupaten Lampung Selatan dan Lampung Tengah memiliki 7 sektor, Kota Bandar Lampung memiliki 6 sektor, Kabupaten Lampung Utara memiliki 4 sektor dan Kabupaten Lampung Barat memiliki 1 sektor. Hal ini menunjukkan bahwa Kabupaten Lampung Selatan, Lampung Tengah dan Kota Bandar Lampung memiliki peranan yang cukup tinggi dalam meningkatkan output Propinsi Lampung, serta memiliki daya dukung yang besar terhadap pengembangan sektor-sektor lainnya di bagian hilir dan di bagian hulu yang terdapat tidak hanya di dalam Kabupaten/Kota itu sendiri tetapi juga di daerah lain dalam Propinsi Lampung.
Dampak konsumsi masyarakat terhadap pembentukan NTB terbesar pada NTB Kabupaten Lampung Selatan, dampak konsumsi pemerintah terbesar pada NTB di Kota Bandar Lampung, dampak PMIDB terhadap NTB terbesar pada Kota Bandar Lampung, dampak perubahan stok terhadap NTB terbesar di Kabupaten Lampung Selatan, sedangkan dampak ekspor netto terhadap NTB terbesar di Kota Bandar Lampung."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T1986
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jovan Zachari Emirmusa
"ABSTRAK
Fenomena Global Value Chain (GVC) membuat fokus perdagangan dunia terletak pada perdangangan barang intermediaris dibandingkan barang akhir saja. Adanya GVC ini membuat nilai perdagangan dunia semakin meningkat dan memberikan berbagai dampak pada perusahaan. Beberapa aspek yang akan terpengaruh oleh adanya GVC ini adalah tingkat tenaga kerja dan tingkat gaji yang diberikan oleh perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat dampak dari berbagai jenis partisipasi perusahaan pada GVC terhadap tingkat tenaga kerja dan tingkat gaji di Indonesia menurut data tahun 2011-2015. Dari hasil penelitian ini, ditemukan bahwa perusahaan berpartisipasi GVC baik berjenis forward-linkage saja, backward-linkage saja, maupun partisipasi GVC gabungan dari forward-linkage, backward-linkage dan berkepemilikian modal asing sekaligus, secara kesuluruhan berpotensi memiliki tingkat tenaga kerja dan tingkat gaji yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang tidak berpartisipasi di GVC. Walaupun, besaran dari dampak partisipasi GVC tersebut bisa berbeda antar jenis partisipasi GVC, dan dapat menghasilkan potensi economies-of-scale yang berbeda- beda pula.

ABSTRACT
The Global Value Chain (GVC) phenomenon has shifted the focus of world trade from final goods to intermediate goods. GVC increases the value of trade in the world significantly and impacts many aspects related to the firms. Among of the aspects impacted are the employment level and wage level. This paper aims to discover the impacts of various firm's GVC participations to the employment level and wage level in Indonesia according to the data of 2011-2015 year period. This research shows that firms participating in GVC, even in the type of forward-linkage only, backward linkage only, or mixed and full participation through forward-linkage, backward-linkage, and foreign-owned capital, generally demand more labour and create higher riil wages in compare to the non-GVC participating firms or the domestic-only firms. Eventhough, the intensity of the impacts and potential of economies of scales are varied among the various types of those GVC participations."
2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ghaisani Shabrina Rahma
"Tujuan penelitian ini adalah : (1) Untuk menganalisis pengaruh aktivitas pelabuhan terhadap perekonomian Indonesia dilakukan melalui analisis angka pengganda (multiplier analysis), analisis kontribusi (share analysis) dan keterkaitan antar sektor pelabuhan Indonesia; (2) Untuk menganalisis posisi pelabuhan dalam sektor kunci perekonomian Indonesia; (3) Untuk menganalisis dampak investasi PT. Pelabuhan Indonesia (BUMN) terhadap pendapatan (income) dan nilai tambah bruto (NTB) perekonomian Indonesia.
Adapun data yang digunakan menggunakan data-data yang dipublikasikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Universitas Indonesia (UI) khususnya adalah Tabel Input Output 2008 Updating dan 2010. Alat analisis yang digunakan adalah menggunakan pendekatan analisis Input-Output, yaitu angka pengganda (multiplier analysis), analisa keterkaitan antar sektor (forward-backward linkage), analisis kontribusi (share analysis) dan analisis dampak investasi terhadap pendapatan (income) dan nilai tambah bruto (NTB) sektor-sektor perekonomian Indonesia.
Kesimpulan yang diperoleh adalah (1) Sektor-sektor pelabuhan memiliki nilai angka pengganda output yang relatif besar dan angka pengganda pendapatan yang relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa 4 (empat) sektor terpilih yaitu Jasa Penunjang Angkutan, Jalan, Jembatan dan Pelabuhan, Angkutan Laut dan Industri Kapal dan Jasa Perbaikannya, memiliki potensi penciptaan output yang besar dari permintaannya, tetapi memiliki sedikit potensi penciptaan pendapatan rumah tangga, hal ini disebabkan karena 4 (empat) sektor ini hanya sedikit menggunakan input yang berasal dari rumah tangga atau hanya menyerap sedikit tenaga kerja rumah tangga. (2) Koefisien teknologi tahun 2008 dan 2010, terdapat perbedaan sehingga terjadi perubahan teknologi dalam proses produksi output perekonomian. Sektor Jalan, Jembatan dan Pelabuhan merupakan sektor yang memiliki kontribusi output (output share) dan kontribusi permintaan antara (intermediate demand) tertinggi.(3) Sektor Kunci perekonomian, yaitu sektor Jalan, Jembatan, dan Pelabuhan, Angkutan Laut, dan Jasa Penunjang Angkutan, sedangkan Industri Kapal dan Jasa perbaikannya masih belum menjadi sektor kunci perekonomian. (4) Stimulus investasi terhadap sektor-sektor pelabuhan dapat meningkatkan distribusi pendapatan ke seluruh sektor-sektor perekonomian lainnya dan terjadi peningkatan total pendapatan dari output seluruh perekonomian.(5) Stimulus investasi terhadap sektor-sektor pelabuhan dapat meningkatkan nilai tambah bruto (NTB) ke seluruh sektor-sektor perekonomian lainnya dan terjadi peningkatan total NTB dari output seluruh perekonomian.(6) penurunan dwelling time terhadap sektor-sektor pelabuhan dapat meningkatkan nilai tambah bruto (NTB) ke seluruh sektor-sektor perekonomian lainnya dan
terjadi peningkatan total NTB dari output seluruh perekonomian.

The purpose of this study were: (1) To analyze the effect of the port activity on the Indonesian economy is done through the multiplier analysis, analysis of the contribution (share analysis) and linkages between Indonesian port sector; (2) To analyze the position of the port in the key sectors of the Indonesian economy; (3) To analyze the impact of investment and dwelling time on PT. Pelabuhan Indonesia to earnings and gross value added Indonesian economy.
The data that is being used from the data published by the Central Statistics Agency (BPS) and the University of Indonesia (UI) in particular is Updating Input Output Table 2008 and 2010. The analysis tool used is using the Input-Output analysis approach, the multiplier analysis, forward-backward linkage analysis, the analysis of the contribution (share analysis) and the analysis of investment impact on income and gross value added the Indonesian economy sectors.
The conclusion is (1) Sectors port multiplier output value is relatively large and income multiplier is relatively small. This shows that 4 (four) selected sectors namely Supporting Services Transport, Roads, Bridges and Ports, Sea Transport and Industrial Ship and Improvement Services, has a great potential output creation of demand, but it has small potential for the creation of household income, this due to the 4 (four) sector is only inconsiderably small in using the input that comes from households or just absorb small amount of household labor. (2) The coefficient of the technology in 2008 and 2010, there is a difference resulting in a change of technology in the production process of the economy's output. Sector Roads, Bridges and Ports is the one that has the highest output share and intermediate demand. (3) The Roads, Bridges, and Ports, Sea Transport, Transport and Supporting Services are the key sectors of the economy, while the Shipbuilding Industry and Services improvement is still not a key sector of the economy. (4) Stimulus investments to the port sectors can improve income distribution to all other sectors of the economy and an increase in total revenue of the output of the entire economy. (5) Stimulus investments to the port sectors could increase the gross value added to throughout other sectors of the economy and an increase in the total value added of the output of the entire economy. (6) reduction in dwelling time for the Indonesian port could increase gross value added to all other sectors of the economy and an increase in the total value added of the whole output economy.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
S59228
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library